Anda di halaman 1dari 3

...

penggunaan bidai stastik blokade dorsal dan pelepaan dini pada bidai atau
pengendoran dari strap stabilisasi pada latihan luas gerak sendi pasif pada sendi
interphalanges pada jari pasca operasi. Klenert dan rekan-rekan mengembangkan
penggunaan bidai dorsal dengan traksi dinamik untuk latihan awal (lihat gambar
19.13). Dengan batasan dari bidai, pasien melakukan ekstensi aktif dari jari yang
dioperasi. Karet elastis mengembalikan jari pada posisi fleksi dengan pengulangan
pada setiap setelah otot ekstensor jari berelaksasi, menyebabkan pegerakan dari
tendon yang diperbaiki tanpa tensi atau tekanan aktif pada otot-otot fleksor jari.
Tekanan manual pada inter phalanges distal mungkin ditambahkan untuk
menambah fleksi pasif.

Catatan: ketika bidai traksi dinamik digunakan sepanjang hari, bidai statik digunakan
saat malam. Bidai memegang sendi inter phalanges pada posisi netral dan
pergelangan tangan dan sendi meta carpal phalanges pada posisi fleksi utuk
mencegah kontraktur otot fleksor interphalanges.

Protokol gerakan pasif telah dimodifikasi selama tiga dekade lalu. Saat ini dokter
bedah dan terapist menggunakan element terpilih (bidai dan/atau latihan) dari
pendekatan pergerakan pasif tersebut. Akan tetapi, penggunaan pergerakan aktif
sejaawal yang menekankan stress terkontrol pada tendon tang diperbaiki perlahan
menggantikan pendekatan pergerakan pasif.

Pergerakan aktif terkontrol dini. Fitur utama yang membedakan pergerakan aktif din
dari pendekatan pergerakan pasif awal adalah penggunaan tensi minimal,
kontraksi aktif dari unit otot-tendon yang diperbaiki diawali sejak fase akut dari
penyembuhan jaringan, sering pada 24-72 jam awal tapi tidak lebih dari 5 hari
pasca operasi. Beberapa latihan pasif juga dimasukkan pada regimen gerakan
aktif.

Berdasarkan studi eksperimental menggunakan model hewan, dihipotesiskan bahwa


stress lembut yang diletakkan pada tendon yang diperbaiki yang berarti kontraksi
statis atau dinamis dengan intensitas sangat rendah, yang menarik tendon yang
diperbaiki melalui pembungkusnya, lebih efektif membuat pergerakan tendon
dibandingkan menekan tendon dengan gerakan pasif. Pergerakan aktif dini telah
diterima secara luas, sebab teknik penjahitan yang lebih kuat menghasilkan
perbaikan yang mampu menahan stress terkontrol dini.

Peringatan : penggunaan mobilisasi aktif dini tendon direkomendasikan hanya untuk


reparasi tendon primer, menggunakan empat hingga enam inti tali yang lebih kuat
dan teknik jahitan epitendinus (berbeda dengan teknik dua jahitan) pada pasien
terpilih yang memiliki akses rehabilitasu dengan terapis berpengalaman dan
mampu diresepkan latihan sekaligus regimen bidai.

Terdapat dua cara pergerakan aktif dini dapat diterapkan. Kedua metode ditemukan
pada analisis dan aplikasi dari bukti pada literatur scientifik pada reparasi tendon,
penyembuhan, pergerakan tendon dan pemberian beban pada tendon yang
direparasi.

- Pendekatan letakkan dan pegang. Pendekatan ini berarti latihan kontraksi otot
statis untuk menggerakkan tensi aktif pada fleksor jari dan menekan stress /
penekanan terkontrol pada tendon yang direparasi. Pendektan ini digunakan pada
pergerakan aktif dini di protokol Indiana.
- Pendekatan dinamik. Pendekatan ini dikembangkan oleh Evans dan kawan-kawan
menggunakan pergerakan dinamik, lengkungan pendek, tensi otot minimum untuk
menekanankan stress intensitas rendah pada tendon yang mengalami
penyembuhan.
- Pendekatan campuran. Pedekatan ini diajukanoeh Groth, yang merupakan konsep
yang baru-baru ini tekembangkan untuk pergerakan aktif dini dan aplikasi gaya
progersif pada tendon yang mengalami penyembuhan setelah reparasi tendon
fleksor menggabungkan elemen pendekatan letakkan dan pegang dan dinamik.
Groth juga membahas efek level setiap latihan pada beban internal tendon dan
pergerakan tendon yang didukung bukti kunci dari literatur ketika tersedia.
o Fitur unik model Groth adalah kriterianya berdasarkan selain dasar waktu.
Dengan menyediakan kriteria bagi progres latihan berdasarkan
pembebanan tendon optimal, program ini meyediakan mekanisme untuk
sekuens latihan yang khusus dan disesuaikan untuk setiap pasien
ketimbang menggunakan progres yang terjadwal.
o Model ini memiliki delapan level progres latihan aktif, dari yang paling
rendah hingga level tertinggi bebannya pada tendon. Sekuens tersebut
dilanjutkan dengan latihan pemanasan (pergerakan tendon pasif lambat
dan dalam batas terlindungi). Pada pendekatan pergerakan aktif dini
lainnya, altihan dimulai pada minggu pertama setelah operasi dan berlanjut
hingga kesimpulan rehabilitasi pasca operasi. Kotak 19.16 menjelaskan
sekuens kedelapan level latihan pada model konsep Groth.

Sejumlah studi retrospektif dan prospektif, serial kasus non randomisasi telah
dipublikasikan menggambkarkan keefektifan pergerakan aktif dini atau
pendekatan pergerakan pasif pada rehabilitasi pasca operasi perbaikan fleksor
tendon. Studi-studi tersebut membandingkan secara langsung kedua pendekatan
ini pada terapi sehingga ini terhitung penambahan penting bagi EBM.

Fokus pada bukti.

Trumble dan kawan-kawan melakukan studi multisenter dengan pasien yang


mengalami reparasi fleksor tendon zona II pada satu maupun lebih jari secara acak
diajak berartisipasi pada rehabilitasi yang diawasi terapis menggunakan
pendekatan pergerakan pasif dini atau pergerakan aktif dini (letakkan dan tahan).
Semua pasien mulai terapi dalam 72 jam setelah operasi. Luas gerak sendi diukur
pada minggu ke-6 dan 12 pascaoperasi dan 6 dan 12 bulan kemudian. Tes
penggunakan tangan dan hasil fungsional pada pasien serta kepuasan pasien
dilengkapi melalui questionnaires setelah satu tahun.

Anda mungkin juga menyukai