Anda di halaman 1dari 13

TERAKREDITASI NOMOR: 34/DIKTI/Kep/2003 ISSN1410-4628

IMPLIKASI VARIABEL PENGELUARAN DAN INVESTASI TERHADAP


PERTUMBUHAN EKONOMI PROPINSI BALI

Ida Bagus Putu Purbadharmaja


Jurusan Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana, Denpasar

ABSTRAK

PDRB merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan di daerah. Berbagai


variabel ekonomi mempengaruhi PDRB Propinsi Bali. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasikan dan menganalisis variabel-variabel ekonomi yang mempengaruhi PDRB
Propinsi Bali dan menginterpretasikan implikasi variabel-variabel ekonomi yang memberikan
kontribusi utama terhadap PDRB Propinsi Bali. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data
sekunder berupa data deret waktu dari tahun 1999 sampai dengan 2002. Data deret waktu diuji
kestasioneritasnya dengan menggunakan autocorrelation fuction metode correlogram. Setelah
itu dilakukan uji analisis faktor metode principal component analisys (PCA) untuk membentuk
satu set variabel ortogonal yang bebas autokorelasi dan multikolinieritas. Dari variabel yang
terbentuk lewat PCA kemudian dilihat bentuk model regresi bergandanya dengan melakukan uji
mckinnon-white and davidson (MWD) apakah model berbentuk linier atau log linier.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel ekonomi yang berpotensi
mempengaruhi PDRB Propinsi Bali diidentifikasikan sebagai variabel pengeluaran konsumsi
rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, nilai tukar rupiah terhadap US dollar, jumlah
kredit modal kerja, ekspor netto, nilai hasil produksi pertanian, investasi swasta domestik,
investasi swasta asing, jumlah angkatan kerja, dan jumlah wisatawan asing. Setelah melewati
metode PCA dan MWD diperoleh model berbentuk linier dengan hasil menunjukkan bahwa
variabel yang berpengaruh nyata terhadap PDRB adalah variabel pengeluaran dengan nilai t
statistik sebesar 19.79 (signifikan), sedangkan variabel yang tidak mempengaruhi PDRB secara
nyata adalah variabel investasi dengan nilai t statistik sebesar 0.75 (nonsignifikan). Variabel
investasi tidak signifikan terhadap PDRB disebabkan oleh investasi yang dilakukan di Bali tidak
efisien. Interpretasi terhadap implikasi variabel ekonomi dalam model menunjukkan bahwa
variabel ekonomi yang memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB Propinsi
Bali adalah nilai tukar rupiah terhadap US dollar. Hal ini dimungkinkan terjadi karena adanya
pola pikir dollar minded dalam masyarakat di Bali. Pengeluaran konsumsi pemerintah daerah
yang tinggi menunjukkan tingginya ketergantungan keuangan pemerintah daerah pada
pemerintah pusat.

Kata kunci: variabel ekonomi, PDRB, nilai tukar, ketergantungan keuangan

THE IMPLICATION OF INVESTMENT AND EXPENDITURE VARIABLES


TOWARD THE ECONOMIC GROWTH OF BALI PROVINCE

ABSTRACT

PDRB is one of the successful indicators of the development in the region. Various
economic variables influence the PDRB of Bali province. The objective of this research is to
identify and analyze economic variables which influence PDRB of Bali and to interpret
economic variables which provide main contribution to the PDRB of Bali province. This
research was done by using secondary data in the form of time series data from 1999 to 2002.
Time series data analyzed its kestasioneritas by using autocorrelation function correlogram

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 11 Nomor 1 Tahun 2006 79


TERAKREDITASI NOMOR: 34/DIKTI/Kep/2003 ISSN1410-4628

method then continued by testing correlation level amongst variables with pearson correlation
matrix and proximity correlation matrix. In addition, factor analysis was made by means of
Principal component analysis (PCA) method to form a set of ortogal variables free of
autocorrelation and multi collinearity. From those variables formed through PCA it is analyzed
by mckinnon-white and Davidson (MWD) test whether the model belongs to linear or log
linear.
The finding shows that economic variables which are potential to influence PDRB of
Bali province are as follows : variable of household consumption expenditure, exchange rate of
rupiah to US dollar , the amount of capital credit, export netto, the value of agriculture
production, domestic private investment, foreign private investment, the amount of workforce,
and the amount of tourist. After applying the method of PCA and MWD, it is found the linear
model with the results that the variables having significant influence to PDRB is expenditure
variable with t value of 19,79 (significant), while variable which has no influence to PDRB is
investment variable with t value of 0,75 (non significant). This is caused by inefficient of
investment in Bali. Interpretation of the economic variables in the model shows that economic
variable which has the biggest contribution to the formation of PDRB of Bali province is : the
exchange rate of rupiah to US dollar. This is possible because the Balinese community
especially those who are involving in business in the field of tourism is basically influence by
dollar minded condition. High cost of the expenditure of regional government shows high
financial dependency of the regional government on central government.

Key words: economic variables, PDRB, exchange rate, financial dependency

1. PENDAHULUAN sparatisme, dan (5) kelemahan dalam


pemberian subsidi.
1.1 Latar Belakang Masalah
Sumber pembiayaan pemerintah daerah
Kondisi finansial daerah secara umum
terdiri atas tiga komponen besar, yaitu
meliputi sumber-sumber penerimaan
sebagai berikut.
daerah dan pengelolaan usaha daerah. Hal
1. Pendapatan asli daerah
lain yang juga termasuk dalam hal ini
2. Pendapatan yang berasal dari pusat
adalah upaya-upaya untuk memperoleh
3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.
hasil yang lebih besar dari sumber
Di antara ketiga komponen sumber
penerimaan yang dipungut daerah sebelum
pendapatan tersebut, komponen kedua,
diserahkan ke pusat sehingga dapat
yaitu pendapatan yang berasal dari pusat
memperkecil ketergantungan fiskal dari
merupakan cermin atau indikator dari
pusat. Pengeluaran konsumsi pemerintah
ketergantungan pendanaan pemerintah
daerah tidak lagi harus banyak tergantung
daerah terhadap pemerintah pusat. Di
dana alokasi dari pusat. Upaya ini kelak
samping, itu besarnya dana dari pusat
akan dapat mewujudkan kemandirian dari
tersebut juga membawa konsekuensi
sisi finansial bagi daerah. Setidaknya ada
kepada kebijakan proyek pemerintah pusat
lima penyebab tingginya ketergantungan
yang secara fisik implementasinya berada
fiskal di Indonesia (Kuncoro dalam
di daerah. Dari ketiga sumber pendapatan
Wiyono, 2001), yaitu (1) kurang
daerah seperti tersebut di atas, peranan dari
berperannya perusahaan daerah sebagai
pendapatan yang berasal dari pusat sangat
sumber pendapatan, (2) tingginya derajat
dominan. Secara umum untuk daerah
sentralisasi di bidang perpajakan, (3)
tingkat I propinsi, sumbangan dan bantuan
kendati pajak daerah cukup beragam
dari pemerintah pusat mencapai 54,54%
ternyata hanya sedikit yang bisa diandalkan
dari seluruh penerimaan daerah propinsi di
sebagai sumber penerimaan, (4) adanya
Indonesia pada tahun 1996 (Munawar
kekhawatiran apabila daerah memiliki
Ismail, 2001).
sumber keuangan yang tinggi maka ada
Struktur perekonomian suatu wilayah
kecenderungan terjadi disintegrasi dan
merupakan gambaran langsung dari

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 11 Nomor 1 Tahun 2006 80


TERAKREDITASI NOMOR: 34/DIKTI/Kep/2003 ISSN1410-4628

komposisi seluruh kegiatan produksi barang 2. Menginterpretasikan implikasi variabel-


dan jasa yang dilakukan dalam variabel yang memberi kontribusi
perekonomian daerah tersebut. Struktur utama terhadap PDRB Propinsi Bali.
perekonomian Bali mempunyai
karakteristik yang unik dibandingkan 1.4 Manfaat Penelitian
dengan propinsi lainnya di Indonesia. Manfaat yang dapat dipetik dari
Sektor pariwisata merupakan sektor yang penelitian ini adalah sebagai berikut.
diandalkan di Bali. Selama ini sektor 1. Penelitian ini diharapkan dapat
pariwisata di Bali sangat besar memberikan memberikan kontribusi akademis bagi
kontribusi pendapatan daripada sektor yang peningkatan dan pengembangan ilmu
lain, bahkan tidak hanya bagi sektor dalam pengetahuan, khususnya di bidang
wilayah Bali sendiri, tetapi juga kepada perencanaan wilayah.
sektor penunjang pariwisata di luar Bali. 2. Hasil penelitian ini diharapkan
Dengan demikian, dapat dikatakan secara bermanfaat sebagai bahan informasi,
langsung bahwa pariwisata di Bali masukan bagi pemerintah daerah,
memberikan manfaat ekonomis bagi daerah khususnya bagi Pemerintah Daerah
lain yang memiliki produksi penunjang Tingkat I Bali.
pariwisata.
Perkembangan ekonomi suatu daerah 2. TINJAUAN PUSTAKA
pada hakekatnya adalah serangkaian usaha
2.1 Penelitian Terdahulu
untuk meningkatkan taraf hidup
Penelitian yang mengembangkan
masyarakat. Pertumbuhan ekonomi suatu
model pertumbuhan ekonomi Harold-
daerah/wilayah dapat dilihat dari Produk
Domar dilakukan oleh Alkadri (2001)
Domestik Regional Broto (BDRB) daerah
dengan model pertumbuhan seperti berikut:
yang bersangkutan. PDRB menunjukkan
jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh
PEt = a0 + a1Upt + a2USt + a3IAt + a4IDt +
seluruh unit usaha dalam suatu wilayah dan
a5EKt + a6IMt + a7TPt +a8TSt +
dalam periode tertentu (satu tahun). Dengan
a9PJt + a10PPt + a11TKt + Ut
demikian secara umum dinyatakan bahwa
PDRB mencerminkan pertumbuhan PE = tingkat pertumbuhan ekonomi
ekonomi suatu daerah. UP = aliran neto utang luar negeri
pemerintah
1.2 Perumusan Masalah US = aliran neto utang luar negeri swasta
Sehubungan dengan hal tersebut IA = realisasi investasi swasta asing
penelitian ini memberikan rumusan ID = investasi swasta domestik yang
masalah sebagai berikut. disetujui
1. Bagaimana pengaruh variabel-variabel EK = ekspor barang
ekonomi terhadap PDRB Propinsi Bali? IM = impor barang
2. Bagaimana implikasi variabel-variabel TP = tabungan pemerintah
yang memberi kontribusi utama TS = tabungan swasta
terhadap PDRB Propinsi Bali? PJ = penerimaan pajak
PP = pengeluaran pemerintah
1.3 Tujuan Penelitian TK = tingkat pertumbuhan angkatan kerja
Berdasarkan perumusan masalah di
atas, maka tujuan penelitian ini adalah Dengan mengacu pada model
untuk mengidentifikasikan, menganalisis, pertumbuhan ekonomi Harold-Domar dan
dan menginterpretasikan hal-hal sebagai memperhatikan pengembangan model
berikut. pertumbuhan tersebut yang dilakukan oleh
1. Mengidentifikasi dan menganalisis peneliti sebelumnya, maka dalam penelitian
pengaruh variabel-variabel ekonomi ini dikembangkan suatu spesifikasi model
terhadap PDRB Propinsi Bali. untuk mengetahui sumber-sumber PDRB di
Propinsi Bali selama tahun 1990 2002
sebagai berikut:

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 11 Nomor 1 Tahun 2006 81


TERAKREDITASI NOMOR: 34/DIKTI/Kep/2003 ISSN1410-4628

GR = F(X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, X10) X9 Jumlah Angkatan Kerja
X1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga X10 Jumlah Wisatawan Asing
X2 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah GR PDRB Bali
X3 Nilai Tukar Rupiah terhadap USD
X4 Jumlah Kredit Modal Kerja 2.2 Kerangka Pemikiran
X5 Nilai Ekspor Neto Kerangka pemikiran dalam penelitian
ini dapat digambarkan dalam suatu diagram
X6 Nilai Hasil Produksi Pertanian
seperti pada Diagram 1.
X7 Investasi Swasta Domestik
X8 Investasi Swasta Asing

Potensi Ekonomi Pertumbuhan Teori


Ekonomi Pertumbuhan

Variabel Ekonomi Permasalahan PDRB

Analisis

Tujuan Penelitian

DIAGRAM 1
KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 11 Nomor 1 Tahun 2006 82


TERAKREDITASI NOMOR: 34/DIKTI/Kep/2003 ISSN1410-4628

3. METODE PENELITIAN sebaliknya pengeluaran penduduk daerah


seharusnya diperlakukan sebagai ekspor
3.1 Lokasi dan Objek Penelitian
(BPS Bali, 2002).
Penelitian ini dilakukan di Propinsi
Fluktuasi kontribusi pengeluaran
Daerah Tingkat I Bali. Lokasi ini dipilih
konsumsi pemerintah terhadap
dengan sengaja mengingat Propinsi Bali
pembentukan PDRB Bali sejak tahun 1997
merupakan salah satu propinsi yang
sampai dengan 2001 relatif stabil. Adanya
memiliki PAD dan tingkat pertumbuhan
serangkaian kebijakan pemerintah yang
ekonomi yang tinggi di Indonesia. Objek
membatasi penambahan pegawai dibarengi
yang dijadikan penelitian adalah tingkat
dengan penghematan anggaran daerah serta
PDRB Propinsi Bali dari tahun 1990
implementasi otonomi daerah
sampai dengan tahun 2002. Pembatasan
mengakibatkan pengeluaran konsumsi
tahun hingga 2002 didasarkan atas asumsi
pemerintah semakin mendapat perhatian
bahwa sebelum tahun 2002 perekonomian
serius. Pengeluaran konsumsi pemerintah
Bali relatif stabil dari sisi keamanan
sebenarnya merupakan butir
dibandingkan dengan setelah tahun 2002,
penyeimbangan dalam neraca produksi
yaitu ledakan bom mengguncang
pemerintah (BPS Bali,2002).
perekonomian Bali.
Nilai tukar adalah tingkat pertukaran
nilai suatu barang atau jasa antara negara
3.2 Teknik Pengambilan Data
yang melakukan pertukaran yang nilai
Teknik pengambilan data dilakukan,
tukarnya diukur oleh harga barang dan jasa
baik terhadap data primer, yakni sebagai
tersebut berdasarkan satuan nilai uang yang
data pelengkap analisis untuk melihat faktor
telah disetarakan.
keamanan, kualitas dan akses terhadap
Kredit modal kerja adalah kredit yang
infrastruktur, serta budaya daerah, maupun
disalurkan oleh bank,baik bank pemerintah
data sekunder. Sebelum diolah data-data
(termasuk bank daerah) maupun bank
yang diperoleh di-cross cek dengan data-
umum swasta nasional yang disalurkan
data sekunder lainnya (berita di media masa
kepada pihak ketiga bukan bank yang
dan informasi-informasi yang dihimpun
digunakan untuk modal kerja atau kegiatan
dari masyarakat di daerah) dan data
produksi, bukan untuk investasi atau
sekunder yang berupa data-data kuantitatif.
konsumsi. Tidak termasuk dalam
pengertian ini kredit yang disalurkan oleh
3.3 Definisi Operasional Variabel
BPR karena periode tahun 1990 s.d.1996
Pengeluaran konsumsi rumah tangga
kredit yang disalurkan BPR digolongkan
meliputi pengeluaran untuk konsumsi
dalam penggunaan untuk investasi dan
barang dan jasa dikurangi hasil penjualan
konsumsi. Salah satu fungsi kredit (modal
neto dari barang bekas atau apkiran yang
kerja) adalah memperlancar kegiatan
dilakukan oleh rumah tangga yang
produksi dengan bantuan dari sisi
berdomisili di suatu propinsi pada suatu
finansialnya sehingga diharapkan dapat
periode tertentu (biasanya satu tahun).
terjadi peningkatan produksi dan
Konsep yang dipakai untuk menghitung
pendapatan.
pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah
Kemampuan ekspor serta impor barang
pengeluaran yang dilakukan oleh penduduk
dan jasa, baik antarnegara maupun
suatu daerah tertentu tidak termasuk
antarpropinsi sangat berperanan penting
pengeluaran yang dilakukan oleh penduduk
dalam pembentukan dan penciptaan nilai
yang berasal dari daerah lain. Dalam kasus
tambah (value added). Apalagi kegiatan
batas wilayah, pengeluaran konsumsi yang
ekspor-impor itu sendiri paling tidak
dilakukan oleh penduduk yang sedang
memiliki efek ganda (multiplier effect),
melakukan perjalanan ke daerah lain (dalam
yakni sebagai masukan bagi penerimaan
atau luar negeri), baik dalam rangka
devisa daerah (berupa ekspor) dan sebagai
bertugas, urusan bisnis, maupun untuk
bagian suplai barang dan jasa (berupa
keperluan lainnya menurut konsep harus
impor) dalam rangka memenuhi kebutuhan
diperhitungkan sebagai impor, begitu pula
domestik (BPS Bali, 2002).

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 11 Nomor 1 Tahun 2006 83


TERAKREDITASI NOMOR: 34/DIKTI/Kep/2003 ISSN1410-4628

Nilai hasil produksi pertanian di sini melalui beberapa cara. Salah satu di
meliputi jumlah produksi rata-rata padi antaranya adalah pembuatan Correlogram.
sawah dan padi ladang di setiap Correlogram merupakan grafik yang
kabupaten/dati II di Propinsi Bali dalam menggambarkan fungsi autokorelasi
waktu setahun yang dikelompokkan sebagai (autocorrelation function/ACF) dari sampel
nilai bahan makanan. Padi sawah adalah data yang dimiliki (Bill Hung, 2002). ACF
pertanian dengan menanam padi di areal pada lag ke-k yang dinotasikan sebagai k
persawahan dengan sistem irigasi yang didefinisikan sebagai:
telah ada, baik pengairan modern maupun
cov(Yt ,Ytk )
tradisional (subak). Sebaliknya, padi ladang
adalah pertanian dengan menanam padi di
k =
areal ladang (lahan kering) dan
var(Yt )
menggantungkan pengairannya pada siklus
musim hujan/kemarau. Data deret waktu yang telah diketahui
Investasi swasta domestik yang kestasionerannya selanjutnya dianalisis
dimaksudkan di sini adalah realisasi jumlah dengan mengggunakan PCA (principal
nilai investasi swasta yang berasal dari component analysis) untuk mengetahui
dalam negeri yang ditanamkan untuk pengaruh variabel-variabel terhadap PDRB.
kegiatan produksi di Bali setiap tahun Analisis PCA bertujuan membangun satu
(PMDN). Sebaliknya investasi swasta asing set variabel baru ortogonal yang merupakan
adalah realisasi jumlah investasi yang kombinasi linier dari variabel yang asli.
ditanamkan di Propinsi Bali yang berasal Dengan menggunakan PCA dapat dihindari
dari swasta luar negeri (PMA) setiap terjadinya auotokorelasi antarvariabel bebas
tahunnya (BPS Bali, 2002). serta menghilangkan adanya
Tenaga kerja merupakan salah satu multikolinieritas (multicollinearity) yang
indikator untuk melihat perkembangan dan dapat mengurangi ketepatan dari kemam-
kondisi ekonomi suatu daerah. Tingkat puan prediksi model. Di samping itu, PCA
pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga dapat menghindari pelanggaran asumsi
bukanlah jaminan tercapainya kemakmuran klasik regresi, yakni adanya autokorelasi
di suatu daerah apabila tingkat (autocorrelation) antarvariabel bebas galat
pengangguran di daerah tersebut juga relatif persamaan (error terms) dan
tinggi. Angkatan kerja adalah jumlah multikolinieritas (multicoliniearity)
penduduk usia kerja yang mencari antarvariabel dengan galat persamaan
pekerjaan dan sedang bekerja. Termasuk (error terms). Penggunaan PCA
dalam kelompok ini adalah usia produktif dimaksudkan untuk memudahkan dalam
yang mencari kerja (BPS Bali,2002). menafsirkan model karena akan melibatkan
Jumlah kunjungan wisatawan asing lebih sedikit variabel bebas tanpa
adalah jumlah wisatawan asing yang menghilangkan pengaruh asli variabel-
langsung datang ke Bali dari negara asalnya variabel asli.
selama periode waktu setahun. Wisatawan Setelah variabel yang dilibatkan dalam
domestik tidak dimasukkan di sini karena model diuji tingkat stasioneritasnya dan
sulit untuk membedakan kedatangannya melewati metode PCA, maka selanjutnya
sebagai wisatawan dan dengan tujuan model diuji lagi untuk mengetahui bentuk
mencari pekerjaan atau migrasi. model. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan MWD-test (Mc-Kinnon-
3.4 Analisis Data White and Davidson) untuk mengetahui
Data yang telah disusun ke dalam apakah model regresi yang dipakai
variabel seperti pada model yang dihipo- berbentuk linier atau log linier. Hal ini
tesiskan di atas terlebih dahulu diuji penting guna menghindari adanya
kestasioneran data deret waktu (time series) kekeliruan dalam membentuk model
dengan menggunakan Uji ACF penduga parameter awal (Gudjarati, 1995).
(Autocorrelation Function). Uji
Stasionaritas suatu variabel bisa dilakukan

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 11 Nomor 1 Tahun 2006 84


TERAKREDITASI NOMOR: 34/DIKTI/Kep/2003 ISSN1410-4628

4. HASIL DAN PEMBAHASAN dengan mulai mengambil dari nilai yang


terbesar ke dalam satu komponen utama ke
4.1 Pengaruh Variabel-variabel
kanan dalam tiap baris dan hasil yang
Ekonomi dalam Model terhadap
diperoleh adalah sebagai berikut.
PDRB Propinsi Bali
Komponen 1 : Variabel Pengeluaran
Hasil pengolahan data menunjukkan 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah
stasioneritas tiap variabel pada lag 1 Tangga
(integritas derajat pertama). Metode yang 2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
digunakan adalah ACF (Autocorrelation 3. Nilai Tukar Rupiah terhadap USD
Function), seperti dalam Tabel 1. 4. Jumlah Kredit Modal Kerja
Hasil yang diperoleh dengan metode 5. Ekspor Neto
PCA dengan menggunakan bantuan 6. Nilai Hasil Produksi Pertanian
software SPSS adalah komponen utama 7. Jumlah Wisatawan Asing
sebagai pada Tabel 2. Komponen 2 : Variabel Investasi
Dari Tabel 2 diperoleh informasi bahwa 1. Investasi Swasta Domestik
dari sepuluh variabel bebas yang dilibatkan 2. Investasi Swasta Asing
dalam model, setelah menggunakan metode 3. Jumlah Angkatan Kerja
PCA terbentuk menjadi dua komponen Dengan melakukan sedikit perhitungan
utama saja yang sudah ortogonal dengan aljabar biasa terhadap data awal dan nilai
nilai ekstaksinya masing-masing. Dari dari tiap komponen yang dipilih maka data
kedua komponen tersebut dibentuk setelah proses pengolahan menjadi seperti
menjadi dua variabel bentukan sehingga yang ditunjukkan dalam Tabel 3.
model yang semula: Langkah selanjutnya adalah melakukan
GR = F(X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, X10,) pemilihan bentuk model dengan
berubah menjadi model baru seperti menggunakan MWD test, yakni apakah
berikut: model berbentuk linier atau log linier. Dari
hasil perhitungan dengan menggunakan
GR = F(X1, X2,) bantuan Minitab diperoleh hasil bahwa
model berbentuk linier, yakni ditandai
Keterangan : dengan Z1 statistik < t tabel dengan tingkat
X1 = Variabel Komponen 1 signifikansi probabilitas sebesar 0.01%.,
X2 = Variabel Komponen 2 maka H0 diterima. Hal itu berarti bahwa
model regresi berganda berbentuk linier.
Selanjutnya dengan melakukan Selanjutnya dilakukan perhitungan
perhitungan aljabar terhadap matriks pengaruh dari variabel ekonomi terhadap
komponen dan melihat keterkaitan karakter PDRB Bali dengan menggunakan Regresi
tiap-tiap variabel (awal) dalam tiap Linier berganda. Hasil perhitungan dengan
komponen yang terbentuk dan bantuan Minitab menunjukkan bahwa nilai
menghasilkan dua variabel bentukan, maka intercept sebesar 0 = 2103144, 1 = 0.528,
kedua variabel baru yang terbentuk itu
2 = 0.274 sehingga dapat diperoleh
diidentifikasikan menjadi dua jenis variabel
persamaan regresinya berbentuk seperti di
baru masing-masing dengan nama variabel
bawah ini:
pengeluaran dan variabel investasi.
GR = 2103144+ 0.528 X1 + 0.274 X2
Variabel pengeluaran terbentuk dari
Atau
kelompok variabel yang berkaitan dengan
PDRB = 2103144+ 0.528 Pengeluaran
aspek pengeluaran, sedangkan variabel
+ 0.274 Investasi
investasi terbentuk dari kelompok variabel
yang memiliki kesamaan karakter dengan Variabel X1 (Pengeluaran) signifikan
investasi. terhadap Y, dengan nilai t statistik 11.79
Dengan memperhatikan nilai yang (Prog. 0.000). Variabel X2 (Investasi) tidak
terdapat pada Tabel 2, maka variabel- signifikan terhadap Y dengan nilai t
variabel ekonomi yang ada dapat statistik 0.75 (Prob. 0.472). Dengan
dikelompokkan ke dalam dua kelompok menggunakan level of significant 1% maka

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 11 Nomor 1 Tahun 2006 85


TERAKREDITASI NOMOR: 34/DIKTI/Kep/2003 ISSN1410-4628

hanya satu dari varibel bentukkan berada GR = 2103144 + 0.750X1 + 0.752X2 +


pada daerah Ho, terima Hi, yakni X1 1.177X3 + 0.466X4 + 0.433X5 +
(Pengeluaran) signifikan terhadap Y. 0.520X6 + 0.254X7 + 0.253X8
Sedangkan variabel X2 (Investasi) berada 0.255X9 + 0.506X10
pada daerah terima Ho yang berarti X2 Persamaan di atas menunjukkan bahwa
(Investasi) tidak signifikan terhadap Y. (uji variasi perubahan PDRB (GR) Propinsi
t dua sisi, dengan t tabel = 2.681). Bali disebabkan oleh pengaruh nyata dan
Tidak signifikannya variabel investasi positif dari variabel-variabel yang
(investasi swasta domestik, investasi swasta dilibatkan dalam model, kecuali variabel
asing dan jumlah angkatan kerja) terhadap jumlah angkatan kerja mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi Bali juga disebabkan secara negatif. Di sini tampak bahwa
oleh tidak efisiennya investasi yang peningkatan PDRB disebabkan, terutama
dilaksanakan terlihat dari tingginya rasio oleh variabel nilai tukar rupiah terhadap
antara tambahan modal dengan tambahan USD.
output, yakni tingkat ICOR (Incremental Persepsi masyarakat yang berpola
Capital Output Ratio) sebesar 7.5. Rata-rata dollar minded dapat sebagai penyebab
untuk ICOR daerah-daerah di Indonesia era begitu antusiasnya masyarakat, terutama
1990-an berkisar 3.5 sampai 4 (Anwar yang bergerak di sektor pariwisata terhadap
Nasution, 2002), sedangkan ICOR yang harapan meraup dolar yang sebanyak
dianggap efisien, khususnya di negara- mungkin. Mereka optimis bahwa semakin
negara berkembang adalah berkisar 3 banyak dolar yang diperoleh identik dengan
(Kelly, 1999). Dalam setiap rencana semakin makmurnya kehidupan.
pembangunan ekonomi selalu dihadapkan Variabel pengeluaran konsunsi
pada masalah penentuan tingginya angka pemerintah juga memberi kontribusi nyata
ICOR. Hal itu penting sebab tergantung dan positif terbesar kedua setelah variabel
pada ICOR-lah letak kunci persoalan nilai tukar. Kondisi ini menunjukkan bahwa
berapa tambahan investasi yang harus pemerintah daerah Propinsi Bali melakukan
dilakukan agar pendapatan daerah seperti pengeluaran yang besar dalam
yang diharapkan. Makin tinggi ICOR-nya, menggerakkan perekonomian. Implikasinya
makin banyaklah jumlah investasi yang adalah menunjukkan masih tingginya
diperlukan dan makin rendah ICOR, makin kebutuhan fiskal untuk pembiayaan
kecil investasi yang perlu ditananmkan pembangunan. Kebutuhan fiskal yang
pada perekonomian bersangkutan. tinggi dapat dipenuhi oleh sumber dana asli
Sejumlah investasi yang sama tidak akan daerah dan dari bantuan pemerintah pusat.
menghasilkan jumlah produksi yang sama Dalam hal ini pemerintah daerah masih
tiap-tiap tahunnya sebab terdapat banyak sangat membutuhkan adanya bantuan dana
faktor pengganggu dan hambatan investasi. dari pusat berupa Dana Alokasi Umum
(DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
4.2 Implikasi Variabel-variabel yang Perimbangan keuangan pusat dan daerah
Memberi Kontribusi Utama dapat tercermin dari besarnya DAU dan
terhadap PDRB Propinsi Bali DAK tersebut. Ini menunjukkan bahwa
Untuk mengetahui kontribusi atau masih tingginya ketergantungan keuangan
sumbangan pengaruh dari tiap variabel daerah dari bantuan pemerintah pusat.
dalam model terhadap variasi PDRB Tingkat pengeluaran rumah tangga
Propinsi Bali, maka dilakukan teknik terutama tergantung kepada tingkat
transformasi koefisien regresi dari variabel pendapatannya. Hal itu berarti bahwa
yang terbentuk lewat PCA dengan nilai pengeluaran rumah tangga bukanlah
pada matriks komponennya. Dengan merupakan faktor yang terutama yang
demikian, diperoleh suatu persamaan baru menyebabkan perubahan PDRB dari tahun
yang memuat semua variabel yang ke tahun. Pola pengeluaran konsumsi
dilibatkan dalam model dan hasilnya rumah tangga yang konsumtif akibat
sebagai berikut: terkena dampak dari demonstration effect

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 11 Nomor 1 Tahun 2006 86


TERAKREDITASI NOMOR: 34/DIKTI/Kep/2003 ISSN1410-4628

akan dapat berdampak negatif bagi 1. Pengaruh variabel ekonomi dalam


pertumbuhan ekonomi itu sendiri. model terhadap upaya meningkatkan
Besar kecilnya pengeluaran konsumi PDRB Propinsi Bali memberikan
masyarakat tidak semata-mata ditentukan pengaruh nyata, yaitu variabel ekonomi
oleh besarnya pendapatan nasional yang dalam model awal setelah melalui
telah dicapai oleh masyarakat itu, tetapi penghitungan dengan metode PCA
dipengaruhi juga oleh beberapa faktor, menjadi dua variabel utama saja dalam
antara lain distribusi pendapatan, bentuk variabel bentukan, yaitu
penghasilan tertinggi yang pernah dicapai variabel pengeluaran dan investasi.
masyarakat pada masa lampau, pendapatan Variabel pengeluaran berpengaruh
yang mungkin diterima pada masa yang nyata dan positif terhadap PDRB
akan datang, jumlah penduduk, struktur Propinsi Bali, sedangkan variabel
pajak, dan sikap berhemat masyarakat. investasi berpengaruh tidak nyata
Tiga hal penting yang dapat menjadi terhadap PDRB Bali. Pengaruh
penyebab dasar dari tingginya angka investasi tidak nyata terhadap PDRB
angkatan kerja adalah angka kematian disebabkan oleh investasi di Bali tidak
rendah, angka kelahiran tinggi, dan migrasi efisien yang ditandai dengan tingkat
yang tinggi. Khusus untuk Bali, faktor ICOR sebesar 7.5. Ketidakefisienan ini
utama penyebab tingginya angka angkatan disebabkan oleh faktor-faktor, antara
kerja adalah migrasi antardaerah. Tingginya lain institusi, regulasi, dan spekulasi.
tingkat migrasi ke Bali disebabkan oleh 2. Kontribusi terbesar terhadap PDRB
keinginan untuk mendapat pekerjaan, disebabkan oleh variabel nilai tukar
terutama di sektor pariwisata dan harapan rupiah terhadap USD. Hal ini terjadi
akan memperoleh tingkat pendapatan yang karena perkembangan pola hidup dollar
lebih baik. Umumnya migrasi ini minded. Sebaliknya, variabel
mendatangkan jumlah penduduk pendatang pengeluaran konsumsi pemerintah
yang lebih besar dari tahun ke tahun, memberikan kontribusi terbesar kedua
namun dengan kualitas sumber daya yang terhadap PDRB. Hal ini menunjukkan
rendah sehingga tidak mengherankan masih tingginya ketergantungan
apabila proporsi angkatan kerja yang keuangan daerah kepada pusat sehingga
bekerja di sektor informal terus meningkat. daerah tetap mengharapkan adanya
Pada tahun 2001 angkatan kerja yang tambahan DAU dan DAK. Baik
bekerja di sektor informal 60.1% peningkatan pengeluaran konsumsi
dibandingkan dengan yang bekerja di sektor pemerintah maupun konsumsi rumah
formal sebesar 39.9% dari jumlah pekerja tangga merupakan ekses jangka pendek
di Bali. Selebihnya adalah masuk dalam dari peningkatan pendapatan.
kelompok pengangguran, baik
pengangguran sepenuhnya maupun 5.2 Saran
pengangguran tersembunyi (atau setengah
menganggur). Walaupun dapat dikatakan 1. Berhubung Bali masih mengandalkan
bahwa sektor informal dapat berfungsi sektor pariwisata sebagai variabel yang
sebagai penyangga tingkat pengangguran, sangat diyakini mampu meningkatkan
makin tinggi pekerja sektor informal maka PDRB, maka Pemerintah Daerah perlu
semakin mengurangi pendapatan daerah memikirkan sektor lain yang mungin
karena para pekerja sektor ini tidak saja selama ini sudah dilaksanakan
membayar pajak dan biaya-biaya lain dalam sebagai bagian dari penunjang
menjalankan usahanya. peningkatan PDRB, namun belum
tergarap secara opimal. Oleh karena
5. SIMPULAN itu, mulai sekarang sudah seharusnya
dipikirkan sektor alternatif selain
5.1 Simpulan
pariwisata.
Simpulan penelitian ini adalah sebagai
2. Dalam upaya peningkatan keuangan
berikut.
daerah semestinya yang mendapat

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 11 Nomor 1 Tahun 2006 87


TERAKREDITASI NOMOR: 34/DIKTI/Kep/2003 ISSN1410-4628

perhatian lebih besar adalah potensi Anwar Nasution. 2002. The Indonesian
dan kondisi lokal Bali sekarang dan Economic Recovery From the Crisis in
masa yang akan datang. Jangan sampai 1997 98. A Paper Presented at Joint
terjebak dan hanya terfokus pada sisi Session of the American Economic Associ-
ation (AEA). Georgia, USA.
desentralisasi fiskal yang lebih besar
untuk Bali. Bill Hung. 2002. Why Testing for Random Walk
3. Peningkatan investasi dapat (Unit Root Test of Stationary)?. Ekon3600
dilaksanakan dan diimbangi dengan Economic Modeling and Analisys.
deregulasi bidang investasi yang teratur Carlos Alberto Azzoni. 2001. A Time Series
sesuai dengan perkembangan kondisi Analisys of Regional Income Convergence
tanpa membuat investor merasa in Brazil. Brazil : FEA-USP.
terbebani dan waswas. Di samping itu, Damodar N. Gujarati. 1995. Basic
peruntukannya harus jelas dan berdaya Econometrics. USA : McGraw-Hills.
guna untuk meningkatkan PDRB Bali.
Gregory N, Mankiw. 1997. Macroeconomics.
Third Edition. New York : Worth
Publisher.
DAFTAR PUSTAKA
Kelley, Allen and Julian Simon. 1999. Harrod-
-----. 2001. Data Bali Membangun: Income per Domar Model. Diakses pada tanggal 12
Capita, Inflasi, dan Kontribusi Sektor. Januari 2004 dari situs
www. Bali.co.id. Denpasar. http://www.kimep.kz/SSE/popdev-
k/Topics/Discussions/Delay/harroddomar.
-----. 2003. Regression Analisys,
htm
Http://www.geocities.com/. Diakses 18
November 2003. Munawar Ismail. 2001. Pendapatan Asli
Daerah dalam Otonomi Daerah. TEMA,
-----. 2002. Bali Dalam Angka 2002. Denpasar:
Vol II No.1. Malang : Universitas
BPS Bali.
Brawijaya.
Alkadri. 2001. Sumber-sumber Pertumbuhan
Wiyono. 2001. Kemampuan Keuangan Daerah
Ekonomi Indonesia 1969 1996. Jurnal
dalam Mengimplementasikan Otonomi
Ekonomi, 9 (2) Jakarta: Unversitas
Daerah. Proposal Penelitian. Malang :
Indonesia.
Universitas Brawijaya.

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 11 Nomor 1 Tahun 2006 88


TERAKREDITASI NOMOR: 34/DIKTI/Kep/2003 ISSN1410-4628

LAMPIRAN
Tabel 1
Tingkat Stasioneritas Data Deret Waktu
Box-
No Variabel Probabilitas Keterangan
Ljung
1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 2.579 0.108 Stasioner
2 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 0.910 0.340 Stasioner
3 Nilai Tukar Rupiah terhadap USD 0.217 0.641 Stasioner
4 Jumlah Kredit Modal Kerja 0.295 0.587 Stasioner
5 Nilai Ekspor Neto 1.737 0.187 Stasioner
6 Produksi Hasil Pertanian 0.020 0.887 Stasioner
7 Investasi Swasta Domestik 1.832 0.176 Stasioner
8 Investasi Swasta Asing 0.303 0.582 Stasioner
9 Jumlah Angkatan Kerja 0.060 0.807 Stasioner
10 Jumlah Wisatawan 0.341 0.559 Stasioner
11 PDRB 2.514 0.113 Stasioner
Sumber: Data diolah Tahun 2004

Tabel 2
Matriks Komponen Metode Principal
Component Analysis
a
Rotated Component
Component
1 2
Pengeluaran Konsumsi
.940 4.166E-02
Rumah Tangga
Pengeluaran Konsumsi
.946 -3.64E-02
Pemerintah
Nilai Tukar Rupiah
.904 -4.73E-03
terhadap USD
Jumlah Kredit Modal
.882 .133
Kerja
Nilai Ekspor Neto .820 .149
Nilai Hasil Produksi
.984 5.758E-02
Pertanian
Investasi Swasta
3.858E-02 .926
Domestik
Investasi Swasta Asing .201 .923
Jumlah Angkatan Kerja -.122 -.931
Jumlah Wisatawan
.959 -8.28E-03
Asing
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Quartimax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 3 iterations.

Sumber : Data diolah Tahun 2004

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 11 Nomor 1 Tahun 2006 89


TERAKREDITASI NOMOR: 34/DIKTI/Kep/2003 ISSN1410-4628

Tabel 3
Nilai Komponen Utama yang Terbentuk Setelah
Melewati Metode PCA
PDRB (Y) Variabel
Pengeluaran Variabel
(X1) Investasi (X2)
4467890.72 3,636,352.75 1,787,423.76
4857044.00 4,286,787.01 1,794,696.18
5257750.13 5,294,586.95 1,725,666.34
5690462.96 6,251,136.63 1,703,316.33
6117298.41 6,772,529.28 1,704,218.58
6602400.17 7,273,271.14 1,788,349.90
7141772.87 7,893,818.32 1,742,867.98
7556533.49 8,894,558.67 2,136,387.78
7250948.20 9,173,259.89 2,162,858.97
7299401.30 8,707,321.28 1,860,090.35
7521841.20 9,182,027.10 1,806,114.67
7777070.52 10,057,134.05 1,686,274.16
8021668.83 10,677,809.51 1,659,176.12

Sumber : Data diolah Tahun 2004

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 11 Nomor 1 Tahun 2006 90


TERAKREDITASI NOMOR: 34/DIKTI/Kep/2003 ISSN1410-4628

Lampiran Data :

X1 X2 X3 X4 X5 X6
Tahun (Jutaan (Jutaan (Jutaan (Jutaan (Jutaan
Rupiah) Rupiah) (Rupiah) Rupiah) Rupiah) Rupiah)

1990 1,533,460.66 211,542.16 1,050.00 634,712.00 514,778.62 602,736.10


1991 1,927,047.89 217,857.68 1,992.00 799,358.00 529,464.16 605,314.20
1992 2,385,390.16 557,607.20 2,069.00 917,841.00 414,778.03 677,892.20
1993 3,163,340.11 562,629.88 2,110.00 1,033,556.00 314,106.05 737,220.46
1994 3,318,600.72 595,769.40 2,200.00 1,201,674.00 397,759.29 723,408.95
1995 3,675,961.74 700,468.69 2,308.00 1,331,896.00 320,593.71 754,175.58
1996 3,867,666.59 797,630.61 2,383.00 1,501,489.00 393,711.75 773,479.66
1997 4,043,258.65 812,947.98 4,650.00 1,885,570.00 826,517.73 812,064.58
1998 3,925,183.30 730,003.96 8,025.00 2,049,582.00 1,240,919.96 834,675.70
1999 3,948,166.04 808,897.45 7,100.00 1,276,305.00 1,183,988.27 840,187.90
2000 4,057,639.85 836,302.20 9,595.00 1,531,325.00 1,251,388.07 849,085.30
2001 4,181,748.63 898,891.30 10,400.00 2,324,779.00 1,312,498.00 855,178.08
2002 4,307,559.05 969,033.33 8,940.00 2,848,481.00 1,346,000.15 867,984.95

X7 X8 X9 X10 Y
Tahun (Jutaan (Jutaan (Jutaan (Jutaan
Rupiah) Rupiah) Rupiah) (Orang) Rupiah)

1990 76,595.66 41,454.60 1,801,937 436,358 4,467,890.72


1991 57,714.94 69,750.11 1,800,480 554,975 4,857,044.00
1992 15,414.74 38,852.27 1,799,024 735,777 5,257,750.13
1993 50.65 13.88 1,828,779 884,206 5,690,462.96
1994 625.00 420.44 1,828,774 1,030,953 6,117,298.41
1995 68,714.00 36,283.00 1,815,890 1,013,970 6,602,400.17
1996 225.00 66,640.00 1,805,062 1,138,895 7,141,772.87
1997 303,155.00 304,006.00 1,691,281 1,230,316 7,556,533.49
1998 170,995.00 482,278.00 1,674,454 1,187,153 7,250,948.20
1999 93,069.00 140,643.00 1,765,312 1,355,799 7,299,401.30
2000 0.00 27,341.00 1,912,129 1,412,839 7,521,841.20
2001 0.00 0.00 1,810,545 1,353,117 7,777,070.52
2002 0.00 3,574.00 1,777,909 1,285,844 8,021,668.83

Sumber: BPS Propinsi Bali, 2002

X1 : Pengeluaran konsumsi rumah tangga X6 : Nilai produksi hasil pertanian


X2 : Pengeluaran konsumsi pemerintah X7 : Investasi swasta domestik
X3 : Nilai tukar rupiah terhadap USD X8 : Investasi swasta asing
X4 : Jumlah kredit modal kerja X9 : Jumlah angkatan kerja
X5 : Ekspor neto X10 : Jumlah wisatawan asing
Y : Produk Domestik Regional Bruto

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 11 Nomor 1 Tahun 2006 91

Anda mungkin juga menyukai