Anda di halaman 1dari 4

F1.

UPAYA PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

KEGIATAN PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT


DI SEKOLAH

I. LATAR BELAKANG

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan paradigma
sehat dalam budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat yang berorientasi sehat,
bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik fisik,
mental, spiritual, maupun sosial. Selain itu juga program perilaku hidup bersih dan
sehat bertujuan memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, kelompok, keluarga, dengan membuka jalur komunikasi, informasi, dan
edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku sehingga masyarakat
sadar, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat melalui
pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support), dan pemberdayaan
masyarakat (empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri terutama pada tatanannya masing-masing (Depkes RI,
2002).
PHBS di sekolah adalah upaya untuk memperdayakan siswa, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan PHBS
dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat
juga merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,
sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya ,
serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (Depkes RI, 2007).
Jumlah anak di indonesia rata-rata 30% dari total penduduk Indonesia atau sekitar
237.556.363 orang dan usia sekolah merupakan masa keemasan untuk menanamkan
nilai-nilai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga berpotensi sebagai agen
perubahaan untuk mempromosikan PHBS, baik dilingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat. Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 250.000 sekolah negeri, swasta
maupun sekolah agama dari berbagai tindakan. Jika tiap sekolah memiliki 20 kader
kesehatan saja maka ada 5 juta kader kesehatan yang dapat membantu terlaksananya
dua strategi utama Departemen Kesehatan yaitu:
F1. UPAYA PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat serta Surveilans,


monitoring dan informasi kesehatan

II. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT


Sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat menjadi ancaman
penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Lebih dari itu, usia sekolah bagi
anak juga merupakan masa rawan terserang berbagai penyakit. Data penyakit yang di
derita oleh anak sekolah (SD) Terkait Perilaku, Jenis penyakit, Jumlah Kasus, Sumber
Data
- Kecacingan 40-60% Profil Dep Kes Tahun 2005
- Anemia 23,2 % Yayasan Kusuma Buana Tahun 2007
- Karies & Periodental 74,4 % SKRT Tahun 2001
- Kasus Diare Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization Setiap
tahun 100.000 anak Indonesia meninggal akibat diare.
Data Departemen Kesehatan :
Diantara 1000 penduduk terdapat 300 orang yang terjangkit penyakit diare sepanjang
tahun. Sumber: Majalah Interaksi 2007.
- Kasus Merokok Data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional)
Tahun 2004 menyebutkan sekitar 3% anak-anak mulai merokok sejak kurang dari
10 tahun Persentase orang merokok tertinggi (64%) berada pada kelompok umur
remaja (15-19 tahun). Hal ini berarti bahaya rokok pada masyarakat yang rentan
yakni anak-anak dan berdampak pada masa remaja.
- Kasus TB Paru Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta
- Dinas kesehatan DKI Jakarta menemukan setidaknya ada 1.872 anak yang
menderita TB dari 10.273 penderita TB di DKI. Data Departemen Kesehatan
Tahun 2006 penderita TB anak masih 397 (Hr. Rakyat Merdeka 8/9/07). Data
departemen kesehatan menunjukan kasus TB pada anak di seluruh Indonesia
tahun 2007 sebanyak 3.990.
Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-
10), ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. Oleh karena itu, penanaman nilai-
nilai PHBS disekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui
pedekatan usaha kesehatan Sekolah (UKS).
F1. UPAYA PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

III. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Direncanakan untuk mengunjungi SDN Inpres BTN IKIP I. Metode intervensi
yang dipakai berupa penyuluhan . Penyuluhan dilakukan tanggal 23 Mei 2017 pada
pukul 09.00 11.00 WITA. Metode intervensi yang dipilih berupa penyuluhan dan
praktek langsung PHBS di sekolah.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah mempunyai tujuan yakni:
Tujuan Umum:
Memperdayakan setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tau,
mau, dan mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan menerapkan
PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.
Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan pengetahuan tentang PHBS bagi setiap siswa, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah.
b. Meningkatkan peran serta aktif setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan
sekolah ber PHBS di sekolah.
c. Memandirikan setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah ber PHBS.

IV. PELAKSANAAN
Penyuluhan diadakan pada hari Selasa, 23 Mei 2017 pukul 09.00-11.00 WITA di
SDN Inpres BTN IKIP I. Intervensi yang dilakukan berupa penyuluhan dan praktek
langsung PHBS seperti cara mencuci tangan yang baik dan benar, membuang sampah
pada tempatnya dan makan makanan yang di bawa dari rumah atau dari kantin
sekolah.
Materi yang dipaparkan secara garis besar berupa hal-hal penting dalam
berperilaku hidup bersih dan sehat di sekolah, yaitu :
1. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan
2. Tidak merokok di sekolah
3. Memberantas jentik nyamuk
4. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
5. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
6. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
7. Membuang sampah pada tempatnya
8. Olahraga yang teratur dan terukur.
F1. UPAYA PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

V. MONITORING DAN EVALUASI


Evaluasi Struktur
Dokter memberikan penyuluhan pada saat berkunjung ke SD Inpres BTN IKIP I.

Evaluasi Proses

Selama proses penyuluhan tentang PHBS, semua siswa dan guru memperhatikan
dengan seksama. Setelah selesai penyampaian materi, dilanjutkan dengan praktek
langsung mencuci tangan dan membuang sampah pada tempatnya. Para siswa dengan
antusias dan semangat secara bergantian melakukan praktek mencuci tangan dan
membuang sampah pada tempatnya. Mereka berusaha dan semangat untuk melakukan
semua kegiatan tersebut secara baik dan benar walau terkendala keterbatasan mereka.

Evaluasi Hasil
Lebih dari 75% dari peserta yang hadir mampu menjawab pertanyaan dari
Dokter dan mempraktikkan tentang materi yang disampaikan. Hal ini membuktikan
bahwa peserta memperhatikan materi yang disampaikan.

PESERTA PENDAMPING

dr. Inayatur Rabbani S dr. Linda Tanod

Anda mungkin juga menyukai