PENDAHULUAN
seperti low vision, ini dapat menyebabkan efek negatif terhadap proses
berat dan mempunyai tajam penglihatan kurang dari 6/60 sampai 3/60
hole tidak dapat melihat E besar dengan jarak 6 meter, tetapi dapat melihat
E besar dalam jarak 3 meter).2 Severe low vision pada negara tertentu
penglihatan berat, tajam penglihatan kurang dari 0,12 (5/40, 6/48, atau
20/160).3
terutama lebih banyak terjadi pada usia lanjut. Low vision bukan bagian
dari proses penuaan. Namun penyebab utama low vision pada dewasa
1
2
dan 135 juta penduduk lainnya menderita penglihatan kurang (low vision).
angka kebutaan sebesar 1,47%.7,8 Angka kebutaan ini menjadi 1,21% pada
Indonesia.9
Sulawesi Selatan (9,8%), mencapai lebih dari dua kali lipat dibanding
angka nasional.10 Dan meningkat pada tahun 2013 menunjukan severe low
(0,3%).2
tahun 2013 dari kelompok usia terendah sampai tertinggi yaitu pada usia
6-14 tahun (0,03%), usia 15-24 (0,06%), usia 25-34 (0,13%), usia 35-44
(0,3%), usia 45-54 (1%), usia 55-64 (3%), usia 56-74 (7,6%) dan usia 75
(13,9%). Prevalensi severe low vision pada usia produktif (15-54 tahun)
sebesar 1,49 persen. Prevalensi severe low vision meningkat pesat pada
sekitar dua sampai tiga kali lipat setiap 10 tahunnya. Prevalensi tertinggi
adalah 51,3% : 48,7% dengan sebaran kelompok usia sekolah (6-16 tahun)
sebesar 26,5% usia produktif (17-54 tahun) 60,5% dan usia lanjut (55
kurang dan proporsi terbesar juga berada pada kelompok penduduk yang
per bulan yang rendah. Proporsi low vision cenderung lebih tinggi di
kuintil. Faktor lain yang juga terkait adalah adanya penyakit penyerta lain,
sistemik yang terkait adalah diabetes mellitus dan hipertensi yang dapat
meningkatkan risiko low vision sampai dua kali lipat lebih. Penyakit
pterigium, parut kornea dan lensa katarak. Lensa katarak merupakan faktor
risiko paling tinggi untuk terjadinya low vision dan dapat meningkatkan
risiko sampai sembilan kali lipat, setara dengan faktor pertambahan usia.
Dari uraian pada latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk
Mata Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung tahun 2015.
pekerjaan.
sistemik pada pasien severe low vision meliputi : diabetes mellitus dan
hipertensi.
1.4.1 Peneliti
Bandar Lampung.
6
1.4.3 Institusi