PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih
salah satunya adalah Indonesia. AKI bersama dengan AKB senantiasa menjadi
jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas.
Hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia tahun 2012 menyebutkan bahwa
kelahiran hidup, sedangkan AKB untuk periode yang sama 6 tahun sebelum
AKI dan AKB yang tinggi di Indonesia salah satunya disebabkan oleh
mortalitas pada ibu dan bayi (2). Pada kondisi berat, preeklamsia dapat menjadi
eklamsia dengan penambahan gejala kejang yang dimungkinkan akibat efek pada
sistem saraf pusat (3,4,5). Apabila tidak segera diatasi, maka dapat
membahayakan ibu dan janin. Pada fetus, dapat terjadi retriksi pertumbuhan,
kematian dan prematuritas, sedangkan pada ibu, dapat terjadi komplikasi seperti
1
2
8.370.000 kasus pertahun di seluruh dunia dan eklamsia sekitar 4-5 per 10.000
kehamilan, dengan 10% dari pasien tersebut meninggal dunia (7,8). Di Indonesia,
sedangkan kematian bayi antara 45-50% (9). Di bagian Obstetri dan Ginekologi
RSUD Ulin Banjarmasin pada bulan Januari-Desember 2009, terdapat 366 dari
2.769 wanita hamil yang didiagnosis preeklamsia dan eklamsia, dimana pasien
terdapat 4 ibu serta 38 bayi meninggal akibat preeklamsia dan eklamsia (10).
terjadi pada latar belakang sosial ekonomi yang rendah. Komplikasi yang paling
eklamsia pada kehamilan, hal ini berhubungan dengan angka kematian ibu dan
neonatal yang seringkali disebabkan oleh akses perawatan tidak mampu diperoleh
dan status sosial yang rendah. Faktor lain seperti tidak periksa kehamilan,
neonatal dengan berat badan kurang dengan kondisi sosial ekonomi dan status
kesehatan ibu yang juga kurang juga sangat berpengaruh. Pendapatan keluarga
yang rendah juga seringkali memicu ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya.
Mayoritas (82,40%) dari pasien dengan tingkat sosial ekonomi yang miskin, hidup
3
di daerah yang jauh dan tidak pernah mencari pemeriksaan antenatal yang tepat,
walaupun tinggal di dekat fasilitas tersebut (11,12,13). Status ekonomi juga akan
berpengaruh pada rendahnya tingkat nutrisi seorang ibu hamil yang juga
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan di teliti adalah apakah ada hubungan status ekonomi
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
insidensi dan tingkat keparahan atau morbiditas dan mortalitas pada ibu dan bayi
E. Keaslian Penelitian
ibu. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada definisi
operasional. Ada beberapa hasil suatu kajian dan penelitian terdahulu yang sedikit
TINJAUAN PUSTAKA
Preeklamsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi pada
peningkatan tekanan darah, proteinuria, dan edema yang terjadi sekitar 5% dari
tinggi bagi ibu dan bayinya (8). Sama halnya dengan preeklamsia, eklamsia dapat
kehamilan pertama dan pada 13-18% kehamilan berikutnya. Pada negara sedang
6
7
0,7%, sedang di negara-negara maju angka eklamsia lebih kecil, yaitu 0,05%-
118 kasus (3,9%) dari total persalinan (3.036 persalinan), yang terdiri dari 19
bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD Ulin Banjarmasin pada bulan Januari-
Desember 2009, terdapat 366 dari 2.769 wanita hamil yang didiagnosis
orang dan eklamsia 44 orang, diantaranya terdapat 4 ibu serta 38 bayi meninggal
preeklamsia ringan dan berat. Preeklamsia ringan adalah suatu sindroma spesifik
sistolik/diastolik > 140/90 mmHg, proteinuria > 300 mg/24 jam atau > 1+ pada
8
pemeriksaan dipstick, dan adanya edema pada lengan, muka dan perut, serta
> 160 mmHg dan tekanan diastolik > 110 mmHg, disertai proteinuria > 5 g/24
jam (15,16,19).
ditangani. Pasien preeklamsia yang menunjukan gejala kejang dan koma disertai
Sampai saat ini etiologi yang pasti dari preeklamsia dan eklamsia masih
(lupus, nefritis lupus, sindroma antibodi anti fosfolipid), status ekonomi, tingkat
nutrisional, obesitas, usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun, ras Afrika-
homosistein (20-24).
hipertensi atau tekanan sistolik > 140 mmHg dan tekanan diastolik > 90 mmHg,
(IMT > 35), riwayat keluarga preeklamsia (ibu atau saudara perempuan), usia
yang ekstrim (kehamilan usia muda atau > 40 tahun), kondisi sosial ekonomi
9
rendah, ras Arab, Afrika dan Amerika, penyakit hydrops fetalis, serta sindroma
dijumpai wanita hamil yang tampak sehat mendadak menjadi kejang eklamsia,
eklamsia. Dengan sebab yang belum jelas, pada kehamilan preeklamsia, uterus
dan plasenta tidak mendapatkan aliran darah yang cukup dari cabang-cabang
arteri uterina dan arteri ovarika yang menembus miometrium dan menjadi arteri
arkuata, yang akan bercabang menjadi arteri radialis. Arteri radialis menembus
kehamilan preeklamsia hanya sedikit terjadi invasi trofoblas kedalam lapisan otot
arteri spiralis, yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut sehingga terjadi
distensi dan vasodilatasi arteri spiralis, yang akan memberikan dampak penurunan
tekanan darah, penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan aliran darah pada
utero plasenta. Akibatnya aliran darah ke janin tidak cukup banyak dan perfusi
baik. Proses normal dalam kehamilan dinamakan remodeling arteri spiralis, yang
diperlakukan sebagai eklamsia sampai terbukti lain. Bila diagnosis eklamsia sudah
disepakati;
b. Melindungi pasien dari cedera akibat kejang termasuk melindungi lidah dari
risiko tergigit;
mungkin;
d. Bila tekanan darah > 160/110 mmHg atau mean arterial pressure (MAP) >
kondisinya;
B. Status Ekonomi
atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial ekonomi, gambaran itu seperti
menengah keatas jika lebih dari atau sama dengan besaran UMR, sedangkan
menengah kebawah jika kurang dari besaran UMR pada pendapatan perbulannya.
A. Landasan Teori
Preeklamsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi pada
dan neonatus di seluruh dunia (15,16). Eklamsia adalah preeklamsia yang disertai
kejang dan koma, serta merupakan kegawatan obstetrik, dengan morbiditas dan
(contohnya lupus, nefritis lupus, sindroma antibodi anti fosfolipid), obesitas, usia
kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun, riwayat keluarga menderita
terjadi pada latar belakang sosial ekonomi yang rendah. Komplikasi yang paling
13
14
eklamsia pada kehamilan, hal ini berhubungan dengan angka kematian ibu dan
neonatal yang seringkali disebabkan oleh akses perawatan tidak mampu diperoleh
dan status sosial yang rendah. Faktor lain seperti tidak periksa kehamilan,
neonatal dengan berat badan kurang dengan kondisi sosial ekonomi dan status
kesehatan ibu yang juga kurang juga sangat berpengaruh. Pendapatan keluarga
yang rendah juga seringkali memicu ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya.
Mayoritas (82,40%) dari pasien dengan tingkat sosial ekonomi yang miskin, hidup
di daerah yang jauh dan tidak pernah mencari pemeriksaan antenatal yang tepat,
walaupun tinggal di dekat fasilitas tersebut (11,12,13). Status ekonomi juga akan
berpengaruh pada rendahnya tingkat nutrisional seorang ibu hamil yang juga
Ibu hamil
Preeklamsia-eklamsia
Keterangan:
: diteliti secara langsung
: menyebabkan
: terdiri dari
Gambar 3.1. Skema Kerangka Konsep Hubungan Status Ekonomi dan Kejadian
Preeklamsia-Eklamsia
16
B. Hipotesa
penelitian ini terdapat hubungan antara status ekonomi dan kejadian preeklamsia-
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
pendekatan cross sectional. Data yang diambil adalah data primer, yaitu hasil
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah semua ibu hamil yang berada di bagian
2. Sampel
Sampel dari penelitian ini adalah subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan
orang. Kriteria inklusi untuk subyek dalam penelitian ini adalah wanita yang
Kriteria eksklusi adalah jika subyek memiliki riwayat hipertensi sebelum usia
17
18
wawancara. Sumber data yang diperoleh pada penelitian ini adalah dari
lembar wawancara.
C. Instrumen Penelitian
D. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
2. Variabel terikat
E. Definisi Operasional
menyeluruh atau koma (15). Klasifikasi pada penelitian ini adalah kejadian
dari pendapatan yang disesuaikan dengan harga barang pokok. Subyek akan di
yang sesuai dari domisili subyek di berbagai daerah di Indonesia. Jika subyek
a. Menengah keatas
Dikategorikan menengah keatas jika dengan sumber data yang didapat dari
b. Menengah kebawah
F. Prosedur Penelitian
Prosedur yang pertama kali dilakukan adalah meminta izin pada bagian
menentukan sampel penelitian. Sampel dipilih sesuai kriteria inklusi dari lembar
wawancara penelitian preeklamsia dan eklamsia yang telah diisi secara lengkap.
dengan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%. Jika uji chi-square tidak
Agustus tahun 2014 dan didapatkan sampel sebanyak 56 orang. Sampel penelitian
ginekologi RSUD Ulin Banjarmasin periode Juni-Agustus tahun 2014 yang telah
Sampel kehamilan normal tanpa komplikasi pada penelitian ini diambil dari
obstetri dan ginekologi RSUD Ulin Banjarmasin periode Juni-Agustus tahun 2014
No Diagnosa Frekuensi %
1 Preeklamsia-eklamsia 56 51,85
2 Normal 52 48,15
Total 108 100
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 108 sampel yang didapat, terdapat 56
tanpa preeklamsia-eklamsia.
21
22
Tabel 5.2. Distribusi Status Ekonomi di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD
Ulin Banjarmasin periode Juni-Agustus Tahun 2014.
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 108 sampel yang didapat, terdapat 50
menengah ke bawah.
Diagnosis
Status Ekonomi Total Nilai p
PE-E Tidak PE-E
Menengah ke atas 36 (64,25%) 14 (26,92%) 50 (46,30%)
Menengah ke bawah 20 (35,71%) 38 (73,08%) 58 (53,70%) 0,000
Total 56 (100%) 52 (100%) 108 (100%)
Pada tabel 5.3 menunjukan bahwa pada status ekonomi menengah ke atas
memiliki status ekonomi menengah ke atas adalah 36 (64,25%) orang dan yang
Hasil penelitian yang tersaji pada tabel 5.3 juga menggambarkan deskripsi
masing-masing sel untuk nilai observed dan expected. Tabel 2x2 ini layak untuk
23
diuji dengan chi-square, karena pada uji tersebut didapatkan nilai p<0,05, maka
didapatkan hasil yang bermakna dan hipotesa penelitian diterima, yaitu secara
umum terdapat hubungan yang bermakna pada hubungan status ekonomi dengan
tahun 2014.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
berat dan sebanyak 25 orang yang tidak mengalami preeklamsia berat. Dari hasil
analisis menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara hubungan status
p<0,05 (28).
hal lain dalam kehidupan mereka yang bersifat sekunder, kecuali kebutuhan
adanya perilaku konsumtif dan gaya hidup tidak sehat yang dapat menyebabkan
berbagai gangguan kesehatan. Gaya hidup merupakan salah satu faktor yang
kesadaran dalam perilaku hidup sehat dan aktivitas yang padat menjadi faktor
tidak adanya waktu untuk berolahraga, serta asupan nutrisi yang kurang baik
seperti kurangnya mengkonsumsi sayur dan buah akan berdampak pada kesehatan
(26,29,30).
Faktor risiko seperti tidak periksa kehamilan, kondisi sosial ekonomi dan
status kesehatan ibu yang juga kurang seperti adanya riwayat preeklamsia
sebelumnya, obesitas (IMT > 35), riwayat keluarga preeklamsia (ibu atau saudara
Perilaku konsumtif dan gaya hidup tidak sehat sering menyebabkan gangguan
melampaui 20% dari berat badan normal. Risiko preeklamsia meningkat sebesar 2
kali lipat setiap peningkatan berat badan 20% dari berat badan normal, selain itu
BMI. Wanita dengan BMI > 35 sebelum kehamilan memiliki resiko empat kali
Pada umumnya seseorang dengan obesitas memiliki pola makan dengan rendah
serat serta tinggi kalori dan lemak. Rendahnya serat mengakibatkan sedikitnya
konsumsi buah dan sayur dan penurunan antioksidan yang merupakan salah satu
Hasil penelitian tersebut di atas juga sesuai dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Sumiati dan Dwi Fitriyani yang mendapatkan dari 30 ibu hamil
PENUTUP
B. Simpulan
Agustus tahun 2014 yaitu sebanyak 38 (73,08%) orang dan tanpa kejadian
2014, (p=0,000).
C. Saran
eklamsia, sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan tenaga medis dan ibu hamil
agar ibu hamil tidak sampai mengalami kejadian preeklamsia-eklamsia. Selain itu
26
27
dilakukan dengan lebih baik, agar data yang didapat lebih teliti dan valid.
DAFTAR PUSTAKA