TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Secara umum vitiligo adalah suatu kelainan didapat yang mengenai kulit
dan mukosa yang ditandai dengan makula depigmentasi berbatas tegas yang
putih yang dapat meluas. Dapat mengenai seluruh bagian tubuh yang
3.2 Epidemiologi
mengenai semua ras dan kelamin.1 Vitiligo dilaporkan lebih sering pada
pelaporan kasus oleh wanita akibat lebih besarnya konsekuensi sosial yang
diterima.2
Perkembangan awal dari lesi, sekitar 25% penderita dijumpai pada usia
dibawah 10 tahun, 50% terjadi sebelum usia 23 tahun dan kurang dari 10%
terjadi pada usia lebih dari 42 tahun.3 Awitan terbanyak sebelum umur 20
tahun. Ada pengaruh faktor genetik.1 Rerata onset vitiligo didapatkan lebih
awal pada pasien dengan riwayat keluarga yang positif, yang berkisar antara
7,7% sampai lebih dari 50%.2 Pada penderita vitiligo, 5% akan mempunyai
misalnya krisis emosi dan trauma fisis.1 Diduga merupakan penyakit herediter
3.4 Patogenesis
A. Hipotesis autoimun
B. Hipotesis neurohumoral
beberapa lesi ada ganguan keringat dan pembuluh darah terhadap respon
C. Aotositotoksik
berbagai indol dan radikal bebas. Melanosit paa lesi vitiligo dirusak oleh
13
D. Pajanan terhadap bahan kimiawi
fenol.
sentimeter, bulat atau lonjong dengan batas tegas, tanpa perubahan epidermis
apigmentasi.
ditemukan tepi lesi yang meninggi, eritema dan gatal, disebut inflamator.
Daerah yang sering terkena adalah bagian ekstensor tulang terutama diatas
jari, periorificial sekitar mata, mulut dan hidung, tibialis, tibialis anterior dan
pergelangan tangan bagian fleksor. Lesi bilateral dapat simetris atau asimetris.
Pada area yang terkena trauma dapat timbul vitiligo. Mukosa jarang terkena,
3.6 Klasifikasi
A. Lokalisata
Fokal : Satu atau lebih makula pada satu area, tapi tidak segmental.
Segmental : Satu atau lebih makula pada satu area dengan distribusi
14
Gambar 3.1 Vitiligo Segmental
B. Generalisata
15
3.7 Diagnosis
a. Awitan penyakit
b. Riwayat keluarga tentang timbulnya lesi dan uban yang timbul dini
pada tepi makula. Reaksi dopa untk melanosit negatif pada daerah
normal.1
16
dengan tinea versikolor, pitiriasis alba, hippomelanosis gutata dan hipopigmentasi
pasca inflamasi.1
3.9 Penatalaksanaan
gelombang panjang (ultraviolet A). Dosis psoralen adalah 0,6 mg/kgbb 2 jam
menimbulkan pigmen .
hanya diobati secara topikal saja dengan losio metoksalen 1% yang diencerkan
1:10 dengan spiritus dilutus. Cairan tersebut dioleskan pada lesi setelah didiamkan
15 menit lalu dijemur selama 10 menit. Waktu penjemuran kian diperlama, yang
dikehendaki ialah timbul eritema, tetapi jangan sampai tampak erosi, vesikel atau
bula.
dimakan 2 kapsul (20mg) 2 jam sebelum dijemur, seminggu 3 kali. Bila lesi
lokalisata hanya diberikan pengobatan topikal. Kalau setelah 6 bulan tidak ada
17
TIPE VIILIGO PENANGANAN
Segmental dan nonsegmental/ Lini pertama : hindari faktor pemicu atau pencetus, terapi lokal (
permukaan tubuh) Lini kedua : terapi localized narrow-band UVB, terutama lampu
>3% permukaan tubuh) minimal 3 bulan, durasi optimal setidaknya 9 bulan jika ada
Q-switched ruby laser) jika lebih dari 50% area yang dirawat atau
diterapi tidak berespons atau jika area terlihat amat jelas, seperti
18
MBEH (Monobenzilether of hydroquinon) 20% dapat digunakan untuk
pengobatan vitiligo yang luas lebih dari 50% permukaan kulit dan tidak berhasil
timbul kembali pigmentasi yang normal pada daerah yang terpajan sinar matahari
dan pada penderita berkulit gelap sehingga dicegah dengan tabir surya.
Cara lain ialah tindakan pembedahan dengan tandur kulit, baik pada seluruh
Daerah ujung jari, bibir, siku dan lutut umumnya memberi hasil pengobatan
yang buruk. Dicoba dilakukan repigmentasi dengan cara tato dengan ferum oksida
19