Anda di halaman 1dari 10

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI : PERILAKU KEKERASAN

PROGRAM PROFESI NERS STIKES FLORA MEDAN


Keperawatan Jiwa

KELOMPOK 1
ANGGOTA :

Jhon Karlos Sitepu S. Kep.


Irham Arrizky, S. Kep.
M Riccky William, S. Kep.
Eka Kurnia, S.Kep.

Ruangan : Sinabung
Hansa Parulian Skep Ns Mkep

PROGRAM PROFESI NERS STIKES FLORA MEDAN


TAHUN AJARAN 2016 /2017
A. Topik
Terapi Aktivitas Kelompok : Stimulasi Persepsi
Sesi I : Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien dapat mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
2. Tujuan Khusus / Kriteria Evaluasi
a. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya
b. Klien dapat menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala marah)
c. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku kekerasan)
d. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan

C. Landasan Teori
1. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal
tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif.
(Stuart dan Sundeen, 1995)
Perilaku kekerasan/amuk dapat disebabkan karena frustasi, takut, manipulasi atau intimidasi.
Perilaku kekerasan merupakan hasil konflik emosional yang belum dapat diselesaikan. Perilaku
kekerasan juga menggambarkan rasa tidak aman, kebutuhan akan perhatian dan ketergantungan
pada orang lain.

2. Penyebab
Faktor predisposisi
Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang mungkin menjadi faktor predisposisi yang
mungkin/ tidak mungkin terjadi jika faktor berikut dialami oleh individu :
a. Psikologis; kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian dapat
timbul agresif atau amuk.
b. Perilaku, reinforcement yang diteima ketika melakukan kekerasan, sering mengobservasi
kekerasan, merupakan aspek yang menstimuli mengadopsi perilaku kekerasan
c. Sosial budaya; budaya tertutup, control sosial yang tidak pasti terhadap perilaku
kekerasan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan diterima
d. Bioneurologis; kerusakan sistem limbic, lobus frontal/temporal dan ketidakseimbangan
neurotransmiser
Faktor presipitasi
Bersumber dari klien (kelemahan fisik, keputusasaan, ketidak berdayaan, percaya diri
kurang), lingkungan (ribut, padat, kritikan mengarah penghinaan, kehilangan orang yang
dicintai/pekerjaan dan kekerasan) dan interaksi dengan orang lain( provokatif dan konflik).
( Budiana Keliat, 2004)

3. Tanda dan Gejala


Fisik
a. Mata melotot/ pandangan tajam
b. Tangan mengepal
c. Rahang mengatup
d. Wajah memerah
e. Postur tubuh kaku

Verbal
a. Mengancam
b. Mengumpat dengan kata-kata kotor
c. Suara keras
d. Bicara kasar, ketus

Perilaku
a. Menyerang orang lain
b. Melukai diri sendiri/ orang lain
c. Merusak lingkungan
d. Amuk/ agresif

Faktor yang berhubungan


a. Ketidakmampuan mengendalikan dorongan marah
b. Stimulus lingkungan
c. Konflik interpersonal
d. Status mental
e. Putus obat
f. Penyalahgunaan narkoba/ alkoholik

Untuk menegakkan diagnosa ini perlu didapatkan data utama


a. Sikap bermusuhan
b. Melukai diri/ orang lain
c. Merusak lingkungan
d. Perilaku amuk/ agresif

4. Rentang Respon Marah


Adaptif Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk/PK


Klien mampu Klien gagal Klien merasa Klien Perasaan marah
mengungkapkan mencapai tidak dapat mengekspresikan dan
marah tanpa tujuan mengungkapkan diri secara fisik, bermusuhan
menyalahkan orla kepuasan/saat perasaannya, tapi masih yang kuat dan
dan memberikan marah dan tidak berdaya dan terkontrol, hilang control,
kelegaan tidak dapat menyerah mendorong orla disertai amuk,
menemukan dengan ancaman merusak
alternatif lingkungan

5. Akibat
Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-tindakan berbahaya bagi dirinya,
orang lain maupun lingkungannya, seperti menyerang orang lain, memecahkan perabot,
membakar rumah dll.

D. Klien
1. Karakeristik / Kriteria
Klien dengan gangguan sensori persepsi: perilaku kekerasan dengan karakteristik :
Klien berbicara mengancam dengan suara keras
Klien dengan mata melotot, tangan mengepal, wajah memerah, dan postur tubuh kaku
Klien yang mengamuk, menyerang orang lain, melukai diri sendiri, atau merusak
lingkungan
2. Proses Seleksi
a. Pengkajian
Perawat mengidentifikasi jumlah pasien dan masalah keperawatan yang ada di ruangan.
Pasien di ruang sinabung berjumlah :
Harga diri rendah = 6 orang
Isolasi sosial : menarik diri = 10 orang
Waham curiga = 6 orang
Waham kebesaran = 5 orang
Perilaku kekerasan = 5 orang
Halusinasi = 12 orang
b. Perawat mengidentifikasi jenis terapi aktivitas kelompok yang akan dilakukan, yaitu Terapi
Aktivitas Kelompok (TAK) : Stimulasi Persepsi
c. Perawat mengidentifikasi pasien yang akan mengikuti Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) :
Stimulasi Persepsi. Dimana pasien yang akan mengikuti TAK stimulasi persepsi tersebut
adalah pasien dengan masalah keperawatan perilaku kekerasan, dengan ketentuan sebagai
berikut :
Klien tidak disorientasi
Klien tidak inkoheren
Sehat fisik
Klien cukup kooperatif (kerjasama)
Dapat memahami pesan yang diberikan atau mampu berkonsentrasi lebih dari 15 menit
d. Mengklarifikasi pasien sesuai kriteria dan bekerjasama dengan perawat di ruangan
e. Mengadakan kontrak dengan klien

3. Jumlah klien
Klien perilaku kekerasan yang mengikuti TAK berjumlah 6 orang, yaitu 1 orang klien di ruang
asoka dan 5 orang klien dari ruang merpati.
Nama Klien Ruang
Tn. S
Tn. A Sinabung
Tn. I
Tn. M
Tn. R

E. Pengorganisasian
1. Uraian Struktur Kelompok
a. Tempat Pertemuan : Di depan Ruang Sinabung
b. Hari / Tanggal : Selasa 20 Desember 2016
c. Waktu : 13.00 13.45 WIB
d. Lama : 45 Menit
e. Perilaku yang diharapkan : Klien mampu mengenal perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan

2. Metode
1. Dinamika Kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Simulasi, berkenalan, memperkenalkan diri

3. Alat yang digunakan


1. Kertas HVS
2. Spidol
3. Bola
4. MP3 player handphone dan speaker power

4. Tim Terapis
a. Pimpinan Kelompok (Leader) : Jhon Karlos Sitepu S.Kep.
Tugas :
- Menyusun rencana aktivitas kelompok (proposal)
- Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
- Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan, mengajukan pendapat
dan memberikan umpan balik
- Sebagai role model
- Memotivasi kelompok untuk mengemukakan pendapat dan memberikan umpan balik,
mengungkapkan perasaan dan pikiran
- Menciptakan suasana dimana anggotanya dapat menerima perbedaan dalam perasaan
dan perilaku dengan anggota lain
- Membuat tata tertib bagi kelompok demi kelancaran diskusi
b. Pembantu pimpinan kelompok (Co Leader) :Irham Arrizky Dasopang, S.Kep.
Tugas :
- Menyusun rencana aktivitas kelompok (proposal)
- Membantu leader dalam mengorganisir anggota kelompok
- Menyampaikan informasi dari fasilitator kepimpinan
- Mengingatkan pimpinan bila diskusi menyimpang
- Bersama leader menjadi contoh untuk kerjasama yang baik
c. Fasilitator :Eka Kurnia, S.Kep.
Tugas :
- Membantu leader memfasilitasi dan memotivasi anggota untuk berperan aktif
- Menjadi aktif bagi klien selama proses kegiatan
d. Observer : M Ricky William S.Kep.
Tugas :
- Mengobservasi setiap respon klien
- Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku klien
- Memberikan umpan balik pada kelompok
5. Setting Tempat
- Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
- Tempat tenang dan nyaman.

CL L

Obs

F F

Keterangan :
L : Leader
CL : Co-Leader
F : Fasilitator
Obs : Observer
: Peserta

F. Proses Pelaksanaan
1. Tahap Persiapan
o Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif
o Membuat kontrak dengan klien
o Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
- Salam dari terapis
Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat pagi semuanya.
- Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
- Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi / Validasi
- Menanyakan perasaan klien pada saat ini
Bagaimana kabarnya hari ini? Bagaimana perasaan hari ini?
c. Kontrak
- Menjelaskan tujuan kegiatan
Hari ini kita berkumpul untuk saling membicarkan tentang perilaku kekerasan yang
biasa bapak-bapak lakukan.
- Menjelaskan aturan main yaitu :
Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok, harus minta izin pada
pimpinan TAK
Lama kegiatan 45 menit
Setiap klien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

3. Fase Kerja
o Menjelaskan kegiatan, yaitu MP3 player akan dihidupkan dan bola diedarkan berlawanan
dengan arah jarum jam (yaitu ke arah kiri).
o Pada saat MP3 player dimatikan maka anggota kelompok yang memegang bola untuk
mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan, dengan cara :
menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya
menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala marah)
menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku kekerasan)
menyebutkan akibat perilaku kekerasan
o Ulangi sampai semua anggota kelompok mendapat giliran dan beri pujian. Untuk tiap
keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan.

4. Fase Terminasi
a. Evaluasi
Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK stimulasi persepsi
Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana Tindak Lanjut
Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab marah, yaitu
tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang terjadi, serta akibat perilaku kekerasan
Menganjurkan klien mengingat penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang
terjadi, dan akibatnya yang belum diceritakan
c. Kontrak
Menyepakati kegiatan berikutnya yaitu cara mencegah perilaku kekerasan fisik
Menyepakati tempat dan waktu TAK berikutnya

Anda mungkin juga menyukai