Anda di halaman 1dari 15

1

Jurnal

Manajemen Terkini Otitis Eksterna Nekrotikans di Inggris: Survei pada 221


Orang Ahli Otolaringologi di Inggris

Gaurav Chawdary, Miran Pankhania, Susan Douglas, Ian Bottrill

Departemen Otolaringologi, Rumah Sakit Universitas Milton Keynes, Jalan Standing,


Eaglestone, Milton Keynes, MK6 5LD, Inggris

Disusun untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik


KSM Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok
RSD dr. Soebandi Jember

Disadur Oleh:
Ardi Perkasa
122011101011

Pembimbing:
Dr. Maria Kwarditawati, Sp. THT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


KSM ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROK
RSD dr. SOEBANDI JEMBER
2017
2

Manajemen Terkini Otitis Eksterna Nekrotikans di Inggris: Survei pada 221 Orang Ahli
Otolaringologi di Inggris

Abstrak
Pendahuluan. Otitis eksterna nekrotikans (OEN) merupakan infeksi yang sangat jarang yang
menyebabkan osteomyelitis pada dasar tengkorak. Bukti mengenai OEN, kebanyakan terdiri atas
berbagai seri kasus. Oleh karena itu bukti dasar untuk pedoman membuat suatu keputusan sangat
terbatas. Survei ini bertujuan untuk melaporkan pengalaman dari 221 orang ahli otolaringologi
pada kondisi ini.
Bahan dan Metode. Survei melalui internet yang teradministrasi pada keanggotaan Asosiasi
Otorhinolaringologi Bedah Kepala dan Leher Inggris (ENT UK).
Hasil. Rincian jawaban dari para responden mengenai diagnosis, terapi dan tindak lanjut
penyakit dijelaskan. Sepertiga responden melaporkan peningkatan insidensi dari OEN. Lebih
dari 80 % diagnosis OEN didasarkan pada faktor risiko yang sudah ada sebelumnya, nyeri hebat,
infeksi yang tidak sembuh, dan CT-Scan. Kebanyakan responden memanajemen OEN dengan
antibiotik intravena (90%) dan kontrol gula darah (82%). Ada sedikit persetujuan dalam aspek
tertentu dari manajemen termasuk peran bedah dan durasi dari tindak lanjut.
Kesimpulan. Survei kami memaparkan gambaran dari manajemen OEN di Inggris. Meskipun
terdapat konsesnus manajemen OEN dalam beberapa aspek, aspek-aspek lain menibulkan
jawaban-jawaban yang berbeda secara luas. Hal ini mencerminkan kekurangan dari bukti yang
kuat dalam literatur. Penelitian di masa mendatang seharusnya bertujuan untuk hal ini.

Kata Kunci
Otitis eksterna; osteomyelitis; dasar tengkorak; survei dan kuesioner; diagnosis; terapi

PENDAHULUAN
Otitis eksterna nekrotikans (OEN) adalah penyakit yang sangat jarang, infeksi yang mengancam
nyawa oleh karena otitis eksterna yang telah keluar dari saluran telinga hingga menjadi
osteomyelitis dasar tengkorak. Chandler menemukan istilah malignan pada tahun 1968 untuk
mencerminkan tingginya morbiditas dan mortalitas, walaupun jurnal-jurnal terbaru
menggunakan istilah nekrotikans sebagai istilah untuk proses penyakit ini. Walaupun ditemukan
3

sangat jarang, data statistik episode rumah sakit menunjukkan bahwa insidensi OEN meningkat
bersamaan dengan penuaan dan peningkatan jumlah populasi diabetes di Inggris.
Meskipun OEN telah ditemukan dalam beberapa dekade, tingkatan bukti yang mendukung
manajemen penyakit ini pada literatur masih rendah. Hal ini bisa diharapkan karena OEN
merupakan penyakit yang tidak biasa dan sangat jarang, membuat studi terkontrol sulit. Tidak
adanya bukti yang kuat berbasis pedoman membuat keputusan, pada dokter akan menggunakan
pengalaman dan pertimbangan mereka sendiri. Studi ini bertujuan untuk membantu para dokter
dengan melaporkan pengalaman dari para ahli otolaringologi di Inggris secara kolektif mengenai
manajemen OEN melalui survei nasional.

BAHAN DAN METODE


Sebuah survei internet (SurveyMonkey) telah dirancang oleh penulis untuk membahas aspek-
aspek kunci dari diagnosis dan manajemen OEN. Pertanyaan-pertanyaan dan topik survey
dirancang sesuai ulasan dari literatur termasuk seri kasus yang dilaporkan dari pusat kesehatan
yang berbeda. Setiap ketidaksepakatan diselesaikan dengan diskusi hingga konsensus tercapai.
Kuesioner tersebut dilengkapi dengan panduan kognitif oleh lima orang relawan yang tidak
berhubungan dengan studi tersebut. Kuesioner yang sudah selesai diberikan dengan izin kepada
daftar anggota dari Asosiasi Otorhinolaringologi Bedah Kepala dan Leher Inggris, juga dikenal
sebagai ENT UK. Daftar ini mencakup kedua konsultan (mempraktekkan ahli otolaringologi
Inggris secara independen) dan non-konsultan (ahli otolaringologi dalam pelatihan atau ahli
terapi non-pelatihan).

HASIL
Secara total, 221 hasil diterima yang 176 berasal dasi konsultan Inggris dan 45 dari non-
konsultan. Hal ini sesuai dengan tingkat respons keseluruhan 26% di antara konsultan dan 9% di
antara non-konsultan (total keanggotaan 1163; 669 konsultan dan 494 non-konsultan).

Insidensi OEN
Empat puluh delapan persen dokter (n = 107) melaporkan melihat antara satu dan lima kasus per
tahun dan 30% lainnya (n = 67) melaporkan melihat 6-10 kasus per tahun. Meskipun 47% (n=
4

105) merasakan kejadian OEN stabil, lebih dari sepertiga dokter (n = 78) merasa kejadian
meningkat.

Diagnosis OEN
Mayoritas dokter mendiagnosis OEN dengan parameter faktor risiko yang sudah ada sebelumnya
(n = 193, 87%), nyeri parah (n = 187, 84%) dan granulasi di kanal (n = 184, 83%). Faktor risiko
yang sudah ada sebelumnya mengacu pada diabetes, penurunan imunitas dan usia yang lebih tua,
sementara granulasi di kanal mengacu pada karakteristik jaringan granulasi persisten yang
terlihat di dasar kanal pada sambungan tulang dan kartilago. Lebih dari 80% (n = 179) juga
menggunakan CT scan untuk mendiagnosis. Gambar 1 memperlihatkan kriteria yang digunakan
untuk diagnosis OEN.

250

200
Jumlah Responden

Bukan Konsultan
150 Konsultan

100

50

Gambar 1. Kriteria untuk Diagnosis OEN

Manajemen OEN
Manajemen andalan untuk kebanyakan dokter adalah antibiotik intravena (n = 198, 89%),
kontrol gula darah (n = 182, 82%) dan antibiotik topikal (n = 148, 67%). Lima puluh persen (n =
127) menggunakan microsuction sehari-hari. Sembilan responden menggunakan oksigen
5

hiperbarik dalam kasus terpilih. Dua puluh empat responden menggunakan antibiotik oral untuk
mendapatkan antibiotik intravena, memberikan kepekaan yang memungkinkan. Ciprofloxacin
adalah antibiotik yang paling umum digunakan (n = 153, 69%), diikuti oleh piperacillin-
tazobactam (n = 103, 46%) dan ceftazidime (n = 24, 10%). Hampir setengah (n = 109, 49%)
secara rutin menggunakan monoterapi, sementara 37% (n = 82) menggunakan terapi kombinasi
secara rutin.

Durasi Terapi
Ada banyak jawaban mengenai durasi pengobatan. Namun, kebanyakan dokter mengobati
selama 6 minggu atau 3 bulan (Gambar 2).

2 Minggu 4 Minggu
1% 5%

6 Bulan
3%
Tidak Menjawab
16%
4 Bulan
1%

6 Minggu
39%
3 Bulan
24%

8 Minggu
11%

Gambar 2. Durasi Pengobatan

Keterlibatan Spesialis Bidang Lain


Sebagian besar dokter berkonsultasi dengan mikrobiologi (n = 173, 78%) sebagai bagian dari
manajemen. Empat puluh dua persen (n = 95) juga berkonsultasi dengan radiologi, 16% (n = 37)
berkonsultasi dengan endokrinologi dan 10% (n = 24) berkonsultasi dengan perawatan lansia.
Enam puluh empat persen (n = 142) memiliki akses ke tim intravena komunitas untuk
6

mendapatkan terapi antimikroba jangka panjang dari rumah sakit. Responden tidak melaporkan
konsultasi spesialisasi tambahan lainnya, seperti bagian yang berhubungan dengan diet (dietetic).

Peran Manajemen Bedah


Empat puluh tiga persen (n = 94) menggunakan manajemen operasi, dengan tambahan 23%
menyatakan bahwa mereka menggunakan operasi sesekali (n = 51), Gambar 3. Indikasi yang
paling umum adalah untuk mendapatkan sampel diagnostik (n = 70, 31%). Indikasi lainnya
termasuk penghapusan sekuestra (n = 45, 20%), tidak terdapat perbaikan secara klinis (n = 35,
15%) dan untuk nyeri (n = 6, 2%) atau palsi nervus kranialis (n = 8, 3%). Mengenai tingkat
perawatan bedah, sebagian besar dokter melakukan biopsi atau hanya melakukan debridement
terbatas (Gambar 4).

Tidak Tidak
Menjawab 16%
18%

Jarang
23% Iya
43%

Gambar 3. Penggunaan Manajemen Bedah

Pemantauan Untuk Kesembuhan dan Tindak Lanjut


Mayoritas secara rutin memantau kesembuhan berdasarkan resolusi nyeri (n = 183, 82%) dan
normalisasi dari tanda-tanda pada saluran telinga (n = 163, 73%), Gambar 5. Penggunaan
pencitraan tindak lanjut tidak digunakan secara umum - sepertiga responden (n = 71, 32% )
menyatakan bahwa mereka tidak rutin menggunakan pencitraan dalam tindak lanjut. Pada orang
yang melakukan pencitraan tindak lanjut, tidak ada konsensus interval waktu pemindaian.
Mengenai lamanya tindak lanjut, sebagian besar tanggapan turun dalam rentang tiga bulan
sampai satu tahun (Gambar 6).
7

70
Bukan Konsultan
60 Konsultan

50
Jumlah Responden

40

30

20

10

0
Biopsi Debulking Debridement Mastoidektomi
terbatas Radikal

Gambar 4. Kriteria untuk Diagnosis OEN

200
Jumlah Responden

180 Bukan Konsultan


160
140 Konsultan
120
100
80
60
40
20
0

Gambar 5. Pemantauan pada Resolusi Klinis


8

Tidak 1 Bulan
Menjawab 9%
3 Bulan
18%
16%

1 Tahun 6 Bulan
33% 24%

Gambar 6. Lamanya Tindak Lanjut

PEMBAHASAN
Studi kami menyajikan sebuah gambaran dari manajemen terkini dari OEN di Inggris. Dokter
mencerminkan literatur dalam beberapa aspek manajemen sementara berbeda pada orang lain.
Mengenai insidensi, sepertiga responden merasa insidensi meningkat ini sesuai dengan
penelitian terakhir yang menunjukkan peningkatan enam kali lipat pada penerimaan OEN di
rumah sakit dari tahun 1999 (67 kasus) sampai 2013 (421 kasus) di Inggris seperti yang tercatat
dalam data statistik episode rumah Sakit. Alasan yang mungkin untuk ini adalah populasi yang
semakin menua dan meningkatnya kejadian diabetes, dua faktor risiko utama untuk OEN.
Namun, faktor lain yang berkontribusi bisa jadi pemacu kesadaran akan OEN di antara para
dokter dan kecenderungan yang meningkat untuk membuat diagnosis. Penting untuk dicatat
bahwa dua pertiga responden tidak melaporkan kejadian yang meningkat. Oleh karena itu,
sebuah studi jangka panjang, prospektif, multicentre tentang NOE akan membantu
mengklarifikasi tren yang tersirat dari data rumah sakit.
Para dokter melaporkan berbagai kriteria diagnostik. Friedman dan Cohen menerbitkan
kriteria diagnostik untuk OEN pada tahun 1987, yang sejak saat itu diadopsi oleh orang lain.
Namun, sebuah tinjauan sistematis baru-baru ini menemukan 27 kriteria diagnostik yang berbeda
untuk kondisi ini. Jelas, OEN menentang diagnosis mudah dengan satu tes atau tanda sederhana.
Ini adalah batasan penting dalam setiap studi yang membahas OEN, termasuk yang satu ini;
Ketika entitas yang diteliti tidak didefinisikan secara jelas, setiap diskusi tentang manajemennya
9

akan kacau karena setiap dokter mungkin memiliki pemahaman yang agak berbeda mengenai
definisi OEN. Bahkan saat menentukan kriteria diagnostik, ada variasi. Misalnya, 'non resolusi
otitis eksterna sederhana' tidak didefinisikan secara ketat dalam kuesioner kami karena tidak ada
definisi universal mengenai hal ini dalam literatur.
Literatur berbeda dari hasil kami dalam hal kriteria mana yang paling sering digunakan
dalam penelitian: sementara 74% penelitian yang dipublikasikan menyebutkan 'resistensi
terhadap pengobatan lokal' sebagai kriteria utama, hanya 45% (n = 100) responden yang
menggunakan resolusi non-sederhana. Otitis externa sebagai kriteria diagnostik. Selanjutnya,
sementara sebagian besar responden menyebutkan adanya faktor risiko (n = 193, 87%), nyeri
parah (n = 187, 85%) dan granulasi (n = 184, 83%) untuk mendiagnosis NOE, studi yang
dipublikasikan mengklasifikasikan kriteria ini sebagai 'mayor' yang jauh lebih jarang terjadi (7-
15, 41 dan 41%). Ketidaksesuaian antara literatur dan praktik ini menyiratkan bahwa tidak ada
hierarki kriteria universal yang belum muncul.
Mayoritas dokter menggunakan kontrol gula darah yang ketat (n = 182, 82%) dan
antibiotik intravena (n = 198, 90%) sebagai strategi manajemen utama mereka. Dua puluh empat
responden juga mengindikasikan bahwa jika memungkinkan, rejimen antibiotik oral lebih baik;
Manfaatnya termasuk kemudahan administrasi dan kemampuan merawat sebagai pasien rawat
jalan. Menariknya, antibiotik topikal juga diberikan oleh 67% (n = 148), walaupun kebanyakan
rejimen pengobatan yang dipublikasikan tidak menganjurkan tetes topikal. Memang, beberapa
penulis menyatakan bahwa perlakuan topikal dapat menghambat pengambilan sampel
mikrobiologi yang tepat.
Dalam hal pemlihan antibiotik, 69% (n = 153) menggunakan Ciprofloxacin dengan
pilihan paling umum berikutnya yaitu Piperacillin-tazobactam. Hal ini sejalan dengan literatur.
Hampir 40% (n = 82) responden menggunakan lebih dari satu antibiotik, sebuah gerakan yang
mungkin mencerminkan laporan adanya resistensi strain Pseudomonas atau infeksi oleh patogen
lainnya. Dalam tinjauan 30 seri kasus, Pulcini menemukan bahwa menggunakan terapi
kombinasi awal (ceftazidime dan ciprofloxacin) memberi hasil yang lebih baik secara bermakna
lebih baik daripada monoterapi saja (97% dibanding 83% 'keluaran yang menguntungkan', p
<.001), memberikan kepercayaan kepada para pendukung terapi kombinasi. Dalam seri mereka
sendiri, Pulcini dan rekannya menganjurkan tiga kombinasi pengobatan awal setelah dilanjutkan
dengan monoterapi tiga minggu lebih lanjut, mencapai tingkat penyembuhan 100% pada tindak
10

lanjut rata-rata 14 bulan. Survei kami tidak secara khusus menangani dosis antibiotik; Namun,
dosis yang paling umum dalam tinjauan sistematis literatur terkini adalah ciprofloxacin 750 mg
dua kali sehari. Bagi mereka yang menggunakan ceftazidime, dosis yang paling sering dikutip
adalah 3, 4 atau 6 g per hari.
Ada variasi yang luas dalam lamanya pengobatan oleh responden, dengan dua yang
tertinggi yaitu pada enam minggu dan tiga bulan. Meskipun durasi pengobatan yang optimal
untuk osteomielitis tidak diketahui, kebanyakan penulis melaporkan tingkat penyembuhan OEN
yang tinggi dengan pemberian antimikroba selama enam minggu. Oleh karena itu, survei kami
menunjukkan bahwa di beberapa pusat, pasien mungkin akan menerima pengobatan yang lebih
lama daripada yang diperlukan.
Dalam hal manajemen bedah, respon yang didapat paling banyak dan paling tidak tepat.
Sekitar 40% (n = 94) responden secara rutin menggunakan pembedahan seperlima (n51)
kadang kala atau jarang. Meskipun indikasi yang paling umum adalah untuk mendapatkan
sampel histologis / mikrobiologis, sebagian besar responden masih beroperasi untuk
menghilangkan sequestra / debulk atau pada kasus yang tidak membaik atau progresif. Tingkat
pembedahan paling sering dilakukan biopsi atau debridement terbatas. Tinjauan sistematis
Mahdyoun yang mencakup tahun 1968-2011 menemukan bahwa 47% kasus dalam literatur
mengalami prosedur pembedahan terbatas serupa untuk mendapatkan sampel atau
menghilangkan sekuestra tulang.
Dalam hal pencitraan OEN, data yang membandingkan modalitas yang berbeda kurang
dalam literatur dan kebanyakan penulis merekomendasikan pencitraan pilihan mereka
berdasarkan kekuatan relatif dan kelemahan teknik daripada pada studi yang diterbitkan yang
membandingkan teknik. Scan tomografi terkomputerisasi (CT-Scan) adalah pencitraan yang
paling umum digunakan selama kedua diagnosis (n = 179, 81%) dan tindak lanjut (n = 65, 29%).
Manfaat spesifik CT meliputi kemampuannya untuk mendeteksi erosi tulang dan khususnya
penilaian telinga tengah, mastoid, kanal wajah kurus, petro apeks dan kanal karotid. Namun,
OEN awal tidak akan menunjukkan erosi tulang pada CT jika demineralisasi belum terjadi. Ini
berarti bahwa CT negatif tidak dapat diandalkan untuk menyingkirkan OEN; Indeks kecurigaan
yang tinggi harus tetap didasarkan pada tanda dan gejala klinis. Pemindaian MRI dapat
menunjukkan keterlibatan jaringan lunak (meninges, parotid dan meduler) tanpa resolusi atau
perkembangan. Pemindaian zat nuklir dianjurkan dalam literatur namun tampaknya tidak banyak
11

digunakan oleh responden; Ini menunjukkan bahwa hal itu mungkin tidak dapat diakses secara
luas pada waktu yang tepat untuk semua departemen THT. Pemindaian tulang technetium relatif
murah dan cepat untuk dilakukan dan sensitif untuk osteomielitis; Namun, hal itu tidak
membedakan antara infeksi dan keganasan, tidak memberikan informasi tentang penyebaran
jaringan lunak dan mungkin masih menunjukkan aktivitas setelah infeksi selesai, sehingga
kurang bermanfaat untuk ditindaklanjuti. Sebagai perbandingan, pemindaian galium kembali
normal setelah resolusi infeksi; Namun, ini lebih mahal, memakan waktu dan memberikan dosis
radiasi yang lebih tinggi.
Survei kami merangkum bagaimana sekelompok ahli otolaringologi Inggris mengelola
OEN, yang seharusnya membantu membimbing dokter saat membuat keputusan mengenai
kondisi ini. Yang penting, kami menemukan beberapa area konsensus di antara dokter Inggris:
kebanyakan responden mendiagnosis OEN berdasarkan adanya faktor risiko, nyeri parah,
granulasi di kanal dan CT scan; Kebanyakan mengelola OEN dengan menggunakan antibiotik
intravena, antibiotik topikal dan kontrol gula darah ketat; Akhirnya, sebagian besar responden
memantau resolusi berdasarkan resolusi nyeri dan normalisasi tanda-tanda saluran telinga. Masih
ada aspek lain dari OEN, yang menarik banyak jawaban yang berbeda. Ini termasuk pertanyaan
seputar durasi optimal antibiotik, peran spesifik operasi dan peran spesifik pencitraan dalam
resolusi pemantauan. Pekerjaan masa depan harus ditujukan untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan ini.

PERNYATAAN PENGUNGKAPAN
Penulis malaporkan tidak adanya konflik kepentingan. Penulis bertanggungjawab terhadap isi
dan penulisan artikel.

PENDANAAN
Administrasi dari survei didukung oleh hibah kecil oleh Perkumpulan Otologi Inggris.
12

REFERENSI
Chandler JR. Malignant external otitis. Laryngoscope 1968;78:125794. 4 G. CHAWDHARY
ET AL.
Chawdhary G, Liow N, Democratis J, Whiteside O. Necrotising (malignant) otitis externa in the
UK: a growing problem. Review of five cases and analysis of national Hospital Episode
Statistics trends. J Laryngol Otol 2015;129:6003.
Mahdyoun P, Pulcini C, Gahide I, Raffaelli C, Savoldelli C, Castillo L, Guevara N. Necrotizing
otitis externa: a systematic review. Otol Neurotol 2015;34:6209.
Cohen D, Friedman P. The diagnostic criteria of malignant external otitis. J Laryngol Otol
1987;101:21621.
Chen YA, Chan KC, Chen CK, Wu CM. Differential diagnosis and treatments of necrotizing
otitis externa: a report of 19 cases. Auris Nasus Larynx 2011;38:66670.
Hobson CE, Moy JD, Byers KE, Raz Y, Hirsch BE, McCall AA. Malignant otitis externa:
evolving pathogens and implications for diagnosis and treatment. Otolaryngol Head Neck
Surg 2014;151:11216.
Hollis S, Evans K. Management of malignant (necrotising) otitis externa. J Laryngol Otol
2011;125:121217.
Kwon BJ, Han MH, Oh SH, Song JJ, Chang KH. MRI findings and spreading patterns of
necrotizing external otitis: is a poor outcome predictable? Clin Radiol 2006;61:495504.
Lambor DV, Das CP, Goel HC, Tiwari M, Lambor SD, Fegade MW. Necrotising otitis externa:
clinical profile and management protocol. J Laryngol Otol 2013;127:10717.
Grandis JR, Branstetter BF IV, Yu VL. The changing face of malignant (necrotising) external
otitis: clinical, radiological, and anatomic correlations. Lancet Infect Dis 2004;4:349.
Pankhania M, Bashyam A, Judd O, Jassar P. Antibiotic prescribing trends in necrotising otitis
externa: a survey of 85 trusts in the United Kingdom: our experience. Clin Otolaryngol
2015;41:2936.
Pulcini C, Mahdyoun P, Cua E, Gahide I, Castillo L, Guevara N. Antibiotic therapy in
necrotising external otitis: case series of 32 patients and review of the literature. Eur J
Clin Microbiol Infect Dis 2012;31:328794.
13

Bernstein JM, Holland NJ, Porter GC, Maw AR. Resistance of Pseudomonas to ciprofloxacin:
implications for the treatment of malignant otitis externa. J Laryngol Otol 2007;121:
11823.
Berenholz L, Katzenell U, Harell M. Evolving resistant pseudomonas to ciprofloxacin in
malignant otitis externa. Laryngoscope 2002;112:161922.
Courson AM, Vikram HR, Barrs DM. What are the criteria for terminating treatment for
necrotizing (malignant) otitis externa? Laryngoscope 2014;124:3612.
Mehrotra P, Elbadawey MR, Zammit-Maempel I. Spectrum of radiological appearances of
necrotising external otitis: a pictorial review. J Laryngol Otol 2011;125:110915.
Grandis JR, Curtin HD, Yu VL. Necrotizing (malignant) external otitis: prospective comparison
of CT and MR imaging in diagnosis and follow-up. Radiology 1995;196:499504.
Slattery WH, III, Brackmann DE. Skull base osteomyelitis. Malignant external otitis.
Otolaryngol Clin North Am 1996;29:795806.
14

LAMPIRAN
Pertanyaan survei Otitis Eksterna Nekrotikans
1. Apa nama rumah sakit anda? (Tempat praktek utama Anda).
2. Apa tingkatan Anda?
3. Rata-rata, berapa banyak kasus Otitis Eksterna Nekrotikans (OEN) yang dikelola departemen
Anda per tahun? (0, 1-5, 6-10, 11-15, 16-20, Dan 20+).
4. Menurut Anda apa yang terjadi pada kejadian OEN di daerah Anda selama 10 tahun terakhir?
(Stabil, meningkat dan menurun).
5. Kriteria apa yang Anda gunakan untuk mendiagnosis OEN? Tolong centang semua yang
berlaku. (Rasa sakit yang parah, OE sederhana non-resolusi, granulasi di kanal, kelumpuhan
saraf kranial, faktor risiko yang ada sebelumnya (diabetes, imunosupresi, manula),
mengangkat sel darah putih, menaikkan tingkat sedimentasi eritrosit, meningkatkan protein
c-reaktif, CT scan , MRI scan, gallium 67 scan, scan teknetium 99, indium-111 leukocyte
scan, SPECT dan lainnya).
6. Jika ada kriteria lain yang Anda gunakan, gunakan kotak teks bebas di bawah ini.
7. Apa pengelolaan utama OEN Anda? Tolong centang semua yang berlaku. (Antibiotik
topikal, antibiotik intravena, microsuction harian, kontrol gula darah dan debridement
bedah).
8. Jika ada manajemen lain yang Anda gunakan, gunakan kotak teks bebas di bawah ini.
9. Jika Anda menggunakan antibiotik, antibiotik mana yang Anda gunakan? (Ciprofloxacin,
cefuroxime, ceftazidime, Tazocin (piperacillin-tazobactam), tidak tahu, tanya mikrobiologi
dan lainnya).
10. Jika ada antibiotik lain yang Anda gunakan, mohon gunakan kotak teks bebas di bawah ini.
11. Apakah Anda biasanya menggunakan terapi monoterapi (satu antibiotik) atau kombinasi
(lebih dari satu antibiotik)? (Satu antibiotik, lebih dari satu antibiotika).
12. Berapa lama penggunaan antibiotik yang biasa Anda gunakan? (2 minggu, 4 minggu, 6
minggu, 8 minggu, 3 bulan, 4 bulan, 6 bulan dan lainnya).
13. Apakah Anda memiliki akses ke tim intravena intravena? Tim semacam itu memungkinkan
antibiotik jangka panjang diberikan di masyarakat. (Ya, Tidak, tidak tahu).
15

14. Apakah Anda menggunakan manajemen bedah untuk OEN? Jika ya, apa indikasi anda dan
berapa luasnya (biopsi saja, debulking terbatas, debridemen radikal dan lainnya-mohon
tentukan)?
15. Apakah ada spesialisasi lain yang terlibat dalam pengelolaan OEN di rumah sakit Anda?
(Mikrobiologi, endokrinologi, perawatan lansia, radiologi dan lain).
16. Bagaimana Anda memantau resolusi klinis? (Resolusi rasa sakit, normalisasi tanda-tanda
saluran telinga, normalisasi CRP, normalisasi ESR, normalisasi WBC, ulangan CT scan,
pemindaian ulang MRI berulang, scan gallium 67 scan, technecium-99 scan, indium-111
leukocyte scan, SPECT dan lainnya) .
17. Setelah pemindaian awal, pada interval waktu apakah Anda biasanya melakukan pemindaian
berulang? (2 minggu, 4 minggu, 6 minggu, 8 minggu, 3 bulan, 4 bulan, 6 bulan dan lainnya).
18. Berapa lama Anda biasanya menindaklanjuti pasien NOE di klinik setelah selesai perawatan?
(1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun dan lainnya)

Anda mungkin juga menyukai