Unfamiliar Terms
Masalah
Ibu S, 40 tahun, mengeluh keluar darah dari kemaluannya saat berhubungan intim
dengan suaminya.
1 bulan ini tercium berbau busuk karena keputihannya
Analisa Masalah
Faktor Resiko
- Kehamilan ektopik
- Plasenta previa Infeksi (virus, bakteri)
Tumor
- Trauma
- Tumor
Hipotesa
Kanker Serviks
Learning Issue
1. Siklus haid normal dan perdarahan diluar siklus haid
2. Patogenesis perdarahan pasca atau saat senggama
3. Anatomi dan Fisiologi Organ reproduksi wanita
4. Diagnosis Banding Perdarahan pasca senggama
5. Penegakan Diagnosa perdarahan pasca senggama
6. Pemeriksaan Penunjang perdarahan pasca senggama
7. Faktor resiko metode skrining kanker serviks
8. Penatalaksanaan perdarahan pasca senggama
9. Stadium Kanker serviks
10. Komplikasi dan prognosis
Pembahasan Learning Issue
1. Siklus haid yang normal dan perdarahan di luar siklus haid
GnRh
Pertumbuhan folikel
Folikel primordial
Progesterone meningkat
Dinding folikel rupture sehingga oosit kluar & lgsg ditangkap oleh fimbriae
Ovulasi
MENSTRUASI
Berdarah
Selain itu, berdasarkan seperti kanker dan polip juga dapat mengakibatkan
perdarahan, yakni :
Hipermenorea
Yaitu perdarahan dengan lama haid lebih panjang dari normal (>8 hari) dengan
darah haid sekitar 26-40 ml.
Hipomenorea
Yaitu perdarahan dengan jumlah yang lebih sedikit dari normal serta waktu
haid yang lebih singkat.
Polimenorea
Yaitu siklus menstruasi lebih pendek dari normal (kurang dari 21 hari) dengan
perdarahan kurang lebih sama.
Oligomenorea
Yaitu menstruasi yang jarang dengan panjang siklus menstruasi > 35 hari.
Amenorea
Yaitu tidak menstruasi > 3 bulan berturut-turut sejak menstruasi terakhir
Multifaktor
Infeksi HPV
fungsi p53 menghambat Cdk-Cycline, ketika p53 berikatan dengan E6 maka sel akan terus
bekerja,
Peningatan VEGF
Vaskular terbentuk abnormal, bentuk epitel irregular dan pembuluh darah menjadi rapuh
Vagina
Suatu saluran musculo-membranosa yang menghubungkan uterus dengan vulva, terletak
antara saluran kemih dan liang dubur. Dinding depan vagina (= 9 cm) lebih pendek dari
dinding belakang (=11 cm). Bentuk dinding dalam vagina terdapat lipatan lipatan yang
berjalan circulair yang disebut rugae terutama pada bagian bawah vagina, sedangkan di
tengahnya ada bagian yang lebih keras disebut kolumna rugarum. Setelah melahirkan,
sebagian dari pada rugae akan menghilang. Ke dalam puncak vagina menonjol ujung dari
cerviks. Bagian dari cerviks yang menonjol ke dalam vagina di sebut portio. Oleh portio ini,
puncak vagina dibagi dalam 4 bagian ialah : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix
lateral kanan dan kiri. Suplai darah vagina diperoleh dari arteria uterina, arteria vesikalis
inferior, arteria hemoroidalis mediana, dan arteria pudendus interna. Saraf yang mempersarafi
vagina berasal dari plexus hypogastricus inferior.
Fundus uteri
Bagian uterus proksimal, disitu kedua tuba falopii masuk ke uterus.
Korpus uteri
Bagian uterus yg terbesar.Pada kehamilan bagian ini mempunyai fungsi utama
sebagai tempat janin berkembang
Serviks uteri Ostium Uteri Internum
Ostium Uteri Eksternum
Kanalis servikalis
Sikap dan letak uterus di tengah tengah rongga panggul dipertahankan oleh :
Berupa lipatan peritoneum sebelah lateral Kanan Kiri dari pada uterus,meluas sampai
ke dinding panggul dan dasar panggul, sehingga seolah-olah menggantung pada
tubae. Ruangan antara kedua lembar dari lipatan ini terisi oleh jaringan yanglonggar,
disebut : parametrium, dimana berjalan arteria, vena uterina, pembuluh lympha dan
ureter.
2.Ligamentum rotundum
Terdapat di bagian atas lateral dari uterus, caudal dari insertie tuba, kedua ligament ini
melalui canalis inguinalis ke bagian cranial lab. Majus. Terdiri dari jaringan otot polos
(identik dengan myometrium) dan jaringan ikat dan menahan uterus dalam antefleksi.
Pada waktu kehamilan mengalami hypertrophie dan dapat diraba dengan pemeriksaan
luar.
2 buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium ke dinding panggul. Ligamentum
ini menggantungkan uterus pada dinding panggul. Antara sudut tuba dan ovarium
terdapat ligamentum ovarii proprium.
4.Ligamentum cardinal
Kiri kanan dari cervix setinggi ostium uteri internum ke dinding panggul.
Menghalangi pergerakan ke kiri atau ke kanan.
Letak Uterus :
a. A. uterine
Yang berasal dari a. Iliaka interna (a.hipogastrika)
b. A. Ovarica
Persarafan :
Saraf simpatis dan parasimpatis berasal dari plexus hypogastricus inferior
Fungsi Uterus :
Sebagai alat tempat terjadinya menstruasi
Sebagai alat tumbuh dan berkembangnya hasil konsepsi
Tempat pembuatan hormon misalnya HCG
Tuba Falopii
Adalah saluran yang keluar dari kornu rahim kanan dan kiri, panjangnya 12-13cm, diameter
3-8 mm. Bagian luarnya diliputi oleh peritoneum viseral yang merupakan bagian dari
ligamentum latum. Bagian dalam saluran dilapisi silia, yaitu rambut getar yang berfungsi
untukmenyalurkan telur dan hasil konsepsi.
Pada tuba ini dibedakan 4 bagian :
Pars interstitialis (intramuralis)
Bagian tuba yang berjalan dalam dinding uterus, mulai pada ostium internum tubae.
Pars isthmica
Bagian tuba setelah keluar dari dinding uterus, merupakan bagian tuba yang lurus dan sempit
Pars ampullaris
Bagian tuba antara pars isthmica dan infundibulum merupakan bagian tuba yang paling lebar
dan berbentuk S.
Infundibulum
Ujung dari tuba dengan umbai umbai yang disebut fimbriae, lubangnya disebut ostium
abdominale tubae.
Fungsi tuba:
Tempat terjadinya fertilisasi
Saluran yang mengeluarkan hasil konsepsi
Fimbria mengangkat ovum yang keluar dari ovarium
Persarafan:
Saraf simpatis dan parasimpatis berasal dari plexus hypogastricus inferior
Ovarium
Wanita pada umumnya mempunyai 2 indung telur kanan dan kiri, yang dengan mesovarium
menggantung di bagian belakang ligamentum latum, kiri dan kanan. Ovarium kurang lebih
sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5
cm. Pinggir atasnya atau hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat ditemukannya
pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk ovarium. Pinggir bawahnya
bebas. Permukaan belakangnya menuju ke atas dan beakang, sedangkan permukaan depannya
ke bawah dan depan. Ujung yang dekat pada tuba terletak lebih tinggi daripada ujung yang
dekat pada uterus, dan tidak jarang diselubungi oleh beberapa fimbria dari infundibulum.
Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus dengan ligamentum ovarii
proprium tempat ditemukannya jaringan otot yang menjadi satu dengan yang ada di
ligamentum rotundum.
Persarafan :
Persarafan ovarium berasal dari pleksus aorticus dan mengikuti perjalanan arteria ovarica.
Perdarahan, aliran limf, dan persarafan ovarium berjalan melalui apertura pelvis superior dan
menyilang arteria iliaca externa. Pembuluh-pembuluh dan saraf tersebut mencapai ovarium
dengan melewati bagian lateral ligamentum latum yang dikenal dengan nama ligamentum
suspensorium ovarii. Pembuluh darah dan saraf akhirnya masuk ke hilum ovarii melalui
mesovarium.
DIAGNOSA BANDING
(+) hamil (-) hamil
infeksi
hamil normal
(servisitis)
abortus trauma
KET (kehamilan
polip serviks
ektopik)
karsinoma
plasenta previa
serviks
karsinoma
endometrium
karsinoma
ovarium
a. Hamil normal
Perdarahan akibat pertama kali coitus
Berat badan meningkat
Mual muntah
(+) pergerakan janin
b. Abortus
Perdarahan pervaginam
Nyeri tumpul pada perut bagian bawah
(-) ditemukan kelainan serviks
Perut terasa tegang atau kram seperti papan
Tidak enak badan, sakit kepala, cemas, dan gelisah
d. Plasenta previa
Plasenta Previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri
internum
Keluar darah banyak dari kemaluan, umumnya setelah usia kehamilan 28
minggu
Warna darah merah segar, tiba-tiba, tanpa rasa sakit, dan berulang
Uterus terasa lembek
Perdarahan ke-2 biasanya lebih banyak
DJJ biasanya masih baik
USG : melihat letak implantasi plasenta.
e. Infeksi (servivitis)
Merupakan radang akut endoserviks akibat infeksi neiserria gonorhea
Serviks merah, edema, dan mengeluarkan sekret mukopurulen
Pada perabaan : serviks terasa kaku
Disuria dan sering BAK
Dispareunia
Perdarahan per vaginam setelah coitus
f. Trauma
Nyeri vulva dan vagina
Edema dan tanda-tanda inflamasi
Perdarahan di luar siklus haid
Kesulitan dalam urinasi
g. Polip serviks
Pertumbuhan jinak pada leher rahim, yang berasal dari permukaan kanal serviks
Umumnya tidak bergejala
Perdarahan setelah coitus maupun pasca menopause
Leukorea
Pada pemeriksaan spekulum dapat dilihat polip
h. Karsinoma serviks
Perdarahan dari kemaluan di luar siklus haid (post coital bleeding)
Keputihan nekrosis (bau)
Bila tumor sudah besar nyeri panggul, sulit BAB/BAK
Pembesaran KGB apabila sudah metastase
Inspekulo : (+) lesi eksofitik/ endofitik dengan nekrosis dan mudah berdarah
bila di sentuh
Pemeriksaan penunjang : IVA, pap smear, dan pemeriksaan histopatologi
i. Karsinoma endometrium
Metroragia
Perdarahan pasca menopause
USG hiperplasia endometrium
j. Karsinoma ovarium
Tidak khas
Bila tumor sudah besar distensi, sulit BAB/BAK
Gangguan menstruasi
Infertilitas
(+) benjolan pada perut
USG : massa pada abdomen bawah berbentuk bulat tidak rata, dan tidak
bewarna hitam sempurna
6. Penegakan Diagnosa perdarahan pasca senggama
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
a. Status Present
Keadaan umum
Konjungtiva pucat
Kesadaran
Tekanan darah
Nadi
Pernafasan
Temperatur
Meraba hati dan limpa
Status Ginekologis:
pemeriksaan luar: abdomen; datar, lemas, simetris, massa (-), nyeri tekan (-),
tanda cairan bebas (-).
Inspekulum : Lesi Eksofilik, dan Lesi Endofilik.
Pemeriksaan dalam: Vagina, serviks.
a. Metode Papsmear
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi sel kanker lebih awal pada pasien
yang tidak memberikan keluhan. Sel kanker dapat diketahui pada sekret yang
diambil dari porsi serviks. Pemeriksaan ini harus mulai dilakukan pada wanita
usia 18 tahun atau ketika telah melakukan aktivitas seksual sebelum itu.
Setelah tiga kali hasil pemeriksaan pap smear setiap tiga tahun sekali sampai
usia 65 tahun. Pap smear dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker leher
rahim secara akurat dan dengan biaya yang tidak mahal, akibatnya angka
kematian akibat kanker leher rahim pun menurun sampai lebih dari 50%.
Setiap wanita yang telah aktif secara seksual sebaiknya menjalani pap smear
secara teratur yaitu 1 kali setiap tahun. Apabila selama 3 kali berturut-turut
menunjukkan hasil pemeriksaan yang normal, maka pemeriksaan pap smear
bisa dilakukan setiap 2 atau 3 tahun sekali
b. Biopsi Biopsi
dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu pertumbuhan atau
lukapada serviks, atau jika hasil pemeriksaan pap smear menunjukkan suatu
abnormalitas ataukanker. Biopsi ini dilakukan untuk melengkapi hasil pap
smear. Teknik yang biasa dilakukanadalah punch biopsy yang tidak
memerlukan anestesi dan teknik cone biopsy yangmenggunakan anestesi.
Biopsi dilakukan untuk mengetahui kelainan yang ada pada serviks.Jaringan
yang diambil dari daerah bawah kanal servikal. Hasil biopsi akan memperjelas
apakahyang terjadi itu kanker invasif atau hanya tumor saja.
c. Tes Schiller Pada pemeriksaan ini serviks diolesi dengan larutan yodium. Pada
serviks normal akanmembentuk bayangan yang terjadi pada sel epitel serviks
karena adanya glikogen. Sedangkan pada sel epitel serviks yang mengandung
kanker akan menunjukkan warna yang tidak berubahkarena tidak ada
glikogen.
d. Radiologi
a) Pelvik limphangiografi, yang dapat menunjukkan adanya gangguan pada
saluran pelvik atau peroartik limfe.
b) Pemeriksaan intravena urografi, yang dilakukan pada kanker serviks tahap
lanjut, yang dapat menunjukkan adanya obstruksi pada ureter terminal.
Pemeriksaan radiologi direkomendasikan untuk mengevaluasi kandung kemih
dan rektum yang meliputi sitoskopi, pielogram intravena (IVP), enema
barium, dan sigmoidoskopi. Magnetic Resonance Imaging (MRI) atau scan
CT abdomen / pelvis digunakan untuk menilai penyebaran local dari tumor
dan / atau terkenanya nodus limpa regional c)
Metode IVA
e. IVA adalah salah satu deteksi dini kanker serviks dengan menggunakan asam
asetat 3 - 5 % secara inspekulo dan dilihat dengan pengamatan mata langsung
(mata telanjang). Pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa sakit, mudah ,
murah dan informasi hasilnya langsung. Serviks (epitel) abnormal jika diolesi
dengan asam asetat 3-5 % akan berwarna putih (epitel putih). Dalam waktu 1-
2 menit setelah diolesi asam asetat efek akan menghilang sehingga pada hasil
ditemukan pada serviks normal tidak ada lesi putih. Metode IVA tergolong
sederhana, nyaman dan praktis. Dengan mengoleskan asam cuka (asam asetat)
pada leher rahim dan melihat reaksi perubahan yang terjadi, prakanker dapat
dideteksi. Biaya yang dikeluarkan pun juga relatif murah. Selain prosedurnya
tidak rumit, pendeteksian dini ini tidak memerlukan persiapan khusus dan juga
tidak menimbulkan rasa sakit bagi pasien. Letak kepraktisan penggunaan
metode ini yakni dapat dilakukan di mana saja, dan tidak memerlukan sarana
khusus. Tingkat Keberhasilan metode IVA dalam mendeteksi dini kanker
servik yaitu 60-92%. Sensitivitas IVA bahkan lebih tinggi dari pada Pap
Smear. Dalam waktu 60 detik kalau ada kelainan di serviks akan timbul plak
putih yang bisa dicurigai sebagai lesi kanker.
8. Faktor resiko metode skrining kanker serviks
Hubungan Seksual
Merokok
Tembakau mengandung bahan-bahan karsinogen baik yang dihisap sebagai
rokok atau dikunyah. Wanita yang merokok kemungkinan menderita Ca
serviks 2 kali dibandingkan yang bukan perokok untuk menderita kanker leher
rahim.
Riwayat Keputihan
Beberapa penelitian kemudian menyebutkan bahwa kanker ini disebabkan
oleh Human Papiloma Virus (HPV) yang muncul, antara lain karena perilaku
sering berganti-ganti pasangan seks. Virus ini hidup didaerah lembab,
persisnya dalam cairan vagina yang didapat oleh penderita keputihan
(leukorea).
Penggunaan pil KB
Penelitian menunjukkan bahwa resiko kanker serviks semakin meningkat
selama seorang wamita menggunakan kontrasepsi oral, tetapi resikonya
kembali turun lagi setelah kontrasepsi oral dihentikan. Dalam penelitian
terbaru, resiko kanker serviks adalah dua kali lipat pada wanita yang
mengambil pil KB lebi dari 5 tahun, namun resiko kembali normal 10 tahun
setelah mereka dihentikan.
STADIUM PENATALAKSANAAN
Biopsi kerucut
0 Histerektomi transvaginal
Biopsi kerucut
Ia
Histerektomi transvaginal
Radioterapi
Kemoterapi
Operasi
Operasi bertujuan untuk mengambil atau merusak kanker. Bisa menggunakan
bedah mikrografik atau laser. Tujuan utamanya untuk mengangkat keseluruhan
tumor / kanker. Pembedahan mikrografik dilaksanakan dengan bedah kimia
dimana prosedur pembedahannya mengharuskan pengangkatan tumor lapis demi
lapis. Kanker serviks dapat diobati dengan pembedahan.
Stadium pra kanker ataupun kanker serviks yang kurang invasif (stadium IA)
biasanya diobati dengan histerektomi. Bila pasien masih ingin memiliki anak,
metode LEEP atau cone biopsy dapat menjadi pilihan.
Kemoterapi
Obat kemoterapi yang paling sering digunakan sebagai terapi awal / bersama
terapi radiasi pada stage IIA, IIB, IIIA, IIIB, and IVA adalah cisplatin,
flurouracil. Sedangkan Obat kemoterapi yang paling sering digunakan untuk
kanker serviks stage IVB / recurrent adalah : mitomycin. pacitaxel, ifosamide.
Lemas
Timbulnya mendadak atau perlahan dan tidak langsung menghilang saat
beristirahat, kadang berlangsung terus sampai akhir pengobatan.
Mual dan muntah. Mual dan muntah berlangsung singkat atau lama. Dapat
diberikan obat anti mual sebelum, selama, dan sesudah pengobatan.
Gangguan pencernaan
Beberapa obat kemoterapi dapat menyebabkan diare, bahkan ada yang diare
sampai dehidrasi berat dan harus dirawat. Kadang sampai terjadi sembelit.
Bila terjadi diare : kurangi makan-makanan yang mengandung serat, buah
dan sayur. Harus minum air yang hilang untuk mengatasi kehilangan cairan.
Bila susah BAB : makan-makanan yang berserat, dan jika memungkinkan
olahraga.
Sariawan
Rambut rontok
Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau tiga
minggu setelah kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut patah
didekat kulit kepala. Dapat terjadi seminggu setelah kemoterapi.
Otot dan saraf. Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan
mati rasa pada jari tangan dan kaki. Serta kelemahan pada otot kaki.
Efek pada darah. Beberapa jenis obat kemoterapi ada yang berpengaruh
pada kerja sumsum tulang yang merupakan pabrik pembuat sel darah
merah, sehingga jumlah sel darah merah menurun. Yang paling sering
adalah penurunan sel darah putih (leukosit). Penurunan sel darah terjadi
setiap kemoterapi, dan test darah biasanya dilakukan sebelum kemoterapi
berikutnya untuk memastikan jumlah sel darah telah kembali normal.
Penurunan jumlah sel darah dapat menyebabkan :
o Mudah terkena infeksi
o Hal ini disebabkan oleh penurunan leukosit, karena leukosit adalah
sel darah yang memberikan perlindungan infeksi. Ada juga beberapa
obat kemoterapi yang menyebabkan peningkatkan leukosit.
o Perdarahan. Keping darah (trombosit) berperan pada proses
pembekuan darah, apabila jumlah trombosit rendah dapat
menyebabkan pendarahan, ruam, dan bercak merah pada kulit.
o Anemia adalah penurunan sel darah merah yang ditandai dengan
penurunan Hb (Hemoglobin). Karena Hb letaknya didalam sel darah
merah. Penurunan sel darah merah dapat menyebabkan lemah,
mudah lelah, tampak pucat.
o Kulit menjadi kering dan berubah warna
o Lebih sensitive terhadap sinar matahari.
o Kuku tumbuh lebih lambat dan terdapat garis putih melintang.
1. Nyeri ringan (VAS 1-4) : obat yang dianjurkan antara lain Asetaminofen,
OAINS (Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid)
2. Nyeri sedang (VAS 5-6) : obat kelompok pertama ditambah kelompok
opioid ringan seperti kodein dan tramadol
3. Nyeri berat (VAS 7-10) : obat yang dianjurkan adalah kelompok opioid
kuat seperti morfin dan fentanin
Komplikasi
Komplikasi Carcinoma Cerviks
Metastasis
Ketika kanker serviks menyebar di luar lapisan atas jaringan serviks (disebut
endotelium serviks), hal itu menandakan bahwa sel kanker mulai menyerang
struktur dan organ sekitarnya. Transisi ini akibat kanker non-invasif mulai
menginvasi secara lokal, carcinoma in situ (CIS), yang menandakan bahwa massa
sel-sel kanker, secara kolektif disebut tumor atau lesi, telah memperoleh akses ke
seluruh tubuh. Sel-sel kanker dapat menyebar melalui pembuluh dari sistem getah
bening ke kelenjar getah bening di panggul atau dekat aorta, arteri terbesar dalam
tubuh. Kelenjar getah bening panggul dan aorta ini disebut kelenjar getah bening
regional karena merupakan titik terdekat ke situs kanker. Dari kelenjar tersebut,
kanker dapat melakukan perjalanan ke tempat yang jauh seperti tulang dan hati,
paru-paru, atau otak. Proses ini disebut metastasis, dari kata Yunani meta, yang
dalam hal ini mengacu pada perubahan, dan stasis, yang berarti "berdiri diam."
Kanker metastatis membawa tingkat kelangsungan hidup lebih rendah dari kanker
non-invasif atau invasif secara lokal.
a. Perdarahan
Rata-rata pasien saat proses pembedahan kehilangan darah sekitar 600-800 ml
dan 10 % pasien diantaranya membutuhkan tranfusi darah.
b. Infeksi
c. Gangguan kandung Kemih
1-3 % perempuan mengalami masalah dalam membuang urin setelah operasi
sehingga membutuhkan pemasangan kateter untuk mebuang urin.
d. Kerusakan organ sekitar serviks (seperti kandung kemih, ureter dan usus)
e. Nyeri
Prognosis
Prognosis kanker serviks adalah buruk. Prognosis yang buruk tersebut
dihubungkan dengan 85-90 % kanker serviks terdiagnosis pada stadium invasif,
stadium lanjut, bahkan stadium terminal Selama ini, beberapa cara dipakai
menentukan faktor prognosis adalah berdasarkan klinis dan histopatologis seperti
keadaan umum, stadium, besar tumor primer, jenis sel, derajat diferensiasi Broders.
Prognosis kanker serviks tergantung dari stadium penyakit. Umumnya, 5-years
survival rate untuk stadium I lebih dari 90%, untuk stadium II 60-80%, stadium III
kira - kira 50%, dan untuk stadium IV kurang dari 30% .
1. Stadium 0
100penderita dalam stadium ini akan sembuh
.
2. Stadium 1
Kanker serviks stadium I sering dibagi menjadi IA dan IB. Dari semua wanita
yang terdiagnosis pada stadium IA memiliki 5-years survival rate sebesar 95%.
Untuk stadium IB 5-years survival rate sebesar 70 sampai 90%. Ini tidak
termasuk wanita dengan kanker pada limfonodi mereka.
3. Stadium 2
Kanker serviks stadium 2 dibagi menjadi 2, 2A dan 2B. Dari semua wanita yang
terdiagnosis pada stadium 2A memiliki 5-years survival rate sebesar 70-90%.
Untuk stadium 2B 5-years survival rate sebesar 60 sampai 65%.
4. Stadium 3
Pada stadium ini 5-years survival rate-nya sebesar 30-50%.
5. Stadium 4
Pada stadium ini 5-years survival rate-nya sebesar 20-30%. 6. Stadium 5 Pada
stadium ini 5-years survival rate-nya sebesar 5-10%.
Daftar Pustaka
Dorland, W. ( 2012). Kamus saku kedokteran DORLAND, Ed. 28. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
DISUSUN OLEH
KETUA : MONA JUNRINI SIBARANI (11000038)
SEKRETARIS : MAGDALENA GULTOM (11000040)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN