2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Lemahneundeut, Juli 2017 Penyusun DAFTAR ISI Kata pengantar ................................................................................................ Daftar isi .......................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. A. Latar belakang ..................................................................................... B. Rumusan masalah ................................................................................ BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... A. Pengertian Kebudayaan ....................................................................... B. Budaya Lokal ...................................................................................... C. Macam-Macam Budaya Lokal Di Indonesia ..................................... D. Dampak Masuknya Budaya Asing ...................................................... E. Hubungan Antar Budaya ..................................................................... BAB III PENUTUP ....................................................................................... A. Kesimpulan ......................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Makalah ini akan mengantarkan kalian untuk mengidentifikasi
berbagai budaya lokal, pengaruh budaya asing dan hubungan antar budaya. Adapun ruang lingkup materi mencakup : pengertian budaya dan budaya lokal, unsur-unsur budaya, macam-macam budaya lokal di Indonesia, dampak masuknya budaya asing dan hubungan antar budaya.
Makalah ini berkaitan dengan Makalah lainnya yaitu keberagaman
budaya yang ada di masyarakat setempat dalam kaitannya dengan budaya nasional.
b. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian budaya.
2. Jelaskan pengertian budaya lokal. 3. Identifikasikan macam-macam budaya lokal di Indonesia. 4. Identifikasikan dampak masuknya budaya asing. 5. Identifikasi hubungan antar budaya. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kebudayaan Istilah kebudayaan atau budaya berasal dari bahasa Sansekerta budayah,yaitu bentuk jamak dari kata budhi yang berarti budi atau akal.Sehingga kebudayaan merupakan hasil dari cipta,karsa,dan rasa manusia. Beberapa ahli mendefinisikan pengertian kebudayaan sebagai berikut; a.Koentjaraningrat,kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar. b.F.B. Taylor,kebudayaan adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan seni, kesusilaan, hokum, adat istiadat serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari oleh manusia sebagi anggota masyarakat. c.Linton, kebudayaan adalah keseluruhan dari pengetahuan, sikap, dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan lainnya yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu. d.Kroeber dan Kluckhohn, kebudayaan merupakan pola, eksplisit, dan implicit perilaku yang dipelajari dan diwariskan malalui symbol-simbol yang merupakan prestasi khas manusia,termasuk dalam perwujudan benda-benda budaya. e.Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. B. Budaya Lokal Kebudayaan setiap suku bangsa di setiap daerah merupakan budaya lokal yang umumnya bersifat tradisional. Kebudayaan lokal yaitu kebudayaan yang hidup dan berkembang pada suku bangsa tertentu. Kebudayaan lokal memiliki corak, pola, wujud, dan tradisi secara turun temurun dengan ciri khasnya masing- masing. Kebudayaan lokal merupakan adat istiadat yang sudah berkembang atau sudah menjadi kebiasaan yang sukar diubah yang terdapat di daerah tertentu. Kebudayaan merupakan unsur utama dalam proses pembangunan diri masyarakat, sehingga masalah kebudayaan menyangkut kepribadian dan sekaligus sebagai dentitas suatu bangsa.Kebudayaan nasional sebagai akumulasidari budaya lokal yang luhur, beradap, dan sebagai warisan leluhur. Dari uraian di atas, dapat disimpulkamn bahwa kebudayaan Indonesia merupakan akumulasi dari budaya lokal daerah (dimana akumulasi puncak- puncak kebudayaan lokal daerah disebut budaya inti atau core culture) Sedangkan kebudayaan-kebudayaan lokal daerah disebut subkultur. Poerbatjaraka menyatakan bahwa kebudayaan nasional Indonesia harus berakar pada kebudayaan Indonesia itu sendiri, artinya harus berakar pada kebudayaan suku-suku bangsa yang ada di Nusantara.Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa kebudayaan nasional Indonesia adalah puncak-pucak C. MACAM-MACAM BUDAYA LOKAL DI INDONESIA 1.Kebudayaan Suku Bangsa Batak di Provinsi Sumatra Utara Suku Batak terdiri dari Batak Karo, di daerah dataran tinggi Karo, Langkat Hulu,Deli Hulu dan sebagian Dairi, Batak Simalungun di daerah Simalungun, Batak Toba di Danau Toba,Asahan dan Silindung,Batak Pakoak di daerah Dairi, Batak Mandailing di Angkola, Sipirok,dan sebagian di Sibolga.Bahasa yang digunakan yaitu bahasa Batak,dengan beberapa logat seperti logat Karo, logat Pakpak, logat Toba, Angkola, Mandailing, dan logat Simalungun. Sistem kepercayaan tradisional yang dianut adalah animisme,yang memiliki beberapa konsep: 1. Tondi, yaitu jiwa atau roh yang ada pada setiap manusia. 2. Sahala, yaitu kekuatan yang ada pada jiwa atau roh. 3. Begu, yaitu roh orang yang telah meninggal. Sistem kekerabatan yang dianut adalah patrilineal,yaitu kelompok kekerabatan yang dihitung dari garis ayah/laki-laki dengan sistem perkawinan eksogami,yaitu sistem perkawinan antar marga.Sistem perekonomian adalah bertani,beternak, dan menangkap ikan.Kesenian, seni bangunan rumah yang disebut Ruma atau Jabu..Kerajinan yang terkenal adalah Kain Ulos.Seni tari yaitu Tari Tor-Tor,Tari Silaturahmi, dan Tari Pergaulan. Seni sastra cerita tentang Si Bodoh, Si Jenaka Pelipur Lara, dsb.Lagu Batak, seperti Butet, Lisoi, dan Sitolu- tolu.Alat musik tradisional suku Batak adalah Ogung Sabangunan.Sistem kepemimpinan dibagi dalam kepemimpinan adat, agama, dan pemerintahan. 2. Kebudayaan Suku Bangsa Minagkabau di Provinsi Sumatra Barat Suku Minangkabau disebut pula sebagai Orang Padang. Suku Minangkabau terdiri dari beberapa klan atau marga, seperti Guci, Jambak, Piliang, Caniago, Koto Tanjung,Panjalai, Pisang, dan Sikumbang. Sistem kepercayaan sebagian besar masyarakat menganut agama Islam. Sistem kekerabatan adalah matrilineal, yaitu memperhitungkan garis keturunan ibu. Sistem perekonomian sebagian besar bertani, beternak, dan menangkap ikan. Berdfagang merupakan keahlian orang Minanngkabau. Kesenian seni bangunnan rumah adat yaitu Rumah Gadang.Alat musiknya yaitu Saluang, Suling, Bansi, Gong, dan Rebab. Tarian tradisionalnya Tari piring,seni teater tradisional disebut Randai,yaitu gerakan tari berlandaskan pencak silat,diselingi nyanyian dan pantun kesastraan,seperti cerita Malin Kundang, dan cerita Basi Jobang yang terkenal di daerah Pariaman. Sistem pemerintahan secara adat dibedakan dua sistem yaitu laras Bodi Caniago yang berhubungan dengan tokoh Datuek Para patiek dan Laras Piliang yang dihubungkan dengan tokoh Datuk Katumenggungan. 3.Kebudayaan Suku Bangsa Sunda di Jawa Barat Suku ini mendiami wilayah Jawa Barat sering disebut juga Tanah Pasundan,bahasa yang digunakan adalah Bahasa Sunda.Sistem kepercayaan sebagian besar masyarakat ditandai dengan berbagai selamatan/kaulan. Sistem kekerabatan mengguinakan bilateral yaitu garis keturunan diperhitungkan menurut ayah dan ibu,tidak membedakan kerabat ayah dan ibu, tidak membedakan kerabat ayah maupun ibu yang disebut dulur urang atau wargi(keluarga). Dikenal pula istilah Sabondoroyot,artinya tujuh keturunan, yaitu kolot, embah, buyut, bao, jangga, wareng, udeg-udeg, dan gantung siwur. Sistem perekonomian adalah bertani, berladang, berdagang, berkebun, dan industri. Kepemimpinan di desa dipimpin oleh Kuwu. Keseniannya,seni bangunan rumah adat,bangunan Keraton Kasepuhan cirebon,beragam bentuk kesenian seperti nyanyian jenis tembang dan kawih.Alat musiknya seperti kecapi, suling, angklung, dan degung. Tarian Sunda diantaranya Ketuk Tilu, Tayuban, Merak Golek.Seni sastra yang terkenal di Sunda ialah Lutung Kasarung,Ciung Wanara,Mundinglaya Dikusumah,dan Nyi Pohaci. 4.Kebudayaan Suku Bangsa Jawa Suku bangsa Jawa menempati kawasan Provinsi Jawa Tengah,Daerah Istimewa Yogyakarta,dan Provinsi Jawa Timur. Bahasa daerahnya yaitu bahasa jawa. Sistem kepercayaan sebagian besar menganut agama Islam,disamping itu terdapat pula penganut Hindu,Budha,Kristen,dan Khatolik. Islam kejawen adalah kepercayaan campuran antara Islam dengan kepercayaan tradisional.Sebagian orang Jawa percaya adanya makhluk halus,sehingga mereka melakkukan sesajen pada malam Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon. Melakukan upacara berkenaan dengan kepercayaan tradisional seperti upacara kehamilan, kelahiran,kematian. Disamping itu masih percaya pula pada kekuatan sakti suatu benda,seperti keris,gamelan,batu akik,kereta istana,sehingga ada upacara Sekatenan yang dilakukan di lingkungan kerajaan, yaitu seminggu sebelum acara Maulid Nabi Muhammad SAW.Upacara pembersihan barang- barang yang dianggap keramat.Di Jawa Timur tepatnya di Gunung Bromo, ada upacara Kasada,yaitu upacara adat yang dilakukan oleh Suku Tengger.Upacara ini diselengggarakan pada tanggal 14 atau pada saat bulan purnama. Kekerabatan menganut sistem bilateral dan menganut sistem keluarga luas atau kinred. Sistem perekonomiannya bertani, industri rumah tangga, berternak menangkap ikan dan sektor jasa. Kesenian mencakup: seni bangunan rumah adat Jawa Tengah, seperti Istana Mangkunegara Solo dan Jawa Timur rumah Stubondo.Rumah penduduk memiliki tiga bentuk,yaitu limasan, joglo,dan serontong.Tariannya yaitu Tari Serimpi, Tari Gambyong, Lengger(Banyumas), Reog(Ponorogo).Alat musik tradisional suku Jawa adalah gamelan, kendang, rebab, siter,dan seruling.Kesustraan Jawa diantaranya cerita Panji Kembang,. Seni pertunjukkan yang populer adalah Ludruk,Ketoprak,Wayang Kulit, Wayang Orang.Kerajinan khas Jawa ialah batik dan ukiran. 5. Kebudayaan Suku Bangsa di Provinsi Bali Masyarakat Bali dibedakan menjadi dua, yaitu Bali Aga/Bali asli dan Bali Majapahit.Bahasa yang yang digunakan yaitu bahasa Bali. Sistem kekerabatannya yaitu sistem klan (dadia) dan kasta (wangsa).Di Bali, desa dibagi atas beberapa adat istiadat yang dikepalai Kelian Banjar.Sistem perekonomiannya bertani, perikanan, peternakan, dan kerajinan. Seni bangunannya yaitu bangunan gapura Candi Bentar, yang terbuat dari batu merah dihiasi ukiran dari batu padas.Tarian seperti Tari Baris,Barong,Kecak,Rejang dan Gambuh. Alat musiknya yaitu gong gede, angklung,gambong,seruling dan kendang. 6. Kebangsaan Suku Bangsa Sawu Suku ini berdiam di Kepulaauan Sawu dan Raijua di Provvinsi NTT. Sistem ekonominya berladang, melaut dan menyadap nira. Seni bangunan rumah berbentuk segi empat. Tariannya Pedoa dan Ledohan. Seni musiknya ialah Sasando. 7. Kebudayaan Suku Bangsa Dayak di Provinsi Kalimantan Tengah Suku ini menganut sistem kepercayaan Kaharingan. Sistem kekerabatan menganut sistem ambileineal. Suku ini menganut monogami. Sistem prekonomiannya yaitu berladang dan berburu,meramu hasil hutan,mendulang emas,menangkap ikan dan sektor jasa. Tariaannya yaitu Tari Giring,Gantar(tarian menyambut tamu),Tambu,Bungai,dan Alean Dadas. Alat musiknya yaitu gong.Kerajinannya kulit rotan,seni ukir dan seni tato. 8. Kebudayaan Suku Bangsa Bugis dan Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan Bahasa yang digunakan suku Bugis yaitu Ugi,sedang untuk orang Makassar bahasanya Mangasara.Sistem kepercayaan yang dianut adalah agama Islam. Sistem kekerabatan adalah bilateral.Rumah orang Bugis dan Makasar umumnya berbentuk panggung. Tarian khasnya yaitu Tari Edentua. Sedangkan seni dramanya Kondo Buleng. Kerajinan tenun sutera Bugis dikenal dengan nama sarung tenun bugis. 9. Kebudayaan Suku Dani di Lembah Baliem di Pegunungan Jaya Wijaya Papua Sistem kepercayaan yang dianut yaitu dengan memuja roh nenek moyang dan menghormati matahari. Sistem kekerabatannya adalah patrilieneal. Perkawinan bersifat eksogomi. Sistem ekonominya bertani dan berternak babi. Rumah suku disebut Honai. Kerajinannya yaitu anyaman kantong jaring penutup kepala dan pengikat kapak.Alat keseniannya sejenis harmonika. 10. Kebudayaan Suku Asnat di Provinsi Papua Berdiam di Pantai Flaminggo,Sungai Undir,dan Asewetsy. Sistem kepercayan yang dianut yaitu Fumeripits. Sistem kekerabatan keluarga inti adalah dasar pembentukan kelompok.Sistem perekonomiannya meramu sagu,menangkap ikan dan berburu binatang.Rumah adatnya disebut Tsyem. Benda kesenian yanng terkenal adalah mbis dan perisai. D. DAMPAK MASUKNYA BUDAYA ASING Pengaruh budaya asing disebabkan oleh kontak kebudayaan. Semakin intensif hubungan {interaksi} dengan masyarakat yang berbudaya sehingga menimbulkan dampak seperti: 1. Perubahan Kebudayaan Pengaruh kebudayaan asing melalui kontak budaya secara langsung terjadi pengaruh timbal balik atau saling mempengaruhi sehingga menimbulkan perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi akibat ketidaksesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan. Perubahan kebudayaan akan berjalan secara terus menerus bergantung pada dinamika masyarakatnya. 2. Pembauran Kebudayaan Pembauran kebudayaan antara kebudayaan masyarakat setempat {lokal} dengan kebudayaan asing dipercepat dengan adanya suatu keadaan yang sulit dihindari.Dunia menjadi terbuka tanpa proteksi yang dikenal dengan globalisasi. Globalisasi adalah proses terbentuknya sebuah sistem organisasi dan sistem komunikasi antara masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah yang sama. Menurut Michael Haralambos dan Marin Holbon, globalisasi adalah suatu proses yang didalamnya batas-batas negara luluh dan tidak penting lagi dalam kehidupan sosial. Arus globalisasi telah membuat dunia menjadi seperti satu kesatuan tanpa batas yang pasti. Derasnya arus komunikasi dan informasi mempercepat masuknya unsur-unsur budaya asing yang dapat memperkaya kebudayaan Indonesia. 3. Modernisasi Menurut Kontjaraningrat, modernisasi adalah usaha untuk hidup sesuai dengan zaman dan konstelasi dunia. Modernisasi adalah proses perubahan masyarakat dan kebudayaan dari masyarakat dan kebudayaan tradisional ke masyarakat dan kebudayaan modern dalam seluruh aspeknya. Modernisasi dapat bersumber pada negara-negara barat (Amerika,Eropa}. Masuknya budaya asing menimbulkan modernisasi yang menghasilkan manusia modern yang lebih mengacu pada pandangan hidup, sikap, dan tindakan. 4. Keguncangan Budaya (Culture Schock) Keguncangan budaya adalah guncangan jiwa atau mental masyarakat karena belum adanya kesiapan menerima kebudayaan asing yang datang secara tiba-tiba. Masyarakat yang terdiri atas beberapa ras,suku,bangsa,agama,ideology,pekerjaan,latar belakang budaya akan memudahkan timbulnya pertentangandan guncangan-guncangan sosial. Suasana yang demikian akan mendorong lahirnya perubahan-perubahan sosial. 5. Penetrasi Budaya Penetrasi kebudayaan dalam penetrasi,pengaruh kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga menimbulkan perubahan kebudayaan secara besar- besaran dalam waktu yang relatif singkat Penetrasi kebudayaan berjalan melalui 2 cara: a. cara damai atau bersahabat b. cara kekerasan 6 Memperkaya Keberagaman Budaya Indonesia Pengaruh kontak dengan budaya asing sangat jelas tampak pada agama yang dianut bangsa Indonesia bahkan corak kesenian dan adat istiadat yang ada di Indonesia juga diwarnai budaya asing yang masuk di Indonesia. 7 Lemahnya Nilai-nilai Budaya Bangsa Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.Melalui kontak langsung (unsur-unsur pariwisata) maupun tidak langsung (media cetak,elektonik dll.).Hal ini dapat berdampak westernisasi atau gaya hidup kebarat-baratan,pergaulan bebas,penyalahgunaan obat-obatan. E. HUBUNGAN ANTAR BUDAYA 1.Difusi Kebudayaan bersifat dinamis dan terjadi hubungan antar budaya melalui berbagai proses seperti: a. Pengertian Difusi Dalam kamus besar Indonesia,difusi merupakan proses penyebaran atau perembesan suatu unsur kebudayaan dari satu pihak kepada pihak lain.W.A.Haviuland manyatakan bahwa difusi adalah penyebaran kebuasaan atau adat istiadat dari kebudayaan yang satu kepada kebudayaan yang lain.Proses difusi berlangsung melalui teknik meniru atau imitasi.Dalan proses difusi manusia mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. b. Jenis Difusi Ada 2 jenis difusi: 1 Difusi intra masyarakat, adalah proses difusi yang terjadi dalam masyarakat itu sendiri. Difusi intra masyarakat di pemngaruhi oleh faktor-faktor berikut; a.Suatu pengakuan bahwa unsur baru tersebut mempunyai kegunaan b.Unsur-unsur kebudayaan baru yang mempengaruhi diterima atau ditolak c.Suatu unsur baru yang berlawanan dengan fungsi unsur lama,kemungkinan besar tidak akan diterima. d.Kedudukan dan peranan sosial dari individu penemu sesuatu yang baru mempengaruhi hasil penemuannya itu dengan mudah diterima atau tidak. e.Pemerintah dapat membatasi proses difusi tersebut. 2. Difusi antar masyarakat, adalah proses difusi yang terjadi antara masyarakat satu dengan masyarakat yang lain. Dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut; 1. Adanya kontak antara masyarakat masyarakat tersebut. 2.Kemampuan untuk mendemonstrasikan manfaat penemuan baru tersebut. 3. Pengakuan akan kegunaan penemuan baru tersebut. 4.Ada tidaknya unsurunsur kebudayaan yang menyaingi unsur- unsur tersebut. 5. Peranan masyarakat yang menyebarkan penemuan baru. 6. Paksaan dapat juga digunakan untuk menerima suatu penemuan baru. c. Bentuk Difusi 1. Symbiotic,yaitu proses masuknya unsur kebudayaan ke atau dari masyarakat yang hidup berdampimgan. 2. Penetration Pasifique, yaitu masuknya kebudayaan asing dengan cara damai dan tidak di sengaja serta tampa paksaan. 3. Penetration Violennnte, yaitu masuknya kebudayaan asing dengan cara paksaan. Proses difusi unsur-unsur kebudayaan lokal ke dalam kebudayaan nasional disebabkan 3 hal; aFungsinya sangat cocok dan sangat berguna bagi kehidupan masyarakat, b.Unsur-unsur kebudayaan lokal mudah diterima atau di serap, c.Unsur-unsur budaya lokal sangat digemari karena keindahan. 2.Akulturasi a. Pengertian Akulturasi Akulturasi merupakan suatu proses perubahan di mana terjadi penyatuan kebuyaan yang berbeda sehingga unsur kebudayaan asing itu lambat laun dapat diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kebuyaan sendiri. Proses akulturasi berlangsung dalam jangka waktu yang relatif lama. Hal itu disebabkan karena adanya unsur-unsur kebudayaan asing yang diserap (diterima) secara selektif,dan ada insur budaya asing yang tidak diterima atau ditolak sehingga proses perubahan kebudayaan melaului mekanisme akulturasi masih memperlihatkan adanya unsur-unsur kepribadian yang asli. Syarat utama terjadinya akulturasi adalah adanya kontak sosial dan komunikasi antara dua kelompok masyarakat yang berbeda kebudayaan. Contoh: mengenal sistem uang perbankan, industri, sistem pendidikan, berpakaian, tata cara pergaulan, sistem pemerintahan, dsb. b. Faktor yang menyebabkan unsur budaya asing dapat diterima adalah: a. Tidak ada hambatan geografis (isolasi geografis). b. Kebudayaan asing memberi manfaat yang lebih besar bagi si pemakai, contoh pemakaian sepeda motor, truk pengangkut, dsb. c. Adanya persamaan dengan kebuyaan lama. d. Adanya kesamaan pengetahuan dan ketrampilan sehingga mudah disesuaikan dengan masyarakat penerima, contoh penerangan listrik menggantikan penerangan tradisional. e. Kebudayaan tersebut bersifat kebendaan, contoh benda-benda peralatan rumah tangga, alat-alat pertanian, dsb. Sedangkan unsur-unsur budaya asing yang sukar diterima karena adanya faktor-faktor berikut ini: 1) Unsur-unsur kebudayaan bersifat abstrak. 2) Kebudayaan tersebut kecil sekali manfaat atau gunanya. Contoh: mode pakaian. 3) Unsur-unsur kebudayaan tersebut sukar disesuaikan dengan keadaan masyarakat penerima. c. Bentuk-bentuk Akulturasi 1) Substitusi, yaitu unsur budaya lama diganti dengan unsur budaya baru yang memberikan nilai lebih bagi para penggunanya, contoh: ojek sepeda dengan sepeda motor, para petani mengganti alat bajak sawah dengan traktor. 2) Sinkretisme, yaitu unsur-unsur budaya lama yang berfungsi berpadu dengan unsur-unsur budaya yang baru sedemekian serasinya sehingga membentuk sistem baru. 3) Adisi, yaitu unsur budaya lama yang masih berfungsi ditambah unsur baru sehingga memberikan nilai lebih. 4) Dekulturasi, yaitu unsur budaya lama hilang karena diganti dengan insur baru 5) Originasi, yaitu masuknya kebudayaan baru yang sebelumnya belum dikenal oleh masyarakat sehingga menimbulkan perubahan besar bagi kehidupan. 6) Penolakan (rejection), yaitu penolakan dari sebagian anggota masyarakat yang tidak siap dan tidak menyutujui proses akulturasi. 3. Asimilasi Asimilasi merupakan proses perubahan kebudayaan secara total, akibat membaurnya dua kebudayaan atau lebih sehingga ciri-ciri kebudayaan asli tidak tampak lagi. Sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan masing-masing berubah menjadi unsur kebudayaan campuran. Contoh, perkawinan campuran yaitu perkawinan antara perempuan dari golongan tertentu dengan laki-laki dari golongan lain sehingga bercampurlah dua kebudayaan yang berbeda. Asimilasi dapat berlangsung dipengaruhi oleh: a. Faktor pendorong asimilasi 1) Adanya perbedaan di antara masing-masing pendukung kebudayaan sehingga mereka saling melengkapi dan saling membutuhkan. 2) Adanya sikap saling menghargai orang asing dan kebudayaannya, saling mengakui kelemahan-kelemahan dan kelebihan-kelebihannya akan mendekatkan masyarakat yang menjadi pendukung kebudayaan-kebudayaan tersebut. 3) Adanya sikap yang terbuka dari golongan yang berkuasa di dalam masyarakat juga akan mempercepat asimilasi. 4) Adanya perkawinan campuran (amalgamasi) yang merupakan faktor yang paling menguntungkan bagi jalannya proses asimilasi. 5) Adanya persamaan unsur-unsur kebudayaan yang terdapat dalam masing-masing kebudayaan menyebabkan masyarakat pendukungnya merasa lebih dekat satu dengan lainya sehingga akan memudahkan terjadinya asimilasi. b. Faktor penghambat asimilasi 1) Sifat takut terhadap kebudayaan lain yang umumnya terjadi di antara masyarakat yang merasa rendah atau inferior dalam menghadapi kebudayaan luar yang lebih tinggi (superior) 2) Kurangnya pengetahuan kebudayaan yang menyebabkan sikap toleransi dan simpati yang kurang berkembang antara suku bangsa satu dan lainya. 3) Perasaan superioritas yang besar pada individu-individu dari satu kebudayaan terhadap kebudayaan masyarakat lain. 4) Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat yang akan berakibat pada tidak adanya kebebasan untuk bergaul dengan masyarakat luar. 5) Adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna,jika dibandingkan dengan makhluk lainnya.Kesempurnaan tersebut karena manusia dilengkapi oleh Sang pencipta dengan akal, nurani dan kehendak yang terdapat pada manusia, sehingga manusia disebut sebagaimakhluk berbudaya . Akal (ratio) merupakan daya cipta berfungsi sebagai alat berfikir dan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi .Dengan kecerdasan akalnya manusia dapat menilai berbagai fakta, peristiwa atau sesuatu yang dianggap baik dan benar, kemudian diterima oleh akal sebagai nilai kebenaran atau nilai kenyataan, sedangkan hal yang salah akan ditolak oleh akal . DAFTAR PUSTAKA https://ilmuwanmuda.wordpress.com/berbagai-budaya-lokal-pengaruh-budaya- asing-dan-hubungan-antar-budaya/ http://aryasowloeng.blogspot.co.id/2010/03/berbagai-budaya-lokal-pengaruh- budaya.html