102014166/C5
Email : dindapuspitadewi@ymail.com
Pendahuluan
Eklampsia adalah bentuk kelanjutan dari preeclampsia yang disertai dengan keadaan
kejang tonik-klonik (grand mal ) yang disusul dengan koma. Kejang di sini bukan akibat
kelainan neurologis (saraf) dan dapat muncul sebelum, selama, dan setelah kehamilan.
Namun kejang yang timbul lebih dari 48 jam postpartum, terutama pada nulipara, dapat
dijumpai sampai 10 hari postpartum. Sedangkan yang dimaksud dengan preeclampsia adalah
hipertensi disertai proteinuri dan edema (penimbunan cairan dalam cairan tubuh sehingga ada
pembengkakan pada tungkaidan kaki) akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu
atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi
penyakit trofoblastik (kelainan plasenta). Fatal coma tanpa kejang juga bisa diartikan sebagai
eclampsia. Tetapi perlu ada batasan untukmendiagnosis wanita dengan kejang dan
memperhatikan kematian tanpa kejang yang disebabkan oleh preeklampsia berat (PEB).1-2
Eklampsia adalah suatu keadaan yang dapat dicegah, dan angka kejadiannya menurun
di Amerika Serikat karena sebagian besar wanita hamil sudah mendapat asuhan
prenatal yang memadai. Eklampsia umumnya terjadi kehamilan trisemester terakhir dan
angka kejadiannya meningkat pada tahap ini. Oleh sebab itu pemeriksaan yang perlu
dilakukan adalah pemeriksaan untuk memastikan bahwa apakah sebelumnya pasien memang
dalam keadaan preeklamsia dan untuk menyingkirkan penyebab lain kejang yang dialaminya.
Anamnesis
1
sukar untuk menjawab pertanyaan yang diberikan, seorang dokter mampu menggunakan
alloanamnesis, cara menanyakan tertentu kepada orang yang terdekat pada pasien dalam
tujuan untuk mengobati pasien. Anamnesis merupakan suatu proses yang amat penting dalam
mendapatkan diagnosis yang tepat.1
Haid : kapan hari pertama haid terakhir, umur terjadinya menarche, haid teratur atau
tidak teratur, berapa lama, nyeri semasa haid
Kehamilan : berapa kali hamil, komplikasi pada kehamilan terdahulu, pernah terjadi
keguguran atau tidak, berapa kali dan pada umur ketika terjadi.
Persalinanan : persalinan ke berapa, cara persalinan terdahulu (jika Sectio Caesarea
apakah alasannya)
Riwayat Perkawinan : berapa kali bernikah, pernikahan sekarang sudah berapa lama.
Riwarat Sosio-ekonomi
Apakah ada gejala-gejala disfungsi sistem saraf pusat, seperti sakit kepala berat yang
menetap, penglihatan kabur dan gejala peregangan kapsul hati, misal nyeri
epigastrium menetap
Apakah sebelum hamil pasien memiliki riwayat hipertensi, epilepsi, trauma kepala,
penyakit serebrovaskular, memiliki riwayat tumor serebri atau meningitis maupun
ensefalitis
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Wajah = adakah edema pada muka, pucat atau merah
Leher = apakah terdapat pembesaran tyroid atau kelenjar limfe
Dada = bentuk payudara, adakah colostrum
2
Perut = perlu diperhatikan bentuk, pembesaran, pergerakan pernapasan,
kondisi kulit (tebal, kriput dan striae), jaringan parut operasi
Vulva = keadaan perineum, varises atau condyloma
2. Palpasi
Leopold I
Leopold II
Leopord III
3
Leopold IV
Akhir bulan ke-3 (12 mg) F.U 1-2 Jari diatas symphisis
Pertengahan antara sympisis dengan pusat = 16 mg
3 jari dibawah pusat = 20 minggu
pusat procesus xympoideus = 32 Minggu
Sampai arcus costa atau 3 jari dibawah proc. Xympoideus = 36 minggu
pusat procesus xympoideus = 40 Minggu
3. Auskultasi
Bunyi jantung anak dengan Doppler dapat didengar sejak umur kehamilan 12 minggu
sedang dengan stetoskop baru didengar pada umur kehamilan 26 minggu. Frekuensi bunyi
jantung anak antara 120 - 140 per menit. Frekuensi jantung orang dewasa antara 60-80 per
menit. Dilakukan dengan menggunakan stetoskop fetal heart detector (Doppler). Pada
auskultasi bisa didengar bermacam bunyi :
4. Pemeriksaan GCS
GCS (Glasgow Coma Scale) yaitu skala yang digunakan untuk menilai tingkat
kesadaran pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai respon
pasien terhadap rangsangan yang diberikan. Respon pasien yang perlu diperhatikan
mencakup 3 hal yaitu reaksi membuka mata , bicara dan motorik. Hasil pemeriksaan
dinyatakan dalam derajat (score) dengan rentang angka 1 6 tergantung responnya.
4
Pemeriksaan penunjang
Diagnosis kerja
Eklampsia
5
Istilah eklampsia berasal dari bahasa Yunani dan berarti "halilintar". Kata tersebut
dipakai karena seolah-olah gejala-gejala eklampsia timbul dengan tiba-tiba tanpa didahului
oleh tanda-tanda lain. Sekarang kita ketahui bahwa eklampsia pada umumnya timbul pada
wanita hamil atau dalam nifas dengan tanda-tanda pre-eklampsia. Pada wanita yang
menderita eklampsia timbul serangan kejang yang diikuti oleh koma. Eklampsia lebih sering
pada primigravida daripada multipara. Tergantung dari saat timbulnya eklampsia dibedakan
eklampsia gravidarum (eklampsia antepartum), eklampsia parturientum (eklampsia
intrapartum), dan eklampsia puerperale (eklampsia postpartum). Kebanyakan terjadi
antepartum. Dengan pengetahuan bahwa biasanya eklampsia didahului oleh pre-eklampsia,
tampak pentingnya pengawasan antenatal yang teliti dan teratur, sebagai usaha untuk
mencegah timbulnya penyakit itu. Dimana eklampsia lebih sering terjadi pada kehamilan
kembar, hydramnion, dan mola hydatidosa.3
Diagnosis banding2
Riwayat Hipertensi - + - -
Hipertensi + + - -
Kejang + - + +
Udema + +/- - -
Proteinuria + - - -
Gangguan + +/- - -
Penglihatan
6
Etiologi
Sehingga kini penyebab pasti dari eklampsia masih belum diketahui. Namun ada
beberapa teori yang kontraversial mencoba menjelaskan perkiraan dari kelainan yang terjadi.
Epidemiologi
Di usia kehamilan eklampsia terjadi pada satu dari 2.000 kelahiran, di negara miskin
dan menengah terjadi 1 dari 100 dan 1 dari 1.700 kelahiran. Eklampsia menyebabkan 50.000
kematian/tahun di seluruh dunia, 10% dari kematian maternal.
Faktor risiko
Primigravida
Partner laki yang pernah menikah wanita yang kemudian hamil dan mengalami
preeclampsia
Pemaparan terbatas terhadap sperma
Inseminasi donor dan donor oocyte
7
Mola Hidatidosa
Kehamilan multiple
Infeksi saluran kencing pada kehamilan
Hydrops fetalis
Riwayat pernah preeclampsia
Obesitas
Patofisiologi
Pada pre-eklampsia serum anti oksidan kadarnya menurun dan plasenta menjadi
sumber terjadinya peroksidase lemak. Sedangkan pada wanita hamil normal, serumnya
mengandung transferin, ion tembaga dan sulfhidril yang berperan sebagai antioksidan yang
cukup kuat. Peroksidase lemak beredar dalam aliran darah melalui ikatan lipoprotein.
Peroksidase lemak ini akan sampai kesemua komponen sel yang dilewati termasuk sel-sel
endotel yang akan mengakibatkan rusaknya sel-sel endotel tersebut. Rusaknya sel-sel endotel
tersebut akan mengakibatkan antara lain:5
8
e) terganggunya keseimbangan prostasiklin dan tromboksan.
f) terjadi hipoksia plasenta akibat konsumsi oksigen oleh peroksidase lemak.
Manifestasi Klinis
Eklampsia dapat terjadi saat antepartum, intrapartum atau postpartum (48 jam
postpartum). Eklampsia paling sering terjadi pada trimester terakhir dan menjadi semakin
sering mendekati aterm. Terdapat 4 fase eklampsia: 4
Tonic stage = serangan kejang biasanya dimulai disekitar mulut dalam bentuk kedutan-
kedutan (twitching) wajah. Setelah beberapa detik, seluruh tubuh menjadi kaku dalam
suatu kontraksi otot generalisata. Fase ini dapat menetap selama 15 sampai 20 detik.
Clonic stage = mendadak rahang mulai membuka dan menutup secara kuat, dan segera
diikuti oleh kelopak mata. Otot-otot wajah yang lain dan kemudian semua otot
melakukan kontraksi dan relaksasi bergantian secara cepat. Secara bertahap gerakan otot
menjadi lebih lemah dan jarang sampai akhirnya tidak bergerak. Sepanjang serangan,
diafragma terfiksasi dan pernapasan tertahan. Selama beberapa detik, akan menjadi
9
seolah-olah sekarat akibat henti napas, tetapi kemudian ia menarik napas dalam, panjang
dan berbunyi lalu kembali bernapas. Fase ini dapat berlangsung selama satu menit.
Stage of coma = kemudian mengalami koma dan tidak akan mengingat serangan kejang
tersebut maupun kejadiaan sesaat sebelum atau sesudah bangkitan kejang. Namun, seiring
waktu ingatan itu akan pulih kembali.
Penatalaksanaan
Melahirkan janin pada saat yang tepat dengan cara persalinan yang tepat
Medikamentosa
Secara umum dapat disimpulkan penangan kasus eklamsia adalah sebagai berikut:
monitor oksigenasi dan status metabolik dengan transcutaneous pulse oximetry atau
dengan pemeriksaan gas darah arteri.
Minimalisasi aspirasi.
- Lakukan pemeriksaan x-ray dada setelah kejang untuk melihat apakah terjadi
aspirasi atau tidak.
Kontrol hipertensi dengan obat antihipertensi jika tekanan diastolik >110 mmHg
10
Jika terjadi intoksikasi diberikan antidotum kalsium glukonat 1 gr dalam larutan 10%
secara perlahan.
Anti Kovulsi
Magnesium sulfat, MgSO4 (obat pilihan) 6
Diberikan baik IV dan IM. Rute intravena lebih disukai daripada rute IM karena
administrasi lebih mudah dikontrol dan waktu untuk tingkat terapeutik yang lebih pendek.
Intramuskular magnesium sulfat cenderung lebih menyakitkan dan kurang nyaman.
Diberikan IV 2 gr secara perlahan dilanjutkan (1-2 gr)/jam/infus.
Baringkan pada sisi kiri untuk mengurangi resiko aspirasi isi lambung.
Semua pemberian dengan syarat frekuensi nafas minimal 16/menit. Refleks patella +, urin
minimal 30 ml/jam. Tidak terpenuhi dihentikan.
Diazepam
Jika MgSO tidak tersedia. Resiko depresi nafas janin karena dapat bebas melintasi
plasenta dan berakumulasi dalam sirkulasi janin. Dosis awal 10 mg IV secara perlahan
selama 2 menit, jika kejang berulang ulangi dosis awal. Dosis konservatif diberikan 40 mg
dalam 500 ml Ringer Laktat per infus. Depresi nafas ibu boleh terjadi jika dosis >30 mg/jam.
Jangan berikan 100 mg/24 jam. Jika IV tidak memungkinkan per rektal boleh diberi dengan
dosis 20 mg dalam semprit tanpa jarum, jika masih tidak dapat diatasi 10 menit beri
tambahan 10 mg/jam (bergantung pada berat badan pasien & respon klinik)
Anti Hipertensi
Metildopa (obat pilihan) 6.
Obat ini masih merupakan pilihan utama pada hipertensi dalam kehamilan karena
terbukti aman untuk janin. Bekerja untuk menurunkan resistensi vascular tanpa banyak
mempenaruhi frekuensi & curah jantung. Efek samping yang paling sering adalah
sedasi,hipotensi, pusing, mulut kering dan sakit kepala, jarang terjadi anemia hemolitik,
11
trombositopenia. Penghentian mendadak dapat menyebabkan fenomena rebound berupa
peningkatan tekanan darah mendadak. Dosis maksimal yaitu 3 g per hari.
Pencegahan
Pemeriksaan prenatal, antenatal dan postnatal yang teratur dan bermutu serta teliti,
mengenali tanda-tanda sedini mungkin.
Nutrisi yang adekuat dan diet yang seimbang pada prenatal dan antenatal.
Suplemen.
Komplikasi
Pada Ibu
Solusio plasenta. Biasanya terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih
sering terjadi pada pre-eklampsia
Hipofibrinogenemia.
Hemolisis. Penderita dengan pre-eklampsia berat kadang-kadang menunjukkan gejala
klinik hemolisis yang dikenal karena ikterus. Belum diketahui dengan pasti apakah ini
merupakan kerusakan sel-sel hati atau destruksi sel darah merah. Nekrosis periportal
hati yang sering ditemukan pada penderita autopsi penderita eklampsia dapat
menerangkan ikterus tersebut.
Perdarahan otak.
Kelainan mata. Kehilangan penglihatan untuk sementara bisa terjadi selama
seminggu. Perdarahan kadang-kadang terjadi pada retina akan terjadinya apopleksia
serebri.
Edema paru-paru.
Nekrosis hati. Nekrosis periportal hati pada pre-eklampsia-eklampsia merupakan
akibat vasopasmus arteriol umum.
Sindroma HELLP, yaitu haemolysis, elevated liver enzymes, dan low platelet.
Kematian Ibu atau janin
Prematuritas, dismaturitas, dan kematian janin intra-uterin.
Pada Anak
Prematuritas
Gawat janin
12
IUGR (Intra.Uterine Growth Retardation)
Kematian janin dalam rahim
Prognosis
Bila penderita tidak terlambat dalam pemberian pengobatan, maka gejala perbaikan
akan tampak jelas setelah kehamilannya diakhiri. Segera setelah persalinan berakhir
perubahan patofisiologik akan segera pula mengalami perbaikan. Diuresis terjadi 12 jam
kemudian setelah persalinan. Keadaan ini merupakan tanda prognosis yang baik, karena hal
ini merupakan gejala pertama penyembuhan. Tekanan darah kembali normal dalam beberapa
jam kemudian. Prognosis janin pada penderita eklampsia juga tergolong buruk. Seringkali
janin mati intrauterin atau mati pada fase neonatal karena memang kondisi bayi sudah sangat
inferior.5
Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah perempuan berusia 18 tahun tersebut menderita
eklampsia. Eklampsia merupakan kasus akut pada penderita preeklampsia yang ditandai
dengan hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disetai dengan proteinuria dan
disertai juga dengan kejang menyeluruh dan koma.
Daftar Pustaka
1. Wiknjosastro. H, Prof, dr, SpOG. Ilmu Kebidanan. Ed.4, Cet. 3. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: 2013. Hal 530 553.
2. Cunningham GF. Obstetri Williams. Ed 23, Vol 2. Jakarta: EGC, 2012.h. 741-778.
3. Wiknjosastro. H, Prof, dr, SpOG. Ilmu Kebidanan. Ed.3, Cet. 8. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: 2006. Hal 281 300
13
14