SYOK
Disusun
Oleh :
Kelompok 7
Kartini S 10542057614
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017
sKATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang syok ini. Sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran
agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam
semesta.
Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul "syok". Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu kamu selama pembuatan makalan ini
berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap
makalah ini agar kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah
yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, deteksi tanda-tanda syok dini sangatlah penting begitu pula
dengan penanganan syok haruslah dilakukan secara dini. Syok terjadi akibat
penurunan perfusi jaringan vital atau menurunnya volume darah secara bermakna.
Syok juga dapat terjadi akibat dehidrasi jika kehilangan cairan tubuh lebih 20%
BB (berat badan) atau kehilangan darah 20% EBV (estimated blood volume).
Secara umum, syok dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan penyebab,
yaitu : hipovolemik (volume intravaskuler berkurang), kardiogenik (pompa
jantung terganggu), obstruktif (hambatan sirkulasi menuju jantung), dan distributif
(vasomotor terganggu)
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFENISI SYOK
Syok adalah sindrom klinis akibat kegagalansirkulasi dalam mencukupi
kebutuhan oksigen jaringan tubuh.4 Syok terjadi akibat penurunan perfusi
jaringan vital atau menurunnya volume darah secara bermakna. Syok juga
dapat terjadi akibat dehidrasi jika kehilangan cairan tubuh lebih20% BB (berat
badan) atau kehilangan darah 20% EBV (estimated blood volume). 5Secara
umum, syok dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan penyebab, yaitu :
1. Hipovolemik (volume intravaskuler berkurang)
2. Kardiogenik (pompa jantung terganggu)
3. Obstruktif (hambatan sirkulasi menuju jantung)
4. Distributif (vasomotor terganggu)
2. Syok Kardiogenik
Terjadi apabila terdapat gangguan kontraktilitas miokardium,
sehingga jantung gagal berfungsi sebagaipompa untuk mempertahankan
curah jantung yang adekuat. Disfungsi ini dapatterjadi pada saat sistolik
atau diastolik ataudapat terjadi akibat obstruksi pada sirkulasi
jantung.4Terapi syok kardiogenik bertujuan untukmem perbaiki fungsi
miokardium dan sirkulasi. Beberapa perubahan hemodinamikyang terjadi
pada kondisi syok kardiogenik adalah CO, BP, SVR, dan CVP.
Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi syok kardiogenik
adalah sebagai berikut :
Infus cairan untuk memperbaiki sirkulasi
Inotropik
Apabila CO, BP, SVR, berikandobutamine 5 g/kg/min
Pada keadaan tekanan darah sangatrendah harus diberi obat yang
berefek inotropik dan vasopressor, seperti norepinephrine.
b) Syok Neurogenik
Umumnya terjadi pada kasus cervical atau high thoracic
spinal cord injury. Gejala klinis meliputi hipotensi disertai
bradikardia. Gangguan neurologis akibat syok neurogenik dapat
meliputi paralisis fl asid, refl eks ekstremitas hilang dan
priapismus. Penanganan syok neurogenik: Resusitasi cairan secara
adekuat berikan vasopressor.
Syok neurogenik termasuk syok distributif dimana penurunan
perfusi jaringan dalam syok distributif merupakan hasil utama dari
hipotensi arterial karena penurunan resistensi pembuluh darah
sistemik (systemic vascular resistance). Sebagai tambahan,
penurunan dalam efektifitas sirkulasi volume plasma sering terjadi
dari penurunan venous tone, pengumpulan darah di pembuluh
darah vena, kehilangan volume intravaskuler dan intersisial karena
peningkatan permeabilitas kapiler. Akhirnya, terjadi disfungsi
miokard primer yang bermanifestasi sebagai dilatasi ventrikel,
penurunan fraksi ejeksi, dan penurunan kurva fungsi ventrikel.
Pada keadaan ini akan terdapat peningkatan aliran vaskuler
dengan akibat sekunder terjadi berkurangnya cairan dalam
sirkulasi. Syok neurogenik mengacu pada hilangnya tonus
simpatik (cedera spinal). Gambaran klasik pada syok neurogenik
adalah hipotensi tanpa takikardi atau vasokonstriksi kulit.
Syok neurogenik terjadi karena reaksi vasovagal berlebihan
yang mengakibatkan vasodilatasi menyeluruh di regio splangnikus,
sehingga perfusi ke otak berkurang. Reaksi vasovagal umumnya
disebabkan oleh suhu lingkungan yang panas, terkejut, takut atau
nyeri.
Syok neurogenik bisa juga akibat rangsangan parasimpatis ke
jantung yang memperlambat kecepatan denyut jantung dan
menurunkan rangsangan simpatis ke pembuluh darah. Misalnya
pingsan mendadak akibat gangguan emosional.
Pada penggunaan anestesi spinal, obat anestesi melumpuhkan
kendali neurogenik sfingter prekapiler dan menekan tonus
vasomotor. Pasien dengan nyeri hebat, stres emosi dan ketakutan
meningkatkan vasodilatasi karena mekanisme reflek yang tidak
jelas yang menimbulkan volume sirkulasi yang tidak efektif dan
terjadi sinkop.
d) Syok Septik
Syok septik adalah sepsis yang disertai hipotensi (tekanan
sistolik<90 mmHg) dantanda-tanda hipoperfusi meskipun
telahdilakukan resusitasi cairan secara adekuat.Syok septik
merupakan salah satu penyebabkematian utama pada unit perawatan
intensif.
Patofisiologi sepsis melibatkan dalam pelepasan mikroba
akan menyebabkan proses inflamasi yang melibatkan berbagai
mediator inflamasi, yaitu sitokin, neutrofil, komplemen, NO, dan
berbagai mediator lain. Proses inflamasi pada sepsis merupakan
proses homeostasis dimana terjadi keseimbangan antara inflamasi
dan antiinflamasi. Bila proses inflamasi melebihi kemampuan
homeostasis, maka terjadi proses inflamasi yang maladaptif,
sehingga terjadi berbagai proses inflamasi yang destruktif,
kemudian menimbulkan gangguan pada tingkat sesluler pada
berbagai organ.
Terjadi disfungsi endotel, vasodilatasi akibat pengaruh NO
yang menyebabkan maldistribusi volume darah sehingga terjadi
hipoperfusi jaringan dan syok. Pengaruh mediator juga
menyebabkan disfungsi miokard sehingga terjadi penurunan curah
jantung.
Lanjutan proses inflamasi menyebabkan gangguan fungsi
berbagai organ yang dikenal sebagai disfungsi/gagal organ multipel
(MODS/MOF). Proses MOF merupakan kerusakan pada tingkat
seluler (termasuk difungsi endotel), gangguan perfusi jaringan,
iskemia reperfusi, dan mikrotrombus. Berbagai faktor lain yang
diperkirakan turut berperan adalah terdapatnya faktor humoral
dalam sirkulasi (myocardial depressant substance), malnutrisi
kalori protein, translokasi toksin bakteri, gangguan pada eritrosit,
dan efek samping dari terapi yang diberikan.
D. LANGKAH-LANGKAH DIAGNOSTIK
1. Syok Sepsis Dan Syok Neurologis
a. Anamnesa
Beberapa hal penting yang perlu diketahui pada pasien baik dari
keluarga maupun teman dekatnya, antara lain:
Riwayat trauma
Riwayat penyakit jantung
Riwayat infeksi
Riwayat pemakaian anafilaktik
b. Pemeriksaan Fisik
i. Kulit:
suhu dingin (hangat pada syok septic hanya bersifat sementara)
warna pucat (pada syok septi biasanya kemerahan, sedangkan
pada syok kardiogenik biasanya sianosis)
basah, terjadi jika syok telah memasuki fase lanjutdan basah.
ii. Tekanan darah : Hipotensi dengan sistol < 80 mmHg
iii. Jantung : Takikardi, denyut lemah, dan sulit diraba
iv. Respirasi : Respirasi meningkat dan dangkal dan kemudian
melambat
v. Status mental : Gelisah, cemas, agitasi, tampak ketakutan,
kesadaran menurun, spoor, dan koma.
vi. Ginjal : Oliguria, anuria (curah urin < 30 ml/jam
vii. Fungsi metabolic
Asidosis akibat timbunan asam laktat di jaringan
Alkaliosis respirasi akibat takipneu
viii. Sirkulasi : Tekanan darah vena sentral menurun pada syok
hipovolumik tetapi meninggi pada syok kardiogenik
ix. Keseimbangan asam basa : Pada awal syok, pO2 dan pCO2
menurun. Penurunan pCO2 karena adanya takipne, sedangkan
penurunan pO2 karena adanya aliran pintas paru.
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah: Hb, Hmt, Leukosit, dan golongan darah
Kadar elektrolit, kadar ureum, kreatinin, dan glukosa darah
Analisa gas darah
EKG
2. SYOK ANAFILAKTIK
a. Anamnesis
apakah keluhan yang dirasakan sesudah pemberian obat?
apakah sebelumnya didahului sakit kepala dan gangguan
penglihatan?
apakah sebelumnya lesu, lemah, atau rasa tidak enak di dada dan
perut?
apakah sebelumnya ada rasa gatal di hidung dan langit-langit
mulut?
apakah hidung terasa gatal, tersumbat atau bersin?
apakah mengalami sesak napas dan batuk?
apakah merasa nyeri saat menelan, atau mual dan muntah?
apakah sering diare disertai darah?
b. Pemeriksaan Fisis
Inspeksi:lesu, lemah, urtikaria, angioedema di bibir, muka atau
ekstremitas.
Auskultasi: wheezing (mengi)
Tanda Vital: hipotensi, takikardi
c. Pemeriksaan Penunjang
EKG= gelombang T datar, terbalik, atau tanda-tanda infark
miokard
3. SYOK HIPOVOLEMIK
a. Anamnesis
apakah merasa pusing dan haus?
apakah mengalami keringat dingin?
apakah dalam sehari air kencing saat buang air kecil sedikit?
b. Pemeriksaan Fisis
Inspeksi: tampak pucat, gelisah, sianosis (jika stadium berat)
Palpasi: dingin
Tanda Vital: hipotensi, takikardi, takipneu
c. Pemeriksaan Penunjang : Hb, Ht, EKG
4. SYOK KARDIOGENIK
a. Anamnesis
apakah merasakan nyeri dada yan tiba-tiba?
apakah merasakan jantung berdebar-debar?
apakah pernah mengalami penurunan kesadaran?
apakah ada riwayat penyakit jantung koroner sebelumnya?
b. Pemeriksaan Fisis
Inspeksi: sianosis ekstremitas
Palpasi: ekstremitas teraba dingin, distensi vena jugular
Auskultasi: ronki, gallop S3
c. Pemeriksaan Penunjang : EKG, Foto rontgen dada, Ekokardiogra
5. PENATALAKSANAAN
a. SYOK HIPOVOLEMIK
1) Prognosis
Syok hipovolemik selalu merupakan kondisi darurat medis.
Namun, gejala-gejala dan hasil dapat bervariasi bergantung pada :
Jumlah volume darah yang hilang
Tingkat kehilangan darah
Cedera yang menyebabkan kehilangan darah
Mendasari pengobatan kondisi kronis, seperti diabetes, jantung,
paru-paru, dan penyakit ginjal
b. SYOK NORMOVOLEMIK
1) Syok Kardiogenik
Norepinefrin 5 mg dalam 500 mL glukosa 5% per drip dengan
tetesan disesuaikan dengan tekanan darah
Diberikan pada syok kardiogenik kororner dan syok
kardiogenik non koroner dengan frekuensi denyut jantung
120/menit
Isoproterenol diberikan pada syok kardiogenik nonkoroner
dengan frekuensi denyut jantung 120/menit
Obat-obat lain koreksi asidosis, diuretik, kortikosteroid
2) Syok Neurogenik
Penderita segera dibaringkan dengan kepalalebih rendah, pada
pemeriksaan mungkin didaptkan bradikardi
Hilangkan penyebab; bila perlu diberikan analgetik
Dalam hal lesi sumsum tulang, berikan kortikosteroid untuk
mencegah edema sumsum tulang
Biasanya penderita akan sadar beberapa saat kemudian setelah
sirkulasi serebral membaik oleh tindakan diatas
3) Syok Sepsis
Perawatan dan pengawasan umum
Terapi cairan, bila mungkin dengan monitoring CVP
Antibiotik
Obat-obatan lain (vasodilator, diuretik, kortikosteroid, heparin)
4) Syok Anafilaktik
Hentikan kontak dengan alergen
Perhatikan tanda-tanda vital dan jalan napas, bila perlu
dilakukan resusitasi dan pemberian oksigen
Epinefrin 1/1000 0,5-1 mL SC/IM dapat diulang 5-10 menit
kemudian
DAFTAR PUSTAKA
http://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/10/SYOK-
ANAFILAKSIS-2.pdf