Anda di halaman 1dari 2

Trauma Uretra

Fraktur pelvis yang tidak stabil dan fraktur ramus isiopubik memiliki kemungkinan tertinggi

terjadi cedera uretra posterior. Resiko tertingi terjadi bila terdapat straddle trauma yang

digabungkan dengan diastasis sendi sakroiliaka. Penatalaksanaan klinis berdasarkan skala

sebagai berikut:

- Tipe I : tidak membutuhkan penatalaksanaan

- Tipe II dan III : sistostomi atau kateterisasi uretra

- Tipe IV dan V : membutuhkan endoscopic realignment atau delayed uretroplasty

Grading trauma uretra:

Pemeriksaan Penunjang

Retrograde urretrografi merupakan standar baku dalam penilaian cedera uretra. Pada

kasus striktur uretra selanjutnya, sistogram dan uretrogram diperlukan, meskipun MRI atau

endoskopi melalui suprapubis dapat digunakan. USG tidak dilakukan dengan rutin pada kasus

cedera uretra.

Management
Penatalaksanaan awal bagi pasien dengan trauma uretra adalah menyingkirkan

keberadaan cedera yang mengancam jiwa. Darah pada MUE terdapat pada 37-93% pasien

dengan cedera uretra posterior dan setidaknya 75% pada cedera uretra anterior. Meskipun

tidak spesifik, hematuria sangat berkorelasi dengan cedera uretra. Jumlah perdarahan dari

uretra tidak berkorelasi dengan derajat keparahan cedera uretra. Cedera ringan dapat

menghasilkan banyak darah, sedangkan transeksi total bisa menghasilkan hanya sedikit

darah. Gejala lain yang ditemukan adalah nyeri saat berkemih atau bahkan tidak bisa kencing.

Temuan dalam pemeriksaan fisik berupa high riding prostate merupakan salahsatu penanda

kemungknan terjadi cedera uretra posterior, selain hematoma di daerah penis skrotum dan

perineum.

Cedera tumpul dapat berakibat pada robekan parsial, ditangani dengan pemasangan

kateter suprapubik dan kateter uretra. Sistostomi memiliki keuntungan bukan hanya

mendiversi urin, tapi juga menghindari manipulasi pada uretra. Delayed anastomotic

urethroplasty diindikasikan pada striktur kurang dari 1 cm. Pada striktur yang lebih panjang,

end to end anastomosis tidak disarankan karena dapat menimbulkan chordee. Pada kasus

demikian, uretral flap diindikasikan.

Pada cedera uretra posterior, cedera parsial dapat ditangani dengan kateter suprapubik

maupun kateter uretra disertai dengan retrograde urethrography dengan interval 2 minggu

hingga terjadi penyembuhan. Pada ruptur total, terapi berupa open surgery dan realignment,

primary endoscopic realignment, delayed primary urethroplasty, delayed primary incision

dan delayed urethroplasty diindikasikan.

Anda mungkin juga menyukai