TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Sepsis neonatorum adalah sindrom klinis dengan gejala infeksi sistemik yang
terjadi pada bulan pertama kehidupan (1). Infeksi ini dapat terjadi pada onset awal
maupun onset lambat. Infeksi neonatal onset awal merupakan infeksi yang terjadi
pada neonatal pada waktu lahir sampai 7 hari pertama kehidupan. Infeksi neonatal
onset lambat merupakan infeksi yang terjadi pada hari ke 8 sampai bulan ke 3
kehidupan (2)
dengan angka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi dengan berbagai latar
B. Etiologi
intrapartum saat melalui jalan lahir selama proses persalinan, atau pascapartum
akibat sumber infeksi dari luar setelah lahir. Infeksi intrapartum dapat terjadi pada
saat melalui jalan lahir atau infeksi asendens bila terjadi partus lama dan
ketuban pecah dini. Yang paling sering menjadi penyebabnya adalah kelompok
enterik Gram negatif (terutama Escheria coli), gonokokus, dan klamidia. Infeksi
pasca persalinan terjadi karena kontak dengan ibu yang terinfeksi secara
3
langsung misalnya ibu yang menderita tuberkulosis (meskipun dapat ditularkan
intrauterin), melalui ASI (HIV, CMV), kontak dengan petugas kesehatan lain,
C. Epidemiologi
Dalam laporan WHO yang dikutip dari State of the worlds mother 2007 (data
kelainan bawaan, 27% kasus disebabkan oleh bayi kurang bulan dan berat badan
lahir rendah, serta 7% kasus oleh sebab lain (8). Sepsis neonatorum sebagai salah
satu bentuk penyakit infeksi pada bayi baru lahir masih merupakan masalah utama
yang belum dapat terpecahkan sampai saat ini. WHO juga melaporkan case
fatality rate pada kasus sepsis neonatorum masih tinggi, yaitu sebesar 40%. Hal
ini terjadi karena banyak faktor risiko infeksi pada masa perinatal yang belum
D. Patogenesis
Sejak masa kehamilan sampai ketuban pecah, janin relatif terlindungi dari
4
amnionitis dan infeksi sekunder pada janin. Bila ketuban pecah lebih dari 24
jam, bakteri vagina dapat bergerak naik dan pada beberapa kasus menyebabkan
Infeksi pada janin dapat disebabkan oleh aspirasi air ketuban yang
atau sepsis neonatal. Infeksi pada ibu saat proses kelahiran terutama infeksi
genital adalah jalur utama transmisi maternal dan dapat berperan penting pada
infeksi lebih mungkin terjadi saat neonatus melewati jalan lahir. Saat bakteri
tersebut secara efisien dengan opsonisasi oleh antibodi dan komplemen sehingga
bakteriemi hanya terjadi singkat. Bakteremia tergantung dari usia pasien, virulensi
dan jumlah bakteri dalam darah, status nutrisi dan imunologis, waktu dan asal
5
Adanya 1 faktor risiko mayor dan 2 faktor risiko minor maka diagnosis sepsis
harus dilakukan proaktif dengan memperhatikan gejala klinis serta dilakukan
pemeriksaan penunjang sesegera mungkin (11).
a) Umum : menurun (not doing well), hipo/hipertermia, tampak tidak sehat,
malas minum, edema, sklerema.
b) Saluran cerna : retensi lambung, muntah, diare, hepatomegali.
sianosis.
e) Sistem saraf pusat : iritabilitas, tremor, kejang, hipotonia, high pitch cry,
perdarahan (11).
a. Possible/suspect sepsis
b. Probable sepsis
c. Proven sepsis
pasti ditegakkan dengan biakan darah, cairan serebrospinal, urin, dan infeksi
lokal. Petanda diagnostik sangat berguna sebagai indikator sepsis neonatal karena
6
dapat meningkatkan sensitivitas dan ketelitian diagnosis serta berguna untuk
F. Tatalaksana
Eliminasi kuman merupakan pilihan utama dalam tatalaksana sepsis pada
antibiotik secara empiris dapat dilakukan secara cepat selama menunggu hasil
kultur untuk menghambat laju perjalanan penyakit, ditentukan dari pola kuman
pasien, diupayakan agar kombinasi tersebut sensitif terhadap bakteri Gram positif
pengobatan dianjurkan selama 10-14 hari untuk bakteri Gram positif, dan
Selain itu, dapat pula diberikan terapi tambahan untuk mengatasi berbagai
defisiensi dan belum matangnya fungsi pertahanan tubuh bayi baru lahir, serta
inflamasi pada pasien sepsis neonatal. Terapi tersebut antara lain (12) :
IVIG)
2. Pemberian fresh frozen plasma (FFP)
3. Tindakan transfusi tukar