Anda di halaman 1dari 9

METODE ANALISIS KUALITAS AIR KIMIA ANORGANIK DENGAN

PARAMETER ARSEN PADA PENGAMBILAN CONTOH AIR


PERMUKAAN DAN TANAH SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR
UNTUK MENENTUKAN KUALITAS PERAIRAN

Selvia Risanti, Nopi Stiyati Prihatini

Program Studi Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat


Jalan Unlam III Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70714, Indonesia
E-mail: selviarisanti18@gmail.com

ABSTRAK

Air yang bersih sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup dimuka
bumi ini. Agar tetap dapat kita pakai air harus dijaga agar tidak tercemar dengan
logam-logam berat, salah satunya adalah arsen (As) yang merupakan merupakan
logam berat yang tergolong sangat berbahaya dibanding logam yang lain
walaupun dalam jumlah yang relatif sedikit, tapi toksisitasnya sangat tinggi yang
dapat menimbulkan keracunan dan berbagai macam penyakit. Kadar arsen
sebaiknya kurang dari 0,01 mg/liter, karena kadar arsen yang melebihi 10 mg/liter
bersifat toksik bagi ikan sedangkan kadar arsen yang melebihi 1 mg/liter dapat
meracuni tubuh, Artikel ini bertujuan untuk mengetahui metoda yang digunakan
untuk melakukan analisis kualitas air terhadap unsur arsen pada perairan dengan
menggunakan metode Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) yang kemudian
dilakukan pengembangan dengan metode Vapour Hdryde Generation Accessories
(VHGA). Metode SSA dengan teknik VHGA hasilnya lebih memuaskan dan
memiliki tingkat absorbansi (kepekaan) yang lebih tinggi hingga 10.429,8 kali
lipat sehingga dapat diaplikasikan ke dalam analisa unsur arsen dibandingkan
dengan SSA nyala pada umumnya.

kata kunci : Air, Arsen, Spektrofotometer Serapan Atom, VHGA


1. PENDAHULUAN

Sumber energi yang paling terpenting didunia ini salah satunya adalah air.
Air yang bersih sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup dimuka bumi. Agar
tetap dapat kita pakai air harus dijaga agar tidak tercemar, karena sifat air yang
mudah berubah baik dari segi bentuk, ukuran, warna, rasa, maupun bau dari
lingkungan yang mempengaruhinya, contohnya dari kegiatan industri yang
membuang limbah B3 yang mengandung logam berat terlarut yang berbahaya
apabila dikonsumsi dalam jangka panjang secara langsung ke lingkungan air tanpa
memperhatikan dampak yang akan terjadi. Beberapa logam berat diantaranya,
yaitu Arsenic (As), Timbal (Pb), Mercury (Hg), Kadmium (Cd) dan Chromium
(Cr). Arsen membentuk senyawa (AsO43-) atau arsenit (AsO33-) di perairan alami
yang merupakan logam berat yang tergolong sangat berbahaya dibanding logam
yang lain walaupun dalam jumlah yang relatif sedikit, tapi toksisitasnya sangat
tinggi yang dapat menimbulkan keracunan dan berbagai macam penyakit baik
akut maupun kronis, diantaranya gangguan pada fungsi hati dan kelainan pada
kulit.
Seperti halnya yang terjadi di negara bagian Bangladesh, dimana
ditemukan kasus besar dengan kandungan arsen tinggi di dalam lapisan tanahnya
yang bersumber dari air sumur sebagai air minum yang telah terkontaminasi oleh
Arsen. WHO menetapkan ambang aman tertinggi arsen di air tanah sebesar 50
ppb (bagian per miliar). Kadar arsen sebaiknya kurang dari 0,01 mg/liter, karena
kadar arsen yang melebihi 10 mg/liter bersifat toksik bagi ikan sedangkan kadar
arsen yang melebihi 1 mg/liter dapat meracuni tubuh, Bertujuan untuk mengetahui
kadar arsen pada suatu air, baik air sumur atau air sungai apakah sudah memenuhi
standar yang telah ditetapkan atau tidak. Dengan demikian, kadar arsen dalam air
yang digunakan untuk dikonsumsi haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan.
Adanya penelitian terhadap kualitas air dari sumber air tanah atau permukaan
penting untuk dilakukan terutama di daerah yang padat penduduknya dan daerah
industri. Tingginya kemungkinan terjadinya pencemaran pada air tanah dan
permukaan dapat mempengaruhi kualitas air tersebut untuk penggunaan sehari-
hari terutama sebagai sumber air minum. Penetapan kadar arsen kebanyakannya
diukur dengan menggunakan metode Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) yang
kemudian dilakukan pengembangan dengan metode Vapour Hdryde Generation
Accessories (VHGA).

2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini dilakukan dengan pengenceran larutan baku arsen 1000
ppm yang dianalisa dengan spektrofotometer serapan atom nyala (SSA) pada
kondisi optimum lalu dibandingkan dengan spektrofotometer serapan atom nyala
dengan teknik VHGA. Sampel air sungai dan air sumur diatur pH nya antara 2
sampai 5, lalu diuji dengan SSA nyala VHGA
2.1 Alat dan Bahan
1. Spektrofotometer serapan atom dengan merk Shimadzu AA-6300
2. Hdryde Vapour Generator dengan merk Shimadzu HVG-1
3. Lampu Hollow Katoda Arsen
4. Alat-alat gelas
5. Hot plate
6. pH meter
2.2 Bahan-Bahan yang Digunakan
1. Air suling
2. HNO3
3. HCL
4. NaBH4
5. Larutan standar arsen 1000 ppm (As)
6. Gas Astilen
7. Gas Argon
8. Kertas Saring
2.3 Cara Pengambilan Sampel
Menggunakan teknik pengambilan teknik sampel secara acak dengan cara
anggota-anggota sampel dipilih langsung dari seluruh populasi. Kemudian
sampel air diambil dengan menggunakan jerigen yang sebelumnya telah
dicuci dan masing-masing sampel lalu ditetesi larutan HNO3. Pengambilan
sampel dilakukan sebanyak 3 kali dan dilakukan pengulangan selama satu
bulan.
2.4 Penyediaan Larutan Reaksi (SNi 01-4886-1998)
1. Pembuatan larutan natrium borohidrida
2. Pembuatan larutan HCL 8M
3. Pembuatan larutan Kalium Iodida 20%
4. Pembuatan larutan Arsen (As) 100 mg/L
5. Pembuatan larutan Arsen (As) 10 mg/L
6. Pembuatan larutan Arsen (As) 1 mg/L
7. Pembuatan larutan baku logam Arsen
8. Pembuatan larutan kerja logam Arsen
2.4 Persiapan dan Pengawetan Contoh Uji dengan Asam Nitrat
Contoh uji tidak dapat langsung dianalisa, melainkan diawetkan terlebih
dahulu selama maksimal 6 bulan hingga pH < 2.

3. PEMBAHASAN

Jenis-jenis air terdiri dari mata air yaitu air yang digunakan sebagai air
baku, air permukaan dengan pengambilan air baku sebagai pengadaan atau
penyediaan air bersih misalnya air sungai, dan air tanah yang bisa dimanfaatkan
sebagai air sumur/sumur bor. Dalam menentukan kadar arsen didalam air yaitu
dengan metode Spektrofotometer serapan atom dan Spektrofotometer serapan
atom dengan teknik VHGA.
Spektrofotometer serapan atom adalah interaksi antara radiasi
elektromagnetik dengan sampel dan metode yang sangat tepat untuk analisis zat
pada konsentrasi rendah. Teknik ini mempunyai kelebihan dibandiingkan dengan
metode konvensional. Cara kerja Serapan Atom ini adalah berdasarkan atas
penguapan larutan sampel, kemudian logam yang terkandung di dalamnya diubah
menjadi atom bebas. Atom tersebut mengapsorbsi radiasi dari sumber cahaya
yang dipancarkan dari lampu katoda (Hollow Cathode Lamp) yang mengandung
unsur yang akan ditentukan. Banyaknya penyerapan radiasi kemudian diukur pada
panjang gelombang tertentu menurut jenis logamnya. Kekurangan metode ini
yaitu adanya gangguan misalnya pada suhu nyala yang mempengaruhi derajat
penguraian senyawa menjadi atom-atom dan berpengaruh terhadap garis serapan.
Sedangkan kelebihan metode ini, yaitu menganalisis konsentrasi logam berat
dalam sampel secara akurat karena konsentrasi yang terbaca pada alat SSA
berdasarkan banyaknya sinar yang diserap yang berbanding lurus dengan kadar
zat. dan menganalisis sampel sampai pada kadar rendah (), sedangkan pada
metode lain seperti volumetrik hanya dapat menganalisis pada kadar yang tinggi
(%). Sedangkan kekurangan penggunaan metode SSA, yaitu hanya dapat
menganalisis logam berat yang mudah menguap dalam bentuk atom-atom. Sampel
yang dianalisis harus dalam suasana asam, sehingga semua sampel yang akan
dianalisis harus dibuat dalam suasana asam dengan pH antara 2 sampai 5.
Kegiatan-kegiatan manusia yang membuat Arsen terlepas menuju air, tanah, dan
udara, yaitu :
1. Pelepasan As ke tanah dominannya berasal dari kegiatan industri, seperti
` penggunaan pestisida.
2. Pelepasan As ke udara berasal dari abu hasil letusan gunung berapi, asap hasil
spembakaran hutan, serta dari berbagai kegiatan industri.
3. Pelepasan As ke air melalui prose salami saat perubahan cuaca serta kegiatan
industri dan aktifitas penduduk.
Metode SSA hanya dapat mendeteksi kadar arsen sampai satuan ppm (part per
million) atau 1 mg/L dan analisa dengan SSA hasilnya kurang memuaskan karena
khusus untuk logam-logam yang mudah menguap artinya mempunyai titik didih
yang lebih rendah dibandingkan logam-logam lainnya seperti logam berat arsen,
timah, dan mercuri. Sedangkan metode SSA dengan teknik VHGA (Vapour
Hdryde Generation Accessories) yang merupakan perkembangan dari metode
SSA mampu mendeteksi kadar arsen hingga ke satuan ppb (part per billion) atau
1/1000 ppm tingkat sensitifitasnya lebih kuat daripada metode SSA itu sendiri
karena mampu menganalisa unusr-unsur logam lebih banyak seperti Arsen (As),
Selenium (Se), timah (Sn), Plumbum (Pb) Bismuth (Bi), merkuri dan lain-lain.

Jadi, berdasarkan hasil studi yang dirilis tesis pada tahun 2009 oleh Roby C. yang
berjudul Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)
Teknik Vapour Hdryde Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan dengan
SSA Nyala pada Analisa Unsur Arsen yang Terdapat pada Air pembacaan nilai
serapan dengan penggabungan teknik VHGA dengan SSA nyala dalam analisis
logam arsen lebih baik dan dapat menghemat waktu dalam melakukan anlisis
unsure arsen tersebut. Selain itu, dalam menentukan kadar arsen dengan
menggunakan SSA nyala teknik VHGA memiliki tingkat absorbansi (kepekaan)
yang lebih tinggi hingga 10.429,8 kali lipat sehingga dapat diaplikasikan ke dalam
analisa unsure arsen dibandingkan dengan SSA nyala pada umumnya. Jadi,
metode yang efektif untuk penentuan kadar arsen pada air sungai dan air sumur
adalah dengan menggunakan Metode SSA nyala dengan teknik VHGA (Vapour
Hdryde Generation Accessories).

4. KESIMPULAN

Air yang bersih sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup dimuka
bumi. Agar tetap dapat kita pakai air harus dijaga agar tidak tercemar dari logam
berat seperti arsen yang tergolong sangat berbahaya dibanding logam yang lain
walaupun dalam jumlah yang relatif sedikit, tapi toksisitasnya sangat tinggi yang
dapat menimbulkan keracunan dan berbagai macam penyakit. Untuk mengetahui
kadar arsen dalam suatu perairan maka digunakanlah metode kualitas air
permukaan yang berdasarkan SNI yaitu Spektrofotometer Serapan Atom dan
Spektrofotometer Serapan Atom dengan teknik Vapour Hdryde Generation
Accessories (VHGA). Namun, dilihat dari segi keefektifannya metode SSA dengan
teknik VHGA yang hasilnya lebih memuaskan dan lebih akurat dibandingkan
dengan metode Spektrofotometer Serapan Atom pada umumnya.

5. SARAN
Perlu adanya pengenalan lebih lanjut tentang metode Spektrofotometer
Serapan Atom dengan teknik VHGA kepada peneliti yang ingin melakukan suatu
penelitian mengenai metoda analisis kualitas air dan mengingat bahaya arsen (As)
terhadap kesehatan maka perlu dilakukan upaya sosialisasi kepada masyarakat
mengenai batas maksimum kadar arsen dalam tubuh.

6. DAFTAR REFERENSI
Bahar, Sri Novianti. (2012). Risiko Paparan Arsen Pada Masyarakat Sekitar
Sungai Pangkajene Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep. Jurnal
Universitas Hasanuddin Makassar.
Diakses pada tanggal 5 November 2015.
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/2eb383b28e5a7ce1a1372b81eead6
8d9.pdf

Festri Istarani dan Ellina S. Pandebesie. (2014). Studi Dampak Arsen (As) dan
Kadmium (Cd) Terhadap Penurunan Kualitas Lingkungan. Jurnal Teknik
Pomits Vol. 3, No. 1, (2014) Issn: 2337-3539 (2301-9271 Print).
Diakses pada tanggal 5 November 2015.
www.ejurnal.its.ac.id

Kitong, Melin. (2012). Analisis Merkuri (Hg) dan Arsen (As) di Sedimen Sungai
Ranoyapo Kecamatan Amurang Sulawesi Utara. Jurnal Mipa Unsrat
Online 1 (1) 16-19. Diakses pada tanggal 5 November 2015.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=15294&val=1014
Kiki, Agus. (2012). Analisis Kandungan Logam Berat (Pb, Hg, Cu Dan As) Pada
Kerupuk Kemplang Di Desa Tebing Gerinting Utara, Kecamatan Indralaya
Selatan, Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal Teknologi Hasil Perikanan Volume
01, Nomor 01, November 2012.
Diakses pada tanggal 6 November 2015.
http://eprints.unsri.ac.id/3798/1/Siti_Hanggita_R.J._1_(2).pdf

Natasuwarna, Hitler. (2010). Penentuan Kadar Arsen dalam Bermacam-Macam


Tonikum dengan Cara Analisa Pengakktipan Netron. Jurnal Farmasi.
Diakses pada tanggal 6 November 2015.
http://digilib.batan.go.id/eprosiding/File%20Prosiding/Energi/SimposiumI
Radioisotop_1-2_08_1966/Data_artikel/Hitler_Natasuwarna-26.pdf

Tri, Jovita. (2006) Kandungan Logam Berat Pd Kerang Kepah Dan Air Laut Di
Perairan Banjarmasin. Jurnal Perikanan (J. Fish. Scl.) V III (2) 177-184
ISSN: 0853-6384.
Diakses pada tanggal 6 November 2015.
http://jurnal.ugm.ac.id/index.php/jfs/article/viewFile/138/pdf

Hayati, Nur. (2009). Analisi Kadar Arsen (As) pada Kerang (Bivalvia) yang
Berasal dari Laut Belawan. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Medan.
Diakses pada tanggal 6 November 2015.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14732/1/09E02805.pdf

Mulyaningsih, Rina. (2013). Monitoring Logam Berat Dalam Ikan Laut Dan Air
Tawar Dan Evaluasi Nutrisi Dari Konsumsi Ikan. Jurnal Pusat Teknologi
Bahan Industri Nuklir.
Diakses pada tanggal 6 November 2015.
http://download.portalgaruda.org
Cahyady, Boby. (2009). Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan
Atom (SSA) Teknik Vapour Hdryde Generation Accessories (VHGA)
Dibandingkan dengan SSA Nyala pada Analisa Unsur Arsen yang
Terdapat pada Air. Tesis Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara Medan.
Diakses pada tanggal 6 November 2015.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14732/1/09E02805.pdf

Daud, Anwar. (2009). Analisis Risiko Kesehatan Terhadap Kontamminasi Arsen


Pada Air Minum Di Daerah Buyat Sulawesi Utara. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Madani, ISSN 1979-2287. Vol 02 No.03. Tahun 2009
Diakses pada tanggal 6 November 2015.
https://id.scribd.com/doc/109143837/Analisis-Risiko-Kesehatan-
Terhadap-Kontaminasi-Arsen-Pada-Air-Minum-Di-Daerah-Buyat-
Sulawesi-Utara

Anda mungkin juga menyukai