Anda di halaman 1dari 4

DIAGNOSIS AND TREATMENT OSTEOARTHIRITIS

Pendahuluan
Osteoarthiritis menurut American Collage of Rheumatology merupakan sekelompok
kondisi heterogen yang mengarah kepada tanda dan gejala sendi. Osteoarthiritis merupakan
penyakit degenerative dan progresif yang mengenai dua per tiga orang yang berumur lebih
65 tahun, dengan prevalensi 60,5% pada pria dan 70,5% pada wanita. Seiring bertambahnya
jumlah kelahiran yang mencapai usia pertengahan dan obesitas serta peningkatannya dalam
populasi masyarakat osteoarhiritis akan berdampak lebih buruk di kemudian hari. Karena
sifatnya yang kronik progresif,osteoarthiritis berdampak sosio ekonomik yang besar
dinegara maju dan di negara berkembang.
Penyakit ini ditandai oleh adanya abrasi rawan sendi dan adanya pembentukan
tulang baru yang irreguler pada permukaan persendian. Nyeri menjadi gejala utama
terbesar pada sendi yang mengalami osteoarthiritis. Rasa nyeri diakibatkan setelah
melakukan aktifitas dengan penggunaan sendi dan rasa nyeri dapat diringankan dengan
istirahat. Trauma dan obesitas dapat meningkatkan resiko osteoarthiritis. Namun baik
penyebab maupun pengobatannya belum sepenuhnya diketahui. Penyakit ini
menyebabkan nyeri dan disabilitas pada pasien sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari
dan menimbulkan dampak sosial ekonomi yang berat. Orang lanjut usia di indonesia yang
menderita cacat dikarenakan osteoarthiritis diperkirakan mencapai 2 juta. Prevalensi
osteoarthiritis usia 49-60 tahun di malang mencapai 21,7% yang terdiri dari 6,2% laki laki
dan 15,5% perempuan.
Insedensi osteoarthiritis meningkat seiring dengan usia dengan adanya bukti
gambaran fotopolos. Insidensi osteoarthiritis di America pada usia 18-24 tahun, 7% laki-
laki dan 2% perempuan menggambarkan osteoarthiritis pada tangan. Pada usia 55-64
tahun,28% laki-laki dan perempuan terkena osteoarthiritis lutut dan 23% menggambarkan
osteoarthiritis pada panggul. Pada usia diatas 75 tahun, sekitar 100% laki-laki dan
perempuan mempunyai gejala-gejala osteoarthiritis.
Osteoarthiritis adalah suatu kelainan sendi kronis dimana terjadi proses pelemahan
dan disintegrasi dari tulang rawan sendi yang disertai dengan pertumbuhan tulang dan
tulang rawan baru pada sendi. Kelainan ini merupakan suatu proses degeneratif pada sendi
yang dapat mengenai satu atau lebih sendi. Di indonesia,prevalensi osteoarthiritis
mencapai 5% pada usia < 40, 30% pada usia 40-60 tahun, dan 65 % pada usia > 61 tahun.
Untuk ostheoarthiritis lutut prevalensinya cukup tinggi yaitu 15,5% pada pria dan 12,7%
pada wanita.
Osteoarthiritis merupkan penyakit tersering yang menyebabkan timbulnya nyeri dan
disabilitas gerakan pada populasi usia lanjut. Osteoarthiritis merupakan kelainan yang
mengenai berbagai ras dan kedua jenis kelamin. Osteoarthiritis lebih banyak ditemukan
pada perempuan jika di bandingkan dengn laki-laki yaitu 68,67%.
Di dalam penelitian Dr. Oconnor (2007),jenis kelamin perempuan merupakan faktor
resiko terjadinya osteoarthiritis. Seiring dengan bertambahnya usia, prevalensi
osteoarthiritis juga semakin bertambah. Seperempat dari seluruh populasi perempuan dan
seperlima dari seluruh populasi laki-laki dengan usia lebih dari 60 tahun dapat terkena
osteoarhtiritis. Osteoarhtritis dapat menyerang semua sendi, namuun predileksi yang
tersering adalah predileksi yang tersering adalah pada sendi-sendi yang menanggung
beban berat badan seperti panggul, lutut, dan sendi tulang belakang bagian lumbal bawah.
Pada tahun 1980, osteoarhtritis dianggap sebagai kelainan primer dan kejadian
natural akibat proses wear and tear pada sendi sebagai hasil dari proses penuaan.
Osteoarhtritis adalah sebuah proses penyakit aktif pada sendi yang dapat mengalami
perubahan oleh manipulasi mekanik dan biokimia terdapat efek penuaan pada komponen
sistem muskuluskelletal seperti kartilago artikular, tulang, dan jaringan memungkinkan
meningkatnya kejadian beberapa penyakit seperti osteoarhtrtis
Berdasarkan patogenesisnya OA dibedakan menjadi OA primer dan OA sekunder. OA
primer disebut juga OA idiopatik, adalah OA yang kausanya tidak
IKI SING TAK KETIK (WIDYA)

OSTEOARTROSIS-OSTEOARTRITIS
Sifat
Suatu proses degeneratif kartilago artikularis yang sangat lazim terajdi.
Umur
Terjadi secara sepontan pada kelompok umur yang lebih tua dan dengan demikian sangat
lazim terjadi diatas umur 60 tahun, dapat juga terjadi dalam sendi-sendi pada orang yang
lebih muda setelah terjadi gangguan mekanik sebelumnya, contohnya sendi panggul,
osteokondritis, dll.
Tempat
Biasanya sendi besar yang menanggung beban, contohnya sendi panggul dan lutut.
Makroskopik
Kehilangan ruang sendi disebabkan oleh penipisan kartilago yang memperlihatkan
kehilangan kilau dan gambaran seperti karpet akibat fibrilasi. Selanjutnya, kartilago
menghilang pada daerah-daerah ini, menimbulkan ulserasi dan memaparkan tulang
subkondral dibawahnya. Tulang menebal karena efek penopang dan meluas diluar
permukaan artikuler untuk membentuk tulang yang tumbuh keluar osteofit. Pada beberapa
daerah tulang subkondral tidak menebal dan memungkinkan masuknya cairan sinovial
kedalam tulang dibawahnya yang secara radiologis menimbulkan gambaran kistik. Hasil
akhirnya adalah permukaan artikuler yang kehilangan kartilago dan dibentuk oleh
permukaan tulang eburnasi yang banyak tergesek dengan osteofit marginal, beberapa
diantaranya dapat pecah membentuk badan longgar dalam sendi.
Mikroskopik
Kartilago terpulas biru normal (dengan pulasan hematoksilin dan eosin) berdegenerasi dan
berpulas merah muda dengan kehilangan substansi dasar mukopolisakarida. Kartilago yang
berdegenerasi memecah sepanjang garis serat, secara tangensial pada permukaan tetapi
secara vertikal pada saat rekahan meluas kedalam lapisan yang lebih dalam, menimbulkan
daun-daun kartilago yang berdegenerasi fibrilasi. Kartilago ini berkurang dan tulang
subkondral menebal dan kompak. Osteofit pada tepi sendi terbentuk oleh tulang baru
reaktif. Membran sinovial sering memperlihatkan penebalan fibrosa dan dapat juga
mengandung fokus kecil kartilago yang berdegenerasi. Pada stadium lebih lanjut tidak
ditemukan lagi kartilago , terjadi artikulasi antara dua permukaan tulang subkondral
bereburnasi, menebal.
Akibat
Hilangnya kartilago menyebabkan penyempitan radiologik dari ruang sendi, osteofit juga
mencolok secara radiologik. Biasanya ditemukan nyeri dan umumnya berat dan sebagian
disebabkan oleh reaksi sinovial yang berkaitan dengan fregmen yang terfagositosis dan
kartilago yang berdegenerasi. Hasil akhirnya seringkali sendi yang kaku dan nyeri.

Osteoartritis, atau artritis degeneratif adalah, bentuk noninflamatorik dari destruksi


sendi progresif. Berkurangnya kartilago dimanifestasikan dengan hilangnya proteoglikans,
yang kemudian menyebabkan fibrilasi dari permukaan artikularis. Osteofit marginal
tenbentuk sebagai bagian dari cidera dan proses perbaikan. Dan permukaan kartilago
akhirnya menjadi gundul terhadap tulang subkondral. Radiograf memperlihatkan
penyempitan rongga sendi yang asiemtrik, sklerosis subkondral, kista subkondral, dan
osteofit. Gangguan sendi oleh setiap proses sepeti misalnya, trauma, penyakit legg-clave-
perthes, artritis septik, gout, atau hemofilia dapat mengalami perubahan osteoartritis. Efusi
cenderung untuk minimal, dan artritis hanya progresif lambat. Terapi meliputi pembatasan
aktivitas, obat-obat anti inflamasi, alat bantu jalan, osteotomi untuk memperbaiki
deformitas atau meluruskan sendi, dan sebagai usaha terakhir artrodesis sendi atau
penggantian sendi total. Komplikasi dari artroplasti sendi total meliputi infeksi,
pelonggaran, dan osifikasi heterotopik periartikularis . pada saat ini penggunaan implan
sendi total yang tak mengandung semen, tercipta karena masalah jangka lama
melonggarnya prostesis pada interface tulang/semen, telah menjadi populer, terutama pada
pasien muda usia. Alat bantu ini mempunyai lapisan metal berpori-pori, yang
memungkinkan pertumbuhan tulang untuk secara permanen melekat pada prosstesis, dan
telah memperlihatkan hasil klinis yang sebanding dengan komponen bersemen yaang
konfensional.

Anda mungkin juga menyukai