Disusun Oleh :
YENI SARTIKA
2017
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-menerus,
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2006)
Rentang respon
Rentang perilaku klien dapat diidentifikasi sepanjang rentang respon sehingga
perawat dapat menilai apakah repson klien adaptif atau maladaptive. Perilaku yang
berhubungan dengan respon biologis maladaptif :
1. Delusi
a. waham meruypakan pikiran ( pandangan yang tidak rasional )
b. berwujud sipat kemegahan diri
c. pandangan yang tidak berdasarkan kenyataan
d. gangguan berpikir, daya ingat, disorientasi, afek labil
2. Halusinasi
a. pengalaman indera tanpa perangsang pada alat indera yang bersangkutan
b. perasaan ada sesuatu tanpa adanya reangsangan sensorik, misalnya
penglihatan, rasa, bau, atau sensorium yang sepenuhnya merupakan
imajinasi
c. mengalami dunia seperti dalam mimpi
3. Kerusakan proses emosi
a. luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat
b. keadaan reaksi psikologis dan fisiologis seperti kegembiraan
c. marah, amuk, depresi, tidak berespon
4. Perilaku yang tidak terorganisir
a. tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan / lingkungan yang tidak
teratur
b. kehilangan kendali terhadap impuls
5. Isolasi sosial
a. menarik diri secara sosial
b. menyendiri / mengasingkan diri dari kelompok
B. Jenis-Jenis Waham
1. Waham agama
Kenyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, di ucapkan berulang-ulang
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
contoh : kalau saya mau masuk surga saya harus mengunakan pakaian putih
setiap hari , atau klien mengatakan bahwa diri nya adalah tuhan yang dapat
mengendalikan mahkluk nya
2. Waham kebesaran
Keyakinan secara berlebihan bahwa diri nya memiliki kekuatan khusus atau
kelebihan yang berbeda dengan orang lain, di ucapkan berulang-ulang tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh : saya ini pejabat di departemen kesehatan lhooooo........
saya punya tambang emas !
3. Waham curiga
Keyakinan bahwa seseorang tau sekelompok orang berusaha merugikan atau
mencederai diri nya, di ucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
Contoh : saya tau ...........semua saudara saya ingin menghancurkan hidup saya
karena mereka semua iri dengan kesuksesan yang di alami saya.
4. Waham somatik
Keyakinan seseorang bahwa tubuh tau bagian tubuh nya terganggu atau
terserang penyakit, di ucapkan berulag-ulang tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
Contoh : klien selalu mengatakan bahwa diri nya sakit kanker,namun setelah di
lakukan pemeriksaa laboraturium tidak di temuka ada nya sel kanker pada tubuh
nya.
5. Waham nihilistik
Keyakinan seseorang bahwa diri nya sudah meninggal dunia, di ucapkan
berulang-ulang tetapi tidak sesuai denga kenyataan
Contoh : ini akan alam kubur nya, semua yang ada di sini adalah roh-roh.
6. Waham sisip pikir : keyakinan klien bahwa ada pikiran orang lain yang
disisipkan ke dalam pikirannya.
7. Waham siar pikir : keyakinan klien bahwa orang lain mengetahui apa yang dia
pikirkan walaupun ia tidak pernah menyatakan pikirannya kepada orang tersebut
8. Waham kontrol pikir : keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol oleh
kekuatan di luar dirinya.
Kategori Waham :
a) Waham sistematis: konsisten, berdasarkan pemikiran mungkin terjadi
walaupun hanya secara teoritis.
b) Waham nonsistematis: tidak konsisten, yang secara logis dan teoritis tidak
mungkin
E. Penyebab
1. Factor predisposisi
a. Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan menggangu hubungan interpersonal
seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakir
dengan gangguan presepsi, klien menekankan perasaan nya sehingga
pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif.
b. Faktor sosial budaya
Seseorang yang merasa di asingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbul
nya waham.
c. Faktor psikologi
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda bertentangan dapat
menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap
kenyataan.
d. Faktor biologis
Waham di yakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran ventrikel di
otak atau perubahan pada sel kortikal dan lindik.
e. Faktor genetik
2. Factor presipitasi
a. Faktor sosial budaya
Waham dapat di picu karena ada nya perpisahan dengan orang yang berarti
atau di asingkan dari kelompok.
b. Faktor biokimia
Dopamin, norepinepin, dan zat halusinogen lain nya di duga dapat menjadi
penyebab waham pada seseorang.
c. Faktor psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasan nya kemampuan untuk
mengatasi masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk
menghindari kenyataan yang menyenagkan.
F. Akibat
Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal.
Tanda dan gejala: Pikiran tidak realistik, flight of ideas, kehilangan asosiasi,
pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata yang kurang.
Akibat yang lain yang ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri,
orang lain dan lingkungan. Tanda dan gejala:
1. Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
2. Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang
kesal atau marah.
3. Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
4. Mata merah, wajah agak merah.
5. Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit, memukul
diri sendiri/orang lain.
6. Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
7. Merusak dan melempar barang-barang.
G. Psikopatologi
Proses terjadinya waham dapat diuraikan sebagai berikut ;
1. Seseorang merasa terancam oleh orang lain atau oleh dirinya sendiri,
mempunyai pengalaman kecemasan dan timbul perasaan bahwa sesuatu yang
tidak menyenangkan akan terjadi.
2. Seseorang kemudian berusaha terhadap persepsi diri dan obyek realita melalui
manifestasi, lisan terhadap suatu kejadian ayau suatu keadaan.
3. Dilanjutkan dengan memperoykesikan pikiran dan perasaaan lingkungannya,
sehingga pikiran, perasaan, dan keinginan yang negatif, dan tidak dapat diterima
akan terlihat datangnya dari dirinya.
4. Akhirnya orang tersebut berusahan untuk memberikan alasan atau rasional
tentang interpretasi personal ( diri sendiri ) terhadap realita kepada diri sendiri
dan orang lain.
Proses Keperawatan :
1. Kondisi Klien
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : Waham Curiga
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan proses berpikir klien baik
b. Tujuan Khusus
4. Intervensi
Fokus intervensi keperawatan :
c. Mandiri
d. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
e. Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip komunikasi
terapeutik :
1) Sapa klien dengan ramah secara verbal dan nonverbal
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan menepati janji
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7) Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
f. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien.
3) Utamakan memberi pujian yang realistik.
g. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
1) Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan.
2) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
h. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
1) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari.
2) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
3) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.
i. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.
1) Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan.
2) Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah
j. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
1) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan
harag diri rendah.
2) Bantu keluarga memberiakn dukungan selama klien dirawat.
3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.
Orientasi:
Selamat pagi bapak/ibu, perkenalkan nama saya perawat Yeni Sartika, biasa
dipanggil Yeni, saya yang akan praktek di ruangan ini selama 2 minggu ke
depan. Saya hari ini dinas pagi dari pukul 07.00-14.00, saya yang akan merawat
Bapak/ibu pagi ini.
Nama Bapak/ibu siapa? Senangnya dipanggil apa?
X, bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang X rasakan sekarang?
Berapa lama X mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?
X mau kita berbincang-bincang di mana?
Kerja:
Saya mengerti X merasa bahwa X adalah seorang., tapi yang X rasakan tidak
dirasakan oleh orang lain
Tampaknya X gelisah sekali, bisa X ceritakan apa yang X rasakan?
Oh... jadi X merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak
untuk mengatur diri X sendiri?
Siapa menurut X yang sering mengatur-atur diri X?
Jadi Orang tua yang terlalu mengatur-ngatur X, juga kakak dan adik X yang
lain?
Kalau X sendiri inginnya seperti apa?
O... bagus X sudah punya rencana dan jadwal untuk diri sendiri
Coba kita bersama-sama tuliskan rencana dan jadwal tersebut
Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya X ingin ada kegiatan diluar rumah karena
bosan kalau di rumah terus ya
Terminasi :
Oya Pak, karena sudak 15 menit, apakah X mau kita berbincang-bincang lagi
atau sampai disini saja?
Bagaimana perasaan X setelah berbincang-bincang dengan saya?
Apa saja yang sudah kita bicarakan X
Bagaimana kalau saya kembali lagi 2 jam lagi
Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang mengenai hobi X?
Jadi X, hari ini kita sudah berbincang tentang perasaan yang X rasakan, Xingin
seperti apa dan jadwal yang sudah kita buat
Kalau begitu saya pamit dulu X, Selamat Pagi
SP 2 Pasien : Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan
membantu mempraktekkannya
Orientasi :
Selamat Pagi, bagaimana perasaan X saat ini? Bagus!
Apakah X sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran X?
Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?
Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi X tersebut?
Berapa lama X mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit
tentang hal tersebut?
Kerja :
Apa saja hobi X? Saya catat ya X, terus apa lagi?
Wah.., rupanya X pandai main volley ya, tidak semua orang bisa bermain
volley seperti itu lho X
Bisa X ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main volley, siapa
yang dulu mengajarkannya kepada X , dimana?
Bisa X peragakan kepada saya bagaimana bermain volley yang baik itu?
Wah..baik sekali permainannya
Coba kita buat jadwal untuk kemampuan X ini ya, berapa kali sehari/seminggu
X mau bermain volley?
Apa yang X harapkan dari kemampuan bermain volley ini?
Ada tidak hobi atau kemampuan X yang lain selain bermain volley?
Terminasi :
Oya X, karena sudah 20 menit, apakah mau kita akhiri percakapan ini atau mau
dilanjutkan?
Bagaimana perasaan X setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan
kemampuan X?
Setelah ini coba X lakukan latihan volley sesuai dengan jadwal yang telah kita
buat ya?
Besok kita ketemu lagi ya ?
Bagaimana kalau nanti sebelum makan siang? Di kamar makan saja, ya
setuju?
Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus X minum, setuju?
Kalai begitu, saya pamit Pak ya..Selamat Pagi