Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

KANKER PARU

Oleh :

KELOMPOK 5/B9B

1. ANAK AGUNG AYU SUDILESTARI (16.321.2621)


2. DEWA AYU SRI INDRAYANI (16.321.2627)
3. NI LUH PUTU EKAWATI (16.321.2635)
4. NI MADE JULIANTINI (16.321.2636)
5. NI NYOMAN MEIRA SUGIANTARI (16.321.2637)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker paru merupakan penyebab kematian utama akibat kanker pada pria
dan wanita. Selama 50 tahun terakhir terdapat suatu peningkatan insidensi paru-
paru yang mengejutkan. American Cancer Society memperkirakan bahwa terdapat
1.500.000 kasus baru dalam tahun 1987 dan 136.000 meningggal. Prevalensi
kanker paru di negara maju sangat tinggi, di USA tahun 1993 dilaporkan
173.000/tahun, di inggris 40.000/tahun, sedangkan di Indonesia menduduki
peringkat 4 kanker terbanyak. Di RS Kanker Dharmais Jakarta tahun 1998 tumor
paru menduduki urutan ke 3 sesudah kanker payudara dan leher rahim. Karena
sistem pencatatan kita yang belum baik, prevalensi pastinya belum diketahui
tetapi klinik tumor dan paru di rumah sakit merasakan benar peningkatannya.
Sebagian besar kanker paru mengenai pria (5%), life time risk 1:13 dan
pada wanita 1:20. Pada pria lebih besar prevalensinya disebabkan faktor merokok
yang lebih banyak pada pria. Insiden puncak kanker paru terjadi antara usia 55
65 tahun. Kelompok akan membahas Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Kanker paru dengan kasus pada tuan J. Diharapkan perawat mampu memberikan
asuhan keperawatan yang efektif dana mampu ikut serta dalam upaya penurunan
angka insiden kanker paru melalui upaya preventif, promotof, kuratif dan
rehabilitatif.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana asuhan keperawatan dengan pasien menderita penyakit cancer paru.

1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum:
Menjelaskan asuhan keperawatan dengan klien kanker paru
b. Tujuan Khusus:
1. Menjelaskan konsep dasar dari penyakit kanker paru
2. Menjelaskan definisi dari penyakit kanker paru
3. Menjelaskan etiologi dari penyakit kanker paru
4. Menjelaskan patofisiologi kanker paru
5. Menjelaskan Stadium kanker paru
6. Menjelaskan manifestasi klinis kanker paru
7. Menjelaskan pemeriksaan diagnostik dan penatalaksanaan pada kanker
paru
8. Menjelaskan komplikasi pada kanker paru

1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil sebagai berikut :
1. Mengetahui Penatalaksaan pada klien kanker paru
2. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien kanker paru
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
I. Kanker
Kanker adalah suatu pertumbuhan sel0sel abnormal yang cenderung
menginvasi jaringan di sekitarnya dan menyebar ke tempat-tempat jauh. Terdapar
beberapa kategori kanker. Kanker adalah pertumbuhan sel abnormal yang
cenderung menyerang jaringan disekitarnya dan menyebar ke organ tubuh lain
yang letaknya jauh. Kanker terjadi karena profilerasi sel tak terkontrol yang
terjadi tanpa batas dan tanpa tujuan bagi pejamu. Istilah kanker menagcu pada
lebih dari 100 bentuk penyakit. Meskipun setiap kanker memiliki ciri unik, kanker
muncul melalui beberapa proses yang sama yang pada akhirnya bergantung pada
perubahan genetik secara krusial. (elizabeth, 2008)

II. PENANDA SEL TUMOR


Sebagian sel kanker mengeluarkan penanda (Marker) sel tumor. Penanda
tersebut adalah zat spesifik yang disekresikam oleh tumor kedalam darah, urine
atau cairan spinalis orang yang mengidap kanker. Penanda sel tumor mungkin
merupakan antigen spesifik yang terdapat di sel kanker. Sebagian antigen tumor
serupa denagn antigen janin dan disebut antigen janin dan disebut antigen
onkofetal (onko berarti tumor). Karena antigen janin sering tidak mencetuskan
respon imun, antigen janin tersebut menyamarkan tumor dari sintem imun
penjamu. Penanda sel tumor bahkan dapat mencakup fragmen DNA yang dapat
dideteksi, dengan teknin pengukuran yang sangat sensitif, dalam sirkulasi jika
dihasilkan secar berlebihan oleh tumor tertentu.

III. DAMPAK KLINIS PENANDA SEL TUMOR


Penanda sel tumor secara klinis penting karna dapat dijadikan alat untuk
mendeteksi sel kanker tertentu, dan perkembangan dapat diikuti sebelum, selama,
dan setelah pengobatan. Misalnya, apabila ditemukan adanya penanda sel tumor
spesifik pada seorang pasien, maka kanker diperkirakan diderita oleh pasien
tersebut sehingga diperlukan evaluasi diagnostig lebih lanjut.

IV. CONTOH PENANDA SEL TUMOR


Contoh penanda sel tumor adalah :
1. Alfa fetoprotein untuk kanker hati dan yolk sac (ovarium dan testis)
2. Antigen karsinoembrionik untu kanker kolorektum
3. HCG (human chorionic gonadotropin) untuk banyak tumor, termasuk
koriokarsinoma (biasanya kanker rahim)
4. Fosfatasea asam dan antigen spesifik prostat (prostate speciftic antigen,
PSA) untuk kanker prostat
5. Imunoglobulin monoklonal (satu subtipe antibodi) untuk melanoma
multiple
6. CA-125, sebuah protein yang dilepaskan dari organ reproduksi wanita
dan dari lapisan kavum toraks dan rongga peritoneum. Protein ini
meningkat jumlahnya pada jaringn yang meradang atau cedera dan
sebagian penanda untuk kanker ovarium.

V. DISKRIPSI PERTUMBUHAN DAN PENYEBARAN TUMOR


Pertumbuhan dan penyebaran tumor seringkali dideskripsikan secara klinis
beberapa istilah berbeda yang digunakn, dijelaskan dibawah ini :
1. Derajat (grading) : penilaian tumor berdasarkan derajat anaplasia yang
diperlihatkannya. Sebagai contoh, sel yang kurang berdiferensiasi (yang
sanat anaplastik) menandakan tingkat tinggi
2. Stadium (staging) : keputusa klinis yang berkaitan dengan ukuran tumor,
derajat invasi lokal yang telah terjadi, dan derajat penyebarannya
ketempat-tempat yang jauh pada individu tertentu.
3. Waktu penggandaan (dobling time) : perkiraan jumlah waktu rerata yang
diperlukan untuk pembelahan sel-sel tumor. Sel-sel tumor yang cepat
membelah memiliki waktu penggandaan yang singkat. Tumor dapat
tumbuh hanya secara lokal atau dapat menyebar ke tempat-tempat jauh
melalui proses yang dinamakan metastasis. Metastasis inilah yang
akhirnya mengantarkan seseorang pada kematian.

VI. KATAGORI KANKER


1. Tumor diindentifikasi berdasarkan jaringan asal, tempat mereka tumbuh.
Akhiran oma biasanya ditambahkan ke istilah jaringn untuk
mengidentifikasi suatu kaker.
2. KARSINOMA adalah kanker jaringn epitel, termasuk sel-sel kulit, testis,
ovarium, kelenjar penghasil mucus, sel penghasil melanin, payudara,
serviks, kolon, rectum, lambung, pangkreas dan esophagus karsinoma in
situ adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sel epitel abnormal
yang masih terbatas di daerah tertentu sehingga masih dianggap lesi
prainvasif.
3. LIMFOMA adalah kanker jaringn limfe yang mencakup kapiler limfe,
lacteal, limpa, berbagai kelenjar limfe, dan pembuluh limfe. Timus dan
sumsum tulang juga dapat dipengaruhi. Limfoma spesifik antara lain
adalah penyakit Hodgkin (kanker kelenjar limfe dan limpa) dan limfoma
malignum
4. SARKOMA adalah kanker jaringn ikat, termasuk sel-sel yang ditemukan
di otot dan tulang
5. GLIKOMA adalah kanker sel-sel glia (penunjang) di susunan saraf pusat
2.2 KANKER PARU
Kanker paru merupakan keganasan pada jaringan paru (Price, Patofisiologi,
1995).Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel sel yang mengalami
proliferasi dalam paru (Underwood, Patologi, 2000). Kanker paru-paru adalah
pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru-paru dapat
disebabkan oleh sejumlah karsinogen, lingkungan, terutama asap rokok.( Suryo,
2010).

I. JENIS TUMOR PARU


Terdapat 4 jenis umum kanker paru: tiga karsinoma sel besar dan satu
karsinoma sel kecil. Karsinoma sel besar adalah karsinoma sel skuamosa,
adenokarsinoma sel besar. Karsinoma sel skuamosa sebanyak 30% dari kanker
paru. Kanker ini jelas berkaitan dengan asap rokok dan pajanan dengan toksin-
toksin lingkungan, seperti asbestosdan komponen polusi udara. Tumor sel
skuamosa biasanya terletak di bronkus pada sisi tempat bronkus masuk ke paru,
yang disebut hilus, yang kemudian meluas kebawah ke bronkus. Karena bronkus
pada derajat tertentu mengalami obstruksi, dapat terjadi atelektasis absorpsi dan
pneumonia, serta penurunan kapasitas ventilasi. Tumor ini tumbuh retif lambat
dan memiliki prognosis yang paling baik, yaitu kemungkinan hidup lima tahun
jika didiagnosos sebelum metastasis.
Adenokarsinoma adalah jenis kanker paru yang berasal dari kelenjar paru.
Tumor ini biasanya terjadi dibagian perifer paru, termasuk bronkiolus terminal
dan alveolus. Kanker Jenis ini terhitung sekitar 30% dari kanker paru dan lebih
tinggi diantara wanita. Adenokarsinoma biasanya berukuran keci dan tumbuh
lambat, tetapi bermetastasis secara dini dan angka bertahan hidup sampai 5
tahunnya buruk.
Kanker sel besar Tak berdiferensiasi sangat anaplastik dan cepat bermetastasis.
Tumor ini sekitar 10-15% dari semua kanker paru, sering terjadi di bagian perifer
dan meluas kearah pusat paru. Tumor ini berkaitan erat dengan merokok dan
dapat menyebabkan nyeri dada. Kanker jenis ini mamiliki prognosis berthan hidup
yang sangat buruk.
Karsinoma sel kecil sekitar 25% dari semua sel kanker paru. Tumor jenis ini
juga disebut sebagi karsinoma oat cell dan biasanya tumbuh dibagian tengah paru.
Karsinoma sel kecil sejenis tumor yang bersifat sangat anaplastik, atau embrionik,
sehingga memperlihatkan insiden metastasis yang tinggi. Tumor ini sering
merupakan tempat produksi tumor ektopik dan dapat menyebabkan gejala awal
berdasarkan gangguan endokrin. Metastasis paru yang timbul ada tumor ini juga
disebabkan obstruksi aliran udara. Tumor jenis ini mungkin merupakn jenis yang
paling sering dijumpai pada perokok, dan memiliki prognosis paling buruk.
(elizabeth, 2008).
II. Pembagian praktis untuk tujuan pengobatan :
1. Small Cell Lung Cancer (SCLC)
Gambaran histologinya yang khas adalah dominasi sel-sel kecil yang
hampir semuanya diisi oleh mucus dengan sebaran kromatin yang sedikit
sekali tanpa nucleoli. Disebut juga oat cell carcinoma karena bentuknya
mirip dengan bentuk biji gandum, sel kecil ini cenderung berkunpul
sekeliling pembuluh darah halus menyerupai psedoroset. Sel-sel yang
bermitosis banyak sekali ditemukan begitu juga gambaran nekrosis. DNA
yang terlepas menyebabkan warna gelap disekitar pembuluh darah
2. Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC) karsinoma skuamosa, adeno
karsinoma, karsinoma sel besar. Karsinoma sel skuamosa/karsinoma
bronkogenik. Karsinoma sel skuamosa berciri khas proses keratisasi dan
pembentukan bridge intraseluler, studi sitologi memperlihatkan
perubahan yang nyata dari dysplasia skuamosa ke karsinoma insitu

III. Klasifikasi histologist WHO 1999 untuk tumor paru dan tumor pleura
Epithelia tumors :
1. Benign
2. Preinsasive
3. Malignant
4. Large cell carcinoma
5. Adenosquamous carcinoma
6. Carcinoma woth pleomorphic sarcomatoid or sarcomatous element
7. Carcinoid tumor
8. Carcinomas of salicary gland tyepe

IV. Gambaran klinis kanker paru


1. Metastasis
Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala-gejala
klinis. Bila sudah menampakkan gejala berarti pasien dalam stadium lanjut
Gejala-gejala dapat bersifat :
1) Lokal (tumor setempat)
2) Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis
3) Hemoptisis
4) Mengi (wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran napas
5) Kadang terdapat kavitas seperti abses paru
6) Aelektasis
7) Invasi local :
Nyeri dada
Dispnea karena efusi pleura
Invasi ke pericardium terjadi temponade atau aritmia
Sindrom vena cava superior
Sindrom Horner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)
Suara sesak, karena penekanan pada nervus laryngeal recurrent
Syndrome Pancoasta karena invasi pada pleksus brakialis dan saraf
simpatis servikalis
2. Gejala penyakit metastasis
1) Pada otak, tulang, hati, adrenal
2) Limfadenopati servikal dan supraklavikula (sering menyertai
metastasis
3) Sindrom Paraneoplastik : Terdapat pada 10% kanker paru, dengan
gejala :
Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, demam
Hematologi : leukositosis, anemia, hiperkoagulasi
Hipertrofi : osteoartropati
Neurologic : dementia, ataksia, tremor, neuropati perifer
Neuromiopati
Endokrin : sekresi berlebihan hormone paratiroid (hiperkalsemia)
Dermatologi : eritema multiform, hyperkeratosis, jari tabuh
Renal : syndrome of inappropriate andiuretic hormone (SIADH)
Asimtomatik dengan kelainan radiologis :
Sering terdapat pada perokok dengan PPOK/COPD yang
terdeteksi secara radiologis
Kelainan berupa nodul soliter

2.3 Etiologi
I. Merokok
Kejadian kanker paru-paru adalah sangat terkait dengan merokok, dengan
kira-kira 90% dari kanker-kanker paru-paru timbul sebagai akibat dari
penggunaan tembakau. Risiko kanker paru-paru meningkat dengan jumlah rokok-
rokok yang dihisap melalui waktu; dokter-dokter merujuk risiko ini dalam hal
sejarah merokok bungkus tahunan (jumlah dari bungkus-bungkus rokok yang
dihisap per hari dikalikan dengan jumlah tahun-tahun penghisapan). Contohnya,
seorang yang telah merokok dua bungkus rokok per hari untuk 10 tahun
mempunyai suatu sejarah 20 bungkus tahunan. Ketika risiko kanker paru
meningkat bahkan dengan suatu sejarah merokok 10 bungkus tahunan, mereka
yang dengan sejarah-sejarah 30 bungkus tahunan atau lebih dipertimbangkan
mempunyai risiko yang paling besar mengembangkan kanker paru. Diantara
merek yang merokok dua bungkus atau lebih rokok per hari, satu dari tujuh akan
meninggal karena kanker paru.
Menghisap pipa dan cerutu dapat juga menyebabkan kanker paru,
meskipun risikonya tidak setinggi menghisap rokok. Dimana seorang yang
merokok satu bungkus rokok per hari mempunyai suatu risiko mengembangkan
kanker paru yang 25 kali lebih tinggi daripada seorang yang tidak merokok,
perokok-perokok pipa dan cerutu mempunyai suatu risiko kanker paru yang kira-
kira 5 kali daripada seseorang yang tidak merokok.
Asap tembakau mengandung lebih dari 4,000 senyawa-senyawa kimia,
banyak darinya telah ditunjukkan menyebabkan kanker, atau karsinogen. Dua
karsinogenik-karsinogenik utama didalam asap tembakau adalah kimia-kimia
yang dikenal sebagai nitrosamines dan polycyclic aromatic hydrocarbons.
Risiko mengembangkan kanker paru berkurang setiap tahun seiring dengan
penghentian merokok ketika sel-sel normal tumbuh dan menggantikan sel-sel
yang rusak didalam paru. Pada mantan-mantan perokok, risiko mengembangkan
kanker paru mulai mendekati yang dari seorang bukan perokok kira-kira 15 tahun
setelah penghentian merokok.

II. Merokok Pasif


Serat-serat asbes (asbestos fibers) adalah serat-serat silikat (silicate fibers)
yang dapat menetap untuk seumur hidup dalam jaringan paru seiring dengan
paparan pada asbes-asbes. Tempat kerja adalah suatu sumber paparan pada serat-
serat asbes yang umum, karena asbes-asbes digunakan secara meluas di masa lalu
untuk kedua-duanya yaitu sebagai materi-materi isolasi panas dan akustik.
Sekarang, penggunaan asbes dibatasi atau dilarang pada banyak negara-negara,
termasuk Amerika. Kedua-duanya kanker paru dan mesothelioma (suatu tipe
kanker dari pleura atau dari lapisan rongga perut yang disebut peritoneum)
dikaitkan dengan paparan pada asbes-asbes. Mehisap rokok secara dramatis
meningkatkan kemungkinan mengembangkan suatu kanker paru yang
berhubungan dengan asbes pada pekerja-pekerja yang terpapar. Pekerja-pekerja
asbes yang tidak merokok mempunyai suatu risiko sebesar lima kali
mengembangkan kanker paru daripada bukan perokok, dan pekerja-pekerja asbes
yang merokok mempunyai suatu risiko sebesar 50 sampai 90 kali lebih besar
daripada bukan perokok.

III. Radon Gas


Radon gas adalah suatu gas mulia secara kimia dan alami yang adalah suatu
pemecahan produk uranium alami (Produk radio aktif). Ia pecah/hancur
membentuk produk-produk yang mengemisi suatu tipe radiasi yang mengionisasi.
Radon gas adalah suatu penyebab kanker paru yang dikenal, dengan suatu
estimasi 12% dari kematian-kematian kanker paru diakibatkan oleh radon gas,
atau 15,000 sampai 22,000 kematian-kematian yang berhubungan dengan kanker
paru setiap tahun di Amerika, membuat radon penyebab utama kedua dari kanker
paru di Amerika. Seperti dengan paparan pada asbes, merokok yang serentak
meningkatkan sangat besar risiko kanker paru dengan paparan pada radon. Radon
gas dapat bergerak melalui tanah dan masuk kedalam rumah melalui celah-celah
diantara fondasi-fondasi, pipa-pipa, saluran-saluran, atau tempat-tempat terbuka
lainnya. The U.S. Environmental Protection Agency memperkirakan bahwa satu
dari setiap 15 rumah-rumah di Amerika mengandung tingkat-tingkat radon gas
yang berbahaya. Radon gas tidak terlihat dan tidak berbau, namun ia dapat
terdeteksi dengan kotak-kotak tes yang sederhana.

IV. Kecenderungan Keluarga


Ketika mayoritas dari kanker-kanker paru dikaitkan dengan menghisap
tembakau, fakta bahwa tidak semua perokok akhirnya mengembangkan kanker
paru menyarankan bahwa faktor-faktor lain, seperti kepekaan genetik individu,
mungkin memainkan suatu peran dalam menyebabkan kanker paru. Banyak studi-
studi telah menunjukkan bahwa kanker paru kemungkinan terjadi pada saudara-
saudara baik yang merokok maupun yang tidak merokok yang telah mempunyai
kanker paru daripada populasi umum. Penelitian akhir-akhir ini telah melokalisir
suatu daerah pada lengan panjang dari kromosom manusia nomor 6 yang
kemungkinan mengandung suatu gen yang memberikan suatu kepekaan yang
meningkat mengembangkan kanker paru pada perokok-perokok.

V. Penyakit-Penyakit Paru
Kehadiran penyakit-penyakit paru tertentu, khususnya chronic obstructive
pulmonary disease (COPD), dikaitkan dengan suatu risiko yang meningkat sedikit
(empat sampai enam kali risiko dari seorang bukan perokok) untuk
mengembangkan kanker paru bahkan setelah efek-efek dari menghisap rokok
serentak telah ditiadakan.

VI. Sejarah Kanker Paru sebelumnya


Orang-orang yang selamat dari kanker paru mempunyai suatu risiko yang
lebih besar daripada populasi umum mengembangkan suatu kanker paru kedua.
Orang-orang yang selamat dari non-small cell lung cancers (NSCLCs, lihat
dibawah) mempunyai suatu risiko tambahan dari 1%-2% per tahun
mengembangkan suatu kanker paru kedua. Pada orang-orang yang selamat dari
small cell lung cancers (SCLCs), risiko mengembangkan kanker-kanker kedua
mendekati 6% per tahun.

VII. Polusi Udara


Polusi udara dari kendaraan-kendaraan, industri, dan tempat-tempat
pembangkit tenaga (listrik) dapat meningkatkan kemungkinan mengembangkan
kanker paru pada individu-individu yang terpapar. Sampai 1% dari kematian-
kematian kanker paru disebabkan oleh pernapasan udara yang terpolusi, dan ahli-
ahli percaya bahwa paparan yang memanjang (lama) pada udara yang terpolusi
sangat tinggi dapat membawa suatu risiko serupa dengan yang dari merokok pasif
untuk mengembangkan kanker paru. Merokok merupakan penyebab utama dari
sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria dan sekitar 70% pada wanita.
Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar risiko untuk menderita kanker
paru-paru. Hanya sebagian kecil kanker paru-paru (sekitar 10%-15% pada pria
dan 5% pada wanita) yang disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di
tempat bekerja. Bekerja dengan asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil
eter, gas mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru,
meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok. Peranan polusi
udara sebagai penyebab kanker paru-paru masih belum jelas. Beberapa kasus
terjadi karena adanya pemaparan oleh gas radon di rumah tangga. Kadang kanker
paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada orang
yang paru-parunya telah memiliki jaringan parut karena penyakit paru-paru
lainnya, seperti tuberkulosis dan fibrosis.
Kanker paru paling banyak ditemukan pada laki-laki dewasa dan perokok.
Lebih dari 80% kanker paru berhubungan dengan perokok. Bagaimanapun, tidak
semua perokok akhirnya menderita kanker paru. Berhenti dari merokok akan
mengurangi dengan sangat berarti risiko seseorang terkena kanker paru. Risiko
pada bekas perokok lebih besar daripada orang-orang yang tidak pernah merokok.
Faktor lain yang dapat menjadi faktor risiko terutama berkaitan dengan udara
yang dihirup.

VIII. Kekurangan Vitamin A dan C


Suatu penelitian menunjukkan adanya hubungan erat antara betakaroten
dan vitamin A dengan pencegahan dan penyembuhan penyakit jantung koroner
dan kanker. Hal ini terkait dengan fungsi betakaroten dari vitamin A sebagai
antioksidan yang mampu melawan radikal bebas. Pencegahan kanker.
Kemampuan retinoid dalam memengaruhi perkembangan sel epitel dan
meningkatkan aktivitas sistem kekebalan, berpengaruh terhadap pencegahan
kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, payudara, dan kantong kemih. Betakaroten
bersama dengan vitamin E dan C telah berperan aktif sebagai antioksidan untuk
mencegah berbagai kanker.
Fakta bahwa hasil kerja NIDDK menunjukkan bahwa vitamin C dosis
tinggi telah terbukti menjadi toksik (racun) bagi sel kanker, tetapi membiarkan sel
itu sendiri tetap normal. Kualitas ini, dengan jelas, sangat dibutuhkan jika kita
sedang berusaha memerangi kanker namun menginginkan tubuh yang normal
tidak me-ngalami cedera. Frie dan Lawson berdiskusi seberapa tinggi dosis
vitamin C dapat meningkatkan produksi hydrogen peroksida, yang diperkirakan
merupakan zat utama yang menentukan sifat anti kanker dari vitamin C.

IX. Faktor Risiko Kanker Paru


1. Laki-laki
2. Usia lebih dari 40 tahun
3. Pengguna tembakau (perokok putih, kretek atau cerutu)
4. Hidup atau kontal erat dengan lingkungan asap tembakau (perokok pasif)
5. Radon dan asbes
6. Lingkungan industri tertentu
7. Zat kimia, seperti arsenic
8. Beberapa zat kimia organic
9. Radiasi dari pekerjaan, obat-obatan, lingkungan
10. Polusi udara
11. Kekurangan vitamin A dan C
Seseorang yang termasuk golongan risiko tinggi (GRT) jika mempunyai
keluhan napas (gangguan respirasi) seperti batuk, sesak napas, nyeri dada,
sebaiknya segera meneriksakan diri dan dirujuk ke dokter spesialis paru

2.4 Patofisiologi
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus
menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan
karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan
metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh
metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi
pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar.
Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan
supurasi di bagian distal. Gejala gejala yang timbul dapat berupa batuk,
hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan
pada auskultasi. Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya
menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat
bermetastase ke struktur struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding
esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.

2.4 Manifestasi Klinis


1. Gejala awal. Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan
oleh obstruksi pada bronkus.
2. Gejala umum :
1) Batuk : Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa
tumor. Batuk mulai sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum,
tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum yang kental
dan purulen dalam berespon terhadap infeksi sekunder.
2) Hemoptisis : Sputum bersemu darah karena sputum melalui
permukaan tumor yang mengalami ulserasi.
3) Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan.

2.5 Pemeriksaan Diagnostik


1. Radiologi.
a. Foto thorax posterior anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.
Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya
kanker paru.
Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa
udara pada bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusukatau
vertebra.
b.Bronkhografi
Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
2. Laboratorium.
a. Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).
Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.
b. Pemeriksaan fungsi paru dan GDA
Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan
ventilasi.
c. Tes kulit, jumlah absolute limfosit.
Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker
paru).
d. Histopatologi
e. Bronkoskopi
Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi lesi
(besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).
f. Biopsi Trans Torakal (TTB).
Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran
< 2 cm, sensitivitasnya mencapai 90 95 %.
3. Torakoskopi
Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara
torakoskopi.
4. Mediastinosopi
Untuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang
terlibat.
5. Torakotomi
Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam macam
prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.

2.6 Pemeriksaan Penunjang


a. CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.
b. MRI

2.7 Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan kanker dapat berupa :
a. Kuratif
Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka
harapan hidup klien.
b. Paliatif
Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.
c. Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal.
d. Mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien
maupun keluarga.
e. Supotif
Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal sepertia
pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri
dan anti infeksi. (Ilmu Penyakit Dalam, 2001 dan Doenges, rencana
Asuhan Keperawatan, 2000)
1. Pembedahan
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain,
untuk mengankat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan
sebanyak mungkin fungsi paru paru yang tidak terkena kanker.
2. Toraktomi eksplorasi
Untuk mengkomfirmasi diagnosa tersangka penyakit paru atau toraks
khususnya karsinoma, untuk melakukan biopsy.
3. Pneumonektomi pengangkatan paru.
Karsinoma bronkogenik bilaman dengan lobektomi tidak semua lesi bisa
diangkat.
4. Lobektomi (pengangkatan lobus paru).
Karsinoma bronkogenik yang terbatas pada satu lobus, bronkiaktesis bleb
atau bula emfisematosa; abses paru; infeksi jamur; tumor jinak
tuberkulois.
5. Resesi segmental.
Merupakan pengankatan satau atau lebih segmen paru.

6. Resesi baji.
Tumor jinak dengan batas tegas, tumor metas metik, atau penyakit
peradangan yang terlokalisir. Merupakan pengangkatan dari permukaan
paru paru berbentuk baji (potongan es).
7. Dekortikasi.
Merupakan pengangkatan bahan bahan fibrin dari pleura viscelaris.
8. Radiasi
Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan
bisa juga sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan komplikasi,
seperti mengurangi efek obstruksi/ penekanan terhadap pembuluh darah/
bronkus.
9. Kemoterafi
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk
menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas
serta untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Nama klien, umur, pendidikan, pekerjaan, agama, suku bangsa, dan
alamat klien.
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Batuk produktif, dahak bersifat mukoid atau purulent,
atau batuk darah
Malaise
Anorexia
Badan makin kurus
Sesak napas pada penyakit yang lanjut dengan
kerusakan paru yang makin luas
Nyeri dada dapat bersifat local atau pleuritik
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Terpapar asap rokok
Industri abses, uranium, kromat, arsen, besi dan oksida
besi
Konsumsi bahan pengawet

3) Riwayat Kesehatan Keluarga


Riwayat keluarga penderita kanker

c. Kebutuhan dasar
1) Makanan dan cairan
Kehilangan napsu makan, mual/muntah, kesulitan menelan
mengakibatkan kurangnya asupan makanan. Kurus kerempeng,
penurunan BB, rasa haus
2) Eliminasi
Diare, peningkatan frekuensi, jumlah urine
3) Hygiene/pemeliharaan kesehatan
Kebiasaan merokok, konsumsi bahan pengawet. Penurunan
toleransi dalam melakukan aktifitas personal hygiene
4) Aktivitas/istirahat
Kesulitan beraktivitas, mudah lelah, susah istirahat, nyeri,
sesak, kelesuan, insomnia
d. Pengkajian fisik
1) Integument
Pucat atau sianosis sentral atau perifer, yang dapat
dilihat pada bibir atau ujung jari/dasar kuku
menandakan penurunan perfusi perifer
2) Kepala dan leher
Peningkatan tekanan vena jugularis, deviasi trakea
3) Telinga
Biasanya tak ada kelainan
4) Mata
Pucat pada conjungtiva sebagai akibat anemia atau
gangguan nutrisi
5) Muka, hidung, dan rongga mulut
Pucat atau sianosis bibir/mukosa menandakan
penurunan perfusi
Ketidakmampuan menelan
Suara serak
6) Thorak dan paru-paru
Pernapasan takipnea (50/menit atau lebih pada saat
istirahat)
Napas dangkal
Pengguna otot aksesori pernapasan
Batuk kering/nyaring/non produktif atau mungkin batuk
terus menerus dengan atau tanpa sputum
Peningkatan fremitus, krekels inspirasi atau ekspirasi
7) System CV
Frekuansi jantung mungkin meningkat/takikardia
(150/menit atau lebih pada saat istirahat)
Bunyi gerakan pericardial
8) Abdomen
Bising usus meningkat/menurun
9) System urogenital
Peningkatan frekuensi atau jumlah urine
10) System reproduksi
Ginekomastia, amenorrhea, impotensi
11) System limfatik
Pembesaran kelenjar limfe regional : leher, ketiak
12) System musculoskeletal
Penurunan kekuatan otot
Jari-jari tubuh
13) System persarafan
Perubahan status mental/kesadaran : apatis, letargi,
bingung, disorientasi, cemas dan depresi, kesulitan
berkonsentrasi

e. Data psikologis
Kegelisahan, pertanyaan yang di ulang-ulang, perasaan tidak berdaya,
putus asa, emosi yang labil, marah, sedih.
f. Pemeriksaan diagnostic
1. Radiologi.
a. Foto thorax posterior-anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.
Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi
adanya kanker paru.Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi.
Dapat menyatakan massa udara pada bagian hilus, effuse pleural,
atelektasis erosi tulang rusuk atau vertebra.
b. Bronkhografi.
Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.

2. Laboratorium.
a. Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).
Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.
b. Pemeriksaan fungsi paru dan GDA
Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan
ventilasi.
c. Tes kulit, jumlah absolute limfosit.
Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada
kanker paru).

3. Histopatologi.
a. Bronkoskopi.
Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian, dan pembersihan
sitologi lesi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).
b. Biopsi Trans Torakal (TTB).
Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan
ukuran < 2 cm, sensitivitasnya mencapai 90 95 %.
c. Torakoskopi.
Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik
dengan cara torakoskopi.
d. Mediastinosopi.
Untuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang
terlibat.
e. Torakotomi.
Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam-
macam prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal
mendapatkan sel tumor.
4. Pemeriksaan Penunjang
a. CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan
pleura.
b. MRI, untuk menunjukkan keadaan mediastinum.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan hipoventilasi
b. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
jumlah secret, sekresi darah
c. Nyeri akut berhubungan dengan invasi sel kanker
d. Ketakutan berhubungan dengan ancama terhadap perubahan status
kesehatan, ancaman kematian
e. Perubahan nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolic, anoreksia, kesukaran menelan

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx 1
1. Catat frekuensi, kedalaman pernapasan, kesukaran bernapas. Observasi
penggunaan otot bantu pernapasan, napas bibir, perubahan kulit,
misalnya pucat, sianosis.
R/ Pernapasan meningkat sebagai akibat nyeri atau sebagai mekanisme
kompensasi awal terhadap kerusakan jaringan paru.
2. Auskultasi paru
R/ Konsolidasi dan berkurangnya aliran udara pada sisi menunjukan
area paru yang terlibat
3. Selidiki perubahan status mental/tingkat kesadaran
R/ Dapat menunjukan peningkatan hipoksia atau komplikasi seperti
pergeseran mediastinal bila disertai dengan takipnea, takikardia,
deviasi trakea
4. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan pemberian posisi,
penghisapan dan penggunaan alat bantu pernapasan.
R/ Obstruksi jalan napas mempengaruhi ventilasi dan mengganggu
pertukaran gas.
5. Ubah posisi dengan sering, tempatkan pasien dalam posisi duduk, dan
atau berbaring.
R/ Memaksimalkan ekspansi paru dan drainase secret
6. Dorong/bantu latihan napas dalam
R/ Meningkatkan ventilasi dan oksigenasi maksimal dan mencegah
atelectasis
7. Kaji respon klien terhadap aktivitas, dorong periode istirahat atau
batasi aktivitas sesuai toleransi klien
R/ Peningkatan konsumsi kebutuhan oksigen dan stress mengakibatkan
peningkatan dyspnea dan perubahan tanda vital
8. Berikan oksigen tambahan dengan humidifikasi sesuai indikasi
R/ Memaksimalkan sediaan oksigen
9. Pantau AGD, oksimetri nadi. Catat kadar Hb
R/ Penurunan PO2 atau peningkatan PCO2 dapat menunjukkan
kebutuhan untuk dukungan ventilasi.Kehilangan darah dapat
mengakibatkan penurunan kapasitas pembawa oksigen.

4. IMPLEMENTASI
Dx 1
1. Mencatat frekuensi, kedalaman pernapasan, kesukaran bernapas serta
mengobservasi penggunaan otot bantu pernapasan, napas bibir,
perubahan kulit, misalnya pucat, sianosis.
2. Mengauskultasi paru pasien
3. Menyelidiki perubahan status mental/tingkat kesadaran pasien
4. mempertahankan kepatenan jalan napas dengan pemberian posisi,
penghisapan dan penggunaan alat bantu pernapasan
5. Mengubah posisi dengan sering, menempatkan pasien dalam posisi
duduk, dan atau berbaring
6. Mendorong/membantu pasien cara latihan napas dalam
7. Mengkaji respon klien terhadap aktivitas, mendorong periode istirahat
atau membatasi aktivitas sesuai toleransi klien
8. Memberikan oksigen tambahan dengan humidifikasi sesuai indikasi
9. Memantau AGD, oksimetri nadi. Catat kadar Hb

5. EVALUASI
1. Klien tidak batuk lagi
2. Kemajuan kondisi klien berjalan cepat setelah dilakukan operasi
3. Nyeri tidak terasa
4. Klien bisa mempraktekkan napas dalam.
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Paru adalah struktur elastic yang di bungkus dalam sangkar toraks, yang
merupakan suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan
tekanan.Ventilasi membutuhkan gerakan dinding sangkar toraks dan dasarnya,
yaitu diafragma.Efek dari gerakan ini adalah secara bergantian meningkatkan dan
menurunkan kapasitas dada.Ketika kapasitas dalam dada meningkat udara masuk
melalui trakea, karna penurunan tekanan di dalam, dan mengembangkan
paru.Ketika dinding dada dan diafragma kembali ke ukurannya semula, paru-paru
yang elastis tersebut mengempis dan mendorong udara keluar melalui bronkus
dan trakea.

Kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam
jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan,
terutama asap rokok.Asap rokok merupakan penyebab utama terjadinya Ca. paru.

Kanker paru dapat menimbulkan berbagai gejala klinis dan sindrom yang
cukup beragam, tergantung dari lokasi, ukuran, substansi yang dikeluarkan oleh
tumor dan metastasis ke organ yang dikenai.
Ada banyak gejala yang dari penyakit ini, gejala paling umum yang ditemui pada
penderita kanker paru adalah batuk yang terus menerus atau menjadi hebat, dahak
berdarah, berubah warna dan makin banyak, napas sesak dan pendek-pendek,
sakit kepala, nyeri atau retak tulang dengan sebab yang tidak jelas, kehilangan
selara makan atau turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas. Penatalaksanaan
medic yang bisa di lakukan adalah pembedahan, radiasi dan kemoterapi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2010
http://kankerparu.org/main/index.php?option=com_content&task=view&id=19&I
temid=3, diakses 17 November 2010 jam: 19.26
Anonymous. 2010 http://www.totalkesehatananda.com/lungcancer2.html,diakses
17 November 2010 jam: 18.35
Anonymous. 2010 http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_paru-paru, diakses tanggal
17 November 2010 jam: 16.41
Carpenito, L. J. 1995. Buku Saku : Diagnosis Keperawatan. Edisi ke-6. Penerbit
Buku Kedokteran. EGC : Jakarta
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi ke-3. EGC:Jakarta
Elizabeth, J. Corwin.2008. Buku Saku Patofisiologis. Jakarta: ECG
Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah; Suatu Pendekatan Proses
Holistik. Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran:
Bandung.
Price, Sylvia A and Wilson, Lorraine M. 1988. Patofisiologi. Konsep Klinik
Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC.
Suryo, Joko. 2010. Herbal Penyembuhan Gangguan Sistem Pernapasan.
Yogyakarta: B First
Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi 3. Balai
Penerbit FKUI : Jakarta.
Underwood, J.C.E. 1999. Patologi Umum dan Sistematik. Edisi 2.
EGC:Jakarta.Copyright (c) 2011-2016 Nuzulul Zulkarnain Haq. All rights
reserved.
Seluruh artikel di nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id dapat anda perbanyak, cetak,
modifikasi dan distribusikan secara bebas asal tetap mencantumkan nama penulis
dan URL lengkap artikel.
Powered by Universitas Airlangga

Anda mungkin juga menyukai