Anda di halaman 1dari 17

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Polusi udara

Polusi udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing

didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari

keadaan normalnya. Udara didaerah perkotaan yang mempunyai banyak kediatan

industri dan teknologi serta lalu lintas yang padat, udaranya relatif tidak bersih

lagi. Dari beberapa macam komponenpencemar udara maka yang paling banyak

dalam pencemaran udara adalah komponen-komponen berikut ini :

1. Karbon Monoksida (CO)

2. Nitrogen Oksida (NOx)

3. Belerang Oksida (SOx)

4. Hidrokarbon (HC)

5. Partikel

Polusi udara yang disebabkan oleh kegiatan transportasi darat yang dinilai sangat

dominan yaitu dari kendaraan bermotor. Yaitu dikeluarkannya gas karbon

monoksida dan hidrokarbon.

7
Tabel 2.1. Sumber Pencemar Udara

Sumber Pencemaran Jumlah Komponen Pencemar, juta ton/tahun

CO NOx SOx HC Part Total

Transportasi 63,8 8,1 0,8 16,6 1,2 90,5

Industri 9,7 0,2 7,3 4,6 7,5 29,3

Pembuangan Sampah 7,8 0,6 0,1 1,6 1,1 11,2

Pembakaran Stasioner 1,9 10,0 24,4 0,7 8,9 45,9

Lain-lain 16,9 1,7 0,6 8,5 9,6 37,3

(Sumber :Wardhana, 2004)

Sumber yang utama berasal dari transportasi, dimana hampir 60% dari

polutan yang dihasilkan terdiri dari karbon monoksida dan sekitar 15% terdiri dari

hidro karbon (Fardiaz, 1992). Sektor transportasi telah dikenal sebagai salah satu

sektor yang sangat berperan dalam pembangunan ekonomi yang menyeluruh.

Namun demikian sektor ini dikenal pula sebagai salah satu sektor yang

memberikan dampak terhadap lingkungan udara. Proses pembakaran bahan bakar

minyak seperti diketahui akan mengeluarkan unsur-unsur dan senyawa-senyawa

pencemar udara seperti debu, Karbon Monoksida, Hidrokarbon, Sulfur Oksida,

timbal

Perencanaan pola transportasi yang tidak memadai, baik dalam hal sarana

maupun sistem lalu lintasnya akan menentukan intensitas pencemaran udara yang

terjadi. Kepadatan lalulintas yang disertai dengan kemacetan, pola berjalan-

8
berhenti yang sering, kecepatan aliran lalulintas dan seterusnya akan secara

langsung akan mempengaruhi besarnya emisi unsur-unsur pencemar yang

dikeluarkan oleh kendaraan bermotor. Dilain pihak, jenis dan karakteristik

perangkat mesin, sistem pembakaran, jenis bahan bakar merupakan faktor yang

akan menentukan tingkat emisi pencemar yang keluar dari setiap jenis kendaraan.

Faktor penting yang menyebabkan dominannya pengaruh sektor transportasi

terhadap pencemaran udara perkotaan di Indonesia antara lain meliputi :

1. Perkembangan jumlah kendaraan yang cepat.

2. Tidak seimbangnya prasarana transportasi dengan jumlah kendaraan yang ada.

3. Faktor perawatan kendaraan.

4. Kesamaan waktu aliran lalulintas

5. Jenis, umur dan karakteristik kendaraan bermotor.

6. Jenis bahan bakar yang digunakan.

7. Jenis permukaan jalan.

8. Pola lalu lintas perkotaan yang memusat, akibat terpusatnya kegiatan-kegiatan

perekonomian dan perkantoran di pusat kota (Soedomo, 2001)

Pada kendaraan bermotor bagian yang mengeluarkan gas polutan adalah

crange sistem (rumah mesin), sistem tangki bahan bakar, dan sistem saluran gas

buang (knalpot). Perkembangan teknologi bahan bakar dan motor bakar saat ini

telah memungkinkan dicapainya proses pembakaran yang semakin baik dan

sempurna, sehingga faktor emisi pencemar dapat dikurangi sekecil mungkin.

9
Modifikasi motor bakar secara berarti terjadi pada tahun 1970-an dengan

dikeluarkannya National Quality Standard di Amerika Serikat. Perubahan-

perubahan yang dilakukan dalam rencana mesin meliputi pemasangan (katup)

PCV valve sistem karburasi, sirkulasi uap BBM untuk mengurangi emisi tangki

BBM. Sedangkan teknologi retrofit disyaratkan dengan pemasangan alat Catalytic

Converter untuk mereduksi gas CO, HC dan NOx.

2.2. Catalytic Converter

Catalytic Converter adalah alat yang digunakan sebagai kontrol emisi gas

buang yang di letakkan setelah exhaust manifold pada sistem pembuangan

kendaraan bermotor

Alat ini merupakan pengubah yang menggunakan media yang bersifat katalis,

dengan media tersebut diharapkan dapat membantu atau mempercepat terjadinya

proses perubahan suatu zat (reaksi kimia) sehingga gas seperti CO dapat

teroksidasi menjadi CO2. Bentuk Catalytic Converter seperti tabung bentuknya

mirip sarang tawon. Bahannya dari keramik dengan ukuran lubang antara 1

hingga 2 mm. Secara umum ada dua tipe catalytic converter yang dipakai yaitu

jenis pellet dan monolithic. Jenis monolithic merupakan catalytic converter yang

sering dipakai saat ini. Alasannya jenis tersebut memiliki tahanan gas buang yang

kecil, lebih ringan dan cepat panas dibandingkan jenis pellet.

10
Catalytic Converter yang umum dipakai ada berbagai macam bentuk, secara

garis besar dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu :

1. Tipe Oksidasi

Pada tipe oksidasi ini mampu mengubah CO dan HC menjadi CO2 dan H2O.

Catalytic jenis ini beroperasi pada kendaraan udara berlebih. Udara berlebih

yang digunakan untuk proses oksidasi dapat diperoleh melalui pengaturan

campuran miskin atau sistem injeksi udara sekuler. Jenis ini banyak

digunakan pada motor diesel karena kemampuannya mengoksidasi zat-zat

partikel dengan mudah.

2. Tipe Reduksi

Pada tipe reduksi ini sedikit berpengaruh terhadap NOx karena kontrol dari

polutan ini membutuhkan reaksi pemisah yang disebut reduksi. Reduksi

adalah proses kimia dimana oksigen diambil dari suatu senyawa. Reaksi ini

mengubah Nitrogen Oksida (NOx) menjadi Nitrogen (N2) dan Karbon

dioksida (CO2) melalui tahapan kimia yang mengubah oksigen dari NOx

menjadi senyawa CO.

3. Tipe Tree way

Pada tipe tree way ini dirancang untk mengurangi gas-gas polutan seperti CO,

HC, NOx yang keluar dari saluran gas buang dengan cara mengubah melalui

reaksi kimia menjadi CO2, uap air (H2O) dan Nitrogen (N2).

11
Gambar 2.1. Catalytic Converter

2.3. Prinsip Kerja

Prinsip kerja dari Catalytic Converter pada kendaraan bermotor ditunjukkan

seperti gambar berikut :

Exhaust Manifold

Mufler

70 Cm

Catalytic Converter

Gambar 2.2. Prinsip Kerja Catalytic Converter

12
Pada mobil Catalytic Converter di tempatkan di belakang exhaust manifold

atau antara muffler dengan header. Alasannya catalytic converter cepat panas

ketika mesin dinyalakan. Catalytic Converter baru bekerja efektif ketika

kondisinya panas. Gas yang keluar melalui exhaust manifold akan direduksi oleh

Catalytic Converter

2.4. Komponen Catalytic Converter

2.4.1. Katalis

Katalis merupakan suatu zat yang mempengaruhi kecepatan reaksi tapi

tidak di konsumsi dalam reaksi dan tidak mempengaruhi kesetimbangan kimia

pada akhir reaksi.

Fungsi katalis adalah untuk mereduksi gas buang yang keluar dari exhaust

manifold. Katalis dipasang secara zig-zag supaya gas tidak keluar secara

langsung tetapi di tahan oleh katalis. Sehingga katalis cepat panas dan di

harapkan katalis tersebut dapat membantu atau mempercepat terjadinya proses

perubahan suatu zat melalui reaksi kimia sehingga gas seperti CO dapat

teroksidasi menjadi CO2

Gambar 2.3. Katalis Catalytic Converter

13
2.4.2. Tabung Katalis

Tabung Katalis adalah alat untuk memasang plat katalis itu sendiri yaitu

dengan memasukkan katalis tersebut ke dalam lubang yang telah di sesuaikan

dengan ukuran plat, dipasang dengan posisi zig-zag. Jarak antar plat (sel) 1

hingga 1,5 cm alasannya supaya katalis bisa menahan gas yang keluar dengan

lebih sempurna dan supaya cepat panas. Biasanya tabung ini terbuat dari stailes

stell supaya tahan terhadap korosi.

Gambar 2.4. Tabung Katalis Catalytic Converter

2.4.3. Chasing

Chasing adalah komponen catalytic converter yang paling penting karena

berfungsi sebagai pembungkus atau pelindung dari tabung katalis. Bentuknya

sangat sederhana menyesuaikan dengan tabung katalis itu sendiri biasanya

terbuat dari bahan stainles stell supaya tahan terhadap korosi. Chasing ini

memiliki penutup yang dapat dibuka dan ditutup dengan baut supaya

14
memudahkan pada saat pergantian variasi jumlah sel. Chasing ini juga dipasang

packing yang berfungsi untuk peredam getaran dan menghindari kebocoran dari

gas buang.

Gambar 2.5. Gambar chasing catalytic converter

2.4.4. Exhaust Manifold

Exhaust manifold bertugas menampung gas bekas dari semua silinder dan

mengalirkan gas tersebut ke pipa buang. Exhaust manifold dibuat pada kepala

silinder, saluran manifold-nya disambungkan langsung kelubang gas bekas atau

exhaust part silinder

2.4.5. Pipa Buang

Pipa buang adalah pipa baja yang mengalirkan sisa pembakaran dari

exhaust manifold ke udara. Konstruksinya dibagi menjadi beberapa bagian,

yaitu pipa bagian depan, tengah dan belakang. Susunannya sengaja dibuat

15
demikian untuk mempermudah saat penggantian catalytic converter tanpa perlu

melepas keseluruhan konstruksi sistem pembuangan.

2.5. Karbon Monoksida (CO)

Karbon monoksida (CO) adalah suatu komponen tidak berwarna, tidak

berbau dan tidak mempunyai rasa yang terdapat dalam bentuk gas pada suhu

192C. Komponen ini mempunyai berat sebesar 96,5% dari berat air dan tidak

larut didalam air. Karbon monoksida yang terdapat dialam terbentuk dari salah

satu proses sebagai berikut :

1. Pembakaran tidak lengkap terhadap karbon atau komponen yang

mengandung karbon.

2. Reaksi antara karbondioksida dan komponen yang mengandung karbon

pada suhu tinggi.

3. Pada suhu tinggi, karbon dioksida terurai menjadi karbon monoksida dan O.

2.5.1. Sumber Carbon Monoksida

1. Di kota-kota besar, sumber utama penghasil karbon monoksida (CO) adalah

kendaraan bermotor seperti mobil, truk, bus, dan sepeda motor karena

pembakaran BBM yang tidak sempurna.

2. karbon monoksida dapat terbentuk secara alamiah maupun hasil sampingan

kegiatan manusia. Karbon monoksida (CO) diudara mengganggu kesehatan

manusia. Masyarakat dengan aktivitas tinggi disekitar lalulintas padat (polisi,

penjaga pintu tol, dan lain-lain) dan pekerja pada tempat dengan hasil

16
sampingan CO (bengkel kendaraan bermotor, industri logam, industri bahan

bakar, industri kimia) merupakan kelompok yang paling dirugikan. Dampak

dari CO bervariasi tergantung dari status kesehatan seseorang, antara lain

dapat memperparah kelompok penderita gangguan jantung dan paru-paru,

kelahiran prematur dan berat bayi dibawah normal. CO menghalangi darah

dalam mengangkut oksigen sehingga darah kekurangan oksigen dan jantung

bekerja lebih berat. Bila seseorang menghirup CO pada kadar tinggi dan

waktu tertentu dapat menimbulkan pingsan bahkan kematian.

17
Tabel 2.2. Sumber Pencemaran Gas CO
Sumber Pencemaran % Bagian % Total
Transportasi 63.8
Mobil bensin 59.0
Mobil diesel 0.2
Pesawat terbang 2.4

Kereta api 0.1

Kapal Laut 0.3

Sepeda motor dll 1.8

Pembakaran stasioner 1.9


0.8
Batu bara
0.1
Minyak
0.0
Gas alam
1.0
Kayu
9.6
Proses industri
7.8
Pembuangan limbah padat
16.9
Lain-lain sumber
7.2
Kebakaran hutan
1.2
Pembakaran batubara sisa
8.3
Pembakaran limbah pertanian
0.2
Pembakaran lain-lainnya
100.0 100.0

(Sumber :Wardhana, 2004)

18
2.5.2. Pencegahan

1. Melakukan pemeriksaan emisi dan perawatan mesin kendaraan bermotor

secara berkala.

2. Meminta pada mekanik bengkel agar kadar CO dalam emisi gas buang

kendaraan selalu memenuhi persyaratan yang ditetapkan pemerintah.

3. Menggunakan alat tambahan catalytic converter yang dapat menurunkan

kadar CO sampai sekitar 90%

2.6. Hidrokarbon (HC)

Hidrokarbon adalah pencemar udara yang dapat berupa gas, cairan

maupun padatan. Dinamakan hidrokarbon karena penyusun utamanya adalah

atom karbon dan atom hidrogen yang dapat terikat (tersusun).

Hidrokarbon merupakan teknologi umum yang digunakan untuk beberapa

senyawa organik yang diemisikan bila bahan bakar minyak dibakar. Sumber

langsung dapat berasal dari berbagai aktivitas perminyakan yang ada, seperti

ladang minyak, gas bumi. umumnya hidrokarbon terdiri atas methana, ethana

dan turunan senyawa-senyawa lainnya. Hidrokarbon dinyatakan sebagai

hidrokarbon total (THC), dan konsentrasinya dinyatakan dalam rata-rata puncak

3 jam (dari jam 06.00-09.00).

2.6.1. Aktivitas yang mempengaruhi Hidrokarbon

industri pengolahan minyak dan petrokimia mengemisikan hidrokarbon

dalam jumlah yang besar. Aktivitas alam sendiri juga mengemisikan hidrokarbo,

19
yang membentuk konsentrasi alami hidrokarbon di atmosfer. Hidrokarbon juga

merupakan pencemar utama yang diemisikan oleh kendaraan bermotor dari lalu

lintas diperkotaan. Dibeberapa kota besar sumber ini merupakan sumber

hidrokarbon yang paling dominan, sebagai pencemar primer dan yang

memberikan kontribusi terbesar dalam pencemaran udara.

2.6.2. Variabel yang diukur

Variabel yang dapat menyatakan dampak hidrokarbon diukur sebagai

rata-rata tahunan dari rata-rata 3 jam harian (06.00-09.00). dasar pengukuran

tiga jam pada pagi hari adalah berkaitan dengan pembentukan oksida fotokimia.

Dalam perioda tersebut dumber utama hidrokarbon, kendaraan bermotor

memberikan konsentrasi puncak pada jam sibuk pagi hari. Jam sibuk sore hari

akan memberikan konsentrasi atmosferik yang besar pula, namun hidrokarbon

yang teremisikan pada sore hari tidak akan berubah fooksidan karena rendahnya

tingkat dan intensitas radiasi ultra violet yang akan hilang sama sekali pada

waktu malam (Soedomo, 2001).

20
Tabel 2.3. Sumber Pencemaran HC
Sumber Pencemaran % Bagian % Total
Transportasi 51.9
Mobil bensin 47.5
Mobil diesel 1.3
Pesawat terbang 0.9

Kereta api 0.9

Kapal Laut 0.3

Sepeda motor dll 1.0

Pembakaran stasioner 2.2


0.6
Batu bara
0.3
Minyak
0.0
Gas alam
1.3
Kayu
14.4
Proses industri
5.0
Pembuangan limbah padat
26.5
Lain-lain sumber
6.9
Kebakaran hutan
0.6
Pembakaran batubara sisa
5.3
Pembakaran limbah pertanian
9.7
Penguapan solver organik
3.7
Pemasaran bahan bakar
0.3
Lain-lain
100.0 100.0

(Sumber :Wardhana, 2004)

21
2.6.3. Pencegahan

Terdapat empat strategi dalam mencegah dampak hidrokarbon.

1. Kontrol emisi kendaraan bermotor.

2. Kontrol emisi sumber stasioner seperti kilang minyak, petrokimia.

3. Kontrol lingkungan (Soedomo, 2001)

2.7. Uji Emisi

Manfaat uji emisi untuk mengetahui efektivitas proses pembakaran

bahan bakar pada mesin dengan cara menganalisis kandungan karbon

monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC) yang terkandung didalam gas buang.

Selain itu uji emisi berguna untuk mengetahui adanya kerusakan pada bagian-

bagian mesin kendaraan. Uji emisi juga berguna membantu saat melakukan

setting campuran udara dan bahan bakar yang tepat. Sedangkan keuntungan dari

uji emisi bisa memperoleh kepastian mengenai kinerja mesin kendaraaan yang

digunakan apakah dalam kondisi prima dan dapat diandalkan. Selain itu uji

emisi bisa mengirit bahan bakar, namun tenaga tetap optimal serta bisa

menciptakan lingkungan sehat dengan udara bersih.

Kerusakan kendaraan bisa terdeteksi dari hasil uji emisi, yang antara lain

bisa dilihat dari tingginya kandungan HC. Hal ini terjadi bisa karena berbagai

faktor, seperti kebocoran pada sistem vakum, sistem pengapian yang tidak

bekerja dengan baik, kerusakan pada oksigen sensor dan gangguan pada sistem

pasokan udara. Kandungan HC tinggi juga bisa karena adanya kerusakan pada

22
catalytic converter dan kerusakan mekanis pada bagian dalam mesin seperti

klep, mesin, ring atau silinder. Kerusakan kendaraan juga bisa terdeteksi dari

tingginya kandungan CO. Hal ini juga terjadi karena beberapa faktor, bisa

karena karburator tidak bekerja dengan baik, filter udara kotor, kerusakan pada

sistem choke karburator.

Pada prinsipnya setiap pembakaran akan menghasilkan CO2 (sebagai

sampah) dan O2 terpakai (sebagai pembakar). Dalam pembakaran sempurna

CO2 harus tinggi dan O2 rendah. CO2 merupakan indikasi dari tingkat efisiensi

pembakaran mesin bensin. Pada mesin mobil generasi lama, pencampuran

bahan bakar dengan udara diproses oleh karburator. Kelemahan mesin

karburator akurasi campuran bahan bakar dan udara umumnya rendah karena

kondisi permukaan bahan bakar dalam float chamber carburator mempengaruhi

rasio campurannya. Sementara pada mesin kendaraan modern sudah

menggunakan sistem injeksi, yaitu menggunakan EFI (Electronic Fuel

Injection) yang mampu bekerja secara computrized dalam mengatur campuran

bahan bakar dengan udara atas informasi dari beberapa sensor, mengatur saat

pembakaran dan tepat di setiap RPM (putaran mesin per menit).

23

Anda mungkin juga menyukai