DEPRESI
A. Pengertian
1. Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang di sertai komponen
psikologik : rasa haus, sedih, murung, putus asa, dan tidak bahagia serta
komponen somatik, anoreksia, konstipasi, kulit lembab, tekanan darah dan
nadi menurun (www.ilmukeperawatan.com)
B. PENYEBAB
Penyebab suatu kondisi depresi, meliputu :
1. Factor organ biologis karena ketidak seimbangan neurotransmitter di otak
terutama serotonim
2. Factor psikoedukasi karena tekanan beban psikis, dampak pembelajaran
perilaku terhadap suatu situasi social.
3. Factor social lingkungan misalnya, kehilangan pasangan hidup, kehilangan
pasangan hidup, kehilangan pekerjaan, pasca bencana, dampak situasi
kehidupan sehari-hari lamanya.
Depresi adalah kesedihan atau duka cita yang lebih hebat dan bertahan terlalu
lama. Ada berbagai penyebab depresi yaitu :
1. Peristiwa dalam kehidupan sehari-hari
2. Perubahan kimia dalam obat
3. Efek samping obat
4. Beberapa penyakit fisik
F. PENATALAKSANAAN
Ada dua cara untuk menangani depresi yaitu :
1. Perubahan pola hidup dengan cara :
a) Olahraga teratur
b) Berjemur pada sinar matahari
c) Konseling
d) Tidur teratur
e) Relaksasi
f) Medikasi
g) Penanganan stress
A. Pengertian
Jadi dapat disimpulkan bahwa perasaan negatif terhadap diri sendiri yang
dapat diekspresikan secara langsung dan tak langsung.
Harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart dan
Sundeen, 1998 :227). Menurut Townsend (1998:189)
Menurut Carpenito, L.J (1998: 352); Keliat, B.A (1994:20); perilaku yang
berhubungan dengan harga diri rendah antara lain:
Data subjektif:
1. Mengkritik diri sendiri atau orang lain
2. Perasaan dirinya sangat penting yang berlebih-lebihan
3. Perasaan tidak mampu
4. Rasa bersalah
5. Sikap negatif pada diri sendiri
6. Sikap pesimis pada kehidupan
7. Keluhan sakit fisik
8. Pandangan hidup yang terpolarisasi
9. Menolak kemampuan diri sendiri
10. Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
11. Perasaan cemas dan takut
12. Merasionalisasi penolakan/menjauh dari umpan balik positif
13. Mengungkapkan kegagalan pribadi
14. Ketidak mampuan menentukan tujuan
Data objektif:
1. Produktivitas menurun
2. Perilaku destruktif pada diri sendiri
3. Perilaku destruktif pada orang lain
4. Penyalahgunaan zat
5. Menarik diri dari hubungan social
6. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
7. Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan)
8. Tampak mudah tersinggung/mudah marah
C. Penyebab
Teori penyebab :
1. Situasional
Yang terjadi trauma secara tiba-tiba misalnya pasca operasi, kecelakaan cerai,
putus sekolah, PHK, perasaan malu karena terjadi (korban perkosaan,
dipenjara, dituduh KKN) dll.
2. HDR pada pasien yang dirawat disebabkan oleh : Privacy yang kurang
diperhatikan, misal pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat
yang tidak spontan (mencukur pubis pemasangan kateter). Harapan akan
struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tecapai karena dirawat atau sakit
atau penyakitnya. Kelakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misal
berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan berbagai tindakan tanpa
pemeriksaan.
3. Kronik
Perasaan negatif terhadap diri sudah berlangsung lama yaitu sebelum sakit
atau dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif, kejadian sakit
yang dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
Menurut Ericson, masa balita adalah kemandirian yang ragu dan malu anak
belajar mengendalikan diri dan kepercayaan diri, sebabnya bila banyak
dikendalikan dari luar maka akan timbul bibit keraguan dan rasa malu yang
berlebihan.
Salah satu penyebab dari harga diri rendah yaitu berduka disfungsional.
Berduka disfungsional merupakan pemanjangan atau tidak sukses dalam
menggunakan respon intelektual dan emosional oleh individu dalam melalui
proses modifikasi konsep diri berdasarkan persepsi kehilangan.
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang
tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system
pendukung, kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang
negatif, disfungsi system keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal
(Townsend, M.C, 1998: 366).
Menurut Carpenito, L.J (1998: 82) koping individu tidak efektif adalah
keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami suatu
ketidakmampuan dalam menangani stressor internal atau lingkungan dengan
adekuat karena ketidakadekuatan sumber-sumber (fisik, psikologis, perilaku atau
kognitif).
Data subjektif :
1. Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah atau meminta
bantuan
2. Mengungkapkan perasaan khawatir dan cemas yang berkepanjangan
3. Mengungkapkan ketidakmampuan menjalankan peran
Data Objektif :
1. Perubahan partisipasi dalam masyarakat
2. Peningkatan ketergantungan
3. Memanipulasi orang lain disekitarnya untuk tujuan-tujuan memenuhi
keinginan sendiri
4. Menolak mengikuti aturan-aturan yang berlaku
5. Perilaku destruktif yang diarahkan pada diri sendiri dan orang lain:
6. Memanipulasi verbal/perubahan dalam pola komunikasi
7. Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
8. Penyalahgunaan obat terlarang
D. Akibat
Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri.
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang
lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993).
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH
DENGAN DIAGNOSA MEDIS DEPRESI
I. Identitas Klien
a. Inisial Klien : Nn. N
b. Umur : 27 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Tanggal Masuk RS : 16-11-2010
e. Tanggal Pengkajian : 04-12-2010 / pukul 08.00 WIT
f. Diagnosa Medis : Depresi
g. No. RM : 01-56-65
h. Ruangan : Bangsal wanita
i. Penanggung Jawab : Keluarga klien
Pasien masuk di RSK di antar oleh keluarga dengan keluhan sering ngamuk di rumah,
diam dan mengurung diri di kamar, tidak mau makan, serta melempar barang.
Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri, orang lain
dan lingkungan
V. Keadaan Fisik
Tanda-tanda vital
Tanggal : 03-12-2010
Tekanan Darah : 110/70 mmhg
Respirasi : 20 x/m
Nadi : 80 x/m
Suhu : 36 0C
VI. Psikososial
Genogram pasien tidak diketahui, saat dianamnese pasien hanya diam
GENOGRAM 3 GENERASI
X X X X
50 46 2 X 24 ? 1 4 4 4 X 4 X
3 X
8
16
Keterangan :
= laki-laki
= perempuan
X = meninggal
= pasien
Dalam keluarga tidak ada yang mengalami penyakit yang sama dengan klien
a. Konsep diri
1) Gambaran diri
Pasien merasa anggota tubunya tidak lagi berguna, dan merasa dirinya tidak
cantik
2) Identitas diri
Pasien mengatakan namanya novita, senang di panggil novi mempunyai
keluarga yang bertempat tinggal di Galunggung (lorong Almuqadam).
3) Peran diri
Pasien mengatakan dia membantu orang tua (menjaga kios)
4) Ideal diri
Pasien mengatakan ingin segera pulang dan dapat berkumpul dengan keluarga
5) Harga diri
Pasien tidak mau berkomunikasi dengan teman-teman nya, pasien lebih banyak
diam dan sulit memulai pembicaraan kecuali di ajak atau ditanya oleh perawat.
Masalah Keperawatan : gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
b. Hubungan social
Pasien jarang berinteraksi dengan teman-temannya , pasien kurang bicara dengan
orang lain.
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
c. Spiritual
1) Nilai keyakinan
Pasien mengatakan dia beragama islam, bisa berdoa dan bisa mengucapkan dua
kalimat syahadat.
2) Kegiatan ibadah
Waktu di rumah pasien rajin beribadah (solat lima waktu), tetapi selama masuk
RS tidak pernah solat hanya pasien selalu berdoa sebelum dan sesudah makan.
b. Pembicaraan
Pasien tidak mampu memulai pembicaraan kecuali di ajak atau di Tanya, dan
pembicaraan pasien kadang nyambung, kadang tidak serta mampu menjawab
pertanyaan yang di ajukan.
c. Aktivitas motorik
Pasien sering nonton TV, jalan-jalan di taman, dan dapat melakukan kegiatan
olahraga (main Volly).
f. Proses pikir
Kemampuan berfikir pada saat menjawab pertanyaan dari perawat dapat di
jawab dengan baik
g. Tingkat kesadaran
Pasien dapat menyebutkan nama dan tempat tinggalnya dengan jelas.
h. Memori
Memory jangka panjang : pasien dapat mengingat bahwa dulu ia pernah
sekolah di SMPN 14 Ambon
Jangka pendek : pasien dapat mengingat nama perawat yang berkenalan
dengan nya 15 menit yang lalu
Ds : pasien mengatakan
o Pasien merasa anggota tubunya tidak lagi berguna, dan merasa dirinya tidak
cantik
Do :
o Pasien tidak mau berkomunikasi dengan teman-teman nya, pasien lebih
banyak diam dan sulit memulai pembicaraan kecuali di ajak atau ditanya oleh
perawat.
o Ekpresi pasien terlihat sedih dan murung.
o kontak mata kurang
o Sering berdiri disisi tempat tidur, dan berbicara jika diajak atau ditanya.
o sering mengalihkan perhatian bila ditanya
DO :
o Pasien tidak mau
berkomunikasi dengan teman-
teman nya, pasien lebih banyak
diam dan sulit memulai Gangguan konsep diri Harga Diri
pembicaraan kecuali di ajak Rendah
atau ditanya oleh perawat.
o Ekpresi pasien terlihat sedih
dan murung.
o kontak mata kurang
o Sering berdiri disisi tempat
tidur, dan berbicara jika diajak
atau ditanya.
o sering mengalihkan perhatian
bila ditanya
DS : Pasien mengatakan
o Pasien merasa anggota tubunya tidak lagi berguna, dan merasa dirinya
tidak cantik
DO :
o Pasien tidak mau berkomunikasi dengan teman-teman nya, pasien lebih
banyak diam dan sulit memulai pembicaraan kecuali di ajak atau ditanya
oleh perawat.
o Ekpresi pasien terlihat sedih dan murung.
o kontak mata kurang
o Sering berdiri disisi tempat tidur, dan berbicara jika diajak atau ditanya.
o sering mengalihkan perhatian bila ditanya
Perencanaan
No Hari/ Tanggal Diagnosa Keperawatan
Tujuan Tindakan Keperawatan
1. Jumat Gangguan Konsep Diri 1. klien dapat berhubungan SP I P : Bina hubungan saling percaya
03-12-2010 Harga Diri Rendah. dengan orang lain secara dengan cara:
optimal. a Sikap terbuka dan empati
b Teri ma pasien apa adanya
c Tepati janji
d Jelaskan tujuan pertemuan
e Pertahankan kontak mata selama
berkomunikasi
Sabtu 2. Menilai kemampuan klien yang SP II P : Nilai kemampuan klien yang masih
04-12-2010 masih dapat digunakan dapat digunakan :
a Identifikasi kemampuan dan aspek
positif yang di miliki klien.
b Bantu klien menilai kemampuan klien
yang masih dapat digunakan.
c Bantu klien memilih kegiatan yang akan
di latih sesuai dengan kemampuan klien.
d Latih klien sesuai kemampuan yang
dipilih.
e Berikan pujian yang wajar terhadap
keberhasilan klien.
f Anjurkan klien memasukkan kedalam
jdwal kegiatan harian.
SP I K :
a. Mendiskusikan masalah yang di rasakan
keluarga dalam merawat klien
b. Menjelaskan pengertian,tanda dan gejala
HDR yang di alami klien beserta proses
terjadinya
c. Menjelaskan tentang cara cara merawat
klien harga diri rendah
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP I P)
1. Strategi Komunikasi
1) Salam teraupetik
Perawat : selamat pagi kakak.
2) Evaluasi/ validasi
Perawat : bagaimana perasaan kakak hari ini?
3) Kontrak
Topik : kakak, bagaimana kalau kita berbincang-bincang sebentar.
Waktu : kakak mau berapa lama kita bercerita? Bagaimana kalau 15 menit ??
Tempat : Dimana tempat yang cocok menurut kakak untuk kita bercerita,
bagaimana kalau di ruangan ini saja ?
Apa kakak setuju ?
b. Fase kerja
Kakak, perkenalkan nama saya suster willdya, saya biasa dipanggil ilhen. Saya
mahasisiwi Akper Kesdam XVI/Pattimura yang praktek disini selama 4hari,
suster akan mencoba membantu memecahkan masalah-masalah yang kakak
hadapi, tapi sebelumnya suster boleh tahu nama kakak siapa? (Novita)
Senangnya dipanggil siapa? (novi).
c. Fase terminasi
1) Evaluasi
Evaluasi subjektif
Pasien menyapa dan memperkenalkan dirinya kepada perawat
Evaluasi objektif
Pasien mau berjabat tangan dan menyebutkan nama, kontak mata dengan
perawat kurang.
2) Rencana Tindakan
suster harap novi dapat mengingat nama suster dan kita dapat melanjutkan
pembicaraan kita lagi.
a. Fase orientasi
Salam teraupetik
Perawat : selamat pagi novi. (pagi juga)
c. Kontrak
a. Topik : seperti yang saya katakan kemarin kalau hari ini suster akan
mengajukan beberapa pertanyaan untuk novi agar suster dapat menilai
kemampuan novi.
b. Waktu : kita berdua dapat berbicara berapa lama? Bagaimana kalau 30menit
c. Tempat : bagaimana kalau kita berbicara disini saja?
d. Fase kerja
e. Fase Terminasi
1) Evaluasi
Evaluasi subjektif
Pasien dapat menjawab dan mengulang apa yang di bicarakan perawat
Evaluasi objektif
Pasien mampu melakukan aktivitas dengan baik.
2) Tindak lanjut
suster berharap novi masih ingat dengan apa yang tadi dibicarakan oleh
suster
a. Orientasi
Salam terapeutik
Perawat : selamat pagi novi ? (pagi juga)
b. Evaluasi/ validasi
Bagaimana perasaan novi hari ini?
c. Kontrak
1) Topic : seperti yang kita bicarakan kemarin kalau hari ini kita akan membahas
bagaimana kemampuan novi yang lain
2) Waktu : kira-kira kita bisa berbicara berapa lama? Bagaimana kalau 15menit
saja.
3) Tempat : bagaimana kalau kita berbicara di sini saja!!
d. Fase kerja
1) Novi selain mengambil makanan dan minuman di dapur, kemampuan apa lagi
yang novi miliki?
2) Bagus, kalau novi sudah mampu melakukan kegiatan tersebut dengan baik.
3) Dan kalau bisa kegiatan tersebut dilakukan secara rutin
4) Bagus novi, suster percaya novi pasti bisa.
5) novi, suster berharap semoga apa yang suster ajarkan dapat dimengerti dan
kerjakan, suster akan datang mengontrol novi setiap hari, terima kasih,
selamat siang.
e. Fase Terminasi
1) Evaluasi
Evaluasi subjektif
Pasian dapat mengambil makanan dan minuman didapur
Evaluasi objektif
Pasien mamapu melakukan aktivitas lain dengan baik.
2) Tindak lanjut
Suster harap novi masih mengingat apa yang kita bicarakan hari ini. Novi harus
mampu melakukan aktivitas setiap hari.
3) Kontrak yang akan dating
Novi, suster akan selalu datang mengontrol keadaan novi.
Terima kasih, selamat siang !!!!!
Strategi Pelaksana Tindakan Keperawata (SP I K)
1. Strategi Komunikasi
3) Evaluasi/ validasi
Perawat : bagaimana keadaan ibu hari ini?
4) Kontrak
Topic : Ibu bagaimana kalau hari ini kita akan bercakap-cakap tentang
masalah yang di rasakan keluarga dalam merawat anak ibu?
Waktu : kira-kira kita bisa berbicara berapa lama? Bagaimana kalau 30
menit saja?
Tempat : bagaimana kalau kita berbicara di sini saja!!
b. Fase kerja
a Bagaimana perasaan ibu dengan melihat kondisi anak ibu saat ini?
b Apakah yang ibu harapkan saat ini?
c Adakah harapan atau keinginan ibu yang belum tercapai?
d Sejauh ini apa yang ibu rasakan jika harapan atau keinginan ibu belum
tercapai?
e Bagaimana pandangan orang lain dalam menilai masalah yang ibu hadapi?
f Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala HDR yang di alami klien beserta
proses terjadinya
g Menjelaskan tentang cara-cara merawat klien HDR.
h Mengakhiri pertemuan
c. Fase terminasi
1) Evaluasi
Evaluasi subjektif
Keluarga (ibu) dapat mengungkapkan masalah-masalah dari kondisi
anaknya saat ini
Evaluasi objektif
Bila anak nya menimbulkan gejala-gejala yang mengarah pada harga diri
rendah misalnya murung, suka mengurung diri dan tidak mau berinteraksi
dengan lingkungan, keluarga (ibu) dapat memberikan motivasi dan
dukungan kepada anaknya.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
DIAGNOSA
NO IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
j Mengakhiri pertemuan :
Ibu kami senang bisa datang dan
bertemu langsung dengan ibu dan
bercakap-cakap mengenai masalah
anak ibu, kiranya semua yang telah
kami jelaskan dapat ibu mengerti dan
menerapkan nya terhadap anak ibu.
Untuk itu terima kasih atas waktu
nya,kami mohon pamit, permisi selamat
sore ibu!!!!!!!!!