PENDAHULUAN
dewasa muda dan lanjut usia. Faktor penyulit pada pasien lanjut usia juga
paling sering pada lanjut usia adalah gangguan depresif, gangguan kognitif,
fobia, dan gangguan pemakaian alkohol. Lanjut usia juga memiliki resiko
tinggi untuk bunuh diri dan gejala psikiatrik akibat obat. Banyak gangguan
mental pada lanjut usia dapat dicegah, dihilangkan, atau bahkan dipulihkan.
kognitif.
alcohol kronik, atau kondisi lainnya. Hal ini menyebabkan perawat dan
tenaga kesehatan professional yang lain memiliki tanggung jawab yang lebih
untuk merawat lansia dengan masalah kesehatan jiwa dan emosi. Kesehatan
mental pada lansia dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti status fisiologi
dan psikologi, kepribadian, sosial support, sosial ekonomi dan pola hidup.
Lansia ?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui konsep dasar gangguan psikosis pada lansia serta peran dan
b. Mengetahui konsep dasar demensia pada lansia serta peran dan fungsi
d. Mengetahui konsep dasar perilaku kekerasan pada lansia serta peran dan
e. Mengetahui konsep dasar gangguan depresi pada lansia serta peran dan
f. Mengetahui konsep dasar post power syndrome pada lansia serta peran
1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
psikososial
deskriptif sesuai dengan literature yang digunakan dengan cara mencari buku-
buku sebagai referensi, membaca dan mempelajari buku- buku literature yang
terkait dengan Gangguan psikosis pada lanjut usia. Kelompok juga mengambil
Makalah ini disusun secara sistematis terdiri dari 3 bab yaitu sebagai
berikut:
BAB III : Penutup yang terdiri dari simpulan, saran dan kritik
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Psikosa atau Psikosis atau Psikotik adalah suatu gangguan jiwa dengan
ini tidak sesuai dengan kenyataan lagi. Gangguan jiwa ini diakibatkan oleh
Psikosa ditandai oleh perilaku yang agresif, hidup perasaan yang tidak
(Wikipedia, 10/11/12).
Gangguan psikotik pada pasien usia lanjut juga sering ditandai dengan
yang merawat pasien mengalami kesulitan dalam perawatan. Itu pula yang
dan temporal
lanjut.
C. Etiologi
a. Keturunan
b. Endokrin
c. Metabolisme
g. Eugen Bleuler
h. Teori lain
1. Psikosis Organik
a. Psikosis Senil
mental dan fisik. Jika perubahan perubahan terjadi dengan cepat dan
Toksin atau racun yang masuk kedalam tubuh melalui aliran darah
fungsi endokrin
2. Psikosis Fungsional
1995).
bertahun-tahun.
a. Skizofrenia
dan gawat yang dapat dialami manusia sejak muda dan dapat berlanjut
menjadi kronis dan lebih gawat ketika muncul pada lanjut usia (lansia)
orang.
diucapkan dengan nada keras, atau mendengar dua orang atau lebih
timbul pada lanjut usia (lansia), (misalnya pada waktu menopause pada
menikah atau hidup perkawinan dan sexual yang kurang bahagia, jika
Umumnya banyak terjadi pada wanita dari kelas sosial rendah atau
lebih rendah.
tipe, yaitu :
minum, dsb)
minta-minta, dsb)
1) Gejala Primer:
Gangguan emosi
Gangguan kemauan
Otisme
Waham
yaitu waham primer yaitu timbul secara tidak logis sama sekali,
tanpa penyebab apa apa dari luar dan waham sekuder yaitu
Halusinasi.
b. Psikosis Afektif
1) Melankolia involusi
umur 45 tahun dan pada lansia laki laki pada usia 55 tahun.
Gejala gejala:
Lekas marah
Pesismis
Sering menangis
lama, tetapi kadang kadang tidak ada sama sekali, artinya satu
jenis segera disusul oleh dua jenis yang lain. Segala macam
a) Jenis Mania
b)Jenis Depresif
Penghambatan aktivitas
berkurang, dll
c) Jenis Sirkular
orang, hanya pada yang satu lebih banyak daripada yang lain. Sifat ini
adalah umum serta sudah ada sejak dahulu kala dan rupa rupanya
manusia.
d. Psikosis Reaktif
psikologik yang biasanya datang dengan tiba tiba dan dirasakan besar
oleh penderita.
individual dapat memberi arti yang berbeda beda kepada berbagai hal
jenis:
3) Kebingungan Reaktif
Tiba tiba timbul sikap paranoid yang hebat. Kadang kadang hal ini
tempat pekerjaan.
8) Sulit tidur dalam beberapa hari atau bisa tidur yang terlihat oleh
tidak melakukan apa apa bahkan marah jika diminta untuk melakukan
apa apa.
dengan ansietas.
ansietas.
sedang.
dengan depresi.
sehari-hari.
pengalamannya.
tersebut terjadi.
keputusan ditentukan.
diinginkan.
klien.
A. Definisi
lain pada intelegensi, belajar dan daya ingat, bahasa, pemecahan masalah,
Pada usia muda, demensia bisa terjadi secara mendadak jika cedera
kemampuan mental yang lebih serius, yang makin lama makin parah. Pada
penuaan normal, seseorang bisa lupa akan hal-hal yang detil; tetapi penderita
demensia bisa lupa akan keseluruhan peristiwa yang baru saja terjadi.
D Drug (obat)
Obat sedative
Seperti : DM
Hipoglikemi
Gangguan ginjal
Gangguan hepar
Gangguan tiroid
Gangguan elektrolit
N Nutrilional
I Infeksi
TBC
Parasit
Fungus
Neurosifilis
a. Penyakit Alzheimer
c. Penyakit Pick
elemen sitoskeletal.
d. Penyakit Huntington
bahasa, dan tilikan relatif utuh pada stadium awal dan pertengahan
penyakit.
pasien, suatu gambaran yang sering disebut oleh para klinis sebagai
bradifrenia.
2. Penyakit Vaskuler :
b. Penyakit binswanger
c. Embolisme serebral
d. Arteritis
3. Demensia Traumatic
Perlukaan karnio-serebral
Demensia pugilistika
Infeksi opportunistic
C. Manifestasi Klinis
sebuah drama televisi, marah besar pada kesalahan kecil yang dilakukan
orang lain, rasa takut dan gugup yang tak beralasan. Penderita demensia
12. Adanya perubahan perilaku, seperti : acuh tak acuh, menarik diri dan
gelisah
D. Karakteristik Demensia
akan mengalami keadaan yang sama seperti orang depresi yaitu akan
a. Gejala awal
Fatigue
Mudah lupa
b. Gejala lanjut
Gangguan kognitif
Gangguan efektif
Gangguan perilaku
c. Gejala umum
Mudah lupa
Cepat marah
Kurang konsentrasi
Resti jatuh
E. Klasifikasi Demensia
a. Tipe Alzheimer
terutama didaerah frontal dan temporal. Atrofi otak ini dapat dilihat
hawa disubaracnoid. Penyakit ini dimulai pelan ekali tidak ada cirri
logoklonia ( pengulangan tiap suku kata akhir serta tidak teratur ), dan
b. Demensia Vascular
di otak dan setiap penyebab atau faktor resiko stroke dapat berakibat
2. Menurut Umur:
2) Inkontinensia urin.
3) Demensia.
a. Demensia proprius
b. Pseudo-demensia
Alzheimer Asetilkolin
Perubahan
MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK GANGGUAN PSIKOSIS PADA LANSIA
persepsi 29
sensori
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Orientasi
Registrasi
dan catat.
kata ke belakang
Mengingat
Bahasa
Nilai total
Keterangan :
demensia :
Ringan : 21-30
Sedang : 11-20
Berat : < 10
bapak/ibu?)
anda?
20
H. PENATALAKSANAAN
1. Farmakoterapi
Memantine
dengan stroke.
obat ini kurang efektif dan menimbulkan efek samping yang serius.
a. Intervensi lingkungan
b. Intervensi perilaku
Wandering
2) Hindari argumentasi
menarik.
c. Intervensi psikologis
1) Dukungan mental
2) Tingkatkan perhatian
3) Asosiasikan hal yang diingat dengan hal yang sudah ada dalam otak
f. Aktivitas keagamaan
berkebun, fotografi.
A. Definisi
ilusi, salah interpretasi, atau halusinasi. Suara keras dari kereta cucian,
kabel listrik yang terletak dilantai dapat terlihat seperti ular (ilusi), atau
individu dapat melihat malaikat melayang diudara ketika tidak ada sesuatu
TR,2000).
B. Gejala delirium:
2. Mudah terdistraksi
3. Disorientasi
halusinasi
Kira-kira 10% sampai 15% individu yang berada di rumah sakit karena
biasa terjadi pada klien lansia yang sakit akut. Kira-kira 30% sampai 50%
klien geriatri yang sakit akut menjadi delirium pada suatu waktu selama
kognitif dasar (misalnya, seperti terlihat demensia; Caine & Lyness, 2000).
Anak-anak dapat lebih rentan terhadap delirium, terutama ketika hal tersebut
antikolinergik (DSM-IV-TR,2000).
C. Penyebab Delirium
obat, atau putus obat. Penyebab delirium sering klali diakibatkan oleh
yang tepat.
Infeksi
hipnotik
D. Pertimbangan Budaya
tempat, dapat dianggap berbeda pada budaya lain, dan kegagalan dalam
setiap kondisi medis peyebab atau yang berperan. Delirium hampir selalu
mendasarinya diatasi.
F. Psikofarmakologi
kondisi fisik klien memburuk dan klien tidak dapat makan dan minum.
diperlukan dan tetap dipasang tidak lebih dari waktu yang diperlukan
klien dapat berfluktuasi dengan cepat sepanjang hari. Oleh karena itu,
I. PENGKAJIAN
Riwayat
alkohol, atau obat lain, perawat perlu mendapatkan riwayat keseluruhan area
alkohol, obat terlarang, dan obat bebas. Meskipun banyak individu mungkin
menganggap obat yang diresepkan dan obat bebas relatif aman, kombinasi
obat atau dosis standar obat dapat mengakibatkan delirium, terutama pada
1. Antikonvulsan
2. Antikolinergik
3. Antidepresan
4. Antihistamin
5. Antipsikotik
6. Aspirin
7. Barbiturat
8. Benzodiazepin
9. Glikosida jantung
12. Insulin
13. Narkotik
15. Reserpin
Bicara juga dapat dipengaruhi, yaitu menjadi kurang koheren dan lebih
satu topik atau bahasan, berbicara melantur dan sulit untuk diikuti, atau
mengalami logorea yang cepat, terpaksa, dan biasanya lebih keras dari
Perubahan mood dan emosi ini biasanya tidak terkait dengan lingkunga
klien. Ketika klien merasa sangat takut dan merasa terancam, klien mungkin
menyebabkan kesulitan dalam mengkaji proses dan isi pikir klien. Isi pikir
klien sering tidak terkait dengan situasi, atau bicaranya tidak logis dan sulit
dan tidak masuk akal. Pikiran juga dapat terpecah (tidak berkaitan dan tidak
Tanda utama delirium dan sering kali tanda awal delirium adalah
dan dapat berokus pada stimulus yang tidak berakitan, seperti warna sprei
atau ruangan. Klien juga mudah terdistraksi oleh suara, orang, atau
mispersepsi sensorinya.
perhatiannya secara efektif dan terdapat kesukaran memori yang baru dan
yang sangat baru (DSM-IV-TR, 2000). Hal ini berarti bahwa perawat harus
diminta.
selang intravena atau kabel listrik adalah seekor ular, atau salah mengira
Ketika lebih mampu berpikir jernih, beberapa klien dapat menyadari bahwa
meyakini salah interpretasi mereka sebagai hal yang benar dan tidak dapat
delirium berat dapat tidak memliki daya tilik dalam situasi saat ini.
dan tidak mengalami maslah yang lama dengan peran atau hubungan akibat
delirium.
Konsep diri
diri, klien sering merasa takut atau merasa terancam. Apabila klien
yang diresepkan, klien dapat merasa bersalah, malu, dan terhina atau
berpikir saya adalah orang jahat; saya lakukan hal ini pada diri saya
jangka panjang.
Hal ini dapat mencakup sulit tidur, mengantuk pada siang hari, agitasi di
malam hari, atau bahkan pola terjaga siang hari/tidur malam hari yang biasa
dapat juga gagal untuk menyadari atau mengabaikan isyarat internal tubuh,
seperti rasa lapar, haus, atau keinginan untuk berkemih atau defekasi.
1. Risiko cidera
2. Konfusi akut
adalah :
aktivitas ini.
Bicara dengan klien dengan sikap yang tenang, suara yang pelan dan
Berikan waktu yang cukup bagi klien untuk memahami dan berespons.
dan teman bahwa klien dapat memerlukan kunjungsn yang tenang satu
per satu.
Validasi ansietas dan rasa takut klien, tetapi jangan kuatkan mispresepsi
klien.
meminta.
V. EVALUASI
Pada suatu sore di bulan agustus yang panas dan lembap, petugas 911
menerima telepon yang meminta ambulans untuk seorang wanita tua yang
sekitar daerah itu sejak pagi-pagi sekali. Tidak ada seorang pun yang
menawarkan bantuan atau memberikan petunjuk. Wanita tua itu tidak mau
kacau dan sulit dimengerti. Ia tidak membawa dompet atau identitas apapun.
layanan kedaruratan.
beberapa jam kemudian. Ketika wanita itu mulai sadar, ia kebingungan dan
berlanjut.
Pada akhir hari kedua dirumah sakit, ia dapat memberikan nama, alamat,
yang ia ingat.
Data pengkajian
Gangguan kognitif
Kerusakan memori
Ilusi
Halusinasi
Perubahan mood
Kriteria hasil
kebingungan
Implementasi
membahayakan.
memahaminya.
perilaku tersebut.
cara yang sesuai fakta bahwa orang dengan cara yang tidak
6. Kaji klien setiap hari atau lebih 6. Klien yang mengalami masalah
A. Pengertian
Agresi adalah sikap atau perilaku kasar atau kata-kata yang menggambarkan
kekerasan, baik pada diri sendiri, orang lai maupun lingkungan, secara
yang adekuat.
merawat lansia tersebut, atau lansia bergantung pada mereka dalam beberapa
hal. Kebanyakan kasus penganiayaan lansia terjadi ketika salah satu lansia
anak yang sudah dewasa, anak lelaki memiliki kemungkinan dua kali lebih
B. Gambaran Klinis
atau alat bantu dengar yang mereka butuhkan, tidak medapatkan makanan,
obat- obatan. Perawatan medis itu sendiri tidak diberikan pada lansia yang
1. Faktor Predisposisi
a. Teori Biologik
2) Genetic factor, adanya factor gen yan diturunkan melalui orang tua,
eksternal.
jam 9 dan jam !3. pada jam tertentu orang lebih mudah terstimulasi
b. Teori psikologik
1) Teori psikoanalisa
adanya ketidakpuasan fase oral antara usia 0-2 tahun dimana anak
3) Learning theory
c. Teori sosiokultural
perilaku kekerasan.
bisikan setan melalui pembuluh darah ke jantung, otak, dan organ vital
2. Faktor Presipitasi
ekonomi.
frusta.
keluarga.
respon marah individu dimulai dari respon normal (asertif) sampai pada
orang lain dan saat marah tidak berdaya terkontrol, sangat kuat
merusak
lingkungan.
menurut, kamu
mengeluh
kepala kedepan
dengan hubungan
terdekat atau ekspress feeling, sehingga rasa marahnya tidak terungkap dan
berakhir dapat menyebabkan perasan harga diri rendah sehingga sulit untuk
G. Diagnosa Keperawatan
1. Perilaku Kekerasan
5. Isolasi Sosial
6. Berduka Disfungsional
kekerasan :
1. Fisik
c. Tangan mengepal
d. Rahang mengatup
g. Pandangan tajam
i. Mengepalkan tangan
j. Jalan mondar-mandir
2. Verbal
a. Bicara kasar
e. Suara keras
f. Ketus
3. Perilaku
c. Merusak lingkungan
d. Amuk/agresif
4. Emosi
meuntut.
5. Intelektual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, Mengkritik pendapat orang lain,
7.Social
8.Perhatian
I. Tindakan Keperawatan
b. Berjabat tangan
d. Membuat kontrak topic, waktu dan tempat setiap kali bertemu dengan
klien.
asertif.
A. Pengertian Depresi
berkaitan dengan alam perasaan yag sedih dan gejala penyertanya, termasuk
kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri (Kaplan
dan Sadock, 1998). Depresi adalah suatu perasaan sedih dan pesimis yang
ditujukan pada diri sendiri atau perasaan marah yang dalam (Nugroho,
keluhan umum pada lanjut usia dan merupakan penyebab tindakan bunuh
diri.
harga diri rendah, rasa bersalah, putus asa, perasaan kosong (Keliat,1996).
a. Kognitif
tidak mampu, merasa dirinya tidak berarti, merasa rendah diri dan merasa
bantuan dan melihat semuanya gagal dan sia-sia sehingga merasa tidak
c. Somatik
seperti pola tidur yang terganggu (insomnia), gangguan pola makan dan
karena orang yang mengalami depresi menghasilkan sel darah putih yang
d. Psikomotor
motor. Sering duduk dengan terkulai dan tatapan kosong tanpa ekspresi,
pembicaraan karena tidak memilki tenaga atau minat yang cukup untuk
tidur (sleep) pada lansia yang dapat berubah keluhan sukar tidur, mimpi
buruk dan bangun dini dan tidak bisa tidur lagi, penurunan minat dan
a. Afektif
b. Fisiologik
c. Kognitif
minat dan motivasi, menyalahkan diri sendiri, mencela diri, pikiran yang
d. Perilaku
kebersihan diri yang kurang, isolasi sosial, mudah menangis, dan menarik
diri.
1) Depresi Ringan
Gejala:
(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunya
aktivitas
f. Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa
dilakukanya
2) Depresi Sedang
Gejala:
(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunya
aktivitas
3) Depresi Berat
Gejala:
a. Mood depresif
(rasa lelah yg nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunya aktivitas
a. Faktor predisposisi :
biologis.
b. Stressor Pencetus
menyelesaikan masalah.
faktor predisposisi (teori biologis terdiri dari genetik dan biokimia) dan
a. Faktor biologik
depresi.
Rasa rendah diri atau kurang percaya diri, kurang rasa keakraban dan
c. Faktor sosial
dipercayai serta valid dan memang dirancang untuk diujikan kepada lansia.
tempat, baik oleh peneliti maupun klinis adalah Geriatric Depression Scale
(GDS). Alat ini diperkenalkan oleh Yasavage pada tahun 1983 dengan
indikasi utama pada lanjut usia, dan memiliki keunggulan mudah digunakan
dan tidak memerlukan keterampilan khusus dari pengguna. Alat ini terdiri
dari 30 point pertanyaan dibuat sebagai alat penapisan depresi lansia. GDS
evaluasi psikiatri terhadap depresi secara lebih rinci, karena GDS hanya
kehidupannya ?
saat ?
apa-apa ?
lalu ?
yang baru ?
harapan ?
dipagi hari ?
sosial. Hal tersebut karena pendekatan dari satu aspek saja tidak akan
pendekatan yang tidak tertuju pada kondisi fisik saja, tetapi juga mencakup
semua upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia, secara utuh
approach, diantaranya :
a. Pendekatan Psikodinamik
ego. Menurut Kaplan Et all (1997), pendekatan ini tidak hanya untuk
dari rasa cemas, tegang, depresi, dan sebagianya. Demikian pula dapat
ditemukan dalam doa-doa yang pada intinya memohon pada Tuhan agar
Penghargaan atas diri yang kurang akibat dari kurangnya hadiah dan
1. Tugas
3. Spesifik untuk aspek hadiah dan hukuman dari kehidupan tertentu dari
individu.
c. Pendekatan Kognitif
alternatif, fleksibel dan positif, serta melatih kembali respon kognitif dan
perilaku yang baru dan penguatan perilaku dan pemikiran yang positif.
individu menjadi sadar siapa dia sebelumnya, sekarang dan lebih mampu
e. Pendekatan Farmakologis
Dari berbagai jenis upaya untuk gangguan depresi ini, maka terapi
alternatif. Hasil terapi dengan obat anti depresan adalah baik dengan
F. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
tama anda harus membina hubungan saling percaya dengan pasien lansia.
Untuk dapat membina hubungan saling percaya dapat dilakukan hal - hal
sebagai berikut :
Wr.Wb).
tunjukkan perhatian.
Bicara lambat, bahasa sederhana dan beri waktu bagi pasien untuk
sesuatu.
1. Apakah pasien sukar tidur atau sering terbangun pada malam hari?
lakukan ?
Pengkajian Fokus
Inisiatif menurun.
Aktivitas menurun
b. Data objektif :
Suka menyendiri
Pandangan kosong
2. Diagnosa Keperawatan
Ketidakberdayaan
3. Intervensi Keperawatan
dirinya.
masalahnya
Tindakan keperawatan :
perawatan dirinya.
Tujuan :
pasien.
kemampuannya.
Tindakan keperawatan :
dimiliki pasien.
depresi.
Tujuan :
konstruktif.
Tindakan Keperawatan :
konstruktif.
6) Beri pujian terhadap pilihan yang telah dibuat pasien dengan tepat.
lingkungannya.
Tujuan :
pada pasien.
Tindakan Keperawatan :
lansia.
pasien
Tujuan :
Tindakan Keperawatan :
Tujuan :
tidur.
Tindakan Keperawatan :
4) Jelaskan prinsip lima benar minum obat (benar obat, pasien, cara,
dosis, waktu).
samping.
dimiliki pasien.
depresi.
konstruktif.
tepat.
di lingkungannya.
lansia.
pengobatan.
efek samping.
6) Evaluasi
a. Kemampuan Pasien :
masalah.
b. Kemampuan Keluarga :
pasien.
dimiliki.
a. Kemampuan pasien :
yang konstruktif.
b. Kemampuan Keluarga :
diri.
a. Kemampuan pasien :
kebutuhan tidur.
b. Kemampuan Keluarga :
dialami pasien.
tidur.
A. Pengertian
tidak menjabat lagi seketika itu terlihat gejala-gejala kejiwaan atau emosi
yang kurang stabil. Gejala-gejala itu biasanya bersifat negatif, itulah yang
seakan-akan tidak bisa memandang realita atau kenyataan yang ada saat
ini.
kejiwaan yang kurang stabil yang muncul tatkala seseorang turun dari
a. Faktor eksternal
dialaminya, maka seseorang akan menderita post power. Pensiun dini dan
PHK adalah salah satu faktor tersebut. Bila orang yang mendapatkan
pensiun dini tidak bisa menerima keadaan bahwa tenaganya sudah tidak
usia kurang produktif dan ditolak ketika melamar ke perusahaan lain, post-
sudah lanjut usia dan pensiun dari pekerjaannya. Hanya saja banyak orang
gangguan jiwa seperti tidak bisa berpikir rasional dalam jangka waktu
b. Faktor Internal
yang dipegang.
pun tidak terhindarkan. Biasanya iklim relasi dalam keluarga pun menjadi
3. PHK
4. Pensiun Dini
5. Sakit berkepanjangan
6. Permintaan Sendiri
7. Penyederhanaan Organisasi
9. Kalah populer
Dampak atau akibat yang akan terjadi oleh penderita power syndrome
a. Otoriter
b. Dominan
1. Gejala fisik
2. Gejala emosi
sebagainya.
3. Gejala perilaku
yang lain.
d. Gangguan tidur
e. Gangguan makan
f. Kesulitan konsentrasi
g. Perasaan bersalah
i. Sering menangis
menghadapi masa pensiun pada pensiunan yang mengalami PPS dan non PPS
secara positif dan menyadari usianya telah lanjut. Sedangkan PPS menyikapi
mengalami PPS memiliki orientasi pada bekerja dan jabatan yang disandang.
Berikut adalah hasil studi Tri Mardhany dalam skripsinya yang berjudul
Makna hidup pada pensiunan yang mengalami post power syndrome dengan
yang tidak mengalami post power syndrome (Fakultas Psikologi UI, 2003)
Perbedaan Sikap dan Makna Hidup antara Pensiun PPS dan Non PPS:
Makna Hidup
Kehormatan dan
Stagnasi Generativitas
Masa Pensiun
2. Pekerja yang mempunyai keluarga besar dan baru saja kehilangan salah
3. Bila dalam keluarga pekerja ada yang menderita penyakit kronis atau
kuliahnya.
menyeluruh.
2. Seseorang yang pada dasarnya sangat terpaku pada orientasi kerja dan
seolah menjadi istri pertama nya. Orang seperti ini akan sangat
mengabaikan pemanfaatan masa cuti dengan cara kerja, kerja dan kerja
kurangnya harga diri. Jadi kalau ada jabatan, dia merasa lebih diakui oleh
orang lain.
5. Seseorang yang menaruh arti hidupnya pada prestise jabatan dan pada
Penyesuaian diri pada saat pensiun merupakan saat yang sulit, dan terdapat
Fase ini bisa dibagi pada 2 bagian lagi yaitu remote dannear dan
sebagai suatu masa yang jauh.Biasanya fase ini dimulai pada saat orang
tersebut pertama kali mendapat pekerjaan dan masa ini berakhir ketika
phase, biasanya orang mulai sadar bahwa mereka akan segera memasuki
masa pensiun dan hal ini membutuhkan penyesuaian diri yang baik.
Namun pada saat ini sudah ada beberapa perusahaan yang mulai
ketika memasuki fase ini adalah perasaan gembira karena bebas dari
Orang yang selama masa kegiatan aktifnya bekerja dan gaya hidupnya
fase ini, ada rasa kehilangan baik itu kehilangan kekuasaan, martabat,
terpukul pada fase ini akan memasuki reorientation phase, yaitu fase
baru.
bergantung.
1. Harus menyadari dengan pikiran jernih bahwa setiap pekerja pada suatu
saat pasti akan merasakan masa pensiun, serta segala kekuasaan dan
jabatan yang tinggi adalah karunia Tuhan yang pasti akan diambil
kembali.
dihormati.
3. Jangan merasa bangga dengan pekerjaan, atau posisi yang anda miliki,
rendah.
4. Kesehatan juga harus dijaga dengan baik. Jauhkan diri dari alkhohol,
5. Rajin berolahraga sesuai dengan kondisi tubuh dan umur anda agar
7. Menyalurkan hobi lama, menyanyi, berdansa, atau apa saja yang anda
tekanan darah.
lupakanlah kegagalan masa lalu dan tataplah masa depan yang cerah.
12. Merawat tanaman ada gerakan otot tubuh dan curahan pikiran.
14. Menekuni agama, rajin beribadah, berserah diri kepada Allah dan
cobaan
keadaannya dan lebih mampu berfikir secara dingin. Hal itu akan
dulu. Akan sangat berbeda hasilnya jika keluarga malah mengejek dan
dan keberadaannya dengan baik akan lebih mampu melewati fase ini
aktualisasi diri yang baru, hal itu sangat menolong baginya. Misalnya
seorang manajer terkena PHK, tetapi bisa beraktualisasi diri di bisnis baru
power syndrome.
wajar antara diri dan jabatan tersebut, artinya memang karier setinggi
mungkin tetap harus kita jangkau dan menjadi cita cita demi kepuasan
demikian bila setatus formal dalam bentuk jabatan hilang, masih ada
menjabat tetap berlaku. Tidak ada jabatan yang dapat diemban seumur
hidup. Pasti akan tiba saatnya beristirahat dan menikmati masa istirahat
a. Usaha usaha yang bersifat preventif adalah suatu usaha yang dilakukan
dengan mengembangakan sikap dan kebiasaan hidu yang positf baik dalam
dengan orang lain. Dengan sikap dan kebiasaan hidup positif yang sama
kebahagiaannya.
yang dilakukan dengan cara selalu membuka diri terhadap kesempatan dan
c. Usaha yang bersifat kuratif adalah suatu usaha dimana kita harus selalu
Power Syndrome yang terjadi pada seseorang, berikut ini merupakan alasan
mengapa unit keluarga harus menjadi fokus sentral dari perawatan pada
1. Dalam unit keluarga, disfungsi apa saja yang mempengaruhi satu atau
mempengaruhi anggota keluarga yang lain dan unit ini secara keseluruhan.
2. Ada semacam hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan
anggotanya, bahwa peran dari keluarga sangta penting bagi setiap aspek
anggota keluarga.
PENUTUP
3.1 Simpulan
psikoterapi.
3.2 Saran
3.3 Kritik
Ilmu.
http://hatyascenter.blogspot.com/2011/03/post-power-syndrom-pada-lansia.html
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/s1keperawatan08/204312036/bab1.pdf diakses
http://quantum-nursing.blogspot.com/2010/01/keperawatan-gerontik.html diakses