Anda di halaman 1dari 32

PEDOMAN PELAYANAN

INSTALASI LABORATORIUM

RUMAH SAKIT MUTIARA HATI


JALAN RAYA KEMANTREN WETAN 49
TERUSAN GEDEG MOJOKERTO
2014
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bagian integral yang tidak dapat
dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pada saat ini perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan semakin meningkat dan sudah mengarah pada
spesialisasi dan subspesialisasi. Semakin pesat laju pembangunan, semakin besar pula tuntutan
masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Perlu disadari bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat,
tuntutan akan pelayanan kesehatan yang bermutu pun semakin meningkat. Di lain pihak
pelayanan rumah sakit yang memadai, baik di bidang diagnostik maupun pengobatan semakin
dibutuhkan. Sejalan dengan itu maka pelayanan diagnostik yang diselenggarakan oleh
laboratorium rumahsakit sangat perlu menerapkan sebuah standar mutu untuk menjamin kualitas
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
bagi masyarakat. Salah satu yang tertuang dalam Undang undang No.23 Tahun 1992 tentang
kesehatan bertujuan melindungi pemberi dan penerima jasa pelayanan kesehatan serta memberi
kepastian hukum dalam rangka meningkatkan, mengarahkan dan memberi dasar bagi
pembangunan kesehatan. Dalam pembangunan kesehatan. Dalam pembangunan kesehatan perlu
dilakukan peningkatan pelayanan kesehatan termasuk peningkatan Pelayanan Laboratorium di
Rumah Sakit.
Pelayanan Laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan medik Rumah Sakit
yang perlu mendapat perhatian khusus,karena sebagaimana diketahui bahwa Pelayanan
Laboratorium selain telah dirasakan besar manfaatnya, namun oleh karena didalam pelaksanaan
pemeriksaan laboratorium berhubungan dengan cairan tubuh penderita sehingga ada resiko
bahaya terpapar bahan infeksius baik terhadap pekerja, pasien maupun lingkungannya, denga
demikian Pelayanan Laboratorium harus dikelola oleh mereka yang benar benar profesional
dalam bidang laboratorium demi keselamatan kerja terhadap bahan infeksius.

B. Tujuan
Pedoman ini dibuat sebagai acuan pelayanan Laboratorium di RS Mutiara Hati
Mojokerto, hal ini karena pemeriksaan laboratorium adalah salah satu komponen penting dalam
penatalaksanaan pasien yang dapat berperan meningkatkan mutu diagnosa klinik, sehingga
pengobatan terhadap pasien menjadi lebih terarah.

1
C. Ruang Lingkup
Pelayanan Laboratorium di RS Mutiara Hati Mojokerto mempunyai ruang lingkup
Laboratorium Klinik Diagnostik.

D. Batasan Operasional
1. Laboratorium
Laboratorium adalah Tempat reset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah
dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan
kegiatan tersebut secara terkendali.
2. Laboratorium Klinik
Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan
pemeriksaan specimen klinik untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan
terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan
kesehatan
Laboratorium ini sering dibagi atas sejumlah bagian :
a. Kimia klinik biasanya menerima serum. Sering kali bagian ini adalah bagian yang
melakukan pemeriksaan rutin terbanyak. Mereka menguji komponen/analit yang berbeda
beda dalam serum atau plasma.
b. Hematologi menerima keseluruhan darah dan plasma. Mereka melakukan perhitungan
darah dan evaluasi morfologi darah.
c. Mikrobiologi menerima usapan, tinja, air seni, darah, dahak, peralatan medis begitupun
jaringan yang mungkin terinfeksi. Spesimen tadi dikultur untuk memeriksa mikroba
patogen.
d. Parasitologi mengamati parasit.
e. Koagulasi menganalisis waktu bekuan dan faktor koagulasi
f. Urinalisis menguji air seni untuk sejumlah analit.
g. Histologi memproses jaringan padat yang diambil dari tubuh untuk membuat di kaca
mikroskop dan menguji detail sel.
h. Sitologi menguji usapan sel (seperti dari mulut rahim) untuk membuktikan kanker dan
keadaan lain.
3. Standar Pelayanan Laboratorium
Adalah sumber yang berlaku sesuai dengan tingkat atau kelas rumah sakit dan sarana
pelayanan kesehatan lainnya yang menyelenggarakan pelayanan laboratorium tersebut.
4. Tenaga Profesional / Formal Laboratorium adalah teknisi laboratorium medis ( Analis
Laboratorium )

5. Tenaga Penunjang Laboratorium adalah tenaga yang mencakup : Teknisi Alat alat
Analyzer laboratorium, paramedis, petugas administrasi laboratorium.

2
6. Standar Prosedur Operasional ( SPO ) adalah kumpulan instruksi, langkah langkah yang
telah dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
7. Ruangan
Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung peralatan yang dipergunakan, aktifitas dan
jumlah petugas yang berhubungan dengan spesimen/pasien untuk kebutuhan pemeriksaan
laboratorium. Semua ruangan harus mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur pelayanan
dan memperoleh sinar matahari/cahaya dalam jumlah yang cukup.
8. Peralatan Laboratorium
Laboratorium harus dilengkapi dengan semua peralatan yang diperlukan sesuai dengan
layanan yang disediakan sekalipun tidak digunakan secara rutin. Pada saat instalasi alat
maupun saat kerja rutin, peralatan harus diperhatikan menunjukan kemampuan atau
memenuhi kinerja yang dipersyaratkan dan harus memenuhi spesifikasi yang sesuai untuk
pemeriksaan bersangkutan.
9. Bahan Laboratorium
a. Reagent adalah zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk mendeteksi,
mengukur, memeriksa dan menghasilkan zat lain.
b. Standar adalah zat zat yang konsentrasi atau kemurniannya diketahui dan diperoleh
dengan cara penimbangan.
c. Bahan Kontrol adalah bahan yang digunakan untuk memantau ketepatan suatu
pemeriksaan di laboratorium, atau untuk mengawasi kualitas hasil pemeriksaan sehari
hari.
d. Air merupakan bahan termurah dari semua bahan yang digunakan di laboratorium tetapi
air merupakan bahan terpenting dan yang paling sering digunakan, oleh karena itu
kualitas air yang digunakan harus memenuhi standar seperti halnya bahan lain yang
digunakan dalam analisis.
e. Media adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi ( nutrient ) yang dipakai
untuk menumbuhkan mikroba.
10. Spesimen merupakan bahan pemeriksaan yang berasal dari manusia. Sedangkan sampel
dapat diartikan sebagai bahan dari spesimen manusia atau dapat berupa bahan pemeriksaan
bersumber lingkungan ( non klinis ).
11. Metode Pemeriksaan
Tujuan melakukan suatu pemeriksaan antara lain untuk uji saring, diagnostik dan evaluasi
hasil pengobatan serta surveilan.
Tiap tujuan pemeriksaan memerlukan sensitivitas dan spesifitas yang berbeda beda,
sehingga perlu dipilih metode yang sesuai karena setiap metode mempunyai sensitivitas dan
spesifitas yang berbeda beda pula.

3
12. Pemantapan Mutu (quality assurance) laboratorium kesehatan adalah semua kegiatan yang
ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium.
Pemantapan Mutu terbagi menjadi 2 :
a. Pemantapan Mutu Internal ( Internal Quality Control )
adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh masing masing
laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi atau mengurangi kejadian
error/penyimpangan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat.
b. Pemantapan Mutu Eksternal ( PME )
adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain diluar laboratorium
yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam
bidang pemeriksaan tertentu. Penyelenggaraan kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal
dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta atau internasional.
Setiap laboratorium kesehatan wajib mengikuti Pemantapan Mutu Eksternal yang
diselenggarakan oleh pemerintah secara teratur dan periodik meliputi semua bidang
pemeriksaan laboratorium.
13. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium
Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ) laboratorium merupakan bagian dari pengelolaan
laboratorium secara keseluruhan. Laboratorium melakukan berbagai tindakan dan kegiatan
terutama berhubungan dengan spesimen yang berasal dari manusia maupun bukan manusia.
Bagi petugas laboratorium yang selalu kontak dengan spesimen, maka berpotensi terinfeksi
kuman patogen. Potensi infeksi juga dapat terjadi dari petugas ke petugas lainnya, atau
keluarganya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi, perlu adanya
kebijakan yang ketat. Petugas harus memahami keamanan laboratorium dan tingkatannya,
mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan
pekerjaannya sesuai SOP, serta mengontrol bahan/spesimen secara baik menurut praktik
laboratorium yang benar.
14. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan Pelaporan kegiatan laboratorium diperlukan dalam perencanaan, pemantauan
dan evaluasi serta pengambilan keputusan untuk peningkatan pelayanan laboratorium. Untuk
itu kegiatan ini harus dilakukan secara cermat dan teliti, karena kesalahan dalam pencatatan
dan pelaporan akan mengakibatkan kesalahan dalam menetapkan suatu tindakan.

E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Idonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentnag Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
5. Permenkes no 411/MENKES/PER/III/2010 tentang Laboratorium Klinik
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
4
kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat.
7. Menteri Kesehatan RI No : 129/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit.
8. Kepmenkes RI No : 370/Menkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Ahli Teknologi
Laboratorium Kesehatan

5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

Untuk menjalankan pelayanan laboratorium didukung oleh tenaga profesional


laboratorium dan tenaga penunjang laboratorium.
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
1. Penanggung jawab Laboratorium
Penanggung jawab Laboratorium adalah seorang D3 Analis laboratorium yang bertanggung
jawab kepada direktur atas pelayanan yang ada dilaboratorium. Penanggung jawab
Laboratorium memiliki uraian tugas seperti :
a. Mengkoordinir kegiatan laboratorium
b. Merencanakan pengadaan alat laboratorium
c. Menentukan tugas dan fungsi petugas laboratorium
d. Membaca morfologi darah
e. Menentukan jenis reagent dan jenis pemeriksaan laboratorium
f. Mengadakan komunikasi dengan klinis
g. Menjawab konsul hasil dan pemeriksaan laboratorium
2. Kepala Instalasi Laboratorium
Kepala Instalasi Laboratorium bertindak sebagai koordinator palaksanaan dan pengembangan
pelayanan laboratorium rumah sakit dan pelayanan pendidikan serta memfasilitasi penelitian
di Instalasi laboratorium yang memiliki uraian tugas sebagai berikut :
1. Menyebarluaskan dan membangun pengetahuan dan kesadaran mengenai visi (shared
vision), misi, dan tujuan RS kepada seluruh staf Instalasi laboratorium
2. Melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi instalasi laboratorium
3. Memberikan usulan program kerja dan anggaran Instalasi laboratorium
4. Mengembangkan kemampuan SDM Instalasi laboratorium sehingga berperan aktif
terwujudnya pelayanan laboratorium yang unggul
5. Mengatur, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan dinas kerja staf bawahannya
6. Memberikan laporan tertulis secara berkala (bulanan, triwulan, tahunan) disertai analisa
dan rekomendasi kepada Manager Penunjang Medis sesuai format yang telah ditetapkan,
tentang kegiatan pelayanan di Instalasi Laboratorium
3. Administrasi Laboratorium
Administrasi Laboratorium adalah staf dibawah kepala Instalasi laboratorium yang memiliki
uraian tugas sebagai berikut :
a. Memeriksa pengantar pemeriksaan laboratorium dari dokter
b. Menginput data pasien ke SIM RS
c. Memastikan kwitansi pembayaran pasien benar untuk kemudian dilakukan pemeriksaan
6
d. Menginput hasil pemeriksaan laboratorium dan menyerahkannya ke pasien
e. Mencatat nama pasien, jenis pemeriksaan, hasil pemeriksaan, dan dokter yang merujuk
ke buku besar
4. Petugas Sampling
Petugas Sampling adalah staf dibawah kepala Instalasi laboratorium yang memiliki uraian
tugas sebagai berikut :
a. Mempersiapkan perlengkapan sampling ( sesuai dengan kebutuhan )
b. Memastikan tepat pasien yang akan diambil darahnya
c. Melakukan pengambilan sampel darah pasien
d. Memastikan sampel darah pasien sesuai dengan nama yang tertera di label darah
e. Memastikan sampel darah yang diambil sesuai dengan criteria darah yang akan diperiksa
5. Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium
Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium adalah staf dibawah kepala Instalasi laboratorium yang
memiliki uraian tugas sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab atas kalibrasi, maintenance dan control laboratorium dalam keadaan
baik
b. Mengecek persediaan reagen
c. Mengecek persediaan form kebutuhan laboratorium dan bahan habis pakai (BHP)
d. Membersihkan tabung- tabung yang akan dipakai dan merapihkannya ke tempat
penyimpanan
e. Membersihkan dan merapihkan prasarana pemeriksaan laboratorium seperti meja
sampling, micropipette, dll
f. Melakukan pemeriksaan sampel darah pasien sesuai dengan jenis pemeriksaan dan SOP
pemeriksaan di laboratorium
Berdasarkan uraian kompetensi tersebut, kualifikasi SDM Instalasi Laboratorium secara
menyeluruh disajikan pada tabel 1.1 sebagai berikut :
Tabel 1.1
Kualifikasi SDM Instalasi Laboratorium
NAMA
URAIAN TUGAS KUALIFIKASI
JABATAN
1.D3 Analis laboratorium
Penanggung a. Mengkoordinir kegiatan laboratorium
2.Memiliki sertifikat
jawab b. Merencanakan pengadaan alat laboratorium
3. Memiliki kemampuan
Instalasi c. Menentukan tugas dan fungsi petugas
memimpin.
laboratorium laboratorium
4. Sehat jasmani dan
d. Membaca morfologi darah
rohani.
e. Menentukan jenis reagent dan jenis
pemeriksaan laboratorium
f. Mengadakan komunikasi dengan klinis

7
g. Menjawab konsul hasil dan pemeriksaan
laboratorium
a. Menyebarluaskan dan membangun 1.Memiliki persyaratan
Kepala
pengetahuan dan kesadaran mengenai visi kemampuan dibidang
Instalasi
(shared vision), misi, tujuan dan value RS teknis, manajerial dan
Laboratorium
kepada seluruh staf Instalasi laboratorium fisik
b. Melakukan perencanaan, pengorganisasian, 2.Memiliki pengetahuan
pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi dalam dan pengalamam
pelaksanaan tugas dan fungsi Umit dibidangnya minimal 2
laboratorium tahun dengan
c. Memberikan usulan program kerja dan pendidikan minimal
anggaran Instalasi laboratorium diploma analis
d. Mengembangkan kemampuan SDM Instalasi laboratorium
laboratorium sehingga berperan aktif 3.Memiliki persyaratan
terwujudnya pelayanan laboratorium yang mental yang baik
unggul
e. Mengatur, mengawasi dan mengevaluasi
pelaksanaan dinas kerja staf bawahannya
f. Memberikan laporan tertulis secara berkala
Administrasi a. Memeriksa pengantar pemeriksaan D3 Analis Kesehatan /
Laboratorium laboratorium dari dokter SMAK
b. Menginput data pasien ke SIM RS
c. Memastikan kwitansi pembayaran pasien
benar untuk kemudian dilakukan pemeriksaan
Menginput hasil pemeriksaan laboratorium
dan menyerahkannya ke pasien
d. Mencatat nama pasien, jenis pemeriksaan,
hasil pemeriksaan, dan dokter yang merujuk
ke buku besar
Petugas a. Mempersiapkan perlengkapan sampling D3 Analis Kesehatan /
Sampling (sesuai dengan kebutuhan ) SMAK
b. Memastikan tepat pasien yang akan diambil
darahnya
c. Melakukan pengambilan sampel darah pasien
d. Memastikan sampel darah pasien sesuai
dengan nama yang tertera di label darah
e. Memastikan sampel darah yang diambil
sesuai dengan kriteria darah yang akan

8
diperiksa
Pelayanan a. Bertanggung jawab atas kalibrasi, D3 Analis Kesehatan /
pemeriksaan maintenance dan control laboratorium dalam SMAK
laboratorium keadaan baik
b. Mengecek persediaan reagen ( Kimia
termasuk PCCC1, C FAS, CFAS LIPID,
Hematologi 3diff dan 5 diff)
c. Mengecek persediaan form kebutuhan
laboratorium dan bahan habis pakai (BHP)
d. Membersihkan tabung- tabung yang akan
dipakai dan merapihkannya ke tempat
penyimpanan
e. Membersihkan dan merapihkan prasarana
pemeriksaan laboratorium seperti meja
sampling, micropipette, dll
f. Melakukan pemeriksaan sampel darah pasien
sesuai dengan jenis pemeriksaan dan SOP
pemeriksaan di laboratorium

B. Distribusi Ketenagaan
1. Shift Pagi
1) Uraian Pekerjaan
Kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh petugas laboratorium adalah sebagai berikut :
a. Registrasi Pasien
a) Mendaftarkan pasien Rawat Jalan
b) Mendaftarkan pasien Rawat Inap
c) Pemberian label sampel
d) Persiapan sampling
e) Pengambilan hasil pemeriksaan
f) Penulisan hasil pemeriksaan
g) Mengarsip hasil pemeriksaan
b. Pengambilan sampel
a) Sampel Darah
- Sampel darah vena
- Sampel darah arteri
- Sampel darah perifer
b) Sampel Urin
- Urin lengkap

9
- Urin rutin
- Test Kehamilan
c) Sampel Feaces
- Feaces lengkap
d) Sampel Dahak
- Sampel dahak sewaktu
- Sampel dahak pagi
c. Pemeriksaan laboratorium rutin
a) Pemeriksaan hematologi
b) Pemeriksaan Kimia Klinik
c) Pemeriksaan Urinalisa
d) Pemeriksaan Feaces
e) Pemeriksaan Dahak
d. Persiapan dan Tata laksana pemeriksaan
a) Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pengambilan sampel
b) Memberi label pada tabung sampel pasien
c) melakukan sampling
e. Analisa Sampel
a) Pemeriksaan sampel
b) Memastikan tidak adanya kesalahan pasien
c) Memastikan kualitas hasil pemeriksaan
d) Menginput hasil pemeriksaan
e) Merapikan hasil dan formulir permintaan dari dokter dan memberi identitas pada
amplop
2) Analisa Beban Kerja
Diketahui :
Jumlah pemeriksaan rata rata : 8 pemeriksaan
Waktu efektif kerja : 8 jam
Waktu rata rata yang dibutuhkan untuk melaksanakan pemeriksaan :
- Registrasi pasien : 5 menit/pemeriksaan
- Pemeriksaan lab rutin : 45 menit/pemeriksaan
- Menginput hasil pemeriksaan dan ekpertisi : 10 menit/pemeriksaan
- Kegiatan lain : 20 menit/pemeriksaan
(Persiapan reagent,waktu inkubasi sampel)
3) Perhitungan
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan :
a) Registrasi pasien : 8 pemeriksaan x 5 menit = 40 menit
b) Pemeriksaan lab rutin : 8 pemeriksaan x 45 menit = 360 menit

10
c) Menginput hasil pemeriksaan dan ekspertisi : 8 pemeriksaan x 10 menit = 80 menit
d) Kegiatan lain (Persiapan reagent,waktu inkubasi sampel) = 20 menit

Total waktu = 500 menit = 8,3 jam


Jika waktu efektif kerja shift pagi adalah 7 jam, maka petugas laboratorium yang di
butuhkan adalah :
8.3 jam : 8 jam = 1,03 = 1 orang
2. Shift Sore
1) Uraian Pekerjaan
Kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh petugas laboratorium adalah sebagai berikut :
a. Registrasi Pasien
a) Mendaftarkan pasien Rawat Jalan
b) Mendaftarkan pasien Rawat Inap
c) Pemberian label sampel
d) Persiapan sampling
e) Pengambilan hasil pemeriksaan
f) Penulisan hasil pemeriksaan
g) Mengarsip hasil pemeriksaan
b. Pengambilan sampel
a) Sampel Darah
- Sampel darah vena
- Sampel darah arteri
- Sampel darah perifer
b) Sampel Urin
- Urin lengkap
- Urin rutin
c) Test Kehamilan
d) Sampel Feaces
e) Feaces lengkap
f) Sampel Dahak
- Sampel dahak sewaktu
- Sampel dahak pagi
c. Pemeriksaan laboratorium rutin
a) Pemeriksaan hematologi
b) Pemeriksaan Kimia Klinik
c) Pemeriksaan Urinalisa
d) Pemeriksaan Feaces
e) Pemeriksaan Dahak

11
f) Persiapan dan Tata laksana pemeriksaan
g) Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pengambilan sampel
h) Memberi label pada tabung sampel pasien
i) Melakukan sampling
d. Analisa Sampel
a) Pemeriksaan sampel
b) Memastikan tidak adanya kesalahan pasien
c) Memastikan kualitas hasil pemeriksaan
d) Menginput hasil pemeriksaan
e) Merapikan hasil dan formulir permintaan dari dokter dan memberi identitas pada
amplop
2). Analisa Beban Kerja
Diketahui :
Jumlah pemeriksaan rata rata : 10 pemeriksaan
Waktu efektif kerja : 8 jam
Waktu rata rata yang dibutuhkan untuk melaksanakan pemeriksaan :
a) Registrasi pasien : 5 menit/pemeriksaan
b) Pemeriksaan lab rutin : 45 menit/pemeriksaan
c) Menginput hasil pemeriksaan dan ekpertisi : 10 menit/pemeriksaan
d) Kegiatan lain : 20 menit/pemeriksaan
(Persiapan reagent,waktu inkubasi sampel)
3). Perhitungan
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan :
a. Registrasi pasien : 10 pemeriksaan x 5 menit = 50 menit
b. Pemeriksaan lab rutin : 10 pemeriksaan x 45 menit = 450 menit
c. Menginput hasil pemeriksaan dan ekspertisi : 10 pemeriksaan x 10 menit = 100 menit
d. Kegiatan lain (Persiapan reagent,waktu inkubasi sampel) = 20 menit

Total waktu = 620 menit = 10.3 jam


Jika waktu efektif kerja shift pagi adalah 7 jam, maka petugas laboratorium yang di
butuhkan adalah :
10.3 jam : 8 jam = 1.2 = 1 orang
3. Shift Malam
1) Uraian Pekerjaan
Kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh petugas laboratorium adalah sebagai berikut :
a. Registrasi Pasien
a) Mendaftarkan pasien Rawat Jalan
b) Mendaftarkan pasien Rawat Inap
c) Pemberian label sampel
12
d) Persiapan sampling
e) Pengambilan hasil pemeriksaan
f) Penulisan hasil pemeriksaan
g) Mengarsip hasil pemeriksaan
b. Pengambilan sampel
a) Sampel Darah
- Sampel darah vena
- Sampel darah arteri
- Sampel darah perifer
b) Sampel Urin
- Urin lengkap
- Urin rutin
c) Test Kehamilan
d) Sampel Feaces
e) Feaces lengkap
f) Sampel Dahak
- Sampel dahak sewaktu
- Sampel dahak pagi
c. Pemeriksaan laboratorium rutin
a) Pemeriksaan hematologi
b) Pemeriksaan Kimia Klinik
c) Pemeriksaan Urinalisa
d) Pemeriksaan Feaces
e) Pemeriksaan Dahak
f) Persiapan dan Tata laksana pemeriksaan
g) Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pengambilan sampel
h) Memberi label pada tabung sampel pasien
i) Melakukan sampling
d. Analisa Sampel
a) Pemeriksaan sampel
b) Memastikan tidak adanya kesalahan pasien
c) Memastikan kualitas hasil pemeriksaan
d) Menginput hasil pemeriksaan
e) Merapikan hasil dan formulir permintaan dari dokter dan memberi identitas pada
amplop
C. Pengaturan Jaga
Laboratorium merupakan salah satu penunjang medis terpenting di dalam rumah sakit,
sehingga laboratorium harus ada sewaktu waktu, sehingga laboratorium dibuat 24 jam

13
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. untuk pembagian dinas, laboratorium dibuat 2 shift
untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut :
a. Dinas pagi 8 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan 1 orang analis pelaksana.
b. Dinas sore 8 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan 1 orang analis pelaksana.
c. Untuk diluar shift dan hari minggu on call.

14
BAB III
STANDAR FASILITAS LABORATORIUM

A. Denah Instalasi Laboratorium

Ruang tunggu

Pintu masuk
komputer
Meja administrasi

kursi

kursi
Meja
sampling

Kulkas
Wastafel
Sink

kursi

Kamar Mandi

Meja Alat-alat

B. Fasilitas
Instalasi laboratorium memiliki fasilitas ruangan yang terdiri dari :
Ruang Tunggu Pasien
Digunakan sebagai tempat/ ruang tunggu pasien sebelum diambil samplenya. Terdapat 4
buah kursi.
Ruang Analisa
Digunakan sebagai ruang untuk melakukan pemeriksaan laboratorium,yang didalamnya
memiliki fasilitas :
1 buah meja administrasi
I buah computer
I buah meja sampling
15
3 buah kursi
I buah AC
2 buah wastafel
1 buah alat roller mixer
1 buah alat hematology analyzer
2 buah alat kimia klinik analyzer
1 buah alat stabilyzer
5 buah micropippet
2 buah microskop
1 buah lampu meja
1 buah rotator
1 buah centrifuge
1 buah alat uine analyzer
1 buah lampu neon putih
1 buah tempat sampah medis
1 buah tempat sampah non medis

16
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Pendaftaran Pasien
Petugas menerima formulir permintaan laboratorium dari poliklinik, rawat jalan atau
rawat inap serta klinik luar atau dokter luar.
Memilah atau menyeleksi jenis pemeriksaan yang diminta untuk pasien rawat jalan.
Bila pemeriksaan rutin bisa langsung dikerjakan setelah melalui persyaratan tekhnis
administrasi.
Bila pemeriksaan khusus :
Untuk pasien rawat jalan :
Dipersiapkan terlebih dahulu ( dipuasakan )
Diberi penjelasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan baik secara lisan maupun
tertulis.
Dijanjikan hasil pemeriksaan selesai pada tanggal yang ditentukan dengan memberikan
formulir untuk pengambilan hasil sesuai dengan tanggal selesai hasil.
Untuk pasien rawat inap :
Semua persiapan pemeriksaan dilakukan oleh petugas ruangan yang telah berkoordinasi
terlebih dahulu dengan petugas laboratorium.
Pasien umum atau tunai biaya pemeriksaan harus dibayar langsung dikasir,kemudian
petugas kasir memberikan stampel lunas sebagai tanda bahwa pasien telah selesai
administrasinya.
Apabila proses administrasi telah selesai maka pasien bisa dilakukan pemeriksaan.
Semua pasien rawat jalan harus registrasi dahulu di pendaftaran, untuk pasien rawat inap
petugas medis memberikan formulir permintaan pemeriksaan setelah itu petugas
laboratorium akan melakukan pemeriksaan yang diminta dan untuk pembayarannya akan
disertakan kuitansi berikut hasil laboratorium.
Pasien APS dapat dilayani jika klinis pemeriksaan yang akan dilakukan jelas ( mis : seri
DHF, Typhoid, Gula Darah Sewaktu, Lemak Lengkap, Golongan Darah ) diluar itu jika
klinis tidak jelas, maka petugas laboratorium akan mengarahkan pasien untuk periksa ke
dokter terlebih dahulu.
B. Persiapan Pemeriksaan
Persiapan pemeriksaan dilakukan untuk pemeriksaan yang diharuskan puasa terlebih
dahulu ( mis : Gula Darah Puasa/2 Jam PP, Cholesterol Lengkap, Total Lipid )
Persiapan pemeriksaan yang diharuskan puasa meliputi :
Pasien berpuasa dari malam hari dan hanya diperbolehkan minum air putih
Pasien berpuasa minimal 10 12 jam
Pada pagi keesokan harinya pasien diambil darah oleh petugas laboratorium masih
dalam keadaan puasa

17
Pasien tiba di instalasi laboratorium setengah jam sebelum habis waktu puasa 12 jam
Apabila pasien datang dalam keadaan puasa yang telah lebih dari 12 jam,maka
pemeriksaan tidak bisa dilakukan
Apabila pasien datang dalam keadaan puasa yang masih kurang dari 10 jam, maka
pasien harus menunggu hingga minimal puasa 10 jam
Pelaksanaan Pemeriksaan
1) Pemeriksaan laboratorium rutin terdiri dari hematologi rutin,kimia klinik rutin, Urinalisa,
Feaces, Immuno/Serologi rutin. Adapun ketentuan pelaksanaan pemeriksaan sebagai
berikut :
Mempersilahkan pasien untuk duduk
Membaca formulir permintaan pemeriksaan laboratorium ( Lihat identitas pasien,
pemeriksaan yang diminta, dan diagnosa )
Menginput kedalam Billing Rumah Sakit
Mempersiapan peralatan sampling dan pemberian label pada tabung yang akan
dipergunakan
2) Apabila ada pemeriksaan urinalisa, maka pasien dipersilahkan berkemih terlebih dahulu
di toilet yang telah disediakan dan sampel ditampung didalam pot urin yang telah
dipersiapkan oleh petugas laboratorium
3) Apabila pemeriksaan yang diminta adalah darah lengkap atau kimia klinik rutin dan
pasien telah dewasa, dan darah yang dibutuhkan untuk pemeriksaan banyak, maka
biasanya dipakai salah satu vena dalam fossa cubiti,pada vena bayi jugularis superficialis
atau juga darah dari sinus sagittalis superior
4) Apabila pasien anak anak dan pemeriksaan yang diminta sedikit, maka bisa
menggunakan darah perifer
5) Setelah itu petugas laboratorium akan melakukan prosedur phlebotomy
6) Setelah sampel didapat,maka petgas laboratorium akan melakukan pemeriksaan didalam
ruang analisa sesuai dengan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
7) Setelah selesai,petugas kemudian menginput hasil kedalam komputer
8) Mencatat semua hasil serta jam pemeriksaan dan selesai hasil dan jumlah harga
pemeriksaan kedalam buku registrasi laboratorium
9) Hasil yang sudah ada kemudian diprint untuk kemudian diserahkan kepada perawat atau
kepada pasien apabila pasien tersebut berasal dari dokter diluar rumah sakit
c. Penyerahan Hasil
Hasil laboratorium yang telah diprint dimasukkan kedalam amplop
Mengarsipkan semua hasil serta jam pemeriksaan dan selesai hasil dan jumlah harga
pemeriksaan kedalam buku registrasi laboratorium
Melayani pengambilan hasil laboratorium

18
BAB V
LOGISTIK

Keperluan logistik di Instalasi laboratorium meliputi bahan medis yang dipenuhi oleh
instalasi farmasi seperti : handscoon, masker, alcohol swab, spuit, micropore, dll. Sedangkan
untuk bahan bahan reagensia dan ATK (Alat Tulis Kantor ) dipenuhi melalui bagian pengadaan
/ logistik .
1) Alur Permintaan Barang Bahan Medis dan Non Medis Bagian
Pengadaan
Rumah Tangga
KEPALA Permintaan
INSTALASI Barang
LABORATORIUM

Bagian
Pengadaan
Instalasi Farmasi

2) Perencanaan
Pengadaan bahan laboratorium harus mempertimbangkan hal hal sebagai berikut :
a) Tingkat Persediaan
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah persediaan yaitu
jumlah persediaan minimum ditambah jumlah safety stock.
Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk memenuhi
kegiatan operasional normal, sampai pengadaan berikutnya dari pembekal atau ruang
penyimpanan umum.
Safety stock adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan bahan
yang dibutuhkan atau yang sering terlambat diterima dari pemasok.
Buffer stock adalah stock penyangga kekurangan reagent di laboratorium.
Reserve stock adalah cadangan reagent/sisa.
b) Perkiraan jumlah kebutuhan
Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau pembelian
bahan dalam periode 6-12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah pemeriksaan untuk
periode 6-12 bulan untuk tahun yang akan datang. Jumlah rata rata pemakaian bahan
untuk satu bulan perlu dicatat.
c) Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan ( delivery time )

19
Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan diterima dari
pemasok perlu diperhitungkan, terutama untuk bahan yang sulit didapat.
Perencanaan dimulai dari Penanggung jawab ADM dan Logistik yang mendata
kebutuhan barang barang medis dan non medis habis pakai setiap bulan, mencek barang
dan kebutuhan yang diperlukan dan membuat bon permintaan barang yang kemudian
diserahkan kepada kepala ruangan laboratorium untuk ditandatangani untuk kemudian
diberikan kepada bagian pengadaan atau kebagian farmasi sesuai dengan kebutuhan
pemesanannya.
3) Permintaan
Permintaan barang tersebut dilakukan sesuai kebutuhan permintaan, kebagian farmasi
atau kebagian pengadaan dengan menggunakan formulir bon permintan barang.
Dalam keadaan mendesak dan stock barang di laboratorium kosong, maka permintaan
barang bisa dilakukan sewaktu waktu pada jam kerja sesuai kebutuhan.
4) Penyimpanan
Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secara cermat dengan
mempertimbangkan :
a) Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah :
Pertama masuk petama keluar ( FIFO first in first out ), yaitu bahwa barang
yang lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu.
Masa kadarluarsa pendek dipakai dahulu ( FEFO first expired first out )
Hal ini adalah untuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan yang
terlalu lama.
b) Tempat penyimpanan
c) Suhu / kelembaban
d) Sirkulasi udara
e) Incompatibility / Bahan kimia yang tidak boleh bercampur
5) Penggunaan
Penggunaan barang dan reagensia yang lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan
lebih dahulu.
Sedangkan yang memiliki Masa kadarluarsa pendek juga dipakai terlebih dahulu.

20
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien ( patient safety ) rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
assesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan
dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
B. Tujuan
1) Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2) Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3) Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit
4) Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan
C. Tatalaksana Keselamatan Pasien
Keselamatan pasien merupakan salah satu kegiatan rumah sakit yang dilakukan
melalui assasmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Di Rumah
Sakit Mutiara Hati Mojokerto, kegiatan ini dilakukan melalui monitoriung indikator mutu
pelayanan tiap Instalasi kerja terutama yang terkait dengan pelaksanaan patient safety,
tindakan preventif, tindakan korektif.
1) Monitoring indikator mutu pelayanan
Kegiatan ini merupakan kegiatan assesmen risiko. Indikator mutu pelayanan
rumah sakit dan Instalasi kerja secara rinci dijelaskan pada Pedoman Mutu Pelayanan,
Pedoman Mutu Pelayanan Instalasi laboratorium secara rinci ada pada selanjutnya
Pengendalian Mutu. Indikator mutu pelayanan yang menyangkut patient safety secara
rinci dapat dilihat pada format indikator mutu pelayanan pada pedoman mutu
pelayanan. Indikator tersebut merupakam milik Instalasi kerja, ditentukan periode
pengambilan data dan analisisnya. Bila terjadi penyimpangan atau terjadi kejadian
yang tidak diinginkan pimpinan Instalasi melaporkan pada pertemuan manajemen
seperti diatur pada tindakan preventif.
2) Tindakan Preventif
Tindakan Preventif sebenarnya adalah sistem yang diharapkan dapat mencegah
terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Tindakan preventif
dilakukan melalui pencegahan kejadian tidak diinginkan.
21
3) Tindakan Korektif
Tindakan Korektif adalah pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko Tindakan Korektif dilakukan terhadap laporan yang diputuskan
dalam pertemuan tertutup oleh kepala bidang melalui inspeksi dan verifikasi. Hasil
inspeksi harus menunjukan telah dilakukannya tindakan koreksi.

22
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Pedoman Umum
Kesehatan dan Keselamatn Kerja ( K3 ) laboratorium merupakan bagian dari
pengelolaan laboratorium secara keseluruhan. Laboratorium melakukan berbagai
tindakan dan kegiatan terutama berhubungan dengan spesimen yang berasal dari manusia
maupun bukan manusia. Bagi petugas laboratorium yang selalu kontak dengan spesimen,
maka berpotensi terinfeksi kuman patogen. Potensi infeksi juga dapat terjadi dari petugas
ke petugas lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang
terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas harus memahami keamanan
laboratorium dan tingkatannya, mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan
pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya sesuai SPO, serta mengontrol
bahan/spesimen secara baik menurut praktik laboratorium yang benar.
1) Petugas / Tim K3 Laboratorium
Pengamanan kerja di laboratorium pada dasarnya menjadi tanggung jawab setiap
petugas terutama yang berhubungan langsung dengan proses pengambilan spesimen,
bahan, reagent pemeriksaan. Untuk mengkoordinasikan, menginformasikan,
memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan keamanan laboratorium, terutama untuk
laboratorium yang melakukan berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pada satu
sarana, diperlukan suatu Tim fungsional keamanan laboratorium.
Kepala laboratorium adalah penanggung jawab tertinggi dalam pelaksanaan K3
laboratorium. Dalam pelaksanaannya kepala laboratorium dapat menunjuk seorang
petugas atau membentuk tim K3 laboratorium.
Petugas atau tim K3 laboratorium mempunyai kewajiban merencanakan dan
memantau pelaksanaan K3 yang telah dilakukan oleh setiap petugas laboratorium,
mencakup :
a. Melakukan pemeriksaan dan pengarahan secara berkala terhadap metoda/prosedur
dan pelaksanaannya, bahan habis pakai dan peralatan kerja, termasuk untuk
kegiatan penelitian.
b. Memastikan semua petugas laboratorium memahami dan dapat menghindari
bahaya infeksi.
c. Melakukan penyelidikan semua kecelakaan di dalam laboratorium yang
memungkinkan terjadinya pelepasan/kebocoran/penyebaran bahan infektif.
d. Melakukan pengawasan dan memastikan semua tindakan dekontaminasi yang
telah dilakukan jika ada tumpahan/percikan bahan infektif.
e. Memastikan bahwa tindakan disinfeksi telah dilakukan terhadap peralatan
laboratorium yang akan diservis atau diperbaiki.
23
f. Menyediakan kepustakaan/rujukan K3 yang sesuai dan informasi untuk petugas
laboratorium tentang perubahan prosedur, metode, petunjuk teknis dan
pengenalan pada alat baru.
g. Menyusun jadwal kegiatan pemeliharaan kesehatan bagi petugas laboratorium.
h. Memantau petugas laboratorium yang sakit atau absen yang mungkin
berhubungan dengan pekerjaan di laboratorium dan melaporkannya pada
pimpinan laboratorium.
i. Memastikan bahwa bahan bekas pakai dan limbah infektif dibuang secara aman
setelah melalui proses dekontaminasi sebelumnya.
j. Mengembangkan sistem pencatatan, yaitu tanda terima, pencatatan perjalanan dan
pembuangan bahan patogenik serta mengembangkan prosedur untuk
pemberitahuan kepada petugas laboratorium tentang adanya bahan infektif yang
baru di dalam laboratorium.
k. Memberitahu kepala laboratorium mengenai adanya mikroorganisme yang harus
dilaporkan kepada pejabat kesehatan setempat ataupun nasional dan badan
tertentu.
l. Membuat sistem panggil untuk keadaan darurat yang timbul di luar jam kerja.
m. Membuat rencana dan melaksanakan pelatihan K3 laboratorium bagi seluruh
petugas laboratorium.
n. Mencatat secara rinci setiap kecelakaan kerja yang terjadi di laboratorium dan
melaporkannya kepada kepala laboratorium.
Setiap laboratorium sebaiknya membuat pokok pokok K3 laboratorium
yang penting dan ditempatkan di lokasi yang mudah dibaca oleh setiap petugas
laboratorium.
2) Kesehatan Petugas Laboratorium
Pada setiap calon petugas laboratorium harus dilakukan pemeriksaan kesehatan
lengkap termasuk foto toraks.
Keadaan kesehatan petugas laboratorium harus memenuhi standar kesehatan yang
telah ditentukan di laboratorium.
Untuk menjamin kesehatan para petugas laboratorium harus dilakukan hal hal
sebagai berikut :
a. Pemeriksaan foto toraks setiap tahun bagi petugas yang bekerja dengan bahan
yang diduga mengandung bakteri tuberkulosis, sedangkan bagi petugas lainnya,
foto toraks dilakukan setiap 3 tahun.
b. Pemberian imunisasi
Setiap laboratorium harus mempunyai program imunisasi, terutama bagi petugas
yang bekerja di laboratorium tingkat keamanan biologis 2,3 dan 4.
Vaksinasi yang diberikan :
Vaksinasi Hepatitis B untuk semua petugas laboratorium
24
Vaksinasi Rubella untuk petugas wanita usia reproduksi
Pada wanita hamil dilarang bekerja dengan TORCH ( Toxoplasma, Rubella,
Cytomegalovirus dan Herpes virus ).
c. Perlindungan terhadap sinar Ultra Violet
Petugas laboratorium yang bekerja dengan sinar ultra violet harus menggunakan
pakaian pelindung khusus dan alat pelindung mata.
d. Pemantauan Kesehatan
Kesehatan setiap petugas laboratorium harus selalu dipantau, untuk itu setiap
petugas harus mempunyai Kartu Kesehatan yang selalu dibawa setiap saat dan
diperlihatkan kepada dokter bila petugas tersebut sakit. Minimal setiap tahun
dilaksanakan pemeriksaan kesehatan rutin termasuk pemeriksaan laboratorium.
Bila petugas laboratorium sakit lebih dari 3 hari tanpa keterangan yang jelas
tentang penyakitnya maka petugas yang bertanggung jawab terhadap K3
laboratorium harus melapor pada kepala laboratorium tentang kemungkinan
terjadinya pajanan yang diperoleh dari laboratorium dan menyelidikinya.
3) Sarana dan Prasarana K3 laboratorium umum yang perlu disiapkan di laboratorium
adalah :
a. Jas laboratorium ( Kancing belakang, lengan panjang dengan elastik pada
pergelangan tangan )
b. Sarung tangan
c. Masker
d. Alas kaki/sepatu tertutup
e. Wastafel yang dilengkapi dengan sabun ( skin desinfektan ) dan air mengalir
f. Pipetting aid, rubber bulb
g. Kontainer khusus untuk insenerasi jarum, lancet
h. Pemancur air ( emergency shower )
i. Sarana dan prasarana K3 laboratorium pada pemeriksaan khusus ( Avian
Influenza ) seperti pada laboratorium umum dengan ditambahkan maksker N-95,
kacamata goggle, tutup kepala plastik.
4) Pengamanan pada keadaan darurat
a. Sistem tanda bahaya
b. Sistem evakuasi
c. Perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K )
d. Alat komunikasi darurat baik didalam atau keluar laboratorium
e. Sistem informasi darurat
f. Pelatiahn khusus berkala tentang penanganan keadaan darurat
g. Alat pemadam kebakaran, masker, pasir dan sumber air terletak pada lokasi yang
mudah dicapai

25
h. Nomor telepon ambulan, pemadam kebakaran dan polisi di setiap ruang
laboratorium
5) Memperhatikan tindakan pencegahan terhadap hal hal berikut :
a. Mencegah penyebaran bahan infeksi, misalnya :
a) Menggunakan peralatan standar
b) Tidak melakukan tes katalasa diatas gelas obyek
c) Menempatkan sisa spesimen dan media biakan yang akan disterilisasi dalam
wadah tahan bocor
d) Melakukan dekontaminasi permukaan meja kerja dengan desinfektan yang
sesuai setiap kali habis bekerja
b. Mencegah bahan infeksi tertelan atau terkena kulit serta mata
c. Mencegah infeksi melalui tusukan
d. Menggunakan pipet dan alat bantu pipet
B. Penanganan Kecelakaan di Laboratorium
Kecelakaan yang paling sering terjadi di laboratorium disebabkan oleh bahan
kimia. Untuk mencegah timbulnya bahaya yang lebih luas, wajib di sediakan informasi
mengenai cara penanganan yang benar jika terjadi tumpahan bahan kimia didalam
laboratorium. Agar mudah terbaca, informasi ini hendaknya dibuat dalam bentuk bagan
yang sederhana dan dipasang pada dinding dalam ruang laboratorium. Selain itu, harus di
sediakan peralatan untuk menangani keadaan tersebut seperti :
a. Pakaian pelindung diri,sarung tangan karet.sepatu bot karet
b. Sekop dan pengumpul debu
c. Forsep untuk mengambil pecahan gelas
d. Kain lap dan kertas pembersih
e. Ember
f. Abu soda atau natrium bikarbonat untuk menetralkan asam
g. Pasir
Jika terjadi tumpahan asam dan bahan korosif, netralkan dengan abu soda atau
natrium bikarbonat, sedangkan jika yang tumpah berupa zat alkalis, taburkan pasir di
atasnya.
Tindakan yang harus dilakukan jikaterdapat tumpahan bahan kimia berbahaya :
a. Beritahu petugas keamanan laboratorium dan jauhkan petugas yang tidak
berkepentingan dari lokasi tumpahan
b. Upayakan pertolongan bagi petugas laboratorium yang cidera
c. Jika bahan kimia yang tumpah adalah bahan mudah terbakar, segera matikan
semua api, gas dalam ruangan tersebut dan ruangan yang berdekatan. Matikan
peralatan listrik yang mungkin mengeluarkan bunga api
d. Jangan hirup bau dari bahan yang tumpah
e. Nyalakan kipas angin penghisap ( Exhaust fan ) jika aman untuk dilakukan
26
C. Pengamanan terhadap Bahan Khusus Bahan Kimia
a. Penggolongan Bahan Kimia
Dalam menjalankan aktivitasnya, petugas laboratorium seringkali terpapar
berbagai bahan kimia. Di laboratorium, bahan kimia umumnya digunakan dalam
jumlah sedikit namun mencakup jenis yang sangat beragam. Pada dasarnya banyak
bahan kimia berbahaya karena dapat menimbulkan kebakaran, ledakan atau gangguan
kesehatan bagi petugas laboratorium.
b. Bahan Kimia yang tidak boleh Tercampur ( Incompatible Chemicals )

D. Penanganan Limbah
Laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair, padat dan
gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar. Karena itu pengolahan limbah
harus dilakukan dengan semestinya agar tidak menimbulkan dampak negatif.
a. Penanganan
Prinsip pengolahan limbah adalah : pemisahan dan pengurangan volume.
Jenis limbah harus diidentifikasi dan dipilah pilah dan mengurangi keseluruhan
volume limbah secara kontinue.
b. Penampungan
Harus diperhatikan serana penampungan limbah harus memadai, diletakkan pada
tempat yang pas, aman dan hygienis.
Pemadatan adalah cara yang efisien dalam penyimpanan limbah yang bisa dibuang
dengan landfill, namun pemadatan tidak boleh dilakukan untuk limbah infeksius dan
limbah benda tajam.
c. Pemisahan limbah
Untuk memudahkan mengenal berbagai jenis limbah yang akan dibuang adalah
dengan cara menggunakan kantong berkode ( umumnya menggunakan kode warna ).
Namun penggunaan kode tersebut perlu perhatian secukupnya untuk tidak sampai
menimbulkan kebingungan dengan sistem lain yang mungkin juga menggunakan
kode warna, mis: kantong untuk linen biasa, linen kotor, dan linen terinfeksi di rumah
sakit dan tempat tempat perawatan.
d. Standarisasi kantong dan kontainer pembuangan limbah
Keberhasilan pemisahan limbah tergantung kepada kesadaran, prosedur yang jelas
serta keterampilan petugas sampah pada semua tingkat

27
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Agar upaya peningkatan mutu di RS Mutiara Hati Mojokerto dapat dilaksanakan secara
efektif dan efisien maka diperlukan adanya kesatuan bahasa tentang konsep dasar upaya
peningkatan mutu pelayanan.
A. Mutu Pelayanan
1) Pengertian mutu
a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa
b. Mutu adlah expertise, atau keahlian dan keterikatan ( komitmen ) yang selalu
dicurahkan pada pekerjaan
c. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar
d. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan
2) Pihak yang berkepentingan dengan Mutu
a. Konsumen
b. Pembayar / perusahaan / asuransi
c. Manajemen
d. Karyawan
e. Masyarakat
f. Pemerintah
g. Ikatan profesi
Setiap kepentingan yang disebut diatas berbeda sudut pandang dan
kepentingannya terhadap mutu. Karena itu mutu adalah multi dimensional.
3) Dimensi Mutu
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan Pasien
d. Kepuasan Pasien
e. Aspek sosial budaya
4) Mutu terkait dengan Input, Proses, Output
Menurut Dinadebian, pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dengan
menggunakan 3 variable,yaitu :
a. Input ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan
kesehatan, seperti tenaga, dana, obat, fasilitas, peralatan, bahan, teknologi,
organisasi, informasi dan lain lain. Pelayanan kesehatan yang bermutu
memerlukan dukungan input yang bermutu pula. Hubungan struktur dengan mutu
pelayanan kesehatan adalah perencanaan dan peggerakan pelayanan kesehatan.

28
b. Proses ialah interaksiprofesional antara pemberi pelayanan dengan konsumen (
Pasien / Masyarakat ). Proses ini merupakan variable penilaian mutu yang
penting.
c. Output ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang terjadi pada
konsumen ( pasien / masyarakat ), termasuk kepuasan dari konsumen tersebut.
B. Upaya Peningkatan Mutu
Upaya peningkatan mutu pelayanan dilakukan melalui upaya peningkatan mutu
pelayanan RS Mutiara Hati Mojokerto secara efektif dan efisien agar tercapai derajat
kesehatan yang optimal. Upaya ini dilakukan melalui :
a. Optomasi tenaga, sarana dan prasarana
b. Pemberian pelayanan sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan yang
dilaksanakn secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan kebutuhan pasien
c. Pemanfaatan teknologi tepat guna, hasil penelitian dan pengembangan pelayanan
kesehatan
Setiap petugas harus mempunyai kompetensi bidang profesinya, sehingga mutu
pelayanan dapat ditingkatkan, angka kesalahan tindakan dapat diperkecil sesuai
dengan target mutu laboratorium dan kepuasan pelanggan dapat meningkat.

Pemantapan mutu laboratorium klinik melalui tahap pra analitik meliputi kegiatan
mempersiapkan pasien, menerima pasien, mengambil spesimen, memberi identitas, menguji
mutu air dan reagensia.Tahap analitik meliputi kegiatan pengolahan spesimen, pemeliharaan dan
kalibrasi peralatan, pelaksanaan pemeriksaan, pengawasan ketelitian dan ketepatan
pemeriksaan.Tahap pasca analitik meliputi kegiatan pencatatan hasil pemeriksaan dan pelaporan
hasil pemeriksaan.
Tahap analitik merupakan kegiatan yang dapat dikendalikan oleh petugas laboratorium
untuk mencegah kesalahan acak yang berhubungan dengan ketepatan hasil analisis laboratorium
kimia klinik.

29
Pra analitik
Persiapan Pasien
Penerimaan Spesimen
Pengambilan Spesimen
Pemberian etiket

Analitik Mutu Hasil


PEMANTAPAN Pengolahan Spesimen
Analisis
Pemeliharaan/Kalibrasi Alat
MUTU Laboratorium
Pelaksanaan Pemeriksaan
Patologi Klinik

Pasca Analiik
Pencatatan Hasil
Pemeriksaan
Pelaporan Hasil

Kontrol
Ketelitian & Ketepatan
Pemantapan Mutu
BAB IX
Internal / Eksternal

30
BAB IX
PENUTUP

Pedoman organisasi Instalasi Laboratorium yang sudah kita susun bersama, hendaknya
menjadi dasar setiap SDM di Instalasi Laboratorium khususnya dan SDM RS Mutiara Hati
Mojokerto dan menjalankan organisasi demi tercapainya kinerja yang optimal.
Dalam perjalanan waktu, sesuai perkembangan dan tuntutan Pedoman Pelayanan
Organisasi ini akan kita revisi bila diperlukan.

31

Anda mungkin juga menyukai