PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusianya. Hal ini sangat penting demi kelangsungan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Berbicara tentang kualitas sumber daya manusia, maka salah satu yang
paling terkait adalah pendidikan. Diakui bahwa perhatian pemerintah, pada dunia
di segala bidang pendidikan, antara salah satu sebabnya diduga diakibatkan oleh
proses pendidikan sudah tentu tidak dapat dipisahkan dengan semua upaya yang
harus dilakukan. Hal ini dapat dibuktikam dari banyaknya penelitian yang
berkualitas itu, dilihat dari segi pendidikan, telah terkandung secara jelas dalam
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
nilai-nilai moral peserta didik selama ini telah mengilhami munculnya komitmen
dari sejumlah kalangan untuk memberikan pendidikan budi pekerti secara terpisah
dari beberapa mata pelajaran yang sudah ada. Atau, setidak-tidaknya dilakukan
penambahan porsi materi pendidikan budi pekerti pada pelajaran agama dan
PPKn.
dan ketuntasan materi sesuai target kurikulum. Untuk menetapkan suatu model
pembelajaran yang efektif dan efisien, diperlukan patokan yang bersumber dari
beberapa faktor antara lain tujuan, siswa, jenis materi dan situasi.
konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Di dalam konteks pembelajaran,
strategi berarti pola umum antara guru dan murid dalam perwujudan kegiatan
pembelajaran. Konsep strategi dalam hal ini merujuk kepada karakteristik abstrak
dibalik karakteristik itu adaah rasional yang membedakan strategi yang satu dari
J.R David dalam Teaching Strategies for College Class Room (1976),
metode pengajaran adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan itu.
proses pembelajaran.
Beberapa dari sejumlah teori yang berurusan dengan strategi mikro adalah
teori model pembentukan konsep taba, dan pnguasaan konsep Bruner. Untuk
teori spiral Bruner, analisis tugas Gropper, teori skema Mayer, urutan
2. Strategi mikro
3. Kapabilitas belajar
1) Diskriminasi
2) Konsep konkret
3) Konsep anstrak
4) Kaidah
c. Strategi kognitif
Siswa telah belajar strategi kognitif apabila ia telah mengembangkan cara-
proses belajarnya.
d. Sikap
e. Keterampilan motorik
belajar secara aktif. Menurut Hisyam Zaini dkk strategi pembelajaran aktif adalah:
ini untuk melibatkan siswa sejak awal dengan melihat pengalaman mereka.
secara aktif dari awal sampai akhir. Dengan menggunakan strategi ini, siswa
diharapkan dapat terlibat dalam pelajaran dan tetap memiliki perhatian ketika
c. Guru meminta siswa untuk menebak apa saja yang kira-kira akan mereka
berikut:
resume mereka.
masing kelompok.
Strategi ini dapat dilakukan dalam waktu yang cepat dan sekaligus
bagiannya.
mengajarkan dan anak didik yang belajar. perpaduan kedua unsur manusiawai
suasana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi semua anak didik.
atau mata pelajaran geografi secara khusus diperlukan perubahan dalam pola pikir
yang digunakan sebagai landasan pendidikan. Pada masa lalu proses belajar
mengajar untuk mata pelajaran geografi pada khususnya terlalu berfokus pada
guru dan kurang berfokus pada siswa. Akibatnya kegiatan belajar mengajar lebih
diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap atau perilaku siswa yang
Selain fokus pada siswa, pola pikir pembelajaran perlu diubah dari sekedar
memahami konsep dan prinsip keilmuan, yaitu kepada kandungan ilmu, siswa
konsep dan prinsip keilmuan yang telah dikuasai, selain terjadi learning to know
secara konvensional maupun inovatif, namun hingga saat ini belum menunjukkan
empat krisis pokok yang berkaitan dengan kuantitas, relevensi atau efesiensi
eksternal, elitisme dan manajemen. Ada enam masalah pokok sistem pendidikan
nasional, yaitu: (1) Menurunnya akhlak dan moral peserta didik; (2) Pemerataan
kesempatan belajar; (3) Masih rendahnya efisiensi enternal sistem pendidikan; (4)
dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh
harapan. Bahkan secara nasional tidak tersedia tutor yang benar-benar paham
primsip-prinsip maupun penerapan dari KBK secara tuntas. Para guru belum
didengar oleh para guru. Kurikulum hanya dikenal secara parsial sehingga guru
Contextual Teaching and Learning (CTL), dimana metode ini terdapat salah satu
dari Contextual Teaching and Learning (CTL), secara umum dari semua guru
kegiatan belajar mengajar, ketersediaan fasilitas dan sumber belajar, siswa sebagai
subyek belajar, alokasi waktu yang telah ditetapkan dan pelaksanaan penelitian.
penelitian, mengingat bahwa sekolah ini merupakan salah satu sekolah menengah
Kompetensi (KBK), patut untuk dilibatkan dalam sebuah penelitian untuk melihat
yang telah ditentukan. Tafsiran tentang kurikulum dapat dalam arti luas dan arti
sempit. Dalam studi tentang kukrikulum kita akan menemukan berbagai definisi
yang seringkali berbeda antara yang satu dengan yang lain. Namun para ahli
dalam bidang tersebut umumnya sependapat bahwa kurikulum adalah suatu alat
yang amat penting dalam rangka merealisasikan dan mencapai tujuan pendidikan
sekolah.
Kurikulum yang dilaksanakan di sekolah-sekolah kita dewasa ini memiliki
a. Prinsip-Prinsip Dasar
d. Susunan kurikulum
pelajaran geografi. Oleh karena itu, penulis mengangkat sebuah judul penelitian
B. Rumusan Masalah
Enrekang?
3. Hambatan apa yang dihadapi oleh guru dalam penerapan model pembelajaran
Kabupaten Enrekang?
4. Upaya-upaya apa yang ditempuh oleh guru mata pelajaran geografi untuk
C. Tujuan Penelitian
Kabupaten Enrekang.
Kabupaten Enrekang.
3. Untk mengetahui hambatan apa yang dihadapi oleh guru dalam penerapan
D. Manfaat Penelitian
pelajaran geografi.
mengajar.
A. Tinjauan Pustaka
a. Geografi
Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu geos yang berarti ilmu dan
dikenal dengan sebutan ilmu bumi pertama kali dikemukakan oleh Erasthotenes
2003: 3).
1972, istilah ilmu bumi tidak dipakai lagi sebagai sebutan nama mata pelajaran di
sama mempelajari tentang bumi, diantaranya dapat juga disebut sebagai ilmu
bumi yang memiliki pusat perhatian dan kajian yang berbeda. Geografi
memusatkan perhatian pada gejala-gejala yang terjadi di muka bumi baik yang
permukaan bumi telah ada sejak geografi tumbuh sebagai ilmu. Sehingga para ahli
akibat ataupun terdapatnya gejala dan sifat-sifat itu secara bersama. Bintarto
bentuk serta mempelajarai corak dan khas mengenai penghidupan dan berusaha
mencari fungsi dari unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu. Dan berdasarkan
hasil seminar dan lokakarya Geografi di Semarang tahun 1988, Geografi adalah
bumi ini (gejala geosfer) serta interaksi manusia dengan lingkungannya dalam
berubah-ubah pada saat ini banyak orang menggolongkan geografi ke dalam ilmu
pengetahuan sosial meskipun sasaran kajian geografi sebagai ilmu mencakup ilmu
pengetahuan alam.
b. Pengertian Belajar
suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara
bahwa:
berikut:
pertumbuhan.
3) Perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
suatu proses perubahan tingkah laku pada diri individu yang sifatnya dapat
bertahan cukup lama dan perubahan itu terjadi bukan secara kebetulan tetapi
keterampilan, pemahaman dan aspek-aspek lain yang ada pada diri individu.
c. Hasil Belajar
Sasaran dari kegiatan belajar adalah hasil belajar. apabila proses belajar
berjalan dengan baik, maka hasil belajar akan baik pula. Artinya hasil belajar
adalah prestasi yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar
yang berkenaan dengan materi suatu mata pelajaran. Hasil belajar ini dapat diukur
Adapun pengertian hasil belajar menurut Sujana (1989: 34), bahwa hasil
mengemukakan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh
pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidik
yang diterapkan. Hasil belajar dalam hal ini meliputi kawasan kognitif, afektif,
Dalam proses belajar mengajar, hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai
pengajaran secara tepat dan penuh arti. Setiap proses belajar mengajar
keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa, di
samping diukur dari segi prosesnya. Artinya seberapa jauh hasil belajar dimiliiki
siswa.
Peristiwa belajar sendiri adalah alat untuk mencapai tujuan pengajaran. Ada
beberapa pendapat yang melihat peristiwa belajar. Dari semua pendapat dapat
dibagi menjadi tiga sudut pandang. Yakni (a) melihat belajar sebagai proses, (b)
melihat belajar sebagai hasil, (c) melihat belajar sebagai fungsi. Ketiga cara
yang hendak dicapai digolongkan menjadi tiga bidang, yakni kognitif, afektif, dan
bermanfaat.
menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan
bentuk baru.
perhatian terpilih.
intelektual), bidang afektif (hubungan dengan sikap dan nilai), serta bidang
berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan
ketiga aspek tersebut, harus dipandang sebagai hasil belajar siswa, dari proses
pengajaran. Hasil belajar tersebut nampak dalam perubahan tingkah laku, secara
(tujun instruksional).
adalah:
berarti a running course, or rase course, especially a chariot rase course dan
dapat pula dalam bahasa Prancis courier artinya turun, berlari. Kemudian
diartikan sebagai sejumlah mata pelajara yang harus ditempuh untuk mencapai
adalah penetapan standar kompetensi peserta didik dan warge belajar serta
untuk semua jenjang pendidikan. Dalam penetapan standar materi pelajaran pokok
mata pelajaran geografi ditetapkan pada tingkat pertama dan tingkat atas dan pada
tingkat dasar materi pelajaran geografi yang diberikan pada peserta didik masuk
yang membutuhkannya. Adanya tujuan yang harus dicapai oleh satu sistem
mencapai tujuan itu, yaitu dengan menghasilkan murid yang berkualitas baik,
apabila di sekolah dapat terlaksana berbagai fungsi pengelolaan, fungsi kegiatan
kunci pokok bagi keberhasilan peningkatan mutu pendidikan adalah guru. Untuk
manusia baik yang belajar maupun yang membelajarkan. Persoalan belajar terus
merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya
Salah satu akhir dari proses belajar yang diinginkan oleh setiap individu
yang belajar adalah tercapainya hasil yang diharapkan dari proses belajar tersebut.
Pada umumnya, hasil belajar yang baik adalah belajar yang dapat mempengaruhi
belajar juga sering diidentikkan dengan prestasi belajar. Oleh karena itu,
tantangan terbesar yang dihadapi guru di sekolah dan orang tua di rumah adalah
belajar. Prestasi belajar tidak akan tercapai tanpa adanya proses belajar yang
efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai cara yang dapat menciptakan belajar
diharapkan. Salah satu cara yang dapat digunakan pendidik dalam hal ini guru
berbagai segi dan karakter dari murid sebagai bentuk bimbingan dalam
ketetapan komunikasi itu akan tercapai jika pemakai bahasa menggunakan bahasa
penuh inisiatif. Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan hanya tergantung pada
dalam lingkup buadaya seseorang atau sekelompok orang yang terlibat di dalam
dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Mc Ahsan
yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya
mengungkapkan bahwa:
maupun klasial; (2) Berorientasi pada hasil belajar (Learning outcomes) dan
belajar lainnya memenuhi unsur edukatif; (5) Penilaian menekankan pada proses
dan hasil belajar dalam upaya penguasaan dan pencapaian suatu kompetensi.
berbasis kompetensi yaitu: (1) Sistem belajar dengan modul; (2) Menggunakan
bentuk lain dan harus diukur. Standar kompetensi dan kompetensi dasar nasional
suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan
yang akan diterapkan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sejak tahun
nyata yang dimiliki atau dilakukan subjek belajar. Teknik evaluasi ini memonitor
pelajaran, namum juga dalam melakukan tindakan nyata dan atau menghasilkan
suatu karya nyata sebagai wujud dari perolehan/pemahamannya atas materi dalam
pembelajaran.
baik subjek belajar dalam satu mata pelajaran melalui indikator penguasaan
materi, pengamatan hasil-hasil pekerjaan dan tugas. Dalam beberapa bentuk yang
penyajjian atau penampilan oleh peserta didik dalam bentuk pemberian tugas-
tugas atau berbagai aktivitas tertentu yang secara langsung mempunyai makna
dalam pendidikan.
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
dengan penerapan dalam kehidupan mereka dengan konsep ini hasil pembelajaran
lebih bermakna bagi siswa. Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna
belajar, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Ada beberapa
komponen dalam pembelajaran kontekstual yakni, Konstruktivisme, Bertanya,
manusia sedikit demi sedikit dan hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas
yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan
mereka melalaui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar, siswa
bagi dirinya dan bergaul dengan ide-ide. Guru tidak akan mampu memberikan
benak mereka sendiri. Esensi dari teori konstruktivisme adalah ide. Siswa harus
proyek, dan penemuan sendiri. Menurut Mohamad Nur (1998), empat prinsip
sosial dari pembelajaran, 2) siswa belajar konsep paling baik apabila konsep itu
siswa yang agak kekurangan dalam belajar, dan 4) siswa seharusnya diberikan
tugas yang kompleks atau sulit sehingga merangsang kretivitas siswa untuk
berpikir.
kendala misalnya keterbatasan sarana penunjang, literature dan ruang kelas yang
merupakan proses aktif dalam membuat sebuah pengalaman menjadi masuk akal,
dan proses ini sangat dipengaruhi oleh apa yang sudah diketahui orang
sebelumnya. Karena itu, dalam setiap kegiatan belajar guru harus memperoleh,
atau sampai pada persamaan dan pemahaman dengan murid. Dalam model
konstruktivisme, pelajaran melibatkan negosiasi (pertukaran pikiran) dan
interpretasi. Wacana penyesuaian pikiran ini dapat dilakukan antara murid dan
guru, atau antara sesama murid. Karena itu strategi pembelajaran kooperatif (kerja
sama) adalah sangat kecil. Dalam model konstruktivisme harus tercipta hubungan
kerjasama antara guru dengan murid dan antara sesama murid. Beberapa butir di
bawah ini perlu diingat dalam strategi belajar mengajar dengan menggunakan
yang aktif. (2) Pembelajaran dimulai dari yang sudah diketahui dan sudah
dipahami peserta didik. (3) Bangkitkan motivasi belajar peserta didik dengan
membuat materi pelajaran sebagai hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan
peserta didik. (4) Guru harus segera mengenali materi pelajaran dan metode
Murid mencari arti atau makna dalam materi yang dipelajari. Memonitor
konstruktivisme.
2. Orientasi. Murid diberi kesempatan untuk mengembangkan motivasi
5. Penggunaan ide dalam banyak situasi. Ide atau pengetahuan yang telah
yang dihadapi. Hal ini akan membuat pengetahuan murid lebih lengkap.
6. Review. Bagaimana ide itu berubah. Dapat terjadi bahwa dalam aplikasi
model pembelajaran kostruktivisme mata pelajaran geografi, yaitu: Dari segi guru
sebagai unsur utama yang bertugas sebagai pendidik dalam proses belajar
6. Standar Kompetensi
belajar sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai oleh peserta didik
dianutnya.
sosial budaya.
multikultur.
geografis.
3. Kemampuan memahami fakta, dan konsep dan generalisasi tentang
daya alam.
kejadian.
masa depan.
peristiwa sejarah.
1945.
menjalankan peraturan.
c. Berpartisipasi dalam mewujudkan masyarakat dan pemerintahan
HAM.
oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran geografi di SMP Negeri 3 Alla
meliputi:
bumi.
B. Kerangka Berpikir
hal yang menjadi landasan berpikir dan selanjutnya mengarahkan penulis untuk
merumuskan data sebahai bahan penelitian ini. Adapun landasan berpikir itu
adalah: kutikulum merupakan bahan tertulis yang berupa uraian tentang program
pendidikan suatu sekolah yang harus dilaksanakan dari tahun ke tahun. Proses
pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik, agar
perangkat persiapan proses belajar mengajar. Sehingga dapat tercapai tujuan yang
tersebut. Untuk itu diperlukan guru yang berkualitas dan profesional untuk
ketersediaan fasilitas dan sumber belajar, siswa sebagai subyek belajar, alokasi
waktu yang telah ditetapkan dan pelaksanaan penilaian. Berdasarkan hal tersebut,
Kurikulum
(KBK)
Metode Pembelajaran
Contextual Teaching and Learning
Penerapan
Pembelajran Konstruktivisme
Hambatan
Sarana/Prasarana
Perangkat Belajar Upaya
Metode Pembelajaran
Penanggulangan Hambatan
Literature
Instrumen
Dana
Peningkatan Kualitas
Proses Belajar Mengajar
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Fokus Permasalahan
Fokus permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah penerapan
pelajaran geografi.
dan dana.
2. Desain Penelitian
mengelola dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien dengan tujuannya. Adapun desain
a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini beberapa hal yang dilakukan yaitu rencana penelitian rencana
Pada tahap ini hal yang dilakukan adalah mengumpulkan data yang berupa
Pada tahap ini semua data yang diperoleh di lokasi penelitian yang berupa
Pada tahap ini hal yang dilakukan adalah penarikan kesimpulan dan saran
yang disusun dalam bentuk skripsi yang merupakan akhir dari penelitian.
b. Perangkat Belajar
Perangkat belajar yang harus dimiliki oleh setiap guru, seperti: silabus
c. Metode Pembelajaran
dan metode pembelajaran yang membuat peserta didik bosan, ini harus
eksperimen (praktek).
d. Literatur
e. Instrumen
f. Dana
yang dialami adalah salah satu cara untuk mengatasi hambatan yang ada dalam
mengajar.
D. Sumber Data
penelitian. apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam
pada guru geografi saja yang berjumlah 3 orang. Teknik pengambilan sasaran
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Riduwan
Adapun yang menjadi sumber data pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
E. Instrumen Penelitian
Berdasarkan judul dan judul penelitian yang telah ditetapkan, yaitu untuk
dapat memberikan data yang akurat dalam penelitian ini. Instrumen yang
sebagai berikut:
1. Teknik Observasi
mengenal lokasi dan melihat langsung keadaan sekolah, fasilitas belajar dan
2. Wawancara
Wawancara digunakan pedoman wawancara yang diperuntukkan bagi guru
3. Daftar Pertanyaan
pertanyaan.
4. Teknik Dokumentasi
Untuk mengumpulkan data tentang jumlah siswa, jumlah pegawai dan tata
usaha, jumlah kelas, nilai aktif siswa serta lokas dan data lain yang ada
hubungannya dengan penelitian ini yang semuanya diambil dari staf tata
diklasifikasi.
2. Dibuat suatu tabel untuk menyatakan persentase jawaban tiap informan pada
1. Letak
berikut:
keseluruhan luas wialayah kecamatan Alla 21,76 km2 yang terdiri dari dua
Kalosi, Desa Baroko, Desa Pana, Desa Buntu Sugi, Desa Sumillan, Desa Mata
Allo, Desa Masallae, Desa Buntu Sarong, Desa Rampunan, Desa Mundan, Desa
Batu Kede, Desa Benteng Alla Utara, Desa Tongkonan Basse, Desa Tongko dan
Desa Benteng Alla. SMP Negeri 3 Alla Kabupaten Enrekang dianggap cukup
pemerintahan Kecamatan Alla memiliki jarak dan waktu yang relatif dengan pusat
pegunungan dan sebagian berada di daerah yang datar. Perbedaan letak ini
menunjukkan perbedaan iklim. Kalau di daerah ini hawanya cukup sejuk terutama
memandang yang nampak adalah pohon yang hijau, serta hamparan gunung-
gunung. Sebagai iklim yang berlaku di daerah gunung, maka iklimnya agak
Gunung Nona. Ada permandian alam Lewaja yang menarik apra wisatawan asing
Kabupaten Enrekang.
motivasi untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu bukti bahwa
pemerintah dalam segala bidang yang harus dirasakan oleh seluruh lapisan
masyarakat. Oleh karena itu, pembangunan daerah adaah bahagian internal dari
pembangunan nasional dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, yang salah
Enrekang adalah 99 persen beragama Islam. Walaupun ada penduduk yang bukan
Dalam hal ini oleh pemerintah memberikan berbagai bantuan-bantuan, baik itu
usaha-usaha yang mereka geluti tentunya yang bergerak di bidang tersebut di atas.
mengajar sekalipun siswa dan guru berlimpah ruah, tetapi sarana dan prasarana
sebagai berikut: Ruangan kepala sekolah satu unit, Ruangan guru satu unit,
Ruangan tata usaha satu unit, Ruangan BK satu unit, Ruangan laboratorium satu
unit, Ruang kelas 19 unit, Ruang OSIS satu unit, Ruang kesenian satu unit, UKS
satu unit, Musallah satu unit, Dapur satu buah, Perpustakaan satu unit, Lapangan
upacara satu unit, Lapangan basket satu unit, Parkir dua unit, Kantin dua unit dan
WC empat unit.
Ketersediaan sarana/prasarana pembelajaran sangat diperlukan demi
2008/2009.
No Fasilitas Jumlah
2 Ruangan guru 1
4 Ruangan BK 1
5 Ruangan laboratorium 1
6 Ruang kelas 19
7 Ruang OSIS 1
8 Ruang kesenian 1
9 UKS 1
10 Musallah 1
11 Dapur 1
12 Perpustakaan 1
13 Lapangan upacara 1
14 Lapangan basket 1
15 Parkir 2
16 Kantin 2
17 WC 3
serta upaya yng ditempuh dalam menanggulangi masalah yang ada. Oleh karena
itu, hambatan yang ada akan berpengaruh terhadap kualitas proses belajar
pelajaran geografi
oleh guru geografi di lokasi penelitian adalah guru sebagai mediator dan
di atas menyatakan bahwa guru sebagai mediator dan fasilitator artinya guru
dalam memberikan jawaban tentang persoalan yang diberikan. Karena itu, jelas
bahwa memberi kuliah atau ceramah bukanlah tugas utama seorang guru dalam
pengalaman yang paling mendukung dalam proses belajar serta guru harus
menyemangati siswa.
Agar peran dan tugas tersebut berjalan dengan optimal kegiatan yang
dilakukan guru adalah banyak berinteraksi dengan siswa untuk lebih mengerti apa
yang sudah mereka ketahui dan pikirkan, tujuan dan apa yang akan dibuat, ini
dilakukan di kelas dengan maksud supaya dalam proses belajar mengajar siswa
terlibat aktif, guru perlu mengerti pengalaman belajar yang mana lebih sesuai
dengan kebutuhan siswa, ini dilakukan dengan cara guru harus berpartisipasi
kepercayaan kepada siswa bahwa mereka dapat belajar dengan maksimal dan
siswa berlaku untuk menghadapi persoalan baru yang berkaitan. Guru mengawasi
dan memperhatikan perbedaan pendapat dalam kelas dari tiap siswa, menghargai
pendapat setiap siswa, dengan memfokuskan pada hal-hal yang akan dipelajari
guru akan menemukan konsep bahwa apakah materi yang diberikan sulit diterima
Dengan mengamati cara atau proses digunakan siswa, kita dapat menangkap
pengajaran, literatur, instrumen penilaian dan dana. Untuk lebih jelasnya dapat
a. Sarana/Prasarana
menerapkan model pembelajran ini. Yang dimaksud di sini sarana dan prasarana
sekolah yang terdiri dari: Ruangan kepala sekolah satu unit, Ruangan guru satu
unit, Ruangan tata usaha satu unit, Ruangan laboratorium satu unit, Ruang kelas
2008/2009
6 Perpustakaan 1 4,16
Jumlah 24 100
Dari tabel di atas menunjukkan fasilitas yang dimiliki SMP Negeri 3 Alla
Perpustakaan, Komputer, OHP dan Alat Peraga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
1 Gedung Sekolah - -
2 Perpustakaan 2 66,7
3 Laboratorium - -
4 Komputer 3 100
5 OHP 2 66,7
terlihat ada tiga informan tidak menjawab yang menyatakan bahwa gedung
hambatan dalam proses belajar mengajar yang dialami oleh guru dalam
menunjukkan bahwa perpustakaan dan OHP terapat dua informan dari tiga
persentase 100 persen menyatakan bahwa komputer dan alat peraga merupakan
pembelajaran konstruktivisme.
b. Perangkat Belajar
Perangkat belajar yang harus dimiliki oleh setiap guru, seperti: silabus dan
didik.
Adapun yang tergolong dalam perangkat belajar adalah Silabu dan Rencana
yang harus dimiliki oleh setiap guru. Dewasa ini, banyak guru yang kurang
membagi alokasi waktu dengan pemberian materi pelajaran yang akan diberikan
kepada peserta didik dan penilaian yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai. Adapun hambatan yang tergolong dalam perangkat belajar
Berdasarkan data dari Tabel 4 terlihat tak satupun dari tiga informan yang
proses belajar mengajar. Itu berarti bahwa silabus dan rencana pembelajaran
bukan termasuk hambatan dalam proses belajar mengajar pada SMP Negeri 3 Alla
Kabupaten Enrekang.
c. Metode Penagajaran
peserta didik dalam menerima materi pembelajaran di sekolah. Guru juga harus
segera mengenali materi pelajaran dan metode pengajaran yang bisa membuat
peserta didik bosan. Karena, bukanlah tugas seorang guru untuk selalu berdiri di
depan untuk memberikan materi tapi seorang guru harus membantu peserta didik
peserta didik. Adapun yang termasuk dalam metode pengajaran adalah Ceramah,
model konstruktivisme. Guru harus segera mengenali materi pelajaran dan metode
pembelajaran yang membuat peserta didik bosan, ini harus segera ditanggulangi.
seorang guru akan menggunakan metode yang sesuai dengan materi yang
1 Ceramah - -
3 Diskusi 2 66,7
4 Bertanya 2 66,7
5 Praktek 1 33,3
merupakan cara memberikan materi kepada siswa yang sangat mudah, dalam
dikurangi karena sering membuat siswa bosan dan mengantuk, sedangkan metode
bertanya dan metode diskusi menunjukkan bahwa ada dua dari tiga informan yang
menjawab tentang persentase 66,7 persen, sedangkan untuk metode tanya jawab
salah satu dari informan menjawab dengan persentase 100 persen. Metode tanya
jawab yang dilakukan oleh guru adalah setelah selesai memberikan materi kepada
siswa, metode bertanya dilakukan oleh guru pada saat guru memberi penjelasan
dalam memaknasi sesuatu, ada satu dari tiga informan yang menjawab bahwa
persen.
d. Literatur
banyaknya literatur, sebab dalam hal ini siswa dituntut untuk menemukan sendiri
literatur misalnya: buku, media pembelajaran. Sebab dalam hal ini siswa dituntut
secara khusus untuk kepentingan pembelajaran bagi tiap mata pelajaran utamanya
mata pelajarangeografi. Adapun yang tergolong dalam literatur yaitu buku paket
dan media pembelajaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6 berikut.
Tabel 6. Hambatan informan dalam memaknai literatur
Dari data tabel 6 menunjukkan bahwa ada dua dari tiga informan yang
bahwa ada dua informan yang menjawab dengan persentase 66,7 persen
pembelajaran.
e. Instrumen Penilaian
Dalam suatu penilaian seorang guru harus mengetahui apa yang digunakan
dalam memberikan penilaian pada peserta didik. Karena dalam penerapan model
materi pelajaran tapi seorang guru harus dapat membewa peserta didik dalam
penilaian.
termasuk dalam instrumen penilaian yaitu LKS, Pemberian tugas, dan Pembuatan
1 LKS - -
3 Pembuatan laporan - -
Berdasarkan data tabel 7 menunjukkan bahwa ada satu dari tiga informan
laporan ada dua informan tidak menjawab apa-apa. Itu artinya bahwa pemberian
pembelajaran
f. Dana
Dalam melaksanakan proses pembelajaran, seorang guru dituntut dapat
mempersiapkan materi yang akan diajarkan. Untuk melakukan hal tersebut, maka
guru harus menyiapkan sumber belajar dan penilaian agar dapat terlaksana dengan
baik dan untuk menyiapkan semuanya diperlukan biaya. Dalam penerapan model
semua butuh biaya. Kurangnya dana yang dibutuhkan, akan menjadi hambatan
penyediaan LKS, dan penyediaan media pembelajaran. Untuk lebih jelasnya dapat
pembelajaran konstruktivisme
pelajaran geografi.
sesuai dengan sarana/prasarana yang ada. Dengan maksud, bahwa bukan suatu
situasi dan kondisi setiap sekolah tidak sama. Ada beberapa sekolah yang tidak
kreativitas murid. Dalam situasi seperti ini, kita tidak perlu idealis untuk
melaksanakanmodel ini secara ketat. Lebih baik dalam situasi itu kita mencoba
beberapa hal yang dapat dikerjakan. Kita dapat memilih hal-hal yang dapat
dikurangi metode ceramah yang membuat siswa mengantuk dan bosan, lebih baik
kesempatan bagi siswa untuk mengekspresikan apa yang mereka ketahui dan apa
sanggahan terhadap yang diungkapkan guru. Semua dapat menantang siswa lebih
untuk memilih atau menentukan media pembelajaran yang akan dipakai, karena
disesuaikan dengan lingkungan dan materi yang akan diberikan. Penilaian seperti
ini menekankan pada isi dari bahan pelajaran, sistem belajar mengajar
bahwa melaksanakan proses belajar mengajar masih banyak ada hambatan yang
dialami oleh guru geografi di SMP Negeri 3 Alla Kabupaten Enrekang, bukan
Enrekang
memanfaatkan alat peraga yang ada sesuai dengan materi dengan sederhana.
pembuatan RPP lalu ke Analisis butir soal setelah pelajaran dari materi
selesai.
Dari tabel 9 di atas terlihat bahwa adanya berbagai cara yang ditempuh oleh
guru mata pelajaran geografi untuk mengatasi masalah terkait dengan penerapan
dengan sarana dan prasarana yang ada dengan maksud bahwa tidak seharusnya
sanggahan terhadap yang diungkapkan guru. Semua dapat menantang siswa lebih
untuk memilih atau menentukan media pembelajaran yang akan dicapai, karena
beda dengan penilaian yang dilakukan dengan cara evaluasi akhir multiple choice
maupun tes-tes yang menuntut pemahaman banyak bahan dan juga hafalan yaang
banyak. Penilaian yang seperti ini menekankan pada isi dari bahan pelajaran,
hambatan yang dialami oleh guru geografi di SMP Negeri 3 Alla Kabupaten
situasi dan kondisi setiap sekolah tidak sama. Ada beberapa sekolah yang tidak
murid. Dalam situasi seperti ini, kita tidak perlu idealis untuk melaksanakan
model ini secara ketat. Lebih baik dalam situasi itu kita mencoba beberapa hal
yang dapat dikerjakan. Kita dapat memilih hal-hal yang dapat dilakukan dalam
ceramah yang membuat siswa mengantuk dan bosan. Lebih baik diberi waktu bagi
mengekspresikan apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka tidak ketahui.
sanggahan terhadap yang diungkapkan guru. Semua dapat menantang siswa lebih
untuk memilih atau menenrukan media pembelajaran yang akan dipakai, karena
beda dengan penilaian yang dilakukan dengan cara evaluasi akhir multiple choice
maupun tes-tes yang menuntut pemahaman banyak bahan dan juga hafalan yang
banyak. Penilaian seperti ini menekankan pada makna isi dari bahan pelajaran,
C. Pembahasan
pembelajaran geografi
oleh guru geografi di lokasi penelitian adalah guru sebagai mediator dan
jalan atau tidak, karena diaharapkan peserta didik dalam menerima. Materi
pelajaran apakah dapat dipahami atau dapat diterima atau tidak. Guru sebagai
mediator dan fasilitator dengan cara guru menyediakan pengalaman belajar yang
persoalan yang diberikan. Meyakinkan apa yang siswa ketahui, merangkai tugas-
tugas sehingga mereka dapat membangun pengetahuan. Murid mencari arti atau
menunjukkan apakah pemikiran siswa berjalan atau tidak. guru menunjukkan dan
mempertanyakan apakah pengetahuan siswa berlaku untuk menghadapi persoalan
3 Alla, terlihat bahwa banyak hambatan yang dialami oleh guru dalam penerapan
a. Sarana/Prasarana
Dari jawaban informan (guru geografi), terlihat bahwa gedung sekolah dan
dalam proses belajar mengajar yang dialami oleh guru dalam menerapkan model
bahwa perpustakaan dan OHP terdapat dua informan yang menjawab dengan
persentase 66,7 persen, sedangkan komputer dan alat peraga menunjukkan bahwa
masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelut dengan ide-
b. Perangkat Belajar
merupakan kewajiban yang harus dimiliki setiap guru. Dewasa ini, banyak guru
dapat membagi alokasi waktu dengan pemberian materi pelajaran yang akan
diberikan kepada peserta didik sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Berdasarkan dari analisis data terlihat bahwa tak satupun dari informan yang
proses belajar mengajar. Artinya bahwa silabus dan rencana pembelajaran bukan
c. Metode Penagajaran
Guru harus segera mengenali materi pelajaran dan metode pengajaran yang
membuat peserta didik bosan. Karena, bukanlah tugas seorang guru untuk selalu
beridiri di depan untuk memberikan materi tapi seorang guru harus membantu
dengan cara guru hanya berdiri di depan siswa memberikan materi, sedangkan
metode bertanya dan metode diskusi menunjukkan bahwa ada dua informan yang
menjawab dengan persentase 66,7 persen, sedangkan untuk metode tanya jawab
dilakukan pada saat guru selesai menjelaskan atau memberikan materi dan metode
diskusi dilakukan antara siswa dengan siswa, guru bertindak sebagai mediator dan
fasilitator, metode praktek menunjukkan bahwa ada satu informan yang menjawab
dengan persentase 33,3 persen. Metode bertanya dilakukan pada saat guru
d. Literatur
banyaknya literatur, sebab dalam hal ini siswa dituntut untuk menemukan sendiri
Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa ada dua informan yang
paket tersedia sehingga proses belajar mengajar agak terhambat tetapi guru
mengupayakan agar proses belajar mengajar berjalan lancar dengan cara guru
e. Instrumen Penilaian
Dalam suatu penilaian seorang guru harus mengetahui apa yang digunakan
dalam memberikan penilaian pada peserta didik. Karena dalam penerapan model
materi pelajaran tapi seorang guru harus dapat membawa peserta didik dalam
f. Dana
mempersiapkan materi yang akan dajarkan. Untuk melakukan hal tersebut, maka
guru harus menyiapkan sumber belajar dan penilaian agar dapat terlaksana dengan
baik dan untuk menyiapkan semuanya diperlukan biaya. Dalam penerapan model
proses pembelajaran dengan persentase 33,3 persen, dan terlihat bahwa ada dua
pembelajaran ada tiga informan yang menjawab dengan persentase 100 persen
banyak hambatan yang dihadapi oleh guru. Untuk mengatasi masalah tersebut ada
memanfaatkan alat peraga yang ada sesuai dengan materi dengan sederhana
mengajar tetap berjalan. Secara garis besar upaya yang dilakukan adalah
maksud, bahwa bukan suatu alasan untuk tidak melaksanakan pembelajaran akan
yang ada.
Menurut Paul S (1997-82) dalam situasi seperti ini, kita tidak perlu menjadi
idealis untuk melaksanakan model pembelajaran ini secara ketat. Akan tetapi lebih
baik kita mencoba beberapa hal yang dapat dikerjakan atau dilakukan dalam
melaksanakan pembelajaran, kita perlu memilih hal-hal yang dapat dilakukan
kendala yang dialami oleh guru tapi, bukan berarti tidak melaksanakan
pembelajaran.
khususnya siswa usia sekolah dasar dapat dilakukan dengan bentuk usaha-usaha
terhadap siswa dalam bentuk pendidikan atau bimbingan yang lemah lembut
Pelaksanaan belajar dan mengajar merupakan dua aspek yang sulit untuk
dipisahkan. Di satu pihak menuntut murid untuk belajar yang lebih baik,
sedangkan di lain pihak menuntut cara dan pendekatan guru dalam menyampaikan
materi pelajaran yang disajikan. Oleh karena itu, salah satu cara yang terbaik
dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar murid adalah senantiasa memberikan
bimbingan belajar.
proses pendekatan guru dengan murid dalam interaksi belajar mengajar, agar
motivasi murid dalam mengikuti pembelajaran tetap terjaga dan terus ditingkatkan
guna mencapai prestasi belajar yang diinginkan. Dengan demikian, peranan guru
proses pembelajaran yang efektif sebagai salah satu perwujudan guna mencapai
prestasi belajar yang lebih baik. Dengan kreativitas guru untuk mengatasi keadaan
pembuatan RPP lalu ke Analisis butir soal setelah pelajaran dari materi
selesai
situasi dan kondisi setiap sekolah tidak sama. Ada beberapa sekolah yang tidak
murid. Dalam situasi seperti ini, kita tidak perlu idealis untuk melaksanakan
model ini secara ketat. Lebih baik dalam situasi itu kita mencoba beberapa hal
yang dapat dikerjakan. Kita dapat memilih hal-hal yang dapat dilakukan dalam
ceramah yang membuat siswa mengantuk dan bosan, lebih baik diberi waktu bagi
mengekspresikan apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka tidak ketahui.
Dengan mengungkapkan gagasan dan pemikirannya, siswa akan dibantu
sanggahan terhadap yang diungkapkan guru. Semua dapat menantang siswa lebih
untuk memilih atau menentukan media pembelajaran yang akan dipakai, karena
beda dengan penilaian yang dilakukan dengan cara evaluasi akhir multiple choice
maupun tes-tes yang menuntut pemahaman banyak bahan dan juga hafalan yang
banyak. Penilaian seperti ini menekankan pada isi dari bahan pelajaran, sistem
bahwa melaksanakan proses belajar mengajar masih ada banyak hambatan yang
dialami oleh guru geografi di SMP Negeri 3 Alla Kabupaten Enrekang, bukan
tetapi, semua itu merupakan bentuk dari peningkatan proses belajar mengajar
yang terlaksana.
di atas menyatakan bahwa guru sebagai mediator dan fasilitator artinya guru
bahwa memberi kuliah atau ceramah bukanlah tugas utama seorang guru dalam
pengalaman yang paling mendukung dalam proses belajar serta guru harus
menyemangati siswa.
Agar peran dan tugas tersebut berjalan dengan optimal kegiatan yang
dilakukan guru adalah banyak berinteraksi dengan siswa untuk lebih mengerti apa
yang sudah mereka ketahui dan pikirkan, tujuan dan apa yang akan dibuat, ini
dilakukan di kelas dengan maksud supaya dalam proses belajar mengajar siswa
terlibat aktif, guru perlu mengerti pengalaman belajar mana yang lebih sesuai
dengan kebutuhan siswa, ini dilakukan dengan cara guru harus berpartisipasi
kepercayaan kepada siswa bahwa mereka dapat belajar dengan maksimal dan
siswa berlaku untuk menghadapi persoalan baru yang berkaitan. Guru mengawasi
dan memperhatikan perbedaan pendapat dalam kelas dari tiap siswa, menghargai
pendapat setiap siswa, dengan memfokuskan pada hal-hal yang akan dipelajari
guru akan menemukan konsep bahwa apakah materi yang diberikan sulit diterima
Dengan mengamati cara atau proses digunakan siswa, kita dapat menangkap
A. Kesimpulan
oleh guru geografi di lokasi penelitian adalah guru sebagai mediator dan
perpustakaan, OHP, alat peraga, silabus, metode tanya jawab, metode diskusi,
terlalu ketat, akan tetapi mencoba memberikan kesempatan pada siswa untuk
agar minat dan motivasi belajar siswa lebih meningkat dan berkualitas.
3. Diharapkan kepada pihak sekolah dan instansi yang terkait untuk aktif
yang berminat, khususnya tenaga pendidik untuk dapat meneliti masalah yang
sama dengan menggunakan populasi yang lebih besar pada lokasi lain untuk
Ali, M. 2002. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Aglasindo.
Ansar. 1994. Kompetensi Guru dan Minat Baca Murid dalam Hubungan dengan
Prestasi Belajar SMP dan Sekolah Dasar. Ujung Pandang: IKIP FPIPS.
Makassar.
UNM.
Mata Kuliah Kimia Fisik Jurusan Kimia di SMA (Studi Kasus pada SMU di
Rosdakarya.
Mulyono, B. 2003. Geografi untuk SMU Kelas I Semester I. Bandung: PT. Tiga
Serangkai.
Nuramar. 2007. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII4 SMP
Makassar.
Kanisius.
Phopan, JW. 2001. Teknik Mengajar Secara Sistematik. Jakarta: Rineka Cipta.
Pustaka.
Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Rineka Cipta.
Baru Algensindo.
http:/Surakita.com/artikel.html