0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan30 halaman
Tiga dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang cara melakukan pemeriksaan neurologi yang mencakup penilaian kesadaran (GCS), fungsi luhur, motorik, sensorik, dan pemeriksaan saraf khusus seperti saraf II dan saraf I.
Tiga dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang cara melakukan pemeriksaan neurologi yang mencakup penilaian kesadaran (GCS), fungsi luhur, motorik, sensorik, dan pemeriksaan saraf khusus seperti saraf II dan saraf I.
Tiga dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang cara melakukan pemeriksaan neurologi yang mencakup penilaian kesadaran (GCS), fungsi luhur, motorik, sensorik, dan pemeriksaan saraf khusus seperti saraf II dan saraf I.
kesadaran dengan GCS? • Menyapa keluarga pasien (bila ada) • Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama • Menanyakan nama pasien • Meminta izin kepada keluarga pasien sebelum melakukan pemeriksaan fisik • Apakah mata pasien terbuka atau tidak? – Bila terbuka spontan (E4) – Bila tidak terbuka, panggil pasien dan meminta untuk membuka mata Bila membuka mata (E3) – Bila stlh dipanggil, ps juga tidak membuka mata, berikan rangsang nyeri Bila membuka mata (E2) – Bila setelah diberi rangsang nyeri tidak membuka mata E1 • Apakah pasien dpt mengikuti perintah? – Bila dapat M6 – Bila tidak dapat berikan rangsang nyeri • Bila dpt melokalisasi nyeri M5 • Bila tdk dpt melokalisasi nyeri M4 • Dekortikasi M3 • Deserebrasi M2 • Tidak bergerak M1 • Apakah orientasi pasien baik? Tanyakan Nama ps, nama keluarga ps, skrg ada dimana, skrg hari dan tanggal berapa – Bila baik V5 – Berbicara tidak nyambung membentuk kalimat V4 – Berbicara dlm bentuk kata V3 – Erangan V2 – Tidak keluar suara V1 • Menyebutkan interpretasi hasil pemeriksaan • Memperlihatkan sikap yang sopan dan hormat kepada pasien selama melakukan pemeriksaan fisik • Mengucapkan terimakasih pada pasien setelah melakukan pemeriksaan fisik Bagaimana cara melakukan pemeriksaan fungsi luhur ? • Menyapa keluarga pasien (bila ada) • Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama • Menanyakan nama pasien • Meminta izin kepada keluarga pasien sebelum melakukan pemeriksaan fisik • SYARAT: COMPOS MENTIS • Tes Atensi/Orientasi diri sendiri/orang lain/ waktu/ tempat • Tes Bahasa – Fluency – Comprehension – Repetition – Naming • Tes memori – Immediate rekol – New learning ability • Tes visuospasial CDT • Tes fungsi eksekutif CDT • Menyebutkan interpretasi hasil pemeriksaan • Memperlihatkan sikap yang sopan dan hormat kepada pasien selama melakukan pemeriksaan fisik • Mengucapkan terimakasih pada pasien setelah melakukan pemeriksaan fisik Bagaimana cara melakukan pemeriksaan motorik? • Menyapa pasien (selamat pagi, siang, sore) • Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama • Menanyakan nama pasien • Meminta izin serta menjelaskan tentang tindakan/pemeriksaan yang akan dilakukan • Sblm memulai pemeriksaan, jangan lupa tindakan antisepsis dengan handrub (bila tersedia). • Melakukan inspeksi dan mendeskripsikan trofi, deformitas, dll – Trofi: perhatikan m. tenar, m. hipotenar, m. tibialis anterior, m. ext dig brevis • Melakukan palpasi dan mementukan tonus otot – Adakah rigiditas? Cog-wheel ? lead-pipe? – Adakah spastisitas? Clasp-knife? • Melakukan pemeriksaan kekuatan motorik lengan dari distal ke proksimal, pada sendi jari, pergelangan tangan, siku dan bahu • Melakukan pemeriksaan kekuatan motorik tungkai dari distal ke proksimal, pada sendi jari, pergelangan kaki, lutut dan panggul • Menyebut skor kekuatan motorik yang didapat • Melakukan pemeriksaan refleks fisiologis (biseps, trisep, patella dan achilles) • Melakukan pemeriksaan refleks patologis (minimal Babinski group) • Menyimpulkan hasil pemeriksaan refleks • Lakukan pemeriksaan klonus patella dan achilles • Menyebutkan interpretasi hasil pemeriksaan scr keseluruhan • Memperlihatkan sikap yang sopan dan hormat kepada pasien selama melakukan pemeriksaan fisik • Mengucapkan terimakasih pada pasien setelah melakukan pemeriksaan fisik Bagaimana cara melakukan pemeriksaan sensorik? • Menyapa pasien (selamat pagi, siang, sore) • Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama • Menanyakan nama pasien • Meminta izin serta menjelaskan tentang tindakan/pemeriksaan yang akan dilakukan • Sblm memulai pemeriksaan, jangan lupa tindakan antisepsis dengan handrub (bila tersedia). • Melakukan pemeriksaan sensoris raba – Dgn kapas – Mulai dari wajah – lalu sesuai dermatome dr Cervical hingga sacral. – Tanyakan terasa/tidak? Pertama2 dgn buka mata, lalu lanjutkan utk seterusnya dgn tutup mata. – Sentuhkan kapas ke sisi kanan, lalu ke sisi kiri, tanya ke pasien apakah yg dirasakan di kanan sama kuat dgn yg di kiri. – Lakukan terus utk tiap2 level dermatome • Melakukan pemeriksaan sensoris rasa nyeri – Dgn jarum (tusuk gigi) – Mulai dari wajah – lalu sesuai dermatome dr Cervical hingga sacral. – Tanyakan terasa/tidak? Pertama2 dgn buka mata, lalu lanjutkan utk seterusnya dgn tutup mata. – Sentuhkan jarum ke sisi kanan, lalu ke sisi kiri, tanya ke pasien apakah yg dirasakan di kanan sama kuat dgn yg di kiri atau beda. – Lakukan terus utk tiap2 level dermatome • Melakukan pemeriksaan joint position ekstremitas atas dan bawah • Melakukan pemeriksaan getar/fibrasi dgn garpu tala 128 Hz pd maleolus lateral, ibu jari kaki, epicondilus. • Sensasi tekan • Sensasi nyeri dalam cubit • Menyebutkan interpretasi hasil pemeriksaan scr keseluruhan • Memperlihatkan sikap yang sopan dan hormat kepada pasien selama melakukan pemeriksaan fisik • Mengucapkan terimakasih pada pasien setelah melakukan pemeriksaan fisik Bagaimana cara melakukan pemeriksaan motorik lengan? • Menyapa pasien (selamat pagi, siang, sore) • Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama • Menanyakan nama pasien • Meminta izin dan menjelaskan kepada pasien sebelum melakukan pemeriksaan fisik • Sblm memulai pemeriksaan, jangan lupa tindakan antisepsis dengan handrub (bila tersedia). • Power – dimulai dari otot proksimal ke distal, langsung dibandingkan kiri vs kanan. Bila tidak ditemukan perbedaan, lanjutkan dengan tes pronator drift atau arm roll test. – M. Trapezius, M. Rhomboid major, M. Deltoid, M. Supraspinatus,, M. Biceps, M. brakioradialis, M. Pronator teres, M. Triceps, M. Ext dig com, M. APB, M Opp pol brevis, M. IOD 1, M. FCU, M. ADM. • Tonus – Periksa gerakan pasif fleksi-ekstensi sendi pergelangan tangan, siku, dan bahu. nilai rigiditas dan spastisitasnya. Arm Dropping Test dan Shoulder Shaking Test. • Trofi – Nilai trofi pada M. Tenar, M. Hipotenar, M. Interosseus Dorsalis I. Interpretasi bisa eutrofi, hipotrofi, hipertrofi • Refleks – Fisiologis: reflex biseps dan triseps (langsung bandingkan kanan vs kiri). Laporkan apakah normal / berkurang / meningkat / meluas. • Refleks patologis Hoffman Trommer. • Memperlihatkan sikap yang sopan dan hormat kepada pasien selama melakukan pemeriksaan fisik • Menyimpulkan hasil pemeriksaan • Memperlihatkan sikap percaya diri selama melakukan pemeriksaan fisik • Mengucapkan terimakasih pada pasien setelah melakukan pemeriksaan fisik Bagaimana cara melakukan pemeriksaan motorik tungkai? • Menyapa pasien (selamat pagi, siang, sore) • Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama • Menanyakan nama pasien • Meminta izin dan menjelaskan kepada pasien sebelum melakukan pemeriksaan fisik • Sblm memulai pemeriksaan, jangan lupa tindakan antisepsis dengan handrub (bila tersedia). • Power – dimulai dari otot proksimal ke distal, langsung dibandingkan kiri vs kanan. Bila tidak ditemukan perbedaan, lanjutkan dengan pemeriksaan berjalan dgn menggunakan heel atau toe. – M. iliopsoas, M. quadriceps femoris, M.tibialis anterior, M. Peroneus longus, M, Tib post, M. Ext dig brevis, M. Gastrocnemius • Tonus – Periksa gerakan pasif fleksi-ekstensi sendi pergelangan kaki, dan . nilai rigiditas dan spastisitasnya. Pendular reflex. • Trofi – Nilai trofi pada M. tib ant. Interpretasi bisa eutrofi, hipotrofi, hipertrofi • Refleks – Fisiologis: reflex patella dan achilles (langsung bandingkan kanan vs kiri). Laporkan apakah normal / berkurang / meningkat / meluas. • Refleks patologis babinsky dan non-babinsky • Klonus achilles dan patella • Memperlihatkan sikap yang sopan dan hormat kepada pasien selama melakukan pemeriksaan fisik • Menyimpulkan hasil pemeriksaan • Memperlihatkan sikap percaya diri selama melakukan pemeriksaan fisik • Mengucapkan terimakasih pada pasien setelah melakukan pemeriksaan fisik Bagaimana cara melakukan pemeriksaan N.I? – Menyapa pasien (selamat pagi, siang, sore) – Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama – Menanyakan nama pasien – Meminta izin dan menjelaskan kepada pasien sebelum melakukan pemeriksaan fisik – Pemeriksa menggunakn bau-bauan yang khas seperti kopi, teh, jeruk. Jangan menggunakan air kencing, alkohol, cuka, Minyak kayu putih! – Pasien harus compos mentis ! – Tidak boleh ada sumbatan pada hidung (baik oleh krn massa/darah/ingus)! – Pasien diminta untuk menutup kedua matanya. – Periksa satu-persatu. – Memperlihatkan sikap yang sopan dan hormat kepada pasien selama melakukan pemeriksaan fisik – Menyimpulkan hasil pemeriksaan – Memperlihatkan sikap percaya diri selama melakukan pemeriksaan fisik – Mengucapkan terimakasih pada pasien setelah melakukan pemeriksaan fisik Bagaimana cara melakukan pemeriksaan N.II? • Menyapa pasien (selamat pagi, siang, sore) • Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama • Menanyakan nama pasien • Meminta izin dan menjelaskan kepada pasien sebelum melakukan pemeriksaan fisik • Sblm memulai pemeriksaan, jangan lupa tindakan antisepsis dengan handrub (bila tersedia). • Lakukan pemeriksaan – Refleks Cahaya – Visus • Tanpa Pin-hole • Pin-hole – Campus • Tes konfrontasi – Fundus – Penglihatan warna • Memperlihatkan sikap yang sopan dan hormat kepada pasien selama melakukan pemeriksaan fisik • Menyimpulkan hasil pemeriksaan • Memperlihatkan sikap percaya diri selama melakukan pemeriksaan fisik • Mengucapkan terimakasih pada pasien setelah melakukan pemeriksaan fisik Bagaimana cara melakukan pemeriksaan lapang pandang konfrontasi? • Menyapa pasien (selamat pagi, siang, sore) • Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama • Menanyakan nama pasien • Meminta izin dan menjelaskan kepada pasien sebelum melakukan pemeriksaan fisik • Pemeriksa dan pasien sama-sama duduk dengan jarak 1 meter. • Mata pasien harus sejajar dengan mata pemeriksa • Pertama-tama, akan dicek mata yang sehat, misalnya mata kanan. – Utk itu pasien diminta menutup mata kirinya dengan tangan kiri. Pemeriksa menutup mata kanannya dengan tangan kanan. – Beritahu pasien kalau pasien hanya boleh melihat lurus ke depan, ke arah mata pemeriksa yang terbuka, tidak boleh lirik ke kanan-kiri/atas/bawah. – Beritahu ps bahwa ps hrs memberitahu pemeriksa jika ps sudah dpt melihat jari tgn pemeriksa. – Dari arah luar ke dalam, pemeriksa menggerakkan jarinya hingga ke tenga2 (Dari 8 arah mata angin; dari arah kiri ke tengah, atas ke tengah, bawah ke tengah, atas kiri ke tengah, bawah kiri ke tengah; lalu pemerksa ganti menutup mata kanannya dengan tangan kiri, lalu gerakkan jari tangan kanan dari kanan ke tengah, atas kanan ke tengah, bawah kanan ke tengah). • Lalu cek untuk mata kirinya dengan langkah2 spt utk mata kanan. • Memperlihatkan sikap yang sopan dan hormat kepada pasien selama melakukan pemeriksaan fisik • Menyimpulkan hasil pemeriksaan • Memperlihatkan sikap percaya diri selama melakukan pemeriksaan fisik • Mengucapkan terimakasih pada pasien setelah melakukan pemeriksaan fisik Bagaimana cara membaca foto funduskopi?
– Menyebutkan batas papil
– Menyebutkan warna papil – Menyebutkan ada tidaknya cupping – Mendeskripsikan perbandingan arteri dan vena peripapiler – Menyebutkan ada tidaknya perdarahan pd retina – Menyebutkan ada tidaknya eksudat pd retina – Menyebutkan ada tidaknya gambaran khas retinopati hipertensi (arteriovenous crossing, perdarahan retina, cotton wool spots) – Menyimpulkan hasil foto fundus Bagaimana cara melakukan pemeriksaan N. V? • Menyapa pasien (selamat pagi, siang, sore) • Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama • Menanyakan nama pasien • Meminta izin dan menjelaskan kepada pasien sebelum melakukan pemeriksaan fisik • Sblm memulai pemeriksaan, jangan lupa tindakan antisepsis dengan handrub (bila tersedia). • Pasien dan pemeriksa dalam posisi duduk berhadap-hadapan. • Lakukan inspeksi: – adakah atrofi m. temporalis, masseter • PF Motorik: – m.temporalis dan m. masseter • Raba area otot m.temporalis dan m. masseter kiri-kanan selama pemeriksaan. • Minta pasien buka mulut lebar. • Lalu minta pasien menggigit sekuat-kuatnya. • Bandingkan kontraksi otot kiri-kanan. • PF Sensorik: – 3 divisi, kanan-kiri – Mata ps diminta utk terus ditutup hingga diperbolehkan utk dibuka oleh pemeriksa – Pemeriksa menyetuhkan kapas/pin ke wajah pasien, dan minta ps menyebutkan ‘ya’ ketika sudah terasa. – Bandingkan sentuhan/goresan kapas/goresan tajam area V1,2,3 kiri-kanan. – Refleks bersin: • Rangsang mukosa hidung dgn kapas (ka dan ki) – Refleks Kornea • Pasien diminta melihat jauh • Gunakan kapas yang ujungnya sdh dilancipkan • Sentuhkan kapas ke kornea pd msg2 mata • Lihat apakah ada kedipan mata dr pasien • Memperlihatkan sikap yang sopan dan hormat kepada pasien selama melakukan pemeriksaan fisik • Menyimpulkan hasil pemeriksaan: • Memperlihatkan sikap percaya diri selama melakukan pemeriksaan fisik • Mengucapkan terimakasih pada pasien setelah melakukan pemeriksaan fisik Bagaimana cara melakukan pemeriksaan nervus III, IV dan VI? • Menyapa pasien (selamat pagi, siang, sore) • Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama • Menanyakan nama pasien • Meminta izin serta menjelaskan tentang tindakan/pemeriksaan yang akan dilakukan • Sblm memulai pemeriksaan, jangan lupa tindakan antisepsis dengan handrub (bila tersedia). • Melakukan Pemeriksaan Gerakan Okular • Melakukan pemeriksaan otot palpebra • Melakukan Pemeriksaan Pupil dan Refleks cahaya – Menyebutkan interpretasi hasil pemeriksaan secara keseluruhan sekali lagi. – Memperlihatkan sikap yang sopan dan hormat kepada pasien selama melakukan pemeriksaan fisik – Mengucapkan terimakasih pada pasien setelah melakukan pemeriksaan fisik Bagaimana cara melakukan pemeriksaan gerakan okular? • Menyapa pasien (selamat pagi, siang, sore) • Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama • Menanyakan nama pasien • Meminta izin serta menjelaskan tentang tindakan/pemeriksaan yang akan dilakukan • Sblm memulai pemeriksaan, jangan lupa tindakan antisepsis dengan handrub (bila tersedia). • Melakukan Pemeriksaan Gerakan Okular – Pemeriksa berdiri di dpn ps +30 cm – Fiksasi kepala pasien (bila ps menggunakan kacamata, ps diminta utk membuka kacamata) – Inspeksi kedudukan bola mata pada keadaan istirahat (pandangan pasien lurus ke depan) • Esotropia? Hipotropia? Hipertropia? – Minta ps melhat jari yg ditunjukkan oleh pemeriksa yg diposisikan dengan jarak +30 cm di depan pasien tanya dobel/tidak bila ya, mgkn parese N. III/IV – Minta ps melhat jari yg ditunjukkan oleh pemeriksa yg diposisikan dengan jarak + 6 meter di depan pasien tanya dobel/tidak parese N. VI? – Pemeriksa menggerakkan jari menyerupai huruf H dengan jarak +30 cm di depan pasien pasien diminta untuk mengikuti gerakan jari pemeriksa – Menanyakan kepada pasien apakah pandangan dobel saat jari berada pada posisi lateral kanan, lateral kiri, lateral bawah kanan, lateral bawah kiri, lateral atas kanan, lateral atas kiri. – Menyimpulkan hasil pemeriksaan gerakan okular – Jika diplopia (+) tes cover/uncover menentukan drifting dan hilang bayangan: Drifting mata “sakit” akan ke lateral, mata “sehat” akan ke medial. • Menyebutkan interpretasi hasil pemeriksaan secara keseluruhan sekali lagi. • Memperlihatkan sikap yang sopan dan hormat kepada pasien selama melakukan pemeriksaan fisik • Mengucapkan terimakasih pada pasien setelah melakukan pemeriksaan fisik Bagaimana cara melakukan pemeriksaan otot palpebra? • Menyapa pasien (selamat pagi, siang, sore) • Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama • Menanyakan nama pasien • Meminta izin serta menjelaskan tentang tindakan/pemeriksaan yang akan dilakukan • Sblm memulai pemeriksaan, jangan lupa tindakan antisepsis dengan handrub (bila tersedia). • Melakukan pemeriksaan otot palpebra • Inspeksi kelopak mata pada keadaan istirahat (pandangan pasien lurus ke depan) – Lakukan tes wattenberg (simpson/ocular fatigabiliti) utk memeriksa m. levator palpebra kanan dan kiri (n. III kanan dan kiri). » Pemeriksa menggerakkan jari ke arah superior dan ps diminta utk mengikuti gerakan jari pemeriksa • Menyebutkan hasil pemeriksaan otot palpebra: ada ptosis/tidak? • Menyebutkan interpretasi hasil pemeriksaan secara keseluruhan sekali lagi. • Memperlihatkan sikap yang sopan dan hormat kepada pasien selama melakukan pemeriksaan fisik • Mengucapkan terimakasih pada pasien setelah melakukan pemeriksaan fisik Bagaimana cara melakukan pemeriksaan otot palpebra? • Menyapa pasien (selamat pagi, siang, sore) • Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama • Menanyakan nama pasien • Meminta izin serta menjelaskan tentang tindakan/pemeriksaan yang akan dilakukan • Sblm memulai pemeriksaan, jangan lupa tindakan antisepsis dengan handrub (bila tersedia). • Melakukan Pemeriksaan Pupil dan Refleks cahaya mengevaluasi N. II dan N. III (N. III M. constrictor pupillae) – Memeriksa ukuran pupil mata kanan dan kiri dengan menyinari mata pasien dari arah tengah bawah – Memeriksa refleks cahaya langsung pupil mata kanan dan kiri dengan menyinari mata kanan dan kiri secara bergantian – Menyebutkan hasil pemeriksaan pupil dan refleks cahaya • Menyebutkan interpretasi hasil pemeriksaan secara keseluruhan sekali lagi. • Memperlihatkan sikap yang sopan dan hormat kepada pasien selama melakukan pemeriksaan fisik • Mengucapkan terimakasih pada pasien setelah melakukan pemeriksaan fisik Bagaimana cara melakukan pemeriksaan N. VII? • Sblm memulai pemeriksaan, jangan lupa tindakan antisepsis dengan handrub (bila tersedia). • Menyapa pasien (selamat pagi, siang, sore) • Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama • Menanyakan nama pasien • Meminta izin dan menjelaskan kepada pasien sebelum melakukan pemeriksaan fisik • Lakukan pemeriksaan – adakah tics atau gerakan involunter yg lain? – Mulai dengan inspeksi sulcus nasolabialis • Laporkan simetris / tidak (ada yang mendatar?) – M. Frontalis: ps diminta mengernyitkan dahi / mengangkat kedua alis mata perhatikan adanya asimetri – M. Orbikularis Okuli: ps diminta untuk menutup mata, sambil diberi tahanan utk mencoba membuka kelopak mata bagian atas gampangkah terbuka pd satu sisi? – M. Levator Anguli Oris / orbicularis oris : ps diminta utk senyum, memperlihatkan gigi, monyong. perhatikan adanya asimetri – M. Buccinator: ps diminta untuk mengembungkan pipi, lalu pemeriksa mencoba mengkempiskan pipi ps dgn menggunakan 2 jari kanan, perhatikan adakah udara yg keluar dr mulut – M. Platysma : ps diminta utk mengerutkan leher pemeriksa meletakkan kedua tgn pd otot platysma apakah gerakan pd otot platysma kanan-kiri simetris? – Chovstek sign, reflex kornea, reflex glabella – Sensorik – 2/3 depan lidah • Rasa manis, asam, asin (Setiap mengecap 1 rasa, haru kumur dengan air putih) • Memperlihatkan sikap yang sopan dan hormat kepada pasien selama melakukan pemeriksaan fisik • Menyimpulkan hasil pemeriksaan • Memperlihatkan sikap percaya diri selama melakukan pemeriksaan fisik • Mengucapkan terimakasih pada pasien setelah melakukan pemeriksaan fisik Bagaimana cara melakukan pemeriksaan N. VIII – Cochlearis ? • Sblm memulai pemeriksaan, jangan lupa tindakan antisepsis dengan handrub (bila tersedia). • Menyapa pasien (selamat pagi, siang, sore) • Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama • Menanyakan nama pasien • Meminta izin dan menjelaskan kepada pasien sebelum melakukan pemeriksaan fisik • Lakukan pemeriksaan: – dari belakang pasien, bisikan angka ke telinga kanan (lalu ulangi ke telinga kiri) dan minta pasien untuk mengucapkan kembali kata yang dibisikan tersebut. Jarak antara mulut pemeriksa dan telinga ps krg lebih 5-10cm – Tes konduksi udara • Gunakan garpu tala 256 Hz • Getarkan, lalu letakkan di depan liang telinga kanan (lalu kiri) tanyakan apakah ps dpt mendengar dengungan • Lakukan tes rinne, getarkan garpu tala, lalu letakkan diatas tl mastoid, minta ps utk memberi tahu (dpt disuruh mengangkat tangan) ketika getaran sdh tdk dpt didengar lagi. Ketika ps sdh tdk mendengar lg dengungan saat diletakkan di mastoid, garpu tala lgsg segera dipindahkan ke depan liang telinga, tanyakan apakah ps masi mapu mendengarkan dengungan stlh garpu tala tsb dipindahkan. • Lakukan juga tes rinne utk telinga satunya. • Kmdn lakukan tes Weber getarkan garpu tala letakkan dimidline (diatas os nasal), tanyakan apakah getaran yg didengar oleh telinga kanan dan kiri sama kuat atau tidak. Bila tidak sama, mana yg terasa lebih kuat. • Menyimpulkan hasil pemeriksaan • Memperlihatkan sikap yang sopan dan hormat kepada pasien selama melakukan pemeriksaan fisik • Memperlihatkan sikap percaya diri selama melakukan pemeriksaan fisik • Mengucapkan terimakasih pada pasien setelah melakukan pemeriksaan fisik Bagaimana cara melakukan pemeriksaan N. IX, X ? – Sblm memulai pemeriksaan, jangan lupa tindakan antisepsis dengan handrub (bila tersedia). – Menyapa pasien (selamat pagi, siang, sore) – Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama – Menanyakan nama pasien – Meminta izin dan menjelaskan kepada pasien sebelum melakukan pemeriksaan fisik – Lakukan pemeriksaan: • Observasi posisi uvula dan arcus pharinx saaat ps membuka mulut dan bilang “Aah” • Tes gag reflex (kanan dan kiri) – Ps diminta membuka mulut – Dengan menggunakan spatula, gesekan spatula ke daerah arcus pharinx kanan dan kiri. • Tes batuk dengan menyentuh carina trakea untuk melihat reflek batuk – Menyimpulkan hasil pemeriksaan – Memperlihatkan sikap yang sopan dan hormat kepada pasien selama melakukan pemeriksaan fisik – Memperlihatkan sikap percaya diri selama melakukan pemeriksaan fisik – Mengucapkan terimakasih pada pasien setelah melakukan pemeriksaan fisik Bagaimana cara melakukan pemeriksaan N. XI ? – Sblm memulai pemeriksaan, jangan lupa tindakan antisepsis dengan handrub (bila tersedia). – Menyapa pasien (selamat pagi, siang, sore) – Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama – Menanyakan nama pasien – Meminta izin dan menjelaskan kepada pasien sebelum melakukan pemeriksaan fisik – Lakukan pemeriksaan: – Ps diminta untuk mengangkat kedua bahu. Sambil ps mengangkat kedua bahu, pemeriksa memberikan tahanan pd kedua bahu. Bila ada kelemahan pd suatu sisi, kelemahan tsb bersifat ipsilateral. – Pemeriksa meletakkan telapak tangan pada sisi wajah kanan ps, sambil memberikan dorongan, pasien diminta menenggok ke kanan. Lalu letakka tlpk tgn pd sisi wajah kiri ps, lalu ps diminta nenggok ke kiri. Bila ada kelemahan, juga ispilateral dgn lesi. – Menyimpulkan hasil pemeriksaan – Memperlihatkan sikap yang sopan dan hormat kepada pasien selama melakukan pemeriksaan fisik – Memperlihatkan sikap percaya diri selama melakukan pemeriksaan fisik – Mengucapkan terimakasih pada pasien setelah melakukan pemeriksaan fisik Bagaimana cara melakukan pemeriksaan N. XII ? • Sblm memulai pemeriksaan, jangan lupa tindakan antisepsis dengan handrub (bila tersedia). • Menyapa pasien (selamat pagi, siang, sore) • Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama • Menanyakan nama pasien • Meminta izin dan menjelaskan kepada pasien sebelum melakukan pemeriksaan fisik • Lakukan pemeriksaan: – Ps diminta membuka mulutnya, perhatikan posisi lidah saat berada di dlm rongga mulut • adakah deviasi? • Adakah fasikulasi? • Adakah atrofi? • Adakah tremor? – Kmdn ps diminta menjulurkan lidahnya keluar. Perhatikan kembali ada tidaknya deviasi. – Lalu ps diminta untuk mendorong lidahnya ke dinding pipi bagian dalam yg kanan dan kiri. Pemeriksa dpt juga mengecek kekuatan otot lidah dengan memberikan tahanan ke pipi pasien • Menyimpulkan hasil pemeriksaan • Memperlihatkan sikap yang sopan dan hormat kepada pasien selama melakukan pemeriksaan fisik • Memperlihatkan sikap percaya diri selama melakukan pemeriksaan fisik • Mengucapkan terimakasih pada pasien setelah melakukan pemeriksaan fisik Bagaimana Cara melakukan Pemeriksaan Serebelum? • Menyapa pasien (selamat pagi, siang, sore) • Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama • Menanyakan nama pasien • Meminta izin dan menjelaskan kepada pasien sebelum melakukan pemeriksaan fisik • Jangan lupa untuk menanyakan handedness • Sblm memulai pemeriksaan, jangan lupa tindakan antisepsis dengan handrub (bila tersedia). • Beberapa hal yg bisa dilihat/diinspeksi sblm mlkkan pemeriksaan: – Apakah ada tremor (resting tremor)? Unilateral/bilateral? Kasar/halus? – Bila ps sempat berjalan (misalnya ktk pindah dr tmpt duduk ke tmpt tidur), perhatikan ada tidaknya kesan hemiparesis, wide-base gait, ataxia, dsb. – Apakah saat bgn dr duduk ke berdiri, tmpk adanya gangguan postural? • Adakah titubasi? • Adakah atrofi otot? • Cek adanya nistagmus, baik saat spontan, saat mengikuti gerakan jari, atau dgn diprovokasi (dix-hallpike). • Cek kekuatan otot keempat ekstremitas utk memastikan ada tidaknya hemiparesis. Bila perlu cek dgn pronator drift dan arm roll test. (bila ada hemiparesis, pemeriksaan serebelum lainnya tdk dpt dilakukan krn dpt tjd misinterpretasi). Bagaimana Cara melakukan Pemeriksaan Serebelum? • Cek ada tidaknya Dismetri (kesalahan dalam menebak jarak, kecepatan dan kekuatan yang diperlukan untuk melakukan suatu gerakan, karena ada ketidakseimbangan antara kerja otot agonis dan antagonis) • Knee to heel test (ps dlm posisi tidur) • (Ps dlm posisi duduk) finger to nose test / finger to finger test / past pointing test khusus utk utk past-ponting test, dilakukan baik dlm buka mata maupun tutup mata. Sdgkan utk finger to nose test dan finger-to-finger test dilakukan saat buka mata saja. Perhatikan juga adanya action/intention tremor yg muncul. • Kesimpulan: saat buka mata tidak ada dismetria / hipometri / hipermetri. Saat tutup mata tidak ada deviasi. Bagaimana Cara melakukan Pemeriksaan Serebelum? • Cek ada tidaknya Disinergi (gangguan harmonisasi kontraksi beberapa otot berbeda yang terlibat dalam suatu gerakan) – Disdiadokinesia Telapak tgn kanan menghadap keatas, kiri kebawah, secara berkesinambungan dibolak-balikkan, lakukan dgn cukup cepat. Pelaporan: tidak ada disdiadokinesia • Cek ada tidaknya fenomena rebound. – Rebound slh 1 lengan ps difleksikan, berikan lawanan thdp lengan ps yg difleksikan tsb secara mendadak, pemeriksa menaruh lengan 1-nya lg dkt dgn muka ps, spy muka ps tdk terkena lengan ps yg terhempas tiba2. – Pelaporan: tidak ada fenomena rebound • Cek ada tidaknya rigiditas dan spastisitas • Cek ada tidaknya Hipotonia (berkurangnya tonus otot dan resistensi terhadap gerakan pasif) – Pendular reflex saat periksa reflex patella – Shaking shoulder. • Cek ada tidaknya Disartria scanning speech. • Perhatikan cara berjalan pasien (bila sblmnya blm dilakukan) perintahkan ps utk melakukan Tandem Gait • Romberg test dan sharpened Romberg test (buka dan tutup mata) • Fukuda test • Menyimpulkan hasil pemeriksaan • Memperlihatkan sikap yang sopan dan hormat kepada pasien selama melakukan pemeriksaan fisik • Mengucapkan terimakasih pada pasien setelah melakukan pemeriksaan fisik Bagaimana Cara melakukan Pemeriksaan Finger to Nose Test (& Finger to finger test) ? – Menyapa pasien (selamat pagi, siang, sore) – Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama – Menanyakan nama pasien – Meminta izin kepada pasien untuk melakukan pemeriksaan fisik – Sblm memulai pemeriksaan, jangan lupa tindakan antisepsis dengan handrub (bila tersedia). – Finger to nose test dan finger to finger test dilakukan awalnya dengan lambat, makin lama makin cepat, awalnya buka mata kemudian tutup mata. – Yang harus diperhatikan adalah dismetria, tremor intensional dan disinergia. – Khusus untuk finger to finger test, bila lesi serebellumnya unilateral, tangan yang terkena mungkin akan berhenti sebelum midline sehingga tangan yang sehat akan maju melewati midline mencapai tangan yang terkena. Posisi tangan yang terkena juga bisa lebih di bawah maupun lebih di atas. – Menyimpulkan hasil pemeriksaan – Memperlihatkan sikap yang sopan dan hormat kepada pasien selama melakukan pemeriksaan fisik – Mengucapkan terimakasih pada pasien setelah melakukan pemeriksaan fisik Bagaimana Cara melakukan Pemeriksaan Heel-Knee-Sheen Test? – Menyapa pasien (selamat pagi, siang, sore) – Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama – Menanyakan nama pasien – Meminta izin kepada pasien untuk melakukan pemeriksaan fisik – Sblm memulai pemeriksaan, jangan lupa tindakan antisepsis dengan handrub (bila tersedia). – Heel-Knee-Sheen test dilakukan untuk menilai ekstremitas bawah Mengevaluasi ada tidaknya dismetria (angkat kaki terlalu tinggi, tekuk lutut terlalu kuat atau salah taro tumit di sepanjang betis) dan disinergia. – Menyimpulkan hasil pemeriksaan – Memperlihatkan sikap yang sopan dan hormat kepada pasien selama melakukan pemeriksaan fisik – Mengucapkan terimakasih pada pasien setelah melakukan pemeriksaan fisik Bagaimana Cara melakukan Pemeriksaan Fenomena Rebound? – Menyapa pasien (selamat pagi, siang, sore) – Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama – Menanyakan nama pasien – Meminta izin kepada pasien untuk melakukan pemeriksaan fisik – Sblm memulai pemeriksaan, jangan lupa tindakan antisepsis dengan handrub (bila tersedia). – Fenomena Rebound dicek dengan cara melakukan panco dengan slh 1 tangan, lalu tiba- tiba tangan dilepaskan. Untuk menghindari pasien terpukul, letakkan 1 tangan antara tangan dan tubuh ps. – Dapat juga dites dengan menggunakan kedua lengan sekaligus. Ps diminta merentangkan tangannya ke depan, lalu diberikan tahanan ke bawah maupun ke atas, lalu dilepaskan tiba2. Bila tangannya menghentak ke bawah, atau ke atas, fenomenanya positif. – Menyimpulkan hasil pemeriksaan – Memperlihatkan sikap yang sopan dan hormat kepada pasien selama melakukan pemeriksaan fisik – Mengucapkan terimakasih pada pasien setelah melakukan pemeriksaan fisik Bagaimana Cara melakukan Pemeriksaan Past Pointing Test? • Menyapa pasien (selamat pagi, siang, sore) • Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama • Menanyakan nama pasien • Meminta izin dan menjelaskan kepada pasien sebelum melakukan pemeriksaan fisik • Sblm memulai pemeriksaan, jangan lupa tindakan antisepsis dengan handrub (bila tersedia). • Kandidat berada di depan pasien dan meletakkan jari telunjuk di depan pasien • Pasien diminta mengangkat tangan dengan telunjuk mengarah ke atas • Pasien diminta menyentuh jari pemeriksa • Hal tersebut dilakukan beberapa kali • Pasien diminta menutup mata dan melakukan hal tsb beberapa kali • Lakukan dengan menggunakan tangan yang satunya. • Perhatikan ada tidaknya deviasi. – Pada lesi serebellum unilateral deviasi ke arah lesi pada tangan yang ipsilateral dengan lesi. – Pada lesi vestibuler deviasi terjadi pada kedua tangan ke arah lesi. • Menyimpulkan hasil pemeriksaan: – “Tes past pointing tangan kanan terganggu dengan deviasi ke kanan” dapat sesuai dengan lesi serebelum kanan – “Tes past pointing normal” • Memperlihatkan sikap yang sopan dan hormat kepada pasien selama melakukan pemeriksaan fisik • Memperlihatkan sikap percaya diri selama melakukan pemeriksaan fisik • Mengucapkan terimakasih pada pasien setelah melakukan pemeriksaan fisik Bagaimana Cara melakukan Pemeriksaan Nistagmus? • Menyapa pasien (selamat pagi, siang, sore) • Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama • Menanyakan nama pasien • Meminta izin dan menjelaskan kepada pasien sebelum melakukan pemeriksaan fisik • Kandidat berada di depan pasien • Inspeksi ada tidaknya spontaneous nystagmus • Gaze-evoked nystagmus – Pemeriksa meletakkan jari telunjuk di depan pasien. – Sembari Memfiksasi kepala pasien, Pasien diminta mengikuti gerakan jari telunjuk pemeriksa ke arah kiri dan kanan<300, kemudian atas dan bawah. – Bila nistagmus (+) Minta ps untuk melihat secara fokus bila menghilang/ berkurang, kmgkinan mrpk vertigo vest perifer. Bila menetap, kmgkinan mrpk vertigo sentral. • Induced nystagmus – OKN – Dix-Hallpike – Headshaking test • Menyimpulkan hasil pemeriksaan: – “Tidak ditemukan nistagmus” – Ditemukan nistagmus horizontal/vertikal/rotator • Bidirectional/unidirectional • Fase cepat kemana? • Memperlihatkan sikap yang sopan dan hormat kepada pasien selama melakukan pemeriksaan fisik • Memperlihatkan sikap percaya diri selama melakukan pemeriksaan fisik • Mengucapkan terimakasih pada pasien setelah melakukan pemeriksaan fisik Bagaimana Cara melakukan Pemeriksaan Dix-Hallpike Test? • Menyapa pasien (selamat pagi, siang, sore) • Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama • Menanyakan nama pasien • Meminta izin dan menjelaskan kepada pasien sebelum melakukan pemeriksaan fisik – Tujuan pemeriksaan adalah untuk memeriksa apakah vertigo yg dialami mrpk BPPV – Beritahu ps bahwa tindakan ini akan memprovokasi munculnya vertigo • Sblm memulai pemeriksaan, jangan lupa tindakan antisepsis dengan handrub (bila tersedia). • Pasien diminta untuk duduk tegak diatas ranjang • Kandidat menenggokan kepala ps 30-45 derajat • Pasien diminta tetap membuka mata • Dengan cepat (±2dtk), pasien dibaringkan. Pastikan leher dalam posisi hiperekstensi ringan dan bergelantungan pd tepi dr ranjang 20-30derajat dr garis horizontal ranjang. • Setelah 2-20 detik periode laten, perhatikan adanya nistagmus. – Torsional upbeat atau horizontal nystagmus bila (+) mk mendukung diagnosis BPPV • Pasien kmd diminta utk duduk tegak kembali kembali perhatikan ada tidaknya nistagmus – Nistagmus akan berubah arahnya ketika ps kembali duduk tegak • Lakukan kembali ke sisi satunya • Menyimpulkan hasil pemeriksaan: • Memperlihatkan sikap yang sopan dan hormat kepada pasien selama melakukan pemeriksaan fisik • Memperlihatkan sikap percaya diri selama melakukan pemeriksaan fisik • Mengucapkan terimakasih pada pasien setelah melakukan pemeriksaan fisik
Saya akan menanyakan beberapa pertanyaan untuk mendapatkan riwayat medis korban. Informasi ini penting untuk membantu penanganan dan perawatan selanjutnya
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis