Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

DIARE

A. PENGERTIAN

Diare adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus (Cecili Beltz,
1997).

Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada bayi dan lebih
dari 3x pada anak, konsistensi cair/encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula
bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 1997).

Diare adalah dikarakteristikkan oleh perubahan tiba-tiba dalam frekuensi dan


kualitas defekasi ( Sandra, M, Nettina, 1996)

B. ETIOLOGI

Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor :

1. Faktor infeksi

a. Infeksi enteral

Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada


anak. Meliputi :

Infeksi bakteri : Vibrio, E. Colli,


salmonella, shigella

Infeksi virus : Enteroovirus, rotavirus,


astrovirus, adenovirus dll.

Infeksi parasit : Cacing, protozoa, jamur


b. Infeksi parental

Infeksi diluar alat pencernaan, OMA, tonsillitis, bronchopneumonia,


ensefalitis. Keadaan ini terutama terjadi pada bayi dan anak berumur dibawah 2
tahun.

2. Faktor Malabsorbsi

a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida,


monosakarida. Pada bayi dan anak yang paling tersering adalah intoleransi
laktrosa

b. Malabsorbsi lemak

c. Malabsorbsi protein

3. Faktor makanan : Basi, beracun, alergi terhadap makanan

4. Faktor psikologi : Rasa takut dan cemas

C. PATAFISIOLOGI

Meningkatnya motalitas dan cepatnya pengosongan pada interstitial merupakan


akibat dari gangguan absorbsi, ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan. Cairan
sodium, potasium dan bikarbonat berpindah dari ekstraseluler kedalam tinja, sehingga
mengakibatkan terjadinya kekurangan elektrolit dan dapat asidosis metabolik.

Diare yang terjadi merupakan proses dari :

Transport aktif akibat rangsangan, toksin bakteri terhadap elektrolit


kedalam usus halus. Sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya
sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa
intestinal sehingga menurunkan area permukaan intestinal, perubahan kapasitas
intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit

Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk


mengabsorbsi cairan dan elektrolit dari bahan-bahan makanan, ini terjadi pada
syndrom malabsorbsi.

Meningkatnya motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan


absorbsi intestinal

D. MANIFESTASI KLINIK

1. Mula-mula bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah, suhu


tubuh pada umumnya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada.

2. Sering buang air besar dengan konsistensi feces cair dan


encer

3. Warna feces lama kelamaan berubah menjadi kehijauan


karena bercampur dengan empedu.

4. Kram abdomen karena peradangan

5. Mual dan muntah akibat gangguan keseimbangan asam


basa.

6. Lemah dan pucat

7. Perubahan TTV, seperti nadi dan pernafasan meningkat

8. Penurunan pengeluaran urine

9. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi seperti turgor kulit


berkurang, BB menurut mata dan ubun-ubun besar cekung, selaput lendir, bibir
dan mukosa mulut serta kuku tampak kering
E. PATHWAY
F. KLASIFIKASI

1. Klasifikasi diare berdasarkan tonusitas plasma :

a. Dehidrasi hipotonik (dehidrasi hiponatremia), jika


kadar natrium dalam plasma < 130 mEq/L

b. Dehidrasi isotonik (dehidrasi isonatremia), jika


kadar kadar natrium dalam plasma 130-150 mEq/L

c. Dehidrasi hipertonik (dehidrasi hipernatremia),


jika kadar natrium dalam plasma > 150 mEq/L

2. Klasifikasi berdasarkan banyak cairan yang hilang :

a. Dehidrasi ringan, bila barat badan turun 3-5


%, dengan volume cairan yang hilang < 50 ml/kg BB

b. Dehidrasi sedang, jika berat badan turun 6-9 %,


dengan volume cairan yang hilang 50-90 ml/kg BB

c. Dehidrasi berat, jika berat badan turun > 10 %,


dengan volumecairan yang hilang 100 ml/kg BB

G. KOMPLIKASI

1. Dehidrasi
2. Renjatan hipovolemik

3. Hipokalemia (hipotonia otot, lemah)

4. Cardiac disritmia akibat hipokalemia dan hiperkalemia

5. Hiponatremia

6. Hipoglikemia

7. Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik

8. Syok hipovolemik

9. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare)

10. Asidosis

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Riwayat alergi terhadap obat-obatan dan makanan

2. Kultur feces untuk menentukan kuman pathogen

3. Pemeriksaan elektrolit, BUN, creatinin, ureum dan


glukosa

4. Uji antigen imunosi enzim untuk memastikan retrovirus

5. Intubasi duodenum untuk mengetahui bakteri/virus/parasit


yang menyebabkan diare

I. PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Penanganan fokus pada penyebab

2. Pemberian cairan dan elektrolit, oral (oralit) atau teraphy


cairan
3. Pada bayi, pemberian ASI diteruskan jika penyebab bukan
dari ASI

4. Diet (cara pemberian makanan)

5. Obat-obatan

NURSING CARE PLAN

NO DX.KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI

1. Kurangnya volume cairan Setelah dilakukan tindakan Kaji status


b/d seringnya buang air keperawatan selama 3x24 hidrasi : ubun-ubun, mata,
besar jam, kebutuhan cairan turgor kulit, dan membrane
terpenuhi dengan kriteria : mukosa

Turgor kulit baik Kaji


pengeluaran urine, gravitasi
Mata, ubun-ubun urine, atau berat jenis urine,
besar tidak cekung (1,005-1,020) atau sesuai
dengan pengeluaran urine 1-2
TTV normal ml/kg BB
Mukosa bibir Kaji
lembab pemasukan dan pengeluaran
urine

Monitor tanda-
tanda vital

Permeriksaan
laboratorium sesuai program

Kolaborasi
dalam pemberian cairan dan
elektrolit

Kolaborasi
dalam pemberian obat anti
diare dan antibiotic sesuai
indikasi

2. Perubahan nutrisi kurang Setelah dilakukan tindakan Timbang BB anak tiap


dari kebuthan tubuh b/d keperawatan selama 3x34 hari
menurunnya intake dan jam, kebutuhan nutrisi
menurunnya absorbsi terpenuhi dengan kriteria : Monitor intake dan
makanan dan cairan output
BB stabil
Setelah rehidrasi,
Mual dan muntah berikan minuman oral dengan
(-) sering dan makanan yang
sesuai dengan diet dan usia
TTV normal atau BB anak
Intake dan output Hindari minuman buah-
seimbang buahan

Lakukan kebersihan
mulut setiap habis makan

Bagi bayi, ASI tetap


diteruskan

3. Resiko gangguan Bila bayi tidak toleran


integritas kulit b/d Setelah dilakukan tindakan terhadap ASI berikan formula
seringnya buang air besar keperawatan selama 3 x 24 yang rendah laktosa
jam, tidak terjadi gangguan
integritas kulit, dengan
kriteria :
Kaji kerusakan kulit
Tidak ada lesi atau iritasi setiap BAB

Turgor baik Gunakan kapas lembab


dan sabun (atau PH normal)
untuk membersihkan anus
setiap BAB

Hindari dari pakaian


dan pengalas tempat tidur yang
lembab

Gantikkan popok atau


kain apabila lembab atau basah

Gunakan obat cream


bila perlu untuk perawatan
perineal

DAFTAR PUSTAKA

- Arif Mansyoer dkk (2000), Kapita selekta kedokteran, Edisi 3 Jilid 1,


Jakarta, Media Aesculapius FKUI.

- Beltz, Cecily l (2002), Keperawatan pediatri, Jakarta, EGC

- Brunner & Suddart (2001), Buku ajar keperawatan medikal bedah,


Jakarta , EGC

- Ngastiyah (1997), Perawatan anak sakit, Jakarta, EGC

- Suriadi, Rita Y (2000), Asuhan keperawatan pada anak, Jakarta, Fajar


Interpratama
- Wong, Donna. L (1996), Pedoman klinis keperawatan pediatrik, Jakarta,
EGC

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. I

DENGAN DADRS DI RUANG C1L1

RSDK SEMARANG

A. PENGKAJIAN

1. Tanggal pengkajian : 29-mei-2006 jam 08.00 WIB


2. Identitas klien

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Agama :

Penanggung jawab :

Nama :

Pekerjaan :

Umur :

Alamat :

Hub. Dengan klien

3. Keluhan utama

4. Riwayat penyakit sekarang

5. Riwayat penyakit dahulu

a. Kehamilan

b. Persalinan dan kelahiran

c. Alergi

d. Pertumbuhan dan perkembangan

e. Riwayat imunisasi

f. Kebiasaan

1. a

2.

g. Riwayat nutrisi

h. Riwayat kesehatan keluarga

1. Pohon keluarga

2. Penyakit
3. Kebiasaan

i. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum

2. Antropometri

3. Vital sign

4. Kepala

5. Leher

6. Dada

7. Abdomen

8. Genital

9. Ekstremitas

10. Kulit

j. Pemeriksaan penunjang

1. Laboratorium

2. Kimia klinik

3. Teraphy

B. ANALISA DATA

NO DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM

1. S: Kurangnya volume Dehidrasi sekunder


cairan dan elektrolit diare
Ibu mengatakan anaknya mencret lebih
dari 3 x, dan badannya panas.

O:

Ubun-ubun & mata cekung

Turgor kulit kurang, Mukosa mulut


kering

Terpasang infus KAEN 3B 10 tts/mnt


Feces konsistensi lembek, encer
> 3 x/hari

S : 39 C

2. S: Perubahan nutrisi Intake dan output


kurang dari nutrisi tidak seimbang
Ibu mengatakan anaknya makan hanya kebutuhan tubuh
sedikit (1/3 porsi), muntah lebih dari
4x

O:

Makan 1/3 porsi , BB :

Minum susu mau sedikit-sedikit

WAZ : HAZ : WHZ :

Mencret > 3x

3. S: Resti kerusakan Kelembaban daerah


integritas kulit genital sekunder diare
Ibu mengatakan hari ini anak BAB . 3x

O:

BAB encer

Daerah genital tampak lembab

Tampak kemerahan sekitar anus

C. PROBLEM LIST

No DITEMUKAN DX. KEPERAWATAN Ttd Tgl/jam Ttd


teratasi

1. 29-05-2006 Kurangnya volume cairan dan


elektrolit b/d dehidrasi sekunder
Jam : 08.00 diare

2. 29-05-2006 Perubahan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh b/d intake dan
Jam : 08.30 output nutrisi tidak seimbang

3. 29-05-2006 Resti kerusakan integritas kulit b/d


kelembaban genital sekunder diare
Jam : 09.00
D. NURSING CARE PLAN

NO Tgl/Jam D.P INTERVENSI Ttd

TUJUAN TINDAKAN

1. 29-05-2006 1. Setelah dilakukan - Monitor intake


tindakan keperawatan dan output cairan
09.00 selama 3x24 jam,
kebutuhan cairan - Pantau adanya
adekuat dengan K.H : tanda-tanda terjadi dehidrasi

- Balanc - Motivasi ibu


e cairan seimbang untuk memberikan cairan
sedikit tapi sering
- Ubun-
ubun tidak cekung - Pantau TTV

- Turgor - Lakukan
kulit baik, pemeriksaan hematology dan
feces
- Mukos
a mulut tidak kering - Kolaborasi
dalam pemberian cairan
- BAB intravena,
tidak encer
- Kolaborasi
- TTV pemberian obat anti diare dan
normal antibiotik

2. 29-05-2006 2. Setelah dilakukan - Anjurkan ibu


tindakan keperawatan untuk memberikan makan dan
09.15 selam 3x24 jam, nutrisi susu sedikit-sedikit tapi sering
adekuat, dengan K.H :
- Anjurkan ibu
- Makan untuk tetap memberikan ASI
habis 1 porsi
- Monitor intake
- Susu dan output
diminum habis (200cc)
- Hindari
- BAB minum/makan buah-buahan
tidak encer atau makanan yang
- BB menstimulit
meningkat
- Monitor
- Muntah konsistensi BAB, frekuensi,
(-) jumlah dan warna

- Timbang BB

- Kolaborasi
dalam pemberian diit bagi
klien

3. 29-05-2006 3. Setelah dilakukan - Kaji kerusakan


tindakan keperawatan kulit atau iritasi setiap BAB
09.30 selama 3x24 jam tidak
terjagi kerusakan - Gunakan kapas
integritas kulit, dengan lembab untuk membersihkan
K.H : anus setelah BAB

- Kulit - Ganti pakaian


bersih dan kering atau alat tenun yan basah atau
lembab
- Tidak
ada eritema dan - Jaga kebersihan
pruritus daerah genital

- Gunakan obat
cream bila perlu untuk
perawatan genital

E. IMPLEMENTASI

NO D.P Tgl/Jam IMPLEMENTASI RESPON Ttd

1. 1. 29-05-06 - Monitor input dan - Infuse : cc


output
- BAB :

- BAK :

- Diit & minum :

- IWL :

- Balance :

- Memberikan cairan - KAEN 3B masuk 10


sesuai program KAEN 3B 10 tts/mnt tts/mnt

- Memotivasi ibu - Ibu memberikan


untuk memberikan cairan sdikit tapi cairan sedikit tapi
sering sering

- Memantau tanda- - HR : 12 x/mnt, RR :


tanda vital 24 x/mnt, S : 38 C

- Ubun-ubun dan mata


cekung
- Memantau tanda-
tanda dehidrasi - Obat masuk, tidak
terjadi alergi
- Memberikan obat
2. 29-05-06 injeksi Cefotaxime 300 mg/ IV

- Ibu mengatakan akan


melakukan anjuran
- Menganjurkan ibu perawat
untuk memberikan makan & susu
sedikit tapi sering

- Menganjurkan ibu
untuk tetap memberikan ASI

- Menganjurkan ibu
untuk mengindari pemberian buah- - Ibu klien mengiyakan
buahan dan makanan yang
merangsang
3. 29-05-06 - Menganjurkan klien - Sekitar anus tampak
untuk istirahat kemerahan, tak ada
laserasi

- Ibu mengikuti
- Mengkaji kerusakan anjuran perawat
kulit atau iritasi setiap BAB
- Alat tenun bersih dan
- Menganjurkan ibu kering
untuk menggunakan kapas lembab
untuk membersihkan anus setelah - Daerah genital bersih
BAB

- Mengganti alat tenun


yang basah/lembab setelah
BAK/BAB

- Menjaga kebersihan
daerah genital

1. 1. 30-05-06 - Monitor input dan - Infuse : cc


output
- BAB :

- BAK :

- Diit & minum :

- IWL :

- Balance :

- KAEN 3B masuk 10
- Melanjutkan tts/mnt
pemberikan cairan sesuai program
KAEN 3B 10 tts/mnt - Ibu memberikan
cairan sedikit tapi
- Memotivasi ibu sering
untuk memberikan cairan sdikit tapi
sering - HR : 12 x/mnt, RR :
24 x/mnt, S : 38 C
- Memantau tanda-
tanda vital - Ubun-ubun dan mata
cekung

- Obat masuk, tidak


- Memantau tanda- terjadi alergi
tanda dehidrasi
2. 30-05-06
- Memberikan obat
injeksi Cefotaxime 300 mg/ IV - Ibu mengatakan akan
melakukan anjuran
perawat

- Menganjurkan ibu
untuk memberikan makan & susu
sedikit tapi sering
- Menganjurkan ibu
untuk tetap memberikan ASI
- Ibu klien mengiyakan
- Menganjurkan ibu
untuk mengindari pemberian buah-
buahan dan makanan yang
3. 30-05-06 merangsang - Sekitar anus tampak
kemerahan, tak ada
- Menganjurkan klien laserasi
untuk istirahat
- Ibu mengikuti
anjuran perawat

- Mengkaji kerusakan - Alat tenun bersih dan


kulit atau iritasi setiap BAB kering

- Menganjurkan ibu Daerah genital bersih


untuk menggunakan kapas lembab
untuk membersihkan anus setelah
BAB

- Mengganti alat tenun


yang basah/lembab setelah
BAK/BAB

Menjaga kebersihan daerah genital

1. 1. 31-05-06 - Monitor input dan - Infuse : cc


output
- BAB :

- BAK :

- Diit & minum :

- IWL :

- Balance :

- KAEN 3B masuk 10
- Melanjutkan tts/mnt
pemberikan cairan sesuai program
KAEN 3B 10 tts/mnt - Ibu memberikan
cairan sedikit tapi
- Memotivasi ibu sering
untuk memberikan cairan sdikit tapi
sering - HR : 12 x/mnt, RR :
24 x/mnt, S : 38 C
- Memantau tanda-
tanda vital - Ubun-ubun dan mata
cekung

- Memantau tanda- - Obat masuk, tidak


tanda dehidrasi terjadi alergi
2. 31-05-06
- Memberikan obat
injeksi Cefotaxime 300 mg/ IV
- Ibu mengatakan akan
melakukan anjuran
perawat
- Menganjurkan ibu
untuk memberikan makan & susu
sedikit tapi sering

- Menganjurkan ibu
untuk tetap memberikan ASI

- Menganjurkan ibu - Ibu klien mengiyakan


untuk mengindari pemberian buah-
buahan dan makanan yang
3. 31-05-06 merangsang
- Sekitar anus tampak
- Menganjurkan klien kemerahan, tak ada
untuk istirahat laserasi

- Ibu mengikuti
anjuran perawat
- Mengkaji kerusakan
kulit atau iritasi setiap BAB - Alat tenun bersih dan
kering
- Menganjurkan ibu
untuk menggunakan kapas lembab Daerah genital bersih
untuk membersihkan anus setelah
BAB

- Mengganti alat tenun


yang basah/lembab setelah
BAK/BAB

Menjaga kebersihan daerah genital

F.

Anda mungkin juga menyukai