Anti psikotik potensi rendah (dosis efektif tinggi) seperti
chlorpromazine, thioridazine, perazin, rupanya lebih baik bila gejala sasaran adalah hiperaktifitas motorik, kegelisahan, kegaduhan, agitasi, atau untuk pasien yang agresif dan destruktif. Anti psikotik potensi tinggi (dosis efektif rendah) seperti flufenazin, trifluoperazin, perfenazin, haloperidol, pimozid, rupanya lebih manjur untuk gejala skizofrenia, seperti: gangguan proses berpikir (non realistik, waham, dan sebagainya) dan gangguan persepsi. Namun efek samping dari anti psikotik potensi tinggi lebih sering menyebabkan terjadinya Extrapyramidal Syndrome sehingga apabila pasien rentan terjadi efek samping ini maka pemilihan obat diganti dengan yang memiliki efek samping Extrapyramidal Syndrome lebih rendah yaitu Clozapine. Apabila obat anti psikosis tidak memberikan respons klinis dalam dosis yang sudah optimal setelah jangka waktu yang memadai, dapat diganti dengan obat anti psikosis lain (sebaiknya dari golongan yang tidak sama), dengan dosis ekivalennya, dimana profil efek samping belum tentu sama.