DESKRIPSI SINGKAT
Prosedur tetap pemeliharaan adalah standar baku mengenai langkah-langkah teknis yang harus
diikuti oleh teknisi elektromedis dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan yang berdasarkan
prasyarat dan urutan kerja yang harus diikuti. Prosedur tetap pemeliharaan ini ditetapkan oleh
direktur rumah sakit dan disusun berdasarkan service manual dan petunjuk lain yang terkait.
Kegiatan pemeliharaan terdiri dari pengecekan fungsi bagian-bagian alat, penggantian bahan
pemeliharaan, pelumasan, pengecekan kinerja alat, penyetelan atau adjustment, kalibrasi internal
dan pengukuran aspek keselamatan.
Dengan dilaksanakannya pemeliharaan secara berkala maka akan diperoleh hasil yang positif,
yaitu:
Prosedur tetap pemeliharaan merupan standar baku yang harus diikuti oleh teknisi elektromedik
dalam melaksanakan pemeliharaan.
Prosedur tetap pemeliharaan disusun oleh teknisi elektromedik yang bertugas melaksanakan
pemeliharaan alat.
Kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan tanpa mengacu pada protap pemeliharaan adalah
pelanggaran terhadap kode etik profesi.
Prosedur tetap pemeliharaan merupakan salah satu persyaratan akreditasi pelayanan rumah sakit,
sehingga adanya prosedur tetap pemeliharaan sangat diperlukan oleh rumah sakit.
1.1 Prasyarat
2. alat kerja dan alat ukur lengkap. Alat kerja terdiri dari toolset elektronik dan toolset mekanik,
tersedia. Alat ukur sesuai dengan masing-masing alat, tersedia. Alat ukur harus terkalibrasi .
5. Apabila alat menggunakan catu daya listrik untuk pengoperasiannya, maka kotak kontak harus
dilengakapi dengan hubungan pembumian , dengan nilai tahanan < 5 Ohm.
Apabila prasyarat tersebut tidak semuanya dipenuhi tetapi kegiatan pemeliharaan tetap dilakukan
maka dapat dikatakan bahwa pemeliharaan alat tidak sesuai protap.
1.2 Persiapan
2. Menyiapkan formulir lembar kerja pemeliharaan, laporan kerja dan kartu pemeliharaan alat
4. Menyiapkan alat kerja dan alat ukur yang dibutuhkan dalam pemeliharaan (semua alat harus
didata sehingga tidak ada yang hilang atau tertinggal dilokasi
6. memberitahukan kepada pengguna alat yag akan dipelihara, tentang rencana dan jadwal
pemeliharaan
4. Pengencangan /tightening
5. Pengecekan bagian alat dan fungsi komponen
8. Penyetelan/adjustment
1.4 Pencatatan
Setelah pemeliharaan selesai dilaksanakan, tahap berikutnya adalah pencatatan, yang terdiri dari:
1. Isi formulir lembar kerja pemeliharaan. Pengisian formulir lembar kerja harus bertahap, sesuai
tahap kegiatan pemeliharaan.
4. Pengguna alat menandatangani laporan kerja. Perhatikan hasil pemeliharaan apakah yang
tertulis pada laporan kerja sesuai dengan kondisi alat saat itu.
1.5 Pengemasan
Sebelum meninggalkan lokasi alat, lakukan pengemasan supaya tidak ada barang yang
tertinggal. Pengemasan dilakukan terhadap:
1. Alat kerja dan alat ukur, sesuaikan dengan catatan supaya tidak ada barang yang
tertinggal/hilang
3. Kembalikan alat kerja, alat ukur, dan dokumen teknis penyerta kepada petugas di IPS RS.
4. Bersihkan lokasi pemeliharaan dari barang-barang bekas dari tumpahan oli atau grease.
1.6 Pelaporan
1. Laporkan hasil pemeliharaan alat kepada unit kerja pengguna alat dan pemberi tugas. Gunakan
formulir laporan pemeliharaan yang sudah baku dan serahkan alat yang telah dilakukan
pemeliharaan.
2. Apabila hasil pemeliharaan, alat tidak dapat difungsikan, berikan saran tindak lanjut
PROSEDUR TETAP PERBAIKAN PERALATAN MEDIK
DESKRIPSI SINGKAT
Prosedur tetap perbaikan adalah standa baku mengenai langkah-langkah teeknis yang harus
diikuti oleh teknisi elektromedik dalam melaksanakan perbaikan kerusakan alat, yang
berdasarkan prasyarat dan urutan kerja yang harus diikuti. Prosedur Tetap perbaikan ini
detetapkan oleh Direktur Rumah Sakitdan disusun berdasarkan service manual, diagram
(scematic/wiring), dan petunjuk lain yang terkait.
Kegiatan perbaikan terdiri dari: analisa kerusakan, identifikasi suku cadang, penyiapan suku
cadang, perbaikan alat dengan atau tanpa suku cadang, uji kinerja/uji fungsi,
penyetelan/adjustment, kalibrasi internal dan pengukuran asper keselamatan.
Dengan dilaksanakannya perbaikan kerusakan alat sesuai prosedur, maka akan diperoleh hasil
yang positif, yaitu:
Prosedur tetap perbaikan merupakan standar baku yang harus diikuti oleh teknisi Elektromedis
dalam melaksanakan kegiatan perbaiakn alat yang mengalami kerusakan.
Kegiatan perbaikan yang dilaksanakan tanpa mengacu pada protap perbaikan adalah
pelanggaaran terhadap kode etika profesi.
Protap perbaikan merupakan salah satu persyaratan pelayanan rumah sakit, sehingga adanya
protep perbaikan ini sangat diperlukan
1.1 Prasyarat
2. alat kerja dan alat ukur lengkap. Alat kerja terdiri dari toolset elektronik dan toolset mekanik,
tersedia. Alat ukur sesuai dengan masing-masing alat, tersedia. Alat ukur harus terkalibrasi
3. Dokumen teknis penyerta meliputi:
protap pemeliharaan, pengoperasian alat, service manual, dan wiring diagram, tersedia.
5. Apabila alat menggunakan catu daya listrik untuk pengoperasiannya, maka kotak kontak harus
dilengakapi dengan hubungan pembumian , dengan nilai tahanan < 5 Ohm.
Apabila prasyarat tersebut tidak semuanya dipenuhi tetapi kegiatan perbaikann tetap dilakukan
maka dapat dikatakan bahwa pemeliharaan alat tidak sesuai protap.
1.2 Persiapan
Persiapan adalah langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum dilakukannya perbaikan, agar
kegiatan perbaikan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya dan tidak ada kendala pada saat
pelaksanaan perbaikan.
4. Menyiapkan alat kerja dan alat ukur yang dibutuhkan dalam perbaikan (semua alat harus
didata sehingga tidak ada yang hilang atau tertinggal dilokasi
6. memberitahukan kepada pengguna alat yag akan dipelihara, tentang rencana dan jadwal.
1. Pendataan alat
2. Analisa kerusakan
3. Identifikasi kebutuhan suku cadang
4. Penyiapan suku cadang
5. Perbaikan kerusakan alat baik dengan atau tanpa suku cadang
6. Uji kinerja / uji fungsi
7. Penyetelan/adjustment
8. Pengukuran aspek keselamatan (arus bocor , radiasi, tegangan lebih dll.)
1.4 Pencatatan
Setelah perbaikan selesai dilaksanakan, tahap berikutnya adalah pencatatan, yang terdiri
dari:
1. Isi formulir lembar kerja. Pengisian formulir lembar kerja harus bertahap, sesuai tahap
kegiatan perbaikan.
3. Pengguna alat menandatangani laporan kerja. Perhatikan hasil perbaikan apakah yang
tertulis pada laporan kerja sesuai dengan kondisi alat saat itu.
1.5 Pengemasan
Sebelum meninggalkan lokasi alat, lakukan pengemasan supaya tidak ada barang yang
tertinggal. Pengemasan dilakukan terhadap:
1. Alat kerja dan alat ukur, sesuaikan dengan catatan supaya tidak ada barang yang
tertinggal/hilang
3. Kembalikan alat kerja, alat ukur, dan dokumen teknis penyerta kepada petugas di IPS RS.
4. Bersihkan lokasi pemeliharaan dari barang-barang bekas dari tumpahan oli atau grease.
1.6 Pelaporan
1. Laporkan hasil perbaikan alat kepada unit kerja pengguna alat dan pemberi tugas. Gunakan
formulir laporan perbaikan yang sudah baku dan serahkan alat yang telah dilakukan diperbaiki.
2. Apabila hasil perbaiakan alat tetap rusak, berikan saran tindak lanjut yang harus ditempuh agar
alaat dapat diperbaiki
Contoh: Suku cadang harus dipesan ke pabrik, alat ukur yang diperlukan tidak dimiliki,
kemampuan teknisi setempat belum mampu dll
2. alat ukur, untuk setiap parameter/fungsi . Dalam mneggunakan alat ukur, perhatikan range dari
nilai yang akan diukur. Alat ukur antara lain:
- multimeter (digital/analog)
- analyzer
- stopwatch
- Osciloscop
- Service manual
REFERENSI
1. Service manual untuk setiap alat yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat alat
2. Health device inspection and preventive maintenance system, third edition ECRI 1995,
Plymounth meeting, PA, USA
PROSEDUR TETAP PEMANTAUAN FUNGSI
DESKRIPSI SINGKAT
Pemantauan fungsi merupakan salah satu kegiatan untuk memastikan behwa peralatan medik
yang ada dalam kondisi baik dan siap pakai.
Pemantauan fungsi dilakukan secara rutin dan terstruktur sehingga seluruh bagian alat yang
penting dapar terpantau dengan baik dan menghindari terjadinya kerusakan pada saat alat
digunakan untuk pelayanan kepada pasien.
Selain itu, pemantauan fungsi dapat mengurangi biaya perbaikan karena dapat dideteksinya
kerusakan secara dini dan mengurangi waktu tidak beroperasinya peralatan akibat kerusakan.
1. Pendataan alat
2. Pemantauan kondisi lingkungan
3. Pemantauan kondisi fisik alat
4. Pemantauan kinerja alat
5. Pemantauan/pengukuran aspek keselamatan
Dalam sesi pelatihan ini yang dibahas pemantauan fungsi peralatan medik:
Pemeriksaan Kualitatif atau yang biasa dikenal dengan pemantauan fisik adalah yang
dilakukan terhadap kondisi fisik dari alat, pemeriksaan meliputi antara lain:
1. Chassis / selungkup
2. Kabel catu daya
3. Sabungan kabel / konektor
4. Tombol, indikator, meter
5. Aksesori
6. Kebersihan alat
Kondisi yang ditemukan pada saat pementauan, harus dicatat. Untuk mempermudah
pencatatan dapat dilakukan dengan pembuatan formulir lembar kerja yang sudah dilakukan
untuk masing-masing jenis alat, sehingga tidak ada bagian fisik yang harus diperiksa
terlewat.
secara umum pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk peralatan Sphigmomanometer adalah
sebagai berikut:
- chassis / selungkup
- kotak alat
- slang / tubing
- konektor
- balon tensi
- katup
- tabung skala
- manset
- kebersihan alat
- chassis / selungkup
- kabel daya
- skalar ON / OFF
- foot switch
- kotak kontak
- sikring
- slang
- konektor
- filter
- overflow protection
- indikator / display
- aksesori
- kebersihan alat
secara umum pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk peralatan infution pump adalah
sebagai berikut:
- chassis / selungkup
- kabel daya
- baterai
- saklar ON /OFF
- sikring
- konektor
- control / pengatur
- indikator / display
- alarm
- lockout interval
- audible signal
- aksesori
- kebersihan alat
secara umum yang dilakukan untuk peralatan electrocardiograph ( ECG 0 adalah sebagai
berikut :
- chassis / selungkup
- kotak kontak
- terminal pembumian
- kabel daya
- saklar ON/OFF
- sikring
- patient cables
- fitting / connectors
- electrodes
- straps
- control switches
- battery / charger
- indikator
- 1 mV step response
- display / tampilan
- aksesori
- kebersihan alat
Secara umum pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk peralatan bedside monitor adalah
sebagai berikut:
- chassis / selungkup
- kotak kontak
- terminal pembumian
- kabel daya
- saklar ON/OFF
- sikring
- patient cables
- fitting / connector
- control / pengatur
- battery / charger
- indikator / display
- user calibration
- alarm
- audibla signals
-aksesori
-kebersihan alat
Secara umum pemeriksaan fisik yang di lakukan untuk peralatan foetal Doppler adalah sebagai
berikut:
- Kotak kontak
- Kabel daya
- Saklar ON/OFF
- Baterai
- Sekring
- Regulator suara
- Indicator
- Loud speaker
- Probe
- Kebersihan alat.
Secara umum pemeriksaan fisik yang di lakkukan untuk peralatan incubator perawatan adalah
sebagai berikut:
- Kotak kontak
- Kabel daya
- Saklar ON/OFF
- Baterai
- Slang oksigen
- Matras
- Sungkup
- Acces cup
- Blower
- Aksesoris
- Kebersihan alat.
Secara umum pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk peralatan operating lamp adalah sebagai
berikut:
- Kabel daya
- Saklar ON/OFF
- Penyanngga lampu
- Satelit lamp.
- Filter
Secara umum pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk peralatan operating table adalah sebagai
berikut:
- Matras
- Sistem pergerakan
- Sistem hidroulik
- Eksesoris
- Pengeremann
- Kebersihan alat
- Kotak kontak
- Kabel daya
- Saklar ON/OFF
- Sekring
- Penyangga
- Terminal pembumian
- Konektor
- Electrode
- Savety switch
- Aksesoris
- Kebersihan peralatan.
Pemantauan kuantitatif atau yang biasa kita sebut pemantauan fungsi adalah pemantauan yang
dilakukan terhadap fungsi peralatan, pemeriksaan meliputi :
1. Fungsi tombol-tombol
2. Fungsi indikator
3. Fungsi monitor
4. Fungsi alarm
5. Memantau kinerja peralatan
6. Memantau aspek keselamatan peralatan
Sebelum melakukan pemantauan fungsi, pastikan bahwa anda sudah mengerti dengan baik cara
pengoperasian alat, baca petunjuk pemakaian yang tersedia atau tanya ke pengguna alat, cara
pengoperasiaan alat tersebut
Sebelum melakukan pemantauan fungsi, pastikan bahwa anda sudah mengerti dengan baik cara
pengoperasian alat, baca petunjuk pemakaian yang tersedia atau tanya ke pengguna alat, cara
pengoperasian alat tersebut :
secara umum pemeriksaan fungsi yang dilakukan untuk peralatan spighmomanometer adalah
sebagai berikut:
- kebocoran tekanan
- akurasi tekanan
Secara umum pemerikasaan fungsi yang dilakukan untuk peralatan suction pump adalah sebagai
berikut :
- penunjukkan meter
- tahanan pembumian
Secara umum pemerikasaan fungsi yang dilakukan untuk peralatam infusion pump adalah
sebagai berikut:
- gelembung udara
Secara umum pemerikasaan fungsi yang dilakukan untuk peralatam electrocardiograph (ECG )
adalah sebagai berikut:
- paperspeed
- linearity
- 1 mV response
- linearity
- fruquency response
- hasil perekaman
- tahanan pembumian
Secara umum pemerikasaan fungsi yang dilakukan untuk peralatam Bedside Monitor adalah
sebagai berikut:
- sensityvity
- ECG fiturs
- display / tampilan
- heart rate
Secara umum pemeriksaan fungsi yang di lakukan untuk peralatan foetal Doppler adalah sebagai
berikut:
- Kualitas suara
Secara umum pemeriksaan fungsi yang di lakukan untuk peralatan incubator perawatan adalah
sebagai berikut:
- Suhu chamber
- Kelembapan
- Alarm
- Thermostat
- Nyala lampu
- Intensitas cahaya
- Focus
Secara umum pemeriksaan fungsi yang di lakukan untuk peralatan operating table :
- Kestabilan posisi
- Kemudahan bergerak
Secara umum pemeriksaan fungsi yang di lakukan untuk peralatan short wave diathermy:
- Akurasi timer
- Safety switch
Deskripsi Singkat
Pengoperasian Alat Medik adalah langkah-langkah yang dilakukan agar alat dapat difungsikan
dengan benar sesuai dengan prosedur, dengan pengoperasian alat medis dengan benar, maka
diharapkan dapat memperpanjang umur peralatan dan mengurangi tingkat kerusakan peralatan.
Dalam kenyataan sehari-hari teknisi Elektromedis sering menerima keluhan bahwa alat ruksak
atau tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya, namun setelah dilakukan pemeriksaan
ternyata kerusakan atau keluhan bukan disebabkan karena kerusakan fungsi alat tetapi adanya
setting yang tidak sesuai atau kesalahan operasional.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka seorang teknisi peralatan medis harus benar-benar
mengetahui dan memahami cara pengoperasian alat medik sehingga alat dapat digunakan secara
benar dan mengurangi keluhan kerusakan alat.
Dalam mengoperasikan peralatan medik ada beberapa ketentuan yang harus dipertimbangkan
dan menjadi persyaratan agar alat dapat dioperasikan secara aman dan benar.
- Kelengkapan alat
- Bahan operasional
Sunber daya manusia yang mengoperasikan peralatan medis harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang cukup untuk mengoperasi peralatan medik. Untuk mencapai hal tersebut
dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
- mengikuti pelatihan pengoperasian peralatan medik pada saat pengadaan alat (dilaksanakan
oleh suplier/agen)
- Mengikuti pelatihan pengoperasian peralatan medik yang dilaksanakan oleh instansi lain
dan item Rumah Sakit yang bersangkutan
- Mempelajari operational manual dan standar operation prosedure pengoperasian peralatan
medik
Kegiatan persiapan dilakukan sesuai dengan kebutuhan masing-masing peralatan dan kondisi
peralatan, dengan tujuan melakukan pengecekan kelengkapan operasional dan fungsi serta untuk
memastikan bahwa pada saat itu peralatan medik siap dan laik untuk dioperasikan.
- Menghidupkan alat
Protap Pengoperasian
Sebelum menyusun suatu prosedur tetap, siapkan bahan-bahan yang akan digunakan sebagai
referensi penyusunan prosedur, tentukan format prosedur yang akan digunakan, tanyakan kepada
beberapa narasumber serta lakukan pengujian terhadap sumber yang ada.
2. Penyusunan standar prosedur tetap pengoperasian
Dalam format standar prosedur yang dikeluarkan oleh KARS isi dari suatu prosedur meliputi
antara lain:
- Pengertian
- Tujuan
- Kebijakan
- Prasyarat
- Prosedur
Pengertian berisikan, cara dan langkah-langkah yang harus diikuti dengan pelaksanaan
pengoperasian peralatan medik yang dimaksud, agar alat dapat difungsikan dengan baik sesuai
fungsinya.
Tujuan pengoperasian, agar pengoperasian alat dilakukan dengan benar, diperoleh hasil
pelayanan yang sempurna, agar pasien dan operator terhindar dari bahaya dan usia teknis alat
dapat tercapai.
Prasyaratan adalah ketentuan mengenai petugas atau SDM, alat laik pakai dan bersih, aksesoris
lengkap dan baik, bahan operasional tersedia.
10. Jelaskan fungsi dan cara penggunaan tombol emergenci stop pada pasien.
13. Tentukan electrode yang akan di gunakan dan pasang pada alat.
18. Setelah terapi selesai, kembalikan tombol intensitas energi keposisi minimum/nol.
19. Matikan alat dengan menekan atau memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF.
24. Simpan alat dan aksesoris ke tempat semula dan Pasang penutup debu
13. Matikan lampu operasi dangan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF.
15. Kembalikan posisi operating lamp ke posisi parkir. Pastikan operating lamp dalam
kondisi baik dan siap di fungsikan pada pemakaian berikutnya.
3. siapkan dadn pasang aksesoris (filter bakteri, acces cup,atau iris cup, skin probe
temperetur).
4. periksa: pengatur posisi matras, sungkup pengontrol, volume air, gas oksigen, flow meter).
17. perhatikan indicator atau monitor temperature dan kelembapan dalam chamber pastikan
alat berfungsi dengan baik
18. masukkan bayi ke dalam incubator perawatan yang telah stabil temperetur dan
kelembapannyadan pantau fungsi alat. Pastikan acces cup dan sungkup tertutup dengan baik.
19. setelah selesai, keluarkan bayi dari incubator perawatan. Kembalikan posisi temperature
regulator kr posisi minimum
20. matikan alat dengan menekan atau memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF.
21. lepaskan aksesoris dari alat
25. bersihkan alat. Pastikan alat incubator perawatan dalam keadaan baik dan siap di
fungsikan pada pemakaian berikutnya
5. hidupkan alat dengan menekan atau memutar tombol ON atau OFF ke posisi ON
6. periksa kondisi indicator baterai. Bila low batt, lakukan pengisian baterai.
15. Setelah pengoperasian selesai, matikan alat dengan menekan tombol ON atau OFF
keposisi OFF.
16. Kembalikan posisi sound level regulator ke posisis minimum atau nol
18. Bersihkan probe dan alat. Pastikan alat foetal Doppler dalam kondisi baik dan siap di
fungsikan pada pemakaian berikutnya.