Anda di halaman 1dari 18

Hasil Sidang Komisi II:

PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) MELALUI


PELAKSANAAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN
Depok, 29-31 Maret 2015

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 1


Subtopik: Standar Pelayanan Minimal (1/4)
No. Isu Strategis Permasalahan Usul Penyelesaian
1 Pemenuhan SPM oleh a) Belum sepenuhnya dinas pendidikan bisa a) Dinas Pendidikan Provinsi dan
Pemerintah Daerah menerapkan dan mengevaluasi SPM Kabupaten/Kota
Bidang Pendidikan dasar dan menengah mengalokasikan anggaran dan
karena adanya kendala Anggaran dan SDM yang memadai untuk
sumber daya manusia pemenuhan SPM
b) Pencantuman indikator SPM
dalam RPJMN dan Renstra
agar menjadi prioritas dalam
pembangunan pendidikan

b) Sosialisasi yang kurang merata, akurat, a) Kementerian Pendidikan dan


dan konsisten Kebudayaan, Dinas
Pendidikan provinsi dan
kabupaten/kota meningkan
intensitas sosialisai dan
Afirmasi pemenuhan SPM

2
Subtopik: Standar Pelayanan Minimal (2/3)

No. Isu Strategis Permasalahan Usul Penyelesaian


2 Jumlah rombongan I) Berdasarkan Dapodik, masih ada 20 % a) Menambah rombongan belajar
belajar di SD dan SMP rombongan belajar baik di SD maupun di bagi sekolah sekolah yang
SMP yang jumlah siswanya melebihi yang mempunyai rombongan belajar
ditetapkan yaitu 32 siswa untuk SD dan melebihi 32 siswa untuk SD dan
36 siswa untuk SMP 36 siswa untuk SMP dengan
membangun ruang ruang kelas
baru
b) Mengatur distribusi
penerimaan siswa baru agar
tidak menumpuk pada
sekolah-sekolah tertentu.
II) Ada perbedaan ketentuan dalam SPM Ketentuan dalam Dapodik agar
dan Dapodik, yaitu pemecahan rombel disamakan dengan kententuan
berdasarkan SPM, SD > 32 siswa dan SPM, yaitu persyaratan
SMP > 36 si Dapodik > 40 siswa pemecahan rombel SD > 32 siswa
dan SMP > 36 siswa
3 Ketersediaan Ruang Dari 35.705 SMP di seluruh Indonesia yang Membangun ruang kepala sekolah
Kepala Sekolah di SMP sudah mempunyai Ruang Kepala bagi SMP yang ruang kepala
Sekolahnya yang terpisah dari ruang sekolahnya masih menyatu
dengan ruang guru.
3
Subtopik: Standar Pelayanan Minimal (3/3)
No. Isu Strategis Permasalahan Usul Penyelesaian
guru sebanyak 13.766 sekolah atau
38,5%, padahal menurut indikator
dalam SPM ruang kepala sekolah harus
terpisah dari ruang guru.
4 Kualifikasi dan Dari 148.222 Kepala SD yang sudah Mengatur pengangkatan kepala
Sertifikasi pendidik berkualifikasi S1/D4 dan bersertifikat sekolah agar menyesuaikan dengan
untuk Kepala Sekolah pendidik sebanyak 97.720 orang atau kualifikasi S1/D4 dan sudah
SD dan SMP 70%. bersertifikat pendidik
5 Pengawas sekolah Belum semua pengawas memenuhi a.) Diadakan program peningkatan
harus berkualifikasi S2 kualifikasi tuntutan SPM kualifikasi pengawas ke S2,
dan bersertifikat maksimal berusia 50 tahun
pendidik b.) Mengevaluasi pengawas yang
masih berkualifikasi S1 diberikan
tenggang waktu untuk
meningkatkan kualifikasinya
menjadi S2
6 Kunjungan supervisi Dari 148.222 SD di seluruh Indonesia Memfasilitasi pengawas agar dapat
Pengawas ke sekolah yang sudah dikunjungi pengawas melakukan kunjungan supervisi ke
minimal 1 kali sebulan sebanyak sekolah minimal 1 kali dalam
91.046 sekolah atau 61% sebulan.

4
Subtopik: Implementasi Kartu Indonesia Pintar (KIP) (1/3)
No. Isu Strategis Permasalahan Usul Penyelesaian Best Practice
1 Sasaran KIP Bagi Sasaran PIP Tahun 2015 Sosialisasi kepada Sosialisasi melalui
Anak Usia Sekolah di sebanyak 17.920.270 siswa masyarakat dengan: spanduk, media televisi,
luar sekolah terdiri dari: a. Memanfaatkan Media dan media cetak atau
a. Siswa yang berada di TIK/Media Masa koran
sekolah 14.320.270 siswa b. Memanfaatkan aparatur
b. Anak usia sekolah di luarpemerintah daerah sampai
sekolah 3.600.000 anak dengan level
desa/keluarahan
Adanya kendala untuk c. Memanfaatkan sekolah
menarik anak usia sekolah sebagai salah satu ujung
yang berada di luar sekolah tombak mengajak anak
untuk masuk ke sekolah. usia sekolah yang tidak
berada di sekolah untuk
sekolah

2 Kepastian Tidak semua siswa miskin Para pihak terkait diberi Perda Mengenai Penduduk
pengusulan siswa dapat memperoleh manfaat tanggung jawab untuk Miskin
yang berasal dari KIP karena tidak ada jaminan memastikan bahwa siswa
keluarga miskin yang bersangkutan diusulkan yang berasal dari keluarga
untuk mendapatkan untuk mendapatkan manfaat miskin diusulkan untuk
manfaat KIP KIP mendapat manfaat KIP.
5
Subtopik: Implementasi Kartu Indonesia Pintar (KIP) (2/3)

No. Isu Strategis Permasalahan Usul Penyelesaian


3 Pendataan calon Belum tersedia mekanisme a.) Menyusun mekanisme
penerima PIP penjaringan data anak usia penjaringan data anak usia
sekolah yang tidak bersekolah sekolah yang tidak
bersekolah
b.) Kepala Dinas Pendidikan
mengusulkan siswa miskin
yang ada di daerahnya
menerima KIP walaupun
tidak memiliki KPS/KKS
c.) Tersedianya
Perda/Perwal/Perbup yang
mengatur tentang
Kemiskinan
4 Sosialisasi PIP PIP belum dipahami masyarakat Optimalisasi sosialisasi PIP
secara baik dan benar. melalui berbagai media dan
lembaga

6
Subtopik: Implementasi Kartu Indonesia Pintar (KIP) (3/3)

No. Isu Strategis Permasalahan Usul Penyelesaian Best Practice


5 Penyaluran dan - Kesulitan siswa sekolah a.) Mengizinkan
Pencairan Dana di daerah 3T untuk pencairan secara
PIP mencairkan dana kolektif khusus
manfaat KIP sekolah daerah 3T
b.) Mensyaratkan
lembaga penyalur
menyediakan
layanan sampai
lokasi
6 Keterbatasan Keterbatasan waktu Memberikan Mengizinkan peserta
Waktu PPDB pendaftaran bagi anak kelonggaran kepada didik kurang mampu
usia sekolah di luar calon peserta didik mendaftar hingga bulan
sekolah yang ingin pemegang KIP untuk Agustus/September
bersekolah (hanya pada mendaftar sampai pada Sekolah Swasta
awal tahun ajaran) dengan bulan
Agustus/September

7
Subtopik: Transparansi BOS (1/2)
No. Isu Strategis Permasalahan Usul Penyelesaian
1 Keterlambatan update Keterlambatan sekolah Direktorat terkait dan dinas
data siswa penerima melakukan input dan update data pendidikan provinsi/kab/kota
BOS siswa di dapodik mendorong sekolah untuk
melakukan input dan update
data secara rutin
2 Akuntabilitas masih terdapat sekolah yang Direktorat terkait, Itjen,
Pemanfaatan BOS kurang patuh mengelola dana Inspektorat daerah, dan dinas
BOS sesuai dengan petunjuk pendidikan provinsi/kab/kota
teknis melakukan pendampingan
pemanfaatan dana BOS
3 Transparansi BOS sebagian sekolah kurang a) Optimalisasi tim monev dari
transparan dalam pengelolaan dinas pendidikan kab/kota
dana BOS dan provinsi
b) Optimalisasi peran komite
sekolah
c) Ketegasan dalam penertiban
dari Dinas
Pendidikan/penanggung
jawab BOS
8
Subtopik: Transparansi BOS (2/2)

No. Isu Strategis Permasalahan Usul Penyelesaian Best Practice


4 Biaya Satuan dana Alokasi dana BOS belum Perlu Permendikbud
BOS mempertimbangkan yang mengatur tentang
indeks kemahalan biaya satuan Dana BOS
yang berkeadilan
(mempertimbangkan
indeks kemahalan)
5 Pungutan di Masih adanya pungutan Sosialisasi Permen Pemberian BOS Daerah
sekolah di sekolah atau iuran no. 44/2012 oleh Dinas untuk membantu
tidak wajar pada jenjang Pendidikan kepada Pendanaan Operasional
pendidikan dasar sekolah di wilayahnya Sekolah

9
Subtopik: Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
No. Isu Strategis Permasalahan Usul Penyelesaian
1 Transparansi PPDB Ditengarai banyak "siswa titipan" Optimalisasi pemanfaatan ICT
dalam proses PPDB. untuk PPDB melalui PPDB
Online
2 Sistem Kuota Sistem Kuota tidak Keterbukaan sistem kuota
terinformasikan secara terbuka dalam PPDB
kepada masyarakat
3 Pungutan Dalam Adanya pungutan tidak resmi a.) Pengawasan dalam
PPDB dalam proses PPDB pelaksanaan PPDB
b.) Pembuatan pakta integritas
PPDB dan Pengenaan Sanksi
Keras
4 Diskriminasi Masih ada sekolah yang tidak a.) Afirmasi dalam bentuk
mau menerima siswa dari kebijakan agar sekolah
keluarga tidak mampu dan anak- menerima siswa tidak
anak berkebutuhan khusus mampu dan anak
berkebutuhan khusus
b.) Dinas Pendidikan
menyiapkan guru untuk anak
berkebutuhan khusus (GPK)
10
Subtopik : Pendidikan Karakter (1/3)
No. Isu Strategis Permasalahan Usul Penyelesaian
1 Kekerasan siswa I) Masih adanya kekerasan yang dialami a.) Mengidentifikasi dan penanganan
siswa baik yang dilakukan oleh guru khusus peserta didik yang berpotensi
maupun oleh siswa lainnya yang terjadi di berprilaku menyimpang
lingkungan sekolah b.) Pemantauan dan pengendalian
peserta didik selama di satuan
pendidikan
II) Masih terjadi perkelahian siswa antar a.) Memperkuat Pembinaan Kesiswaan
sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler dan
kokurikuler
b.) Menerapkan peraturan disiplin dan
tata tertib yang tegas dan konsisten
c.) Membangun dan mengembangkan
jejaring antar satuan pendidikan
III) Rendahnya keterampilan dan Peningkatan kapasitas guru dalam
pengetahuan guru dalam antisipasi antisipasi dan penanganan kekerasan
terjadinya kekerasan di sekolah di lingkungan sekolah
IV) Kurangnya koordinasi antara orang a.) Setiap guru diinstruksikan untuk
tua/wali peserta didik dengan pihak mengintegrasikan pendidikan
sekolah dalam rangka pencegahan karakter dalam setiap pelajaran
terjadinya kekerasan di sekolah b.) Keteladanan guru dan orang tua
dalam pendidikan karakter

11
Subtopik : Pendidikan Karakter (2/3)
No. Isu Strategis Permasalahan Usul Penyelesaian
2 Tindak Kriminal Masih ada siswa yang menjadi pelaku tindak a.) Sekolah mengidentifikasi dan melakukan
oleh Siswa kriminal seperti pemerasan, perampasan, penanganan khusus peserta didik yang
dan pembegalan berpotensi berprilaku menyimpang
b.) Gerakan sosial untuk menolak media
menyiarkan kekerasan
3 Kejujuran Masih banyak ketidakjujuran yang terjadi a.) Mengintensifikasi pendidikan karakter
dan dipertontonkan disekolah baik yang
dilakukan oleh guru maupun siswa, misalnya
terkait dengan penilaian hasil belajar siswa
b.) Mengintensifkan Kampanye kejujuran di
sekolah

12
Subtopik : Pendidikan Karakter (3/3)
No. Isu Strategis Permasalahan Usul Penyelesaian
4 Penyalahgunaan I) Meningkatnya penyalahgunaan narkoba, a.) Sekolah memberikan penyuluhan
Narkotika, Pornografi, pornografi dan porno aksi di kalangan tentang bahaya dan resiko Narkoba
porno aksi pelajar
b.) Sekolah melaksanakan tes urine
secara rutin setiap semester
c.) Mengintensifkan kegiatan
ekstrakulikuler di sekolah
II) Penyebaran penyakit HIV/AIDS di Kampanye tentang bahaya penyakit
kalangan pelajar HIV/AIDS
5 Radikalisme/ekstrimism Ada kecenderungan semakin merebaknya a.) Frekuensi pendidikan moral, cinta
e penyebaran faham/isme ekstrem yang tanah air, nasionalisme ditingkatkan
mengatasnamakan ideologi/agama di
lingkungan pelajar dan sekolah yang dapat
mengancam tatanan keluarga, sekolah,
masyarakat, bangsa dan negara.
b.) Meningkatkan kualitas komunikasi
antara orang tua, siswa, dan sekolah

13
Subtopik : Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan
No. Isu Strategis Permasalahan Usul Penyelesaian
1 Revitalisasi Fungsi Komite sekolah belum berfungsi optimal a.) Revitalisasi fungsi komite sekolah
Komite Sekolah dalam memberi pertimbangan, arahan, melalui penataan struktur dan
dukungan dan pengawasan pemilihan keanggotaan komite
sekolah yang dipilih secara
transparan dan kredibel
b.) Optimalisasi peran dewan pendidikan
dalam berkoordinasi dengan komite
sekolah
2 Kapasitas Komite Kapasitas komite sekolah belum sesuai Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Sekolah harapan dan belum ada lembaga yang dan Menengah secara intensif
berperan atau bertanggungjawab atas mengembangkan kapasitas komite
edukasi untuk peningkatan kapasitas Komite sekolah
Sekolah
3 Dewan Pendidikan belum terbentuknya dewan pendidikan segera dibentuk dan ditetapkan dewan
Nasional nasional pendidikan nasional

14
Subtopik : Pengembangan SMK (Vokasi) (1/2)
No. Isu Strategis Permasalahan Usul Penyelesaian
1 Tingkat Kebekerjaan I) Ketidaksesuaian antara program keahlian a.) Revitalisasi spektrum program
Lulusan SMK yang dibuka dengan kebutuhan dunia keahlian di SMK yang sesuai dengan
kerja (suplai demand) dan potensi daerah tuntutan dunia kerja dan potensi
wilayah
b.) Ijin pembukaan program keahlian di
SMK oleh dinas pendidikan harus
sesuai dengan kebutuhan wilayah dan
dunia kerja bukan berdasarkan
kemampuan sekolah
II)Komponen pemenuhan guru produktif a.) Ada kebijakan konprehensif secara
sangat kurang nasional tentang pengadaan guru
produktif di SMK
b.) Pemenuhan sarana prasarana sekolah
yang sesuai dengan teknologi terkini
III) Belum adanya informasi pasar kerja yang Kadin, Direktorat, Disnaker, dan Dinas
reguler disampaikan ke sekolah Pendidikan provinsi secara periodik
menyampaikan informasi kebutuhan
kerja

15
Subtopik : Pengembangan SMK (Vokasi) (2/2)
No. Isu Strategis Permasalahan Usul Penyelesaian
2. Revitaliasi Program Keahlian Paket Keahlian SMK di a.) Penataan paket keahlian SMK di
SMK di Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota belum sesuai kabupaten/kota sesuai dengan potensi
dengan potensi daerah dan wilayah
kebutuhan industri
b.) Perlunya dibentuk Majelis Pendidikan
Kejuruan yang terdiri atas Kadin,
Asosiasi profesi, profesional, direktorat,
serta pemangku kepentingan layanan
pendidikan di SMK
c.) Perlunya program Sertifikasi untuk
setiap program keahlian di SMK
bekerjasama dengan BNSP
3 Pengembangan SMK Peran pemerintah daerah (tidak Sosialisasi dan pelibatan pemerintah
Rujukan/Model, hanya dinas pendidikan) sebagai daerah dalam pengembangan program
Pengembangan SMK Maritim "pemilik sekolah" belum strategis untuk peningkatan mutu
Guna Mendukung Poros optimal dalam mendukung
Maritim, Pengembangan SMK program-program pendidikan
Pertanian guna Mendukung khususnya untuk peningkatan
Ketahanan Pangan mutu SMK

16
TERIMA KASIH

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


TIM KOMISI II
Program Indonesia Pintar (PIP) Melalui Pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun
Ketua Hamid Muhammad (Dirjen Dikdas
Achmad Jasidie (Dirjen Dikmen)
Wakil Ketua Sekretaris Ditjen Dikdas
Sekretaris Ditjen Dikmen
Sekteraris Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu, Jawa Timur

Anda mungkin juga menyukai