PENDAHULUAN
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Ginjal
Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terdapat
sepasang (masing-masing satu di sebelah kanan dan kiri vertebra) dan
posisinya retroperitoneal. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah
(kurang lebih 1 cm) dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan adanya hati
yang mendesak ginjal sebelah kanan. Kutub atas ginjal kiri adalah tepi atas
iga 11 (vertebra T12), sedangkan kutub atas ginjal kanan adalah tepi
bawah iga 11 atau iga 12. Adapun kutub bawah ginjal kiri adalah
processus transversus vertebra L2 (kira-kira 5 cm dari krista iliaka)
sedangkan kutub bawah ginjal kanan adalah pertengahan vertebra L3. Dari
batas-batas tersebut dapat terlihat bahwa ginjal kanan posisinya lebih
rendah dibandingkan ginjal kiri.
b. Ureter
Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan
m.psoas major, lalu menyilangi pintu atas panggul dengan a.iliaca
communis. Ureter berjalan secara postero-inferior di dinding lateral pelvis,
5
c. Vesica urinaria
tepi (anterior, posterior, dan lateral dextra dan sinistra). Dinding vesica
urinaria terdiri dari otot m.detrusor (otot spiral, longitudinal, sirkular).
Terdapat trigonum vesicae pada bagian posteroinferior dan collum vesicae.
Trigonum vesicae merupakan suatu bagian berbentuk mirip-segitiga yang
terdiri dari orifisium kedua ureter dan collum vesicae, bagian ini berwarna
lebih pucat dan tidak memiliki rugae walaupun dalam keadaan kosong.
d. Uretra
Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica urinaria
menuju lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan
wanita. Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga
berfungsi sebagai organ seksual (berhubungan dengan kelenjar prostat),
sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar 3.5 cm. selain itu, Pria
memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot polos terusan
dari m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di uretra
pars membranosa, bersifat volunter), sedangkan pada wanita hanya
memiliki m.sphincter externa (distal inferior dari kandung kemih dan
bersifat volunter).
Pada pria, uretra dapat dibagi atas pars pre-prostatika, pars prostatika, pars
membranosa dan pars spongiosa.
Pars pre-prostatika (1-1.5 cm), merupakan bagian dari collum vesicae dan
aspek superior kelenjar prostat. Pars pre-prostatika dikelilingi otot m.
7
Sedangkan uretra pada wanita berukuran lebih pendek (3.5 cm) dibanding
uretra pada pria. Setelah melewati diafragma urogenital, uretra akan
bermuara pada orifisiumnya di antara klitoris dan vagina (vagina opening).
Terdapat m. spchinter urethrae yang bersifat volunter di bawah kendali
8
somatis, namun tidak seperti uretra pria, uretra pada wanita tidak memiliki
fungsi reproduktif.
2.2 Fisiologi
Fungsi ginjal adalah a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-
zat toksis atau racun, b) mempertahankan suasana keseimbangan cairan, c)
mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh,
dan d) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum,
kreatinin dan amoniak. Tahap pembentukan urin adalah :
1. Proses Filtrasi
Di glomerulus terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian
cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai
bowmen yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat
dll, diteruskan ke tubulus ginjal. cairan yang di saring disebut filtrate
gromerulus.
2. Proses Reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glikosa,
sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi
secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus proximal. sedangkan pada
tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila
diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif)
dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.
3. Proses sekresi.
9
2.3 Urolitiasis
2.3.1 Definisi
Urolithiasis adalah terbentuknya batu didalam saluran kemih. Batu
di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras sepertibatu
yangterbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri,
perdarahan,penyumbatan aliran kemih atau infeksi.5
Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis, dan dapat
terbentuk pada :
1. Ginjal (Nefrolithiasis)
Nefrolitiasis (Batu Ginjal) merupakan salah satu gejalanya adalah
pembentukan batu di dalam ginjal.6
2. Ureter (Ureterolithiasis)
Ureterolitiasis adalah suatu keadaan terjadinya penumpukan oksalat,
calculi (batu ginjal) pada ureter atau pada daerah ginjal.
3. Vesica urinaria (Vesicolithiasis)
10
2.3.2 Etiologi
1. Herediter
Dents disease yaitu terjadinya peningkatan 1,25 dehidroksi
vitamin D sehingga penyerapan kalsium di usus meningkat,
akibat keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari orang
tuanya. Penyakit-penyakit herediter yang menyebabkan
Urolithiasis antara lain:hiperkalsiuria, proteinuria, glikosuria,
aminoasiduria dan fosfaturia yang akhirnya mengakibatkan
batu kalsium oksalat dan gagal ginjal.
Sindroma Barter, pada keadaan ini terjadi poliuria, berat jenis
air kemih rendah hiperkalsiuria dan nefrokalsinosis.5
2. Umur
Penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30 50 tahun. Hasil
penelitian yang dilakukan terhadap penderita BSK di RS DR Kariadi
selama lima tahun (1989-1993), frekuensi terbanyak pada dekade
empat sampai dengan enam.5
11
3. Jenis kelamin
Jumlah pasien laki laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan
pasien perempuan.Serum testosteron menghasilkan peningkatan
produksi oksalat endogen oleh hati. Rendahnya serum testosteron pada
wanita dan anak-anak menyebabkan rendahnya kejadan batu saluran
kemih pada wanita dan anak-anak.5
1. Teori Nukleasi
2. Teori Matriks
3. Penghambatan kristalisasi
1. Glikosaminoglikan (GAG)
2. Protein Tamm Horsfall (THP) / uromukoid
3. Nefrokalsin
4. Osteopostin.5
1. Batu kalsium
Batu jenis ini paling banyak dijumpai, yaitu kurang lebih 70 -80 % dari
seluruh batu saluran kemih. Kandungan batu jenis ini terdiri atas kalsium
oksalat, kalsium fosfat, atau campuran dari kedua unsur itu.
1) Hiperkalsiuri, yaitu kadar kalsium dalam urine lebih besar dari 250-
300 mg/24 jam. Terdapat 3 macam penyebab terjadinya hiperkalsiuri,
antara lain :
14
2. Batu struvit
Batu asam urat merupakan 5-10% dari seluruh batu saluran kemih. Di
antara 75-80% batu asam urat terdiri atas asam urat murni dan sisanya
merupakan campuran kalsium oksalat. Penyakit ini banyak diderita oleh
pasien dengan penyakit gout, penyakit mieloproliferatif, pasien yang
mendapatkan terapi antikanker, dan yang banyak menggunakan obat
urikosurik, seperti sulfinpirazone, thiazide, dan salisilat. Obesitas,
peminum alkohol, dan diet tinggi protein mempunyai peluang besar untuk
mendapatkan penyakit ini. Asam urat relatif tidak larut dalam urine,
sehingga pada keadaan tertentu mudah sekali membentuk kristal asam
urat, dan selanjutnya membentuk batu asam urat.1
16
2.2.5 Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan ditunjang dengan pemeriksaan radiologis,
laboratorium dan penunjang lain untuk menentukan adanya kemungkinan
obstruksi saluran kemih, infeksi, dan gangguan faal ginjal.
Anamnesis
a. Riwayat penyakit saat ini 11
Pada pengkajian ini, hal yang perlu ditanyakan adalah keluhan klien
seperti nyeri (lokasi, waktu, penyebaran, intensitas, durasi),
17
pengeluaran batu dalam urin, pola BAK, terdapat darah dalam urin dan
lain-lain.Pasien dengan batu saluran kemih mempunyai keluhan yang
bervariasi mulai dari tanpa keluhan. sakit pinggang ringan sampai
dengan kolik, disuria, hematuria, retensio urin, anuria. Keluhan ini
dapat disertai dengan penyulit berupa demam, tanda-tanda gagal
ginjal.10
b. Riwayat penyakit terdahulu
Penyakit terdahulu yang perlu ditanyakan pada klien yaitu apakah
klien pernah mengalami penyakit batu sebelumnya, pernah
mengalami penyakit infeksi saluran kemih, riwayat kencing berpasir
ataupun penyakit saluran kemih yang lainnya.
c. Riwayat keluarga
Perlu ditanyakan antara lain : intake cairan, diit (susu, keju, purine),
obat-obatan (analgesic, vitamin D, kemoterapi), immobilisasi yang
lama, gout, atau pernah mengeluarkan batu.1
d. Kebiasaan dan gaya hidup
Pada pemeriksaan ini perawat menanyakan kebiasan klien sehari-
hari, aktivitas yang biasa dilakukan klien sebelumnya, serta
makanan dan minuman yang biasa di konsumsi klien.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pasien dengan batu saluran kemih dapat bervariasi mulai
tanpa kelainan fisik sampai tanda-tanda sakit berat tergantung pada letak
batu dan penyulit yang ditimbulkan.
Pemeriksaan fisik umum : hipertensi, febris, anemia, syok
Pemeriksan fisik khusus urologi
a. Sudut kosto vertebra : nyeri tekan, nyeri ketok, pembesaran
ginjal
b. Supra simfisis : nyeri tekan, teraba batu, buli-buli penuh
c. Genitalia eksterna : teraba batu di uretra
d. Colok dubur : teraba batu pada buli-buli (palpasi bimanual).4
18
b. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan kemih yang
dapat menunjang adanya batu di saluran kemih, menentukan fungsi ginjal,
dan menentukan sebab terjadinya batu.12
Urin
pH urin > 7,6 biasanya ditemukan kuman urea splitting organisme
dapat berbentuk batu magnesium ammonium posfat. pH yang
rendah menyebabkan peengendapan batu asam urat (organik)
Sedimen : Sel darah merah meningkat (90%) ditemukan pada
penderita dengan batu, bila terjadi infeksi maka Sel darah putih
akan meningkat
Biakan urin
Darah
Hb, akan terjadi anemia pada gangguan fungsi ginjal
Leukositosis terjadi karena infeksi
Ureum kreatinin untuk melihat fungsi ginjal
Ca, Fosfor dan asam urat.5
Pemeriksaan Radiologik
BNO
BNO atau Buik Nier Overzich atau foto abdomen polos
adalah pemeriksaan radioligi pada bagian abdomen yang
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kelainan konginatal,
tumor ginjal atau tumor abdimen, bati saluran kemih dan
tumor kandungan. BNO polos dapat dilakukan oleh siapa saja
dan kapan saja karena tidak memerlukan persiapan.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan posisi supine dengan
memiliki batas atas prosesus xyphoideus, batas bawah simphisis
phubis dan batas lateral terlihat seluruh perut.10 Pada foto BNO
batu yang dapat dilihat sebagai batu radio-opak sedangkan batu
yang tidak tampak disebut sebagai batu radiolusen, berikut ini
19
Foto BNO-IVP
CT Scan Urologi
CT Scan adalah pemeriksaan yang menggunakan kombinasi X-
Ray dan komputer 3D sehingga dapat menghasilkan gambar yang
lebih jelas. CT Scan melibatkan obat khusus yang disebut
dengan medium kontras. Posisi yang digunakan pada
pemeriksaan ini adalah terlentang. Pemeriksaan ini dilakukan
untuk menunjukkan posisi batu dan kondisi yang mungkin
diakibatkan oleh keberadaan batu tersebut seperti
hidrouretra ataupun hidronefrosis
Pemeriksaan Ultrasonografi
Pemeriksaan USG merupakan pemeriksaan yang non invasive yang sangat
membantu, dapat dipakai untuk melakukan antegrad pielografi.5USG
dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan IVU, yaitu
pada keadaan-keadaan : alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang
menurun, dan pada wanita yang hamil. Pemeriksaan USG untuk menilai
adanya batu diginjal atau buli-buli, hidronefrosis, pionefrosis atau
pengerutan ginjal.1
Batu ginjal
o Sakit pada sudut CVA, sakit berupa pegal (akibat distensi
parenkim dan kapsul ginjal), kolik (hiperperistaltik otot polos pada
kaliks dan pelvis ginjal)
o Nausea, muntah-muntah disertai distensi abdomen disebabkan oleh
ilius paralitik.
o Hematuria makroskopik (5-10%), hematuria makroskopi (90%).
o Infeksi, bila terjadi sepsis penderitaakan demam, menggigil dan
apatis
21
Tanda-tanda
Biasanya tidak ditemukan kelainan, kadang-kadang dapat ditemukan
adanya nyeri tekan, nyeri ketok pada sudut CVA, bila terjadi
hidronephrosis dapat teraba adanya massa.
Batu Ureter
o Rasa sakit yang mendadak disebabkan batu yang lewat, rasa sakit
berupa pegal disudut CVA (distensi parenkhim dan kapsul ginjal)
atau kolik (hiperperistaltik otot polos), kolik ini menjalar ke perut
bagian bawah sesuai dengan batu lokasi batu dalam ureter, pada
pria rasa sakit sampai ke testis (batu ureter proksimal), pada wanita
rasa sakit terasa sampai vulva dan pada pria rasa sakit pada
skrotum (batu ureter distal)
o Gejala traktus digestifus seperti pada batu ginjal
o Bila batu sudah menetap di uterer hanya ditemukan rasa pegal pada
sudut CVA karena bendungan.
Tanda-tanda
o Pada saat akut penderita tampak gelisah, kulit basah dan dingin,
kadang-kadang terdapat tanda-tanda syok ringan.
o Nyeri tekan pada CVA, spasme otot-otot abdomen, testis
hipersensitif (batu ureter proximal), skrotum hipersensitif (batu
ureter distal
Batu Buli-buli
o Kencing lancar tiba-tiba terhenti terasa sakit yang menjalar ke
penis bila pasien merubah posisi dapat kencing lagi, pada anak-
anak mereka akan berguling-guling dan menarik-narik penis
o Kalau terjadi infeksi ditemukan tanda sistitis, kadang-kadang
terjadi hematuria
Tanda-tanda
22
Batu Urethra
o Kencing lancar tiba-tiba berhenti disertai rasa sakit yang hebat
(gland penis, batang penis, perineum dan rectum) terjadi retensi
urin (total atau parsial)
Tanda-tanda
Rasa sakit pada tempat batu berada :
2.2.7 Penatalaksanaan
Batu yang sudah menimbulkan masalah pada sauran kemih
secepatnya harus dikeluarkan. Indikasi untuk melakukan tindakan/terapi
pada batu saluran kemih adalah jika batu telah menimbulkan obstruksi,
infeksi, atau harus diambil karena sesuatu indikasi social.1
Alat ESWL dapat memecah batu ginjal tanpa melalui tindakan invasif
dan tanpa pembiusan. Batu dipecah menjadi fragmen-fragmen kecil
sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih. Tidak jarang,
pecahan-pecahan batu yang sedang keluar menimbulkan perasaan
nyeri kolik dan menyebabkan hematuria.
3. Endourologi
Tindakan endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk
mengeluarkan batu, tindakan tersebut terdiri atas memecah batu, dan
kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang
dimasukkan langsung ke dalam saluran kemih. Alat tersebut
dimasukkan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit
(perkutan). Proses pemecahan batu dapat dilakukan secara mekanik,
dengan memakai energi hidroulik, energi gelombang suara, atau
dengan energi laser. Beberapa tindakan endourologi untuk
mengeluarkan batu pada ginjal adalah :
a. PNL ( Percutaneous Nephro Litholapaxy )
Yaitu mengeluarkan batu di dalam saluran ginjal dengan cara
memasukkan alat endoskopi ke sistem kalises ginjal melalui
insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah
terlebih dahulu menjadi fragmen-fragmen kecil.
b. Litotripsi adalah memecah batu buli-buli atau batu urethra
dengan memasukkan alat pemecah batu (litotritor) ke dalam
buli-buli. Pecahan batu dikeluarkan dengan evakuator ellik.
4. Bedah Terbuka
Pembedahan itu antara lain adalah pielolitotomi atau nefrolitotomi
untuk mengambil batu pada saluran ginjal. Tidak jarang pasien harus
menjalani tindakan nefrektomi karena ginjalnya sudah tidak berfungsi
dan telah terjadi pionefrosis, korteksnya sudah sangat tipis atau
mengalami pengkerutan akibat batu yang menimbulkan obstruksi dan
infeksi yang menahun
24
2.2.9 Komplikasi
1) Hidronefrosis
2) Pielonefrosis
3) Uremia
4) Gagal ginjal
2.3.1 Definisi
2.3.4 Komplikasi
2.3.5 Penatalaksanaan
BAB III
KESIMPULAN
Batu urethra (Urethrolithiasis) biasanya berasal dari batu ginjal atau ureter
yang turun ke buli-buli, kemudian masuk ke urethra.Angka kejadian batu urethra
ini tidak lebih 1% dari seluruh batu saluran kemih. Secara epidemiologi batu
saluran kemih ini paling sering didapatkan pada usia 30 50 tahun dan laki-laki
tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan perempuan.Komposisi batu urethra
tidak berbeda dengan batu kandung kemih.Dua pertiga batu urethra terletak di
uretra posterior dan sisanya di uretra anterior.
DAFTAR PUSTAKA
1. Purnomo BB. 2011. Hyperplasia prostat. dalam Dasar-dasr Urologi. Edisi ke-
3. Jakarta : sagung seto. Hal 125-144.
2. Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5th ed. US: FA Davis
Company; 2007.
3. Van de Graaf KM. Human anatomy. 6th ed. US: The McGraw-Hill Companies; 2001.
4. Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi II. EGC: Jakarta
5. Daniella, A dkk. 2011. Profil analsis penyakit batu saluran kemih di
departemen bedah urologi RSU Dr Saiful Anwar dari mei 2009 hingga mei
2011. Refrat. Malang : FK Universitas Brawijaya
6. Sjamsuhidrajat. R. I. W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Ke-2. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC. 2004. 754-763.
7. Webmaster. Batu Saluran Kemih. Diunduh dari : http://www.medicastore.com
8. Wim de Jong. Bab 3 : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC. 2005
9. Soeparman, dkk. 2001. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Hlmn 378. Balai Penerbit FKUI :
Jakarta
10. HTA Indonesia. (2005). Penggunaan Extracorporeal Shockwave Lithotripsy
pada Batu Saluran Kemih. Retrieved from http://buk.depkes.go.id.
Diunduh tangaal 25 Februari 2016.
11. Putri, Puspa Utami.2013 Discharge Planning Pada Klien Dengan Urolithisis
Post Ureterorenoscopy (URS) Di Ruang Anggrek Tengah Kanan RSUP
Persahabatan. Jakarta : Universitas Indonesia
12. AUA Foundation. (2005). Kidney Stones. Retrieved from
www.UrologyHealth. org. Diunduh tanggal 24 Februari 2016.
13.
14. AUA Foundation. (2005). Kidney Stones. Retrieved from
www.UrologyHealth. org. Diunduh tanggal 24 Februari 2016.
15. Dewi, D dan Anak Agung, N S. Profil Analisis Batu Saluran Kencing Di
Instalasi Laboratorium Klinik Rsup Sanglah Denpasar. Jurnal Penyakit
Dalam, Volume 8 Nomor 3 September 2007.
29