Anda di halaman 1dari 4

Penjelasan Subnetting dan Variable Length

Subnet Mask (VLSM)


Baiklah, di postingan sebelumnya kita sudah menyinggung apa yang dimaksud dengan IP
Address v4. Nah, sesuai janji, kini akan saya bahas mengenai subnetting dan perhitungannya!

Anggap bahwa kita mempunyai sebuah network 192.168.0.0/24. Berarti kita bisa menampung
254 interface dalam network tersebut. Bukankah ini terlalu boros jika kita hanya ingin memiliki
10 atau 20 interface saja? Nah, subnetting berarti memecah sebuah network menjadi beberapa
network yang berbeda. Tentu saja perlakuan pada tiap network secara fisikal sama dengan
network yang berbeda. Mereka tidak bisa terhubung tanpa adanya router.

Pertama, kita harus tahu dulu cara menghitung jumlah host (interface) maksimum pada network
tersebut. Masih ingat pembagian kelas IP Address? Nah, seperti yang kita lihat, 192.168.0.0/24
berada pada kelas C, dengan kata lain 3 oktet pertama merupakan octet IP Network sementara
octet terakhir adalah IP Host. Jika kita konversi ke biner, maka 192.168.0.0/24 akan menjadi :

11000000.10101000.00000000.00000000

Ingat,dalam contoh ini kita menggunakan octet keempat saja karena termasuk kelas C, jika kelas
A dan B tentu kita menggunakan oktet-oktet lainnya juga. Nah, anggap h adalah jumlah angka
0 dalam octet tersebut. Maka jumlah host maksimum yang dapat kita miliki dalam network
tersebut adalah :

H (jumlah host) = 2^h-2

Kenapa dikurang 2? Tentu saja karena salah satunya adalah IP Network sedangkan satunya lagi
IP Broadcast!

Lalu anggaplah kita ingin membaginya menjadi 4 network. Nah, disini kita mulai berkenalan
dengan bit subnet. Yaitu bit-bit yang berhubungan dengan pembagian yang kita inginkan.Kita
anggap bit subnet sebagai b. Perhitungannya adalah :

Jumlah Sub-Network <= 2^b (harus nilai terdekat)

Nah, berarti untuk membuat 4 sub network, kita menggunakan 2 bit subnet, yang letaknya
merupakan bit-bit pertama dalam octet yang kita gunakan.

11000000.10101000.00000000.00000000

Kita bisa mengubah nilai 0 yang merupakan bit subnet tersebut dengan 1. Berarti, ada 4
kemungkinan, 00, 01, 10 dan 11. Nilai subnet masknya berubah sesuai dengan jumlah bit
subnet yang kita gunakan. Dalam kasus ini, subnet masknya berubah menjadi
11111111.11111111.11111111.11000000 atau 255.255.255.192 (prefix 26).
1. 11000000.10101000.00000000.00000000 = 192.168.0.0/26
2. 11000000.10101000.00000000.01000000 = 192.168.0.64/26
3. 11000000.10101000.00000000.10000000 = 192.168.0.128/26
4. 11000000.10101000.00000000.11000000 = 192.168.0.192/26

Nah, subnet yang kita inginkan sudah tersedia! Namun misalnya kita hanya menginginkan 6
subnet, sedangkan rumus di atas berarti kita paling tidak memiliki 2^3 atau 8 subnet? Tentu saja
kita tetap memiliki 8 subnet, hanya saja kita boleh memilih subnet mana saja yang ingin kita
pakai dalam jaringan. Praktis, kan?

Berikutnya kita akan membahas teknik yang lebih canggih, yaitu VLSM (Variable Length
Subnet Mask). Apaan tuh? Ini juga teknik subnetting, hanya saja jumlah host maksimum tiap
network tidak harus sama.

Misalnya kita menginginkan 3 subnet yang memiliki jumlah host 14, 36 dan 80. Kalau
menggunakan cara subnetting biasa akan terlalu boros. Lalu bagaimana menggunakan VLSM?
Pertama, buat dulu daftar subnet yang kita inginkan mulai dari yang memiliki host yang paling
banyak.

Network yang akan dipecah > 192.168.0.0/24

1. Subnet 1 : Host = 80
2. Subnet 2 : Host = 36
3. Subnet 3 : Host = 14

Lalu kita lakukan perhitungan dengan rumus berikut :

2^x 2 >= Jumlah Host

Ambil nilai x yang paling mendekati!

Dari perhitungan tersebut, kita dapatkan bahwa x untuk host berjumlah 80 adalah 7. Nah, berarti
range IP untuk subnet ini adalah max 126 host (2^7- 2). Sekali lagi ingat bahwa penggunaan
octet tergantung dari kelas berapa IP Address tersebut (dalam kasus ini kelas C berarti octet
keempat saja). Subnet Masknya didapatkan dengan menambahkan angka 1 sejumlah 8 x
(dalam subnet ini berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 atau 255.255.255.128).

Subnet 1 :

IP Network : 192.168.0.0

IP Host : 192.168.0.1 192.168.0.126

IP Broadcast : 192.168.0.127

Subnet Mask : 255.255.255.128


Kita lanjutkan dengan Subnet kedua, yang memiliki 36 host. Ingat, karena network sebelumnya
memiliki range sampai 127 (plus broadcast) maka gunakan IP Network setelahnya, yaitu
192.168.0.128. Gunakan rumus yang sama :

2^x 2 >= 36

x=6

Max Host = 62

Didapatkanlah hasilnya sebagai berikut :

Subnet 2 :

IP Network = 192.168.0.128

IP Host = 192.168.0.129 192.168.0.190

IP Broadcast = 192.168.0.191

Subnet Mask = 255.255.255.192

Terakhir, subnet ketiga memiliki jumlah host 14 :

2^x 2 >= 14

x=4

Max Host = 14

Dan hasilnya adalah sebagai berikut :

Subnet 3 :

IP Network = 192.168.0.192

IP Host = 192.168.0.193 192.168.0.206

IP Broadcast = 192.168.0.207

Subnet Mask = 255.255.255.240

Nah, memang sedikit lebih pusing menggunakan VLSM namun penggunaan IP jadi lebih akurat
dan tidak mubazir.
Sekian dulu penjelasan tentang Subnetting dan VLSM dari saya, jika ada kesalahan mohon
dikoreksi. Semoga apa yang saya tulis dapat bermanfaat bagi kawan-kawan sekalian.

Another format of displaying subnet mask is by using CIDR (Classless Inter-Domain Routing)
format. Where the 4-tuple octet format is shown on the above table rightmost column, the CIDR
format is shown on the above table leftmost column. To clarify, check out following table.
IP Address Quantity CIDR format subnet mask 4-tuple octet format
subnet mask
Within Subnet (Prefix)
1 /32 255.255.255.255
2 /31 255.255.255.254
4 /30 255.255.255.252
8 /29 255.255.255.248
16 /28 255.255.255.240
32 /27 255.255.255.224
64 /26 255.255.255.192
128 /25 255.255.255.128
256 /24 255.255.255.0

Anda mungkin juga menyukai