Anda di halaman 1dari 4

Nama : Noor Intan Ramadhani

NIM : 101311133186
Kelas : Peminatan K3 2016
I. BERITA

Tiga Pekerja Kontrak Pertamina Diduga Hirup Gas Beracun

RABU, 14 SEPTEMBER 2011 | 15:08 WIB

TEMPO Interaktif, Cilacap - Penyebab meninggalnya tiga pekerja kontrak


Pertamina Cilacap, Jawa Tengah, masih belum jelas. Namun mereka tewas diduga karena
menghirup gas beracun. Dugaan awal karena menghirup gas hidrokarbon, ujar Ruseno,
Kepala Bagian Hubungan Pemerintah dan Masyarakat Pertamina Unit Pengolahan IV
Cilacap, Rabu, 14 September 2011. Ruseno mengatakan saat ini pemeriksaan masih terus
dilakukan terkait penyebab tewasnya tiga pekerja kontrak tersebut. Menurut dia, ketiga
pekerja meninggal saat sedang membersihkan tangki limbah pengolahan minyak. Dalam
peristiwa tersebut, dia menjelaskan ada tujuh pekerja yang terlibat dalam pengerjaan
pembersihan tangki. Dari tujuh orang tersebut, empat pekerja berhasil melarikan diri dan
terhindar dari paparan gas beracun. Sementara tiga pekerja lainnya gagal melarikan diri dan
tewas di tempat kejadian.
Ruseno menyebutkan tiga korban tewas itu yakni Chen Liang, 28 tahun. Ia tercatat
berdomisili di Jalan KH Mansyur No. 121 Gedung City, Jakarta Pusat. Korban kedua yakni
Dony, 25 tahun, dengan alamat Kampung Naru, Tanjung Bale, Karimun. Korban terakhir
yakni Rafi Rio Basla, 24 tahun, warga Payakumbuh, Sumatera Barat. Ketiganya tewas di
lokasi kejadian. Sedangkan empat pekerja lainnya yang mengalami luka-luka langsung
dirawat di RS Pertamina Cilacap dan RSUD Cilacap. Mereka yang terluka yakni Ardy Dana
Prabowo, 28 tahun, warga Jalan Cermai 4 Nomor 41 Kelurahan Karangtengah, Tangerang,
Banten; Turyono, 26 tahun, warga Panjalu, Ciamis, Jawa Barat; Fahmi H., warga Jalan Riau
Gang Harapan, Payung Sekali, Pekanbaru, Riau; dan Sastro, 25 tahun, warga Jalan Sultan
Syarif Kosim 27, Pekanbaru, Riau. Menurut Ruseno, peristiwa tersebut terjadi saat ketujuh
pekerja yang dikontrak dari PT Prasada Pamunah Limbah Industri (PPLI) bekerja
membersihkan limbah minyak mentah yang ada di tangki 38-T103. Pembersihan limbah, kata
dia, dilakukan dengan menyedot endapan limbah dari tangki bak penampungan ke kontainer
limbah. Kontainer limbah atau yang dikenal sebagai Sludge Oil Recovery mempunyai ukuran
6x2x2 meter. Kontainer limbah tersebut berada di samping tangki 38-T103. Saat itu, kata
Ruseno, Chen Liang yang sedang berada di dalam bak kontainer limbah tiba-tiba pingsan
diduga karena menghirup gas beracun. Mengetahui ada rekannya yang jatuh pingsan, dua
teman lainnya berusaha masuk kontainer untuk memberikan pertolongan. Bukannya berhasil,
kedua orang yang bermaksud menolong itu malah ikut jatuh pingsan. Sementara empat
Nama : Noor Intan Ramadhani
NIM : 101311133186
Kelas : Peminatan K3 2016
kawannya yang lain segera melarikan diri karena mengetahui adanya bau menyengat dari gas
beracun itu. Mereka mengalami kesulitan bernapas karena sempat menghirup gas beracun
yang dikeluarkan dari limbah minyak, ujarnya. Dengan kejadian tersebut, kata Ruseno,
pihaknya akan melakukan investigasi menyeluruh terkait terjadinya kecelakaan. Ia
menyebutkan seluruh korban akan mendapat santunan dari Pertamina. Ini murni kecelakaan
kerja, katanya. Meski ada kecelakaan, kata dia, seluruh kegiatan operasional kilang tidak
terganggu. Menurutnya, kilang masih beroperasi secara penuh seperti biasanya.
Ketiga jenazah selanjutnya diotopsi di Rumah Sakit Umum Margono Soekarjo, Purwokerto.
Otopsi dipimpin oleh ahli forensik RSU Margono, dr Zaenury. Hingga berita ini ditulis, tim
dokter masih melakukan otopsi dan belum diketahui hasilnya.

Ruseno mengemukakan saat ini tim dari Kepolisian Resor Cilacap sedang melakukan
penyelidikan terjadinya kecelakaan. Polisi masih melakukan olah TKP untuk mengetahui
penyebab terjadinya kecelakaan tersebut, ujarnya.
General Manager Pertamina RU IV Cilacap Bambang Harijanto mengatakan jenazah korban
sudah diserahkan kepada keluarga masing-masing dan perusahaan kontraktor tempat korban
bekerja. Kami turut berduka atas kecelakaan kerja ini, katanya. Ia menambahkan, pihaknya
sangat peduli dengan seluruh pekerja baik karyawan tetap maupun pekerja kontrak yang
bekerja untuk Pertamina. Menurutnya, kecelakaan kerja tersebut akan menjadi bahan evaluasi
Pertamina agar di masa datang tidak terjadi lagi kecelakaan saat bekerja.
Saat ditanya kronologis kejadian, Bambang mengatakan kecelakaan tersebut terjadi
saat korban melaksanakan pekerjaan SOR (Sludge Oil Recovery) di area 38-T103. Korban
saat itu sedang melakukan pengecekan di bak penampungan lumpur minyak lalu terjatuh ke
bak tersebut. Mengetahui kawannya terjatuh, rekan lainnya mencoba untuk menolong, namun
ikut terjatuh ke dalam bak tersebut. Hingga berita ini ditulis, pihak kepolisian belum bisa
dimintai keterangan. Saat dihubungi, Kepala Kepolisian Resor Cilacap Ajun Komisaris Besar
Rudi Dharmoko tidak mengangkat telepon selulernya.

II. Analisis Kecelakaan Kerja Berdasarkan Teori ILCI

Teori model ILCI merupakan salah satu teori kecelakaan kerja. Model ini merupakan
pengembangan dari teori domino yang dirumuskan oleh Frank Bird JR. dan German pada
tahun 1985. Teori model ILCI menjelaskan 5 tahapan kecelakaan yang terdiri dari Lack of
Nama : Noor Intan Ramadhani
NIM : 101311133186
Kelas : Peminatan K3 2016
control, basic causes, immediate causes, insiden dan loss. Berikut merupakan uraian dari
kecelakaan kerja Ledakan kapal tanker pertamina berdasarkan teori model ILCI :

1. Loss
Loss merupakan dampak yang akan didapatkan saat kecelakaan terjadi yang dapat
mempengaruhi kehilangan manusia, property/harta benda dan proses produksi. Pada
peristiwa meninggalnya tiga pekerja kontrak Pertamina Cilacap, Jawa Tengah dampak
yang diakibatkan oleh kecelakaan tersebut adalah kehilangan manusia/ kematian.
2. Insiden
Insiden merupakan suatu kejadian yang dapat menyebabkan kerugian baik dari
pekerja, perusahaan maupun masyarakat sekitar. Berdasarkan berita diatas
menyatakan ketujuh pekerja yang dikontrak dari PT Prasada Pamunah Limbah
Industri (PPLI) bekerja membersihkan limbah minyak mentah yang ada di tangki 38-
T103. Salah satu pekerja yang sedang berada di dalam bak kontainer limbah tiba-tiba
pingsan diduga karena menghirup gas beracun. Kemudian dua teman lainnya
berusaha masuk kontainer untuk memberikan pertolongan. Bukannya berhasil, kedua
orang yang bermaksud menolong itu malah ikut jatuh pingsan
3. Immediate causes
Merupakan penyebab langsung yang terdiri dari tindakan tidak aman dan kondisi
tidak aman. Tindakan tidak aman berupa tidak menggunakan alat pelindung diri saat
membersihkan limbah minyak mentah karena berita diatas menyebutkan bahwa saat
akan memasuki tanki dan membersihkan, pekerja langsung pingsan.
4. Basic causes
Penyebab dasar adalah sesuatu yang menyebabkan timbulnya tindakan dan kondisi
tidak aman yang terdiri dai factor manusia dan factor pekerjaan. Berdasakan kasus
diatas, menurut saya factor dasar yang berperan adalah factor manusia. Karena
minimnya pengetahuan pekerja mengenai bahaya dan dampak dari paparan yang
didapatkan saat mereka bekerja sehingga pekerja bekerja tanpa menggunkan APD.
5. Lack of control
Beberapa hal yang menyebabkan kurangnya pengawasan manajememen yaitu
kurangnya program keselamatan dan kesehatan kerja, standar kerja yang tidak sesuai
dan kepatuhan terhadap standar yang berlaku. Menurut saya berdasarkan kasus diatas
hal yang mendasari dari kecelakaan diatas adalah standard kerja yang tidak
sesuai/tidak adanya SOP yang mengatur mengenai tata cara bekerja yang aman,
Nama : Noor Intan Ramadhani
NIM : 101311133186
Kelas : Peminatan K3 2016
misalkan menggunakan APD seperti masker karena paparan yang didapatkan dari
pekerjaan diatas adalah gas, kemudian penggunaan safety shoes karena pada tanki
minyak kemungkinan terjatuh juga besar karena licin. Jika memang sudah ada SOP
yang mengatur, hendaknya dikomunikasikan kepada pekerjanya saat akan bekerja.

Sumber :

Anonim. 2011. Tiga Pekerja Kontrak Pertamina Hirup Gas Beracun.


https://m.tempo.co/read/news/2011/09/14/177356202/tiga-pekerja-kontrak-
pertamina-diduga-hirup-gas-beracun Diakses pada 13 Mei 2016 pukul 15.56

Anda mungkin juga menyukai