Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

Laporan Sistem Manajemen Lingkungan di Hotel Montana Syariah Banjarbaru 1


BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Manajemen


Di dalam sebuah organisasi dibutuhkan adanya tata kelola dan pemahaman
mengenai limbah yang ada di industri perhotelan. Tata kelola yang dimaksud adalah
penggunaan dan penerapan ilmu manajemen. Ada beberapa definisi tentang
manajemen, antara lain:
1. Menurut Daft (2003):
Manajemen adalah pencapaian dari tujuan organisasional dengan melalui
aktivitas yang efektif dan efisien, yang dapat melibatkan sumber-sumber
organisasional yang utama dan pendukungnya.
2. Menurut Robbins (2007):
Manajemen adalah sebuah proses koordinasi dan pemantauan kinerja dari
aktivitas-aktivitas secara menyeluruh, sehingga aktivitas-aktivitas yang
dikerjakan tersebut dapat diselesaikan secara efektif dan efisien. Melalui kedua
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah sebuah koordinasi
dan pemantauan kinerja melalui aktivitas yang dikerjakan secara efektif dan
efisien dan melibatkan sumber-sumber organisasional untuk mencapai tujuan
organisasional.

1.2 Strategi Terhadap Pemgelolaan atau Manajemen Lingkungan pada Perhotelan


Sistem Manajemen Lingkungan pada perhotelan sangat penting perannya
dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, tetapi berbagai praktek
pengelolaan ataupun manajemen lingkungan belum dilakukan dengan baik. Pada
ISO seri 14001, dijelaskan bahwa untuk melaksanakan pengelolaan lingkungan,
hotel harus memiliki kebijakan lingkungan yang jelas, tujuan, sasaran dan
perencanaan yang baik. Untuk lebih meningkatkan efektivitas, para pengelola hotel
harus selalu meninjau sistem yang telah diimplementasikan. Kendala yang ada
selama ini adalah karena keterbatasan sumber daya, banyak hotel yang menutup

Laporan Sistem Manajemen Lingkungan di Hotel Montana Syariah Banjarbaru 2


sementara upaya pengelolaan lingkungannya setelah melakukan beberapa inisiatif
praktek lingkungan seperti kampanye hemat air, hemat energi untuk instalasi lampu,
penggunaan kembali limbah kertas dan inisiatif lainnya. Terakhir ISO seri 14001
memberikan pedoman yang efektif pada isi audit, evaluasi kinerja lingkungan dan
lainnya, dokumen ISO14001 memiliki elemen yang sangat penting bagi
pengelolaan lingkunan, karena implementasi pengelolaan lingkungan
membutuhkanbanyak sumber daya, termasuk tenaga kerja, biaya dan waktu untuk
perencanaan (Sayre, 1996).
Kirk (1995) melihat adanya hubungan antara karakteristik tertentu dari
industri pariwisata dengan isu-isu lingkungan yang bisa mengkondisikan setiap
strategi lingkungan hotel. Pertama, operasional hotel terhadap lingkungan
menghasilkan buangan pada areal yang luas, karena operasional hotel terdiri dari
sejumlah besar kegiatan kecil yang dilakukan pada bagian departemen hotel, yang
masing-masing memakai sejumlah kecil energi, air, makanan, kertas dan
sumberdaya lain dan berkontribusi pada penambahan sejumlah kecil polusi terhadap
lingkungan oleh karena asap, bau, kebisingan dan polutan akibat bahan kimia.
Kedua, peraturan lingkungan dalam industri ini hampir tidak ada, dibandingkan
seperti pada sektor manufaktur. Ketiga, karena customernya adalah wisatawan atau
tamu hotel yang kehadirannya berpengaruh langsung terhadap kegiatan pelayanan
yang terjadi di hotel.
Sifat sukarela implementasi praktek-praktek lingkungan terjadi karena
kurangnya aspek normatif yang membuatnya wajib. Keadaan ini diperkuat oleh
fakta bahwa dampak lingkungan pada hotel yang meliputi area yang luas membuat
sulitnya bagi masyarakat umum untuk menerima pendapat bahwa hotel memiliki
peran langsung dalam perusakan lingkungan. Ketiga aspek ini mengakibatkan
adanya tiga bentuk pengelolaan lingkungan pada hotel, ketiga bentuk tersebut,
yaitu:
a) Aktifitas pengelolaan lingkungan yang bersifat sukarela (voluntary),
b) Aktifitas pengelolaan lingkungan yang melibatkan tamu sebagai pelanggan
dalam implementasi usaha-usaha pengelolaan lingkungan; dan

Laporan Sistem Manajemen Lingkungan di Hotel Montana Syariah Banjarbaru 3


c) Aktifitas pengelolaan lingkungan yang fokus pada usaha-usaha prevensi
terhadap polusi dan/atau aspek-aspek organisasi pengelolaan lingkungan.

1.3 Deskripsi Hotel Montana Syariah Kota Banjarbaru


Hotel Montana terletak di Jl. Nangka No. 3, Kota Banjarbaru, Kalimantan
Selatan 70713, Hotel Montana merupakan Hotel yang berkonsep syariah. Hotel
syariah merupakan sebuah Hotel yang berfungsi sebagaimana lazimnya yang
operasional dan layanannya telah menyesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah atau
pedoman ajaran islam, guna memberikan suasana tenteram, nyaman, sehat dan
bersahabat yang dibutuhkan. Di Hotel syariah secara umum juga terdapat hal-hal
yang ada di Hotel Konvensional lainnya seperti tentu saja Kamar yang setara Hotel
Bintang, Restaurant, Kolam Renang (perbedaannya antara wanita dan pria harus
terpisah), Fasilitas Koran Pagi dan hal-hal lain yang secara umum tersedia di Hotel
Konvensional. Tentunya dalam hal sistem manajemen lingkungannya tidak ada
yang berbeda dari hotel konvensional.
Sistem manajemen lingkungan hotel mengacu pada ISO 14001 dimana
Ketika perusahaan beroperasi, maka proses bisnis yang dilakukan oleh perusahaan
tersebut berpotensi untuk menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik dampak
positif maupun dampak negatif. Pada prinsipnya dampak yang timbul dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu dampak bio-kimia-fisik dan dampak
sosial. Contoh dari dampak bio-fisik-kimia misalnya pencemaran air, pencemaran
udara, kerusakan keanekaragaman hayati, atau pengurangan cadangan air tanah.
Semua jenis dampak ini akan memberikan resiko yang mempengaruhi bisnis yang
dijalankan oleh perusahaan. Misalnya pencemaran air yang ditimbulkan oleh
aktivitas perusahaan, akan memberikan resiko pertanggungjawaban dalam bentuk
tuntutan pidana dan tuntutan perdata, apakah tuntutan tersebut dari pemerintah,
masyarakat, atau lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Ketika perusahaan berupaya untuk menerapkan ISO 14001, maka
perusahaan tersebut telah memiliki komitmen untuk memperbaiki secara menerus
kinerja lingkungannya. Namun, satu hal perlu dingat bahwa ISO 14001 merupakan

Laporan Sistem Manajemen Lingkungan di Hotel Montana Syariah Banjarbaru 4


standar yang memadukan dan menyeimbangkan kepentingan bisnis dengan
lingkungan hidup. Sehingga, upaya perbaikan kinerja yang dilakukan oleh
perusahaan akan disesuaikan dengan sumberdaya perusahaan, apakah itu
sumberdaya manusia, teknis, atau finansial.
Adakalanya, perbaikan kinerja lingkungan tidak dapat dicapai dalam waktu
singkat karena keterbatasan finansial. Misalnya, sebuah perusahaan yang proses
bisnisnya menimbulkan limbah cair yang mencemari lingkungan berupaya untuk
menerapkan ISO 14001 di perusahaannya. Setelah kajian dilakukan, ternyata
keterbatasan finansial membuat perusahaan tersebut sukar untuk mengelola
limbahnya sehingga mencapai baku mutu limbah cair yang disyaratkan oleh
pemerintah. Berdasarkan analisis finansial, ternyata perusahaan tersebut baru akan
mampu membangun sistem pengolahan limbah yang memadai kira-kira beberapa
tahun ke depan. Sehingga sebelum masa tersebut terlampaui, perusahaan tidak akan
pernah memenuhi baku mutu lingkungan. Namun, bila perusahaan tersebut
mengembangkan sistem manajemen lingkungan yang memenuhi persyaratan ISO,
maka perusahaan tersbut bisa saja memperoleh sertifikat ISO 14001. Perusahaan
lain, yang kinerja lingkungannya telah memenuhi baku mutu namun EMS-nya tidak
memenuhi persyaratan tidak akan memperoleh sertifikat ISO 14001.
Uraian di atas menunjukkan bahwa pada prinsipnya, penerapan ISO 14001
tidak berarti tercapainya kinerja lingkungan dalam waktu dekat. Sertifikat EMS
dapat saja diberikan kepada perusahaan yang masih mengotori lingkungan. Namun,
dalam EMS terdapat persyaratan bahwa perusahaan memiliki komitmen untuk
melakukan perbaikan secara menerus (continual improvement). Dengan perbaikan
secara menerus inilah kinerja lingkungan akan sedikit demi sedikit diperbaiki.
Dengan kata lain ISO 14001 bersifat conformance (kesesuaian), bukan performance
(kinerja) ISO 14001 merupakan standar lingkungan yang bersifat sukarela
(voluntary). Standar ini dapat dipergunakan oleh oleh organisasi/perusahaan yang
ingin:
1. Menerapkan, mempertahankan, dan menyempurnakan sistem manajemen
lingkungannya

Laporan Sistem Manajemen Lingkungan di Hotel Montana Syariah Banjarbaru 5


2. Membuktikan kepada pihak lain atas kesesuaian sistem manajemen
lingkungannya dengan standar
3. Memperoleh sertifikat
Beberapa manfaat penerapan ISO adalah:
1. Menurunkan potensi dampak terhadap lingkungan
2. Meningkatkan kinerja lingkungan
3. Memperbaiki tingkat pemenuhan (compliance) peraturan
4. Menurunkan resiko pertanggungjawaban lingkungan
5. Sebagai alat promosi untuk menaikkan citra perusahaan
Selain manfaat di atas, perusahaan yang berupaya untuk menerapkan ISO 14001
juga perlu mempersiapkan biaya-biaya yang akan timbul, diantaranya:
1. Waktu staf atau karyawan
2. Penggunaan konsultan
3. Pelatihan
Standar internasional untuk sistem manajemen lingkungan telah diterbitkan pada
bulan September 1996, yaitu ISO 14001 dan ISO 14004. Standar ini telah diadopsi
oleh pemerintah RI ke dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) menjadi SNI-19-
14001-1997 dan SNI-19-14001-1997. ISO 14001 adalah Sistem manajemen
lingkungan yang berisi tentang spesifikasi persyaratan dan panduan untuk
penggunaannya. Sedangkan ISO 14004 adalah Sistem manajemen lingklungan yang
berisi Panduan-panduan umum mengenai prinsip, sistem dan teknik-teknik
pendukung.

1.4 Elemen ISO 14001


ISO 14001 dikembangkan dari konsep Total Quality Management (TQM) yang
berprinsip pada aktivitas PDCA (Plan Do Check Action), sehingga elemen-
elemen utama EMS akan mengikuti prinsip PDCA ini, yang dikembangkan menjadi
enam prinsip dasar EMS, yaitu:
1. Kebijakan (dan komitmen) lingkungan
2. Perencanaan

Laporan Sistem Manajemen Lingkungan di Hotel Montana Syariah Banjarbaru 6


3. Penerapan dan Operasi
4. Pemeriksaan dan tindakan koreksi
5. Tinjauan manajemen
6. Penyempurnaan menerus
a) Kebijakan Lingkungan
Kebijakan lingkungan harus terdokumentasi dan dikomunikasikan kepada
seluruh karyawan dan tersedia bagi masyarakat, dan mencakup komitmen
terhadap perbaikan berkelanjutan, pencegahan pencemaran, dan patuh pada
peraturan serta menjadi kerangka kerja bagi penetapan tujuan dan sasaran.
b) Perencanaan
Mencakup indentifkasi aspek lingkungan dari kegiatan organisasi,
identifikasi dan akses terhadap persyaratan peraturan, adanya tujuan dan
sasaran yang terdokumentasi dan konsisten dengan kebijakan, dan adanya
program untuk mencapai tujuan dan sasaran yang direncanakan (termasuk
siapa yang bertanggung jawab dan kerangka waktu)
c) Implementasi dan Operasi
Mencakup definisi, dokumentasi, dan komunikasi peran dan tanggung
jawab, pelatihan yang memadai, terjaminnya komunikasi internal dan
eksternal, dokumentasi tertulis sistem manajemen lingkungan dan prosedur
pengendalian dokumen yang baik, prosedur pengendalian operasi yang
terdokumentasi, dan prosedur tindakan darurat yang terdokumentasi.
d) Pemeriksaan dan Tindakan Perbaikan
Mencakup prosedur yang secara teratur memantau dan mengukur
karakteristik kunci dari kegiatan dan operasi, prosedur untuk menangani
situasi ketidaksesuaian, prosedur pemeliharaan catatan spesifik dan prosedur
audit kenerja sistem manajemen lingkungan
e) Tinjauan Ulang Manajemen
Mengkaji secara periodik sistem manajemen lingkungan keseluruhan untuk
memastikan kesesuaian, kecukupan, efektifitas sistem manajemen
lingkungan terhadap perubahan yang terjadi.

Laporan Sistem Manajemen Lingkungan di Hotel Montana Syariah Banjarbaru 7


Pada prinsipnya, keenam prinsip ISO 14001 Environmental Management
System diatas dapat dibagi menjadi 17 elemen, yaitu:
1. Environmental policy (kebijakan lingkungan): Pengembangan sebuah
pernyataan komitmen lingkungan dari suatu organisasi. Kebijakan ini akan
dipergunakan sebagai kerangka bagi penyusunan rencana lingkungan.
2. Environmental aspects (aspek lingkungan): Identifikasi aspek lingkungan dari
produk, kegiatan, dan jasa suatu perusahaan, untuk kemudian menentukan
dampak-dampak penting yang timbul terhadap lingkungan.
3. Legal and other requirements (persyaratan perundang-undangan dan
persyaratan lain): Mengidentifikasi dan mengakses berbagai peraturan dan
perundangan yang terkait dengan kegiatan perusahaan.
4. Objectives and targets (tujuan dan sasaran): Menetapkan tujuan dan sasaran
lingkungan, yang terkait dengan kebijakan yang telah dibuat, dampak
lingkungan, stakeholders, dan faktor lainnya.
5. Environmental management program (program manajemen lingkungan):
rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran
6. Structure and responsibility (struktur dan tanggung jawab): Menetapkan peran
dan tanggung jawab serta menyediakan sumber daya yang diperlukan
7. Training awareness and competence (pelatihan, kepedulian, dan kompetensi):
Memberikan pelatihan kepada karyawan agar mampu mengemban tanggung
jawab lingkungan.
8. Communication (komunikasi): Menetapkan proses komunikasi internal dan
eksternal berkaitan dengan isu lingkungan
9. EMS Documentation (dokumentasi SML): Memelihara informasi EMS dan
sistem dokumentasi lain
10. Document Control (pengendalian dokumen): Menjamin kefektifan pengelolaan
dokumen prosedur dan dokumen lain.
11. Operational Control (pengendalian operasional): Mengidentifikasi,
merencanakan dan mengelola operasi dan kegiatan perusahaan agar sejalan
dengan kebijakan, tujuan, dan saasaran.

Laporan Sistem Manajemen Lingkungan di Hotel Montana Syariah Banjarbaru 8


12. Emergency Preparedness and response (kesiagaan dan tanggap darurat):
mengidentifikasi potensi emergency dan mengembangkan prosedur untuk
mencegah dan menanggapinya.
13. Monitoring and measurement (pemantauan dan pengukuran): memantau
aktivitas kunci dan melacak kinerjanya
14. Nonconformance and corrective and preventive action (ketidaksesuaian dan
tindakan koreksi dan pencegahan): Mengidentifikasi dan melakukan tindakan
koreksi terhadap permasalahan dan mencegah terulang kejadiannya.
15. Records (rekaman): Memelihara rekaman kinerja SML
16. EMS audits (audit SML): Melakukan verifikasi secara periodik bahwa SML
berjalan dengan baik.
17. Management Review (pengkajian manajemen): Mengkaji SML secara periodik
untuk melihat kemungkinan-kemungkinan peyempurnaan berkelanjutan.

1.4 Manajemen Hotel Montana Syariah Banjarbaru


1.4.1 Manajemen Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Menurut PP No. 101 Tahun 2014, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah
sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau
beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusakan
lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain. Intinya adalah setiap materi
yang karena konsentrasi dan atau sifat dan atau jumlahnya mengandung B3 dan
membahayakan manusia, mahluk hidup dan lingkungan, apapun jenis sisa
bahannya.
Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa
(limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta
konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia. Jadi

Laporan Sistem Manajemen Lingkungan di Hotel Montana Syariah Banjarbaru 9


limbah B3 dapat di artikan sebagai adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau
konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lain.
Hotel Montana yang mengusung konsep Syariah ini mempunyai
pembuangan limbah B3 (Bahan, Berbahaya dan Beracun). Limbah yang dihasilkan
adalah berupa sisa oli genset, baterai, lampu yang sudah habis pakai atau pecah dan
beberapa limbah berat lainnya. Semua limbah yang mengandung B3 (Bahan,
Berbahaya dan Beracun) mengalami seleksi (pemilihan) terlebih dahulu sebelum
dimasukan kedalam tempat penampungan sementara. Limbah B3 (Bahan,
Berbahaya dan Beracun) dalam manajemen yang dilakukan Hotel Montana ini tidak
dilakukan proses pengahancuran atau pendaurulangan. Namun, diangkut dalam
kurun waktu kurang lebih satu tahun sekali untuk diambil dari petugas sampah yang
dikhususkan untuk limbah tersebut.

Gambar 1. Tempat Penampungan Sementara B3 di Hotel Montana Syariah

Laporan Sistem Manajemen Lingkungan di Hotel Montana Syariah Banjarbaru 10


Bangunan TPS limbah B3 (Bahan Berbahaya Beracun) memiliki kondisi
beratap yang melindungi dari hujan dan dinding untuk menghindari percikan air.
Disisi kiri luar dari TPS (Tempat Penampungan Sementara) terdapat alat pemadam
ringan. di dalam TPS limbah B3 dilengkapi dengan kotak P3K, Label dan simbol
limbah B3, sistem ventilasi, dan sistem penerangan. Letak TPS B3 sendiri berada
diluar hotel dan tidak lebih tinggi dari bangunan Hotel.

Gambar 2. Label Berdasarkan Kategori Limbah B3

Gambar 3. Limbah B3 Berdasarkan Kategorinya

Laporan Sistem Manajemen Lingkungan di Hotel Montana Syariah Banjarbaru 11


1.4.2 Manajemen IPAL (Limbah Cair Hotel Montana Syariah)
Usaha perhotelan yang berkembang cepat, limbah rumah tangga yang
semakin berlimpah mengakibatkan timbulnya pencemaran yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Limbah cair yang berasal dari hotel dapat
digolongkan sebagai limbah domestik atau limbah rumah tangga. Namun
perbedaannya adalah limbah yang berasal dari hotel jauh lebih banyak daripada
limbah yang berasal dari rumah tangga. Oleh sebab itu, perlu dilakukan dan
dikembangkan suatu usaha untuk dapat mengatasi atau mengurangi dampak negatif
oleh kegiatan tersebut.
Hotel Montana merupakan salah satu hotel berbintang tiga. Sumber limbah
cair hotel biasanya berasal dari kamar mandi, maupun wc (MCK), laundry, dapur,
restaurant, bar, ac sentral atau yang sendiri-sendiri, yang masing-masing
mempunyai karakteristik atau sifat tersendiri. Limbah cair yang berasal dari hotel
berkisar 150 220 L/orang/hari. Limbah dapat didefinisikan sebagai buangan yang
kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya
karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah dapat mengandung bahan
pencemar yang bersifat racun dan berbahaya karena alasan warna, isinya,
kandungan anorganik atau organik, kadar garam, keasaman, alkalinitas dan sifat-
sifat khas mereka yang beracun.

1.4.2.1 Karakteristik Limbah Cair Hotel


Adapun limbah cair yang dihasilkan oleh Hotel Montana Syariah Banjarbaru dapat
diidentifikasi dari sumber-sumbernya, antara lain :
1. Kamar mandi dan toliet umum, terdiri atas air buangan yang dihasilkan dari
kamar mandi dan toilet berupa air sabun dan buangan cair yang mengandung
kotoran manusia. Jumlah pengunjung dan karyawan hotel berpengaruh terhadap
buangan cair yang dihasilkan.

Laporan Sistem Manajemen Lingkungan di Hotel Montana Syariah Banjarbaru 12


Gambar 4. Drainase di Hotel Montana Syariah

Gambar 5. Tanaman Penetralisir Bau Limbah

Terlihat pada gambar tersebut merupakan tempat penampungan sementara


limbah toilet dan kamar mandi, pada observasi naraseumber tidak menunjukkan
instalasi pengolahannya. Hal ini dikarenakan instalansi pengolahannya berada
dibawah tanah.

Laporan Sistem Manajemen Lingkungan di Hotel Montana Syariah Banjarbaru 13


2. Dapur (Kitchen Area), terdiri atas air buangan yang dihasilkan di dapur berasal
dari proses pengolahan makanan dan proses pencucian sisa makanan yang
mengandung minyak dan lemak.

Gambar 6. Instalasi Pengolahan Air Limbah Dapur Hotel Montana Syariah

Instalasi pengolahan air limbah tersebut berada di bagian belakang dari area
hotel. Terdapat alat pengolahan limbah sendiri didalamnya. Instalansi pengolahan
limbah ini dikhususkan untuk mengelola limbah dapur. Untuk limbah Binatu
(Laundry Area) tidak ada di Hotel Montana karena pihak Hotel Montana belum
menyediakan layanan laundry, tetapi mempercayakan pihak ketiga perusahaan
laundry untuk layanan laundry di Hotel Montana.

1.5 Lain-Lain
Pengangkutan sampah hotel Montana di kumpulkan hanya sementara dalam
periode satu hari dan diangkut oleh petugas yang sudah dikontrak oleh Hotel.
Mengatasi bau limbah cair Hotel Montana adalah dengan menaruh tanaman-
tanaman disekitar hotel dan pekarangan. Tanaman yang dimanfaatkan untuk
memanipulasi bau limbah juga dapat digunakan sebagai alternatif hiasan pada
Garden Party.

Laporan Sistem Manajemen Lingkungan di Hotel Montana Syariah Banjarbaru 14


Berdasarkan hasil wawancara dengan Engineer perhotelan bahwa Hotel
Montana belum menerapkan ISO 14001 pada sistem manajemen lingkungannya.
Namun, setiap tahun ada sidak pemeriksaan maupun Audit oleh Badan Lingkungan
Hidup mengenai Manajemen lingkungannya.

1.5 Rekomendasi
Hotel memiliki potensi yang besar yang berdampak terhadap lingkungan apabila
tidak dikelola dengan baik. Adapun aspek dampak lingkungan hidup dari
pembangunan suatu hotel diuraikan sebagai berikut :
a) Sumber Daya Air
Penggunaan air untuk akomodasi dan kebutuhan pemukiman cukup signifikan
jumlahnya, sedangkan air bersih merupakan sumber daya yang terbatas. Dengan
jumlah wisatawan yang menginap meningkat tentu saja konsumsi air bersih yang
dibutuhkan oleh hotel akan meningkat pula. Sehingga sebaiknya pihak Hotel
Montana mampu memanfaatkan sumber daya air dengan bijaksana dan efisien
dengan melakukan usaha-usaha nyata seperti :
1. Melakukan usaha untuk meminimumkan penggunaan air, mulai dari wisatawan,
karyawan hingga penggunaan peralatan di Hotel Montana.
2. Melakukan usaha daur ulang (reuse) terhadap air hujan.
3. Melakukan kampanye/penyampaian pesan kepada seluruh pengguna hotel
tentang hemat air.
4. Melakukan pengecekan jumlah konsumsi air sesuai dengan standar/klasifikasi
hotel secara teratur, yang mana pemakaian air maksimal 650 liter/orang perhari
(Tim THK, 2008)
b) Limbah Padat/Sampah
Sampah (refuse) adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan
yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), Sampah yang dihasilkan
oleh hotel tentu saja harus dikelola dengan sebaik-baiknya. Pengelolaan sampah
dilakukan sedemikian rupa sehingga hal-hal yang tidak baik untuk kehidupan serta

Laporan Sistem Manajemen Lingkungan di Hotel Montana Syariah Banjarbaru 15


dampak negatif terhadap lingkungan tidak terjadi misalnya dengan melakukan
pengomposan. Untuk menjaga agar lingkungan tidak tercemar, perlu adanya usaha-
usaha yang dilakukan oleh hotel untuk pengelolaan limbah padat/sampah. Terutama
untuk Hotel Montana yang sebaiknya meningkatkan lagi sistem manajemen
lingkungannya seperti :
1. Melakukan pemisahan sampah sebelum dibuang sesuai dengan jenisnya
(sampah organik dan anorganik) untuk memudahkan dalam pengolahannya
yaitu mengolah sampah dapur berupa sampah basah, yaitu sampah sisa
makanan dari dapur dan serasah daun dari kebun untuk dijadikan kompos.
2. Mempergunakan produk yang ramah lingkungan (ecolab product), dan mudah
didaur ulang.
c) Limbah cair
Selain limbah padat/sampah, Hotel Montana juga menghasilkan limbah cair.
Pengelolaan limbah cair ini sangat perlu mendapat perhatian yang serius. Jika tidak
limbah cair hotel dapat memberikan tekanan terhadap lingkungan sekitarnya,
apalagi jika langsung dibuang ke tanah tanpa ada proses pengolahan limbah cair.
Hal ini tentu akan berdampak buruk terhadap ekologi tanah dan dapat
mengakibatkan polusi air. Oleh karena itu hotel harus memiliki sistem IPAL,
dimana Hotel Montana sudah mengoperasikan sistem IPAL yang berfungsi dengan
baik (memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan). Diharapkan Hotel Montana
mampu menggunakan kembali air hasil (daur ulang) dan mengolah limbah cair yang
merupakan bentuk aktivitas dalam penghematan air mengingat industri perhotelan
membutuhkan air dalam kuantitas yang banyak.
d) Sustainable Tourism Development Concept
Permasalahan lingkungan di industri perhotelan seperti Hotel Montana dapat
diatasi oleh manajemen dengan menerapkan konsep sustainable tourism
development yaitu Sistem Manajemen Lingkungan yang tertuang dalam visi/misi,
plan/rencana, serta pelaksanaan di lapangan agar diterapkan secara holostik dan
konsisten. Terkait dengan hal tersebut diperlukan manajemen strategis mulai dari

Laporan Sistem Manajemen Lingkungan di Hotel Montana Syariah Banjarbaru 16


perencanaan, implementasi, koordinasi dan evaluasi dari Sistem Manajemen
Lingkungan hotel untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal lagi.
Dalam mendukung konsep sustainable tourism, manajemen Hotel Montana
perlu menciptakan program-program tertulis tentang penyelamatan dan pelestarian
lingkungan, dengan harapan terus berusaha mencegah kerusakan serta melakukan
perbaikan mutu lingkungan melalui program-program yang dilaksanakannya, baik
dalam lingkup lokal, nasional maupun international. Program-program ini perlu
dilakukan secara periodik, proporsional dan konsekuen baik untuk di lingkungan
internal maupun eksternal hotel. Kegiatan ini dapat dilakukan antara lain dengan
mengikuti THK Tourism Award and Accreditation, sertifikasi Green Globe 21, dan
lai-lain (Dalem, 2007). Hal yang paling mendasar adalah menciptakan
budaya/perilaku untuk melestarikan lingkungan bagi seluruh hotelier dan tamu
hotel.
e) Perlunya Penerapan Sistem Manajemen Limbah Berdasarkan Sertifikasi Eco-
Hotel
Sistem manajemen Eco-Hotel adalah standar sistem manajemen lingkungan
untuk usaha dan operasional hotel dengan tujuan mengurangi dampak lingkungan
dari operasional hotel, seperti dampak dari pembuangan air, dampak dari emisi
pemanasan dan dampak penggunaan kWh yang berkaitan dengan emisi gas rumah
kaca. Eco-Hotel dibuat berdasarkan ISO 14.001 tahun 2004 mengenai
Environmental Management Standard dan berlaku untuk usaha dan operasional
hotel dengan menempatkan fokus khusus pada penghematan biaya dengan cara
mengurangi konsumsi energi, air dan limbah (TUV Rheinland Indonesia, Eco-Hotel
Management, 2010). Penerapan ini merupakan suatu wujud komitmen Hotel
Montana akan lingkungan hidup berdasarkan kebijakan yang ada. Dalam
penerapannya, terdapat delapan elemen yang menjadi persyaratan sistem Eco-Hotel
(TUV Rheinland Indonesia, 2010) yaitu:
1. Organisasi, kebijakan dan tujuan
2. Pembelian dan zat berbahaya
3. Manajemen air

Laporan Sistem Manajemen Lingkungan di Hotel Montana Syariah Banjarbaru 17


4. Manajemen limbah
5. Perlengkapan kantor
6. Fasilitas eksternal dan lingkungan
7. Manajemen energi
8. Manajemen keselamatan

Laporan Sistem Manajemen Lingkungan di Hotel Montana Syariah Banjarbaru 18


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Laporan Sistem Manajemen Lingkungan di Hotel Montana Syariah Banjarbaru 19


DAFTAR PUSTAKA

Daft,R.L. 2003. Management (6th ed.). South-Western a division of Thomson learning,


Nashville, Tennessee: DPS Associates,Inc.
Dalem, A. A. G. R. 2007. Implementasi Tri Hita Karana dalam Bidang Pariwisata Menuju
Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Lingkungan Hidup Bumi Lestari. 7(1): 78-84.
PPLH-UNUD. Denpasar.
Indonesia, peraturan pemerintah tentang pengelolaan limbah bahan beracun, PP No. 101
Tahun 2014.
Indonesia, keputusan kepala bipedal tentang dokumen limbah bahan berbahaya dan
beracun, keputusan kepala bapedl No.2 tahun 1995.
Kirk, D. 1995. Environmental Management in Hotels. International Journal of
Contemporary Hospitality Management 7 (6) : 3-8.
Robbins,S.P. and Coulter, M. 2007. Management (9th ed.). USA: Pearson International
Edition.
Sayre, D. 1996. Into the heart of ISO 14000, in Sayre, D. (Ed.), Inside ISO 14000. The
Competitive Advantage Of Environmental Management, St Lucie Press, Boca
Raton, FL, pp. 160-72.
Team THK Awards. 2002. Buku Panduan (Hand Book) Tri Hita Karana Tourism Awards
And Accreditations. Bali Travel News: Denpasar.
TUV Rheinland Indonesia. 2010. Eco-Hotel Management System. Indonesia: TUV.

Laporan Sistem Manajemen Lingkungan di Hotel Montana Syariah Banjarbaru 20

Anda mungkin juga menyukai