VI.1. Pendahuluan
Pada bab V kita telah membahas, bahwa osilator sederhana dengan kondisi
ideal yang tak teredam, akan tetap bergetar dengan amplitudo konstan pada
frekuensi naturalnya. Pengalaman menyatakan bahwa bagaimanapun, tidak
akan ditemukan suatu alat yang bergetar dengan kondisi ideal ini. Gaya-gaya
yang dinyatakan sebagai gesekan (friction) atau gaya redam (damping force)
selalu ada pada tiap sistem yang bergerak. Gaya-gaya ini melepaskan (dissipate)
energi; lebih tepat lagi, adanya gaya-gaya geser yang tidak dapat diabaikan,
membentuk suatu mekanis energi mekanis, energi kinetis ataupun energi
potensial yang ditransformasikan ke bentuk energi lain misalnya, panas.
Mekanisme transformasi atau pelepasan (dissipation) energi ini sangat rumit dan
belum tuntas dimengerti saat ini. Dengan memperhitungkan adanya gaya yang
melepaskan energi dalam menganalisa sistem dinamis, diperlukan juga untuk
membuat beberapa asumsi tentang gaya-gaya ini, dengan berdasarkan pada
pengalaman.
Sehingga solusi umum dari persamaan (V1.1) didapat dari superposisi dua solusi
yang mungkin, yaitu
y t C1 e p1 t C 2 e p2 t ................ (V1.4)
dimana C1 dan C2 adalah konstanta integrasi yang ditentukan dari kondisi awal
(initial conditions)
Bentuk akhir dari persamaan (V1.4) tergantung pada tanda dari besaran dibawah
tanda akar pada persamaan (V1.3). Tiga bentuk dapat ditemukan; besaran
dibawah tanda akar dapat sama dengan nol, positif atau negatif. Kondisi dimana
besaran di bawah tanda akar sama dengan nol akan diselesaikan dahulu.
Redaman yang terjadi pada kondisi ini disebut redaman kritis.
Atau
c cr 2 k m ................ (V1.6)
Karena kedua akar tersebut sama, maka solusi umum yang diberikan oleh
persamaan (V1.4) mempunyai satu konstanta integrasi, sebab itu terdapat pada
solusi independen, yaitu :
y1 t C1e ccr 2m t
................ (V1.9)
y 2 t C 2 te ccr 2m t
................ (V1.10)
Persamaan ini dapat diuji dan akan memenuhi persamaan differensial (V1.1).
Solusi umum untuk sistem redaman kritis diberikan oleh superposisi dua solusi di
atas
Oleh karena itu, besaran di bawah tanda akar dari persamaan (V1.3) adalah
positif, jadi kedua akar persamaan karakteristik adalah riel dan solusinya
diberikan oleh persamaan (V1.4). Perlu diperhatikan bahwa, untuk sistem
redaman superkritis dan redaman kritis, gerakan yang terjadi pada osilasi, namun
besar osilasi mengecil secara eksponensial dengan waktu menuju nol. Gambar
V1.2 menyatakan grafik respons dari osilator sederhana dengan redaman kritis.
Respons dari sistem redaman superkritis mirip dengan gerak sistem redaman
kritis pada Gambar V1.2, tetapi diperlukan lebih banyak waktu untuk kembali ke
posisi netral bila redaman bertambah.
Dimana i 1 adalah unit imajiner. Untuk hal ini perlu digunakan persamaan
Euler yang menghubungkan fungsi-fungsi exponensial dengan trigonometrik,
yaitu
e ix cos x i sin x
e ix cos x i sin x ................ (V1.14)
Atau
D 1 2 ................ (V1.17)
Dan ratio redaman (damping ratio) dari sitem yang didefinisikan sebagai,
c
................ (V1.19)
c cr
Kemudian bila ditentukan kondisi awal (initial conditions) dari perpindahan dan
kecepatan y0 dan v0, maka konstanta integrasi dapat dihitung kemudian
disubstitusikan ke persamaan (V1.15) memberikan,
v y o
y t e t y o cos D t o sin D t ................ (V1.20)
D
Dimana
vo y o 2
C y 02 ................ (V1.22)
D2
dan
vo y o
tan ................ (V1.23)
D y0
Harga dari koefisien redaman untuk struktur adalah jauh lebih kecil dari koefisien
redaman kritis dan biasanya diantara 2 sampai dengan 20% dari harga redaman
kritis. Substitusi harga maximum = 0.20 pada persamaan (V1.17)
D 0.98 ................ (V1.25)
Dapat dilihat bahwa frekuensi getaran suatu sistem dengan 20% ratio redaman
((damping ratio) adalah hampir sama dengan frekuensi natural sistem tak
teredam. Jadi dalam praktek, frekuensi natural dari sistem teredam dapat diambil
sama dengan frekuensi natural sistem tak teredam.
y t Ce t cos D t
Dapat terlihat dari persamaan ini adalah bahwa, bila faktor cosinus sama dengan
y1 Ce t1
dan
y 2 Ce t1 TD
Seperti terlihat bahwa, ratio redaman dapat dihitung dari persamaan (V1.28)
setelah menentukan secara eksperimental besaran amplitudo dari puncak
berurutan dari sistem getaran bebas. Untuk harga kecil dari rasio redaman,
persamaan (V1.28) dapat diperkirakan dengan
2 ................ (V1.29)
Contoh VI.1.
Sebuah sistem bergetar terdiri dari berat W = 44.5 N dan pegas kekakuan k =
3504 N/m, dipengaruhi redaman liat (viscous damped) sehingga dua amplitudo
puncak secara berurutan adalah 1.00 sampai 0.85. Tentukan :
(a). Frekuensi natural dari sistem tak teredam
(b). Pengurangan logaritmis (logarithmic decrement)
(c). rasio redaman (damping ratio)
(d). koefisien redaman
(e). frekuensi natural teredam
Penyelesaian :
(a). Frekuensi natural dari sistem tak teredam dalam radian per detik adalah :
k 3504
27.79 rad/s
W g 44.5 9.81
Contoh VI.2.
Sebuah lantai seberat W = 17800 N ditunjang oleh empat buah kolom yang sama
dan diikat pada pondasi demikian pula pada lantai. Secara experimental telah
ditentukan gaya statis sebesar F = 4450 N bekerja horisontal pada lantai itu dan
mengakibatkan perpindahan sebesar = 2.54 mm. Diperkirakan redaman pada
struktur sebesar 5% dari redaman kritis. Tentukan :
(a). Frekuensi natural tak teredam
(b). Koefisien redaman absolut
(c). Pengurangan Logaritmis
(d). Jumlah siklus dan waktu yang diperlukan supaya amplitudo gerakan ini
berkurang dari harga awal 2.54 mm menjadi 0.254 mm
Penyelesaian :
(a). Koefisien kekakuan (gaya per satuan perpindahan)
F 4450
k 1751968.5 N / m
2.54 1000
Redaman absolut
c ccr 5% x 112763.5 5638.2 N s / m
- Periode TD
2 2
TD 0.2025 s
D 31.03
- Waktu untuk 8 sikus adalah
t (8 siklus) = 8 TD = 1.62 s
VI.7. Ringkasan
Struktur melepaskan energi di bawah gerak getaran. Cara yang umum dan
praktis untuk menentukan pelepasan energi adalah anggapan bahwa hal
tersebut disebabkan oleh gaya redaman liat (viscous force). Gaya-gaya tersebut
dianggap selaras dengan besar kecepatan yang bekerja pada arah yang
berlawanan dengan gerakannya. Faktor keselarasan (factor of proportinality)
disebut koefisien redaman liat (viscous damping cofficient) atau disebut pula
c
sebagai pecahan dari redaman kritis dalam suatu sistem (ratio redaman,
c cr
). Redaman kritis dapat didefinisikan sebagai harga terkecil koefisien redaman
Pernyataan solusi analitis dari persamaan ini tergantung pada besar dari ratio
redaman, ada 3 kemungkinan, yaitu :
(1). Sistem redaman kritis ( = 1)
(2). Sistem redaman subkritis ( < 1)
(2). Sistem redaman superkritis ( > 1)
Untuk sistem redaman subkritis ( < 1), solusi dari persamaan differensial dari
gerak dapat ditulis sebagai
v y o
y t e t y o cos D t o sin D t
D
dimana :
k
adalah frekuensi tak teredam
m
c
adalah rasio redaman
c cr
Cara yang biasa digunakan untuk menetukan adanya redaman adalah evaluasi
pengurangan logaritmis secara experimental, yang dapat didefinisikan sebagai
logaritma normal dari ratio dua puncak amplitudo berurutan pada getaran bebas
yaitu :
y1
ln
y2
Ratio redaman pada sistem struktur biasanya kurang dari 20% dari redaman
kritis ( < 0.2). Untuk sistem redaman hampir sama dengan frekuensi tak
teredam.