PENDAHULUAN
1
diupayakan, sehingga kegiatan tersebut menjadi efektif dan efisien. Adapun
tujuan dari penyusunan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk memenuhi tugas sekolah
b. Mendapatkan manfaat akademik dari penelitian tersebut untuk menunjang
dunia pendidikan
c. Mengetahui komposisi dan unsur geometri pada Candi Prambanan
d. Mengetahui keistimewaan dari Candi Prambanan
2
BAB. II
LANDASAN TEORI
c. Mengkaji beberapa teori dasar yang relevan dengan masalah yang diteliti.
3
sumber sumber informasi khusus dari karangan/tulisan, wasiat, buku undang-
undang dan sebagainya.
Sumber data tidak langsung adalah datra yang dikumpulkan oleh orang
lain, bukan peneliti itu sendiri. Data ini biasanya berasal dari peneliti lain yang
dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi seperti BPS atau yang lainnya.
Candi adalah istilah dalam bahasa Indonesia yang merujuk pada sebauah
bangunan keagamaan tempat ibadah peninggalan purbakala yang berasal dari
peradaban Hindu-Budha.
Bangun ruang adalah bangun matematika yang memiliki isi atau volume.
Jenis bangun ruang antara lain kubus, balok, tabung, kerucut,prisma,limas, bola.
Linmas segi empat sesuai dengan namanya , alas dari bangun ini berbentu
persegi atau segi empat dan memiliki empat sisi bentuk segi tiga sebagi sisi
tegaknya.
5
BAB. III
METODOLOGI PENELITIAN
6
Pikatan, dan terus dikembangkan dan diperluas oleh Balitung Maha Sambu,
pada masa kerajaan Medang Mataram.
7
BAB. IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Denah asli candi prambanan berbentuk persegi panjang, terdiri dari halaman
luar dan tiga pelataran, yaitu Jaba (pelataran luar), Tengahan (pelataran tengah),
dan Njeron (pelataran dalam). Pelataran luar merupakan areal terbuka yang
mengelilingi pelataran luar. Pelataran luar berbentuk bujur dengan luas 390 M².
pelataran ini dahulu dikelilingi oleh pagar batu yang kini sudah tinggal reruntuhan,
pelataran luar saat ini hanya pelataran kosong.
Ditengah pelatran luar terdapat pelataran kedua yaitu pelataran tengah yang
berbentuk persegi panjang seluas 222 M² . pelataran tengah dahulu dikelilingi
pagar batu yang sampai saat ini sudah runtuh. Peratran ini terdiri dari 4 teras
berundak makin kedalam makin tinggi, di teras pertama yaitu teras terbawah
terdapat 86 candi kecil yang berderet berkeliling terbagi dalam empat baris oleh
jalan penghubung antar pintu pelataran, diteras kedua terdapat 60 candi, diteras
kedua terdapat 52 candi dan diteras ke empat diteras teratas terdapat 44 candi,
seluruh candi dipelatran ini memiliki bentuk dan ukuran yang sama, yaitu luas
denah 6 M² dan tinggi 14 M hamper semua candi di pelataran tengah ini hancur
hanya tersisa reruntuhannya saja.
Pelataran dalam, merupakan pelataran yang paling tinggi letaknya dan yang
dianggap sebagai tempat yang paling suci. Pelataran ini berdenah persegi empat
seluas 110 m2, dengan tinggi sekitar 1,5 m dari permukaan teras teratas pelataran
tengah. Pelataran ini dikelilingi oleh turap dan pagar batu. Di keempat sisinya
terdapat gerbang berbentuk gapura paduraksa. Saat ini hanya gapura di sisi selatan
yang masih utuh. Di depan masing-masing gerbang pelataran teratas terdapat
sepasang candi kecil, berdenah dasar bujur sangkar seluas 1, 5 m2 dengan tinggi 4
m.
Di pelataran dalam terdapat 2 barisan candi yang membujur arah utara
selatan. Di barisan barat terdapat 3 buah candi yang menghadap ke timur. Candi
yang letaknya paling utara adalah Candi Wisnu, di tengah adalah Candi Syiwa,
dan di selatan adalah Candi Brahma. Di barisan timur juga terdapat 3 buah candi
yang menghadap ke barat. Ketiga candi ini disebut candi wahana (wahana =
kendaraan), karena masing-masing candi diberi nama sesuai dengan binatang yang
8
merupakan tunggangan dewa yang candinya terletak di hadapannya.
Candi yang berhadapan dengan Candi Wisnu adalah Candi Garuda, yang
berhadapan dengan Candi Syiwa adalah Candi Nandi (lembu), dan yang
berhadapan dengan Candi Brahma adalah Candi Angsa. Dengan demikian, keenam
candi ini saling berhadapan membentuk lorong. Candi Wisnu, Brahma, Angsa,
Garuda dan Nandi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yaitu berdenah dasar
bujur sangkar seluas 15 m2 dengan tinggi 25 m. Di ujung utara dan selatan lorong
masing-masing terdapat sebuah candi kecil yang saling berhadapan, yang disebut
Candi Apit.
Pada saat ditemukan, Candi Syiwa berada dalam kondisi rusak berat.
Pemugarannya memakan waktu yang cukup lama, yaitu dimulai pada tahun 1918
dan baru selesai pada tahun 1953. Dinamakan Candi Syiwa karena di dalam candi
ini terdapat Arca Syiwa. Candi Syiwa dikenal juga dengan nama Candi Rara
Jonggrang, karena dalam salah satu ruangannya terdapat Arca Durga
Mahisasuramardani, yang sering disebut sebagai Arca Rara Jonggrang. Tubuh
candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 2,5 m. Candi Syiwa, yang terletak di
tengah barisan barat, merupakan candi terbesar.enah dasarnya berbentuk bujur
sangkar Seluas 34 M² dengan tinggi 47 m
Sepanjang dinding kaki candi dihiasi dengan pahatan dua macam hiasan yang
letaknya berselang-seling. Yang pertama adalah gambar seekor singa yang berdiri
di antara dua pohon kalpataru. Hiasan ini terdapat di semua sisi kaki Candi Syiwa
dan kelima candi besar lainnya.
9
Sumber:Dok.Kemdikbud
Gambar 1.1. Bangun Ruang Limas
Tampak Candi Prambanan dari kejauhan akan menyerupai bangun ruang limas
segi empat.
10
(polygon), segi banyak beraturan (regular polygon), segi banyak tak beraturan
(non-regular/irregular polygon), kongruensi, sudut dalam, jumlah sudut dalam dari
segi banyak yang saling bertemu pada titik sudut (vertex) tesselasi, translasi,
refleksi, dan rotasi.
Pada pemasangan batu-batuan di dinding candi dan pemasangan ubin pada
lantai candi menggunakan ilmu tesselasi. Sehingga relief pada dinding candi,
benar-benar terpasang simetris.
Sumber: (Foto Dok.Pribadi One SM) Sumber: (Foto Dok.Pribadi One SM)
Gambar 1.3. Pengubinan lantai candi Gambar 1.4 Pemasangan batu dinding
candi
Tangga Meter
Tangga Meter, siapa yang tak kenal ini pada waktu kita belajar matematika
dengan materi pengukuran. Hasil pengamatan bangunan yang ada di Candi
Prambanan menyerupai tanggan meter pada matematika, dapat dilihat pada
gambar berikut :
Sumber: (Foto Dok.Pribadi One SM) Sumber: (Foto Dok.Pribadi One SM)
Gambar 1.5. Tangga pada candi Gambar 1.6. Tangga meter pada matematika
11
Pola Bilangan, Barisan Bilangan, Deret Bilangan dan Segitiga Pascal
Dalam matematik, segi tiga Pascal adalah suatu aturan geometri pada pekali
binomial dalam sebuah segitiga dinamakan Sempenablaise Pascal dalam
kebanyakan dunia barat, walaupun ahli matematik lain telah mengkajinya berabad-
abad sebelum dia di India, Parsi, China, dan Italia.
Barisan segi tiga pascal secara kebiasaannya dihitung bermula dengan
barisan kosong, dan nomor-nomor dalam barisan ganjil biasanya diatur supaya
berkait dengan nomor-nomor dalam barisan genap. Pembinaan mudah pada segi
tiga dilakukan dengan cara berikut. Di barisan sifar, hanya tulis nomor 1.
Kemudian, untuk membina unsur-unsur barisan berikutnya, tambahkan nomor di
atas dan di kiri dengan nomor secara terus di atas dan di kanan untuk mencari nilai
baru. Jikalau nomor di kanan atau kiri tidak wujud, gantikan suatu kosong pada
tempatnya. Contohnya, nomor pertama di barisan pertama adalah 0 + 1 = 1, di
mana nombor 1 dan 3 dalam barisan ketiga ditambahkan untuk menghasilkan
nombor 4 dalam barisan keempat.
Sumber: (Foto Dok.Pribadi One SM) Sumber: (Foto Dok.Pribadi One SM)
Gambar 1.7. Candi Prambanan Gambar 1.8. Pola bilangan matematika
12
BAB. V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Bangunan candi prambanan menurut unsur geometri mencakup :
a. Bangun ruang linmas segi empat.
b. Simetris dan Tesselasi ( Tesselation).
c. Tangga meter pada matematika.
d. Pola bilangan, barisan bilangan, deret bilangan dan segitiga pascal
2. Candi prambanan memiliki keistimewaan dan pesona keindahan yang
bukan saja dari bentuk bangunan dan tata ruang, namun juga dari sisi
filosopi,unsur geometri dan sejarahnya.
B. Saran
Dengan terselesainya karya tulis ini, penyusun menyampaikan beberapa
saran sebagai berikut :
1. Untuk kelancaran pelaksanaan penelitian, perlu ditingkatkannya
pembekalan materi penelitian bagi siswa yang akan melaksanakan
observasi lapangan.
2. Dalam pelaksanaan penelitian di lokasi perlu bimbingan lebih dari guru
pendamping, sehingga data yang dibutuhkan dapat terakomodir, dengan
harapan hasil akhir dari penelitian dapat tercapai.
3. Lestarikan dan kembangkan potensi warisan budaya agar candi Prambanan
yang merupakan peninggalan bersejarah yang tak ternilai harganya ini
mampu memaksimalkan potensi karena selain merupakan sumber
penghasilan untuk masyarakat sekitar Prambanan juga asset parawisata
nasional Indonesia penambah devisa negara selain non-migas.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/iwansumantris3/di-obyek-wisata-candi-prambanan
http://hp.myway.com/filmfanatic/ttab02/index.html?coId=1a9635742192415d8861
aebfea1baad4&subId=692403&ln=id&n=78488b74&ptb=83DBD07D-
0E40-42D7-9382-
0299AE61386C&st&p2=^Z1^xdm965^TTAB02^id&si=692403
https://www.google.com/search?q=candi+prambanan+wikipedia&ie=utf-
8&oe=utf-8&client=firefox-b-ab
http://lilikmaryanto.wordpres.com
14
Lampiran lampiran
15
16
17