Anda di halaman 1dari 7

Pembahasan Kasus II

Manajemen Sumber Daya Manusia

Too Much Fatigue and Stress? You Decide

Dosen Pengampu : Drs. Zulian Yamit, M.si.

Disusun oleh:

Nama : Mitra Nugraha Yatma


NIM : 15911073
No. Presensi : 2
Jurusan : Magister Manajemen
Angkatan : 46 A

Program Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi


Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta
2017
A. Ringkasan Kasus

Kelelahan kerja dan stres adalah masalah serius yang dihadapi oleh karyawan dan
manajer. Sayangnya, ketika kasus depresi muncul sebagai akibatnya, mencoba untuk
menyelesaikan masalah mungkin sulit-terkadang dapat menyebabkan konflik. Seperti yang
digambarkan pada kasus ini.

Donald Knolls merupakan air traffic control untuk bandara International Gateway
(IGA), bandara yang melayani area utama metropolitan. Pada tahun 2011, Donald mulai
mengalami masalah terkait depresi karena sebagian besar disebabkan oleh stres berat dan
kelelahan pada pekerjaan. Beberapa bulan kemudian, ia diminta dan diberikan cuti untuk
pengobatan kelumpuhan penyakitnya. Setelah delapan bulan, dokter pribadinya, seorang ahli
dalam pengobatan depresi dan konsultan psikolog berlisensi, setuju bahwa ia lebih baik
dikembalikan pada posisi sebelumnya.

IGA kemudian mengirimkan Donald ke dokter, pada saat Donald menggunakan izin
pertama atas kelumpuhan yang dideritanya. Setelah melakukan evaluasi yang ekstensif,
dokter menyimpulkan bahwa Donald, pada saat itu telah membuat langkah besar dalam
mengatasi depresinya, seharusnya tidak segera kembali ke posisi supervisor sebelumnya
karena kondisi pekerjaan belum berubah dan Donald masih merasakan stres yang sangat
hebat. Sebaliknya, ia merekomendasikan bahwa Donald dikembalikan ke posisi non-
supervisor dengan masa percobaan enam bulan, Dengan demikian akan dievaluasi kembali
pada akhir waktu. IGA mengikuti saran dari dokter dan tidak mengembalikan Donald ke
posisi supervisor. Donald marah atas keputusan manajemen, mengajukan pengaduan ini
melalui IGA, prosedur penyelesaian sengketa alternatif, prosedur yang bisa berakhir di
binding arbitration.

Dalam beberapa pertemuan antara Donald dan manajemen, majikan menyatakan


bahwa ia memiliki hak untuk bergantung pada pendapat medis dari adil dan tidak memihak
dokter yang telah menentukan bahwa Donald tidak seharusnya dikembalikan ke posisi yang
merupakan penyebab asal stress terkait masalah emosional. Selain itu, manajemen
menunjukkan kepada Donald bahwa ketentuan cuti atas kelumpuhan, IGA menyatakan

1
bahwa mungkin memerlukan dokumentasi medis yang tepat jika percaya seorang karyawan
tidak cocok untuk kembali ke posisi sebelumnya.

Donald menanggapi, melalui pengacara yang disewa untuk mewakili posisinya,


bahwa meberikan cuti kelumpuhan dengan ketentuan yang jelas tetapi, bagaimanapun, bias
terhadap karyawan karena mereka benar-benar mengabaikan pendapat dokter dan
psikolognya. Menurut Donald, Mengapa repot-repot untuk mendapatkan pendapat ahli
medis jika mereka diberhentikan? Dia lebih jauh mencatat, Saya tidak pernah merasa lebih
baik. . Aku benar-benar siap untuk kembali ke pekerjaan sayaAkhirnya, pengacara Donald
berpendapat bahwa Donald adalah korban dari diskriminasi berdasarkan negara mantan
depresi:Apa yang terjadi dengan Donald tidak akan terjadi jika penyakitnya telah menjadi
lebih konvensional cedera fisik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan ringkasan kasus yang sudah dibahas sebelumnya maka permasalahan


yang dapat diambil dalam kasus tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ketika penyampaian pendapat medis terjadi pertentangan, seharusnya saran dari ahli
medis yang lebih berpengaruh dibandingkan pendapat dari dokter umum?
2. Apakah tuduhan diskriminasi disampaikan oleh pengacara Donald relevan dengan kasus
ini?
3. Jika anda dihadapkan pada kasus ini, keputusan apa yang akan anda buat?

C. Pembahasan
1. Ketika penyampaian pendapat medis terjadi pertentangan, seharusnya saran dari
ahli medis yang lebih berpengaruh dibandingkan pendapat dari dokter umum
Dari analisa kasus yang telah dilakukan bahwa Donald yang bekerja pada bagian
air traffic control untuk bandara International Gateway (IGA), setelah lama bekerja pada
perusahaan penerbangan, telah mengalami depresi dan stress kerja yang disebabkan oleh
beban kerja yang ditanggung oleh Donald terlalu berat. Menurut Hani Handoko (2012)
stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan
kondisi seseorang.

2
Atas dasar kelumpuhan yang telah dialami oleh Donald maka pihak perusahaan
memberikan cuti untuk melakukan penyembuhan terhadap cedera yang dialami oleh
Donald. Untuk menyembuhkan cedera yang diderita oleh Donald, maka Donald memilki
dokter pribadi khusus untuk menangani kelumpuhan yang dialami, setelah berlangsung
beberapa bulan pengobatan maka atas dasar saran dokter pribadi donald yang merupakan
ahli medis berlisensi, maka dokter memberikan saran pada peruahaan IGA untuk
mempekerjakan lagi Donald pada posisinya semula yaitu pada bagian traffic air control.
Akan tetapi pihak peruahaan tidak langsung menerima saran dari ahli medis
pribadi Donald. Untuk mendapatkan kepastian akan penyakit yang diderita Donald, maka
pihak perusahaan memberikan pengobatan Donald pada dokter umum yang ditunjuk oleh
perusahaan dan setelah melakukan evaluasi terhadap pribadi Donald, maka Dokter umum
yang menangangi Donald memberikan saran kepada perusahaan untuk tidak
mengembalikan Donald pada pekerjaannya sebelumnya dikarenakan pekerjaan tersebut
merupakan sumber dari stress dan depresi yang diderita oleh Donald.
Pihak perusahaanpun menyetuji saran dari dokter umum untuk tidak
mempekerjakan lagi Donald pada pekerjaannya semula, sehingga terjadi perbedaan
pendapat antara dokter umum dan ahli medis pribadi Donald.
Menurut pendapat saya saran dari kedua dokter tersebut, memilki kesamaan yaitu
sama-sama menyatakan bahwa Donald masih bisa untuk bekerja, hanya saja pada dokter
umum menyarankan pihak perusahaan untuk tidak langsung mempekerjakan Donald
pada posisi sebelumnya, artinya Donal ditempatkan pada pekerjaan yang ringan setalah
itu dilakukan evaluasi setelah enam bulan kerja. Setelah dilihat perkembangan yang
signifikan, barulah Donald diperbolehkan lagi untuk bekerja pada posisi semula yaitu
sebagai traffic Control.
Disatu sisi saya setuju pada saran dokter umum, apalagi pekerjaan yang diemban
oleh Donald bukanlah pekerjaan yang ringan, hal ini menyangkut nyawa banyak orang,
memang seharusnya Donald tidak langsung bekerja pada posisi semula, hal ini perlu
dilakukan bertahap, apalagi penyakit yang diderita oleh Donald menyangkut penyakit
psikologis. Tentunya jika terjadi kesalahan human error maka akan berdampak buruk
bagi perusahaan.

3
Akan tetapi disisi lain penurunan jabatan ini, dapat ,menimbulkan kerugian bagi
Donald, yaitu pemotongan gaji dan bonus yang diberikan oleh perusahaan, artinya kalau
terjadi penurunan jabatan otomatis gaji pun ikut mengalami penurunan.
2. Apakah tuduhan diskriminasi yang disampaikan oleh pengacara Donald relevan
dengan kasus ini.
Menurut Bohlander dan Snell (2013) diskriminasi merupakan perlakuan yang
tidak seimbang terhadap perorangan, atau kelompok, berdasarkan sesuatu, biasanya
bersifat kategorikal, atau atribut-atribut khas, seperti berdasarkan ras, kesukubangsaan,
agama, atau keanggotaan kelas-kelas sosial. Istilah tersebut biasanya akan melukiskan,
suatu tindakan dari pihak mayoritas yang dominan dalam hubungannya dengan minoritas
yang lemah, sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku mereka itu bersifat tidak bermoral
dan tidak demokrasi.
Menurut analisa saya bahwa tuduhan yang dilakukan oleh pengacara Donald
kurang relevan, hal ini dikarenakan bahwa tuduhan yang didasarkan pada perusahaan
IGA tidak ada hubungannya dengan diskriminasi, kasus ini hanya menyangkut sehat atau
tidaknya sesorang karyawan dan layak atau tidaknya seorang karwan ditempatkan pada
kondisi kerja yang berat, dengan kondisi mental yang gampang terganggu. Tentunya
sebagai perusahaan besar, apalagi perusahaan yang bergerak pada industry penerbangan
harus benar-benar memperhatikan kondisi jasmani dan rohani seorang karyawan. Sangat
tidak mungkin kalau perusahaan penerbangan seperti IGA mempekerjakan seseorang
yang mudah stress terhadap pekerjaan. Jika terjadi kesalahan dalam menempatkan orang
tentunya akan berdampak buruk bagi perusahaan, hal ini sangatlah wajar kalau pihak
manajer sangat memperhatikan kondisi kesehatan karyawan yang ingin ditempatkan pada
posisi Air Traffic Control.
3. Jika anda dihadapkan pada kasus ini, keputusan apa yang akan anda buat
Jika saya dihadapkan pada kasus ini maka keputusan yang akan saya ambil adalah
dengan menyuruh psikolog atau medis yang ada pada perusahaan untuk mencari akar
masalah yang terjadi pada Donald, setelah didapati masalahnya. Misalnya masalah yang
dihadapi Donald terkait dengan beban pekerjaan yang terlalu berat, maka saya akan
memindahkan posisi Donal kepekerjaan yang lebih ringan yang mampu ditangani oleh
Donald, dan kalaupun masalah yang dihadapi Donald adalah masalah lingkungan kerja

4
yang kurang nyaman, maka saya akan memperbaiki kondisi lingkungan kerja tersebut
dengan cara menata kembali lingkungan kerja tersebut agar kondisinya nyaman dan layak
untuk ditempati dan mempekerjakan kembali Donald pada pekerjaannya, sebelum
Donald dipekerjakan kembali pada pekerjaannya semula maka saya akan memberikan
waktu libur pada Donald untuk menikmati waktu bersama keluarga tetapi masih dalam
pantauan psikolog yang menangani kondisi Donald.

D. Kesimpulan
Stress kerja merupakan hal yang wajar dialami oleh setiap karyawan yang bekerja
pada perusahaan. Berbagai faktor dari internal dan ekternal dapat menjadi pemicu dari
stress, seperti: beban kerja yang terlalu berat, kondisi lingkungan perusahaan, hubungan
sesama karyawan, gaya kepemimpinan, peraturan pemerintah, keluarga dan sebagainya.
Seperti yang dialami oleh salah satu karyawan IGA yaitu Donald yang bekrja pada
bagian Air Traffic Control yang mengalami stress dan depresi yang menyebabkan dia
mengalami kelumpuhan fisik. Sebagai perusahaan besar seperti IGA harusnya pihak
perusahaan selalu memantau kondisi para karyawannya dan menyediakan fasilitas yang
layak dan lingkungan kerja yang aman agar stress kerja dapat dikurangi.

5
Daftar Pustaka

Handoko, Hani. 2012. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Yogyakarta :


BPFE-YOGYAKARTA
Snell and Bohlander. 2013. Managing Human Resources 16e. South-Western Cengage Learning

Anda mungkin juga menyukai