Anda di halaman 1dari 29

KEBIJAKAN

KEMENKES DALAM
SISTEM PENANGGULANGAN
GAWAT DARURAT TERPADU
(SPDGT)
Dr. Bambang Sardjono, MPH
Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar
Kementerian Kesehatan

Bandung, 13 Desember 2011


Indonesia

Terletak pada pertemuan 3 lempeng dunia


dan dalam rangkaian Ring of Fire
dengan 80 gunung berapi akRf
yang berbahaya
INDONESIA

SUPERMARKET BENCANA

Bencana Alam :
Gempa, Gunung Meletus Tsunami, Angin Topan,
Banjir, Tanah Longsor, Kekeringan
Karena Ulah Manusia :
Kegagalan Teknologi, Konik Sosial, Kebakaran Hutan
dan Lahan
Kejadian Lain berkaitan Gawat Darurat:
Kecelakaan Transportasi, dll
TSUNAMI ACEH 4
KORBAN MENINGGAL 5
PENGUNGSI 8
DATA KORBAN
KECELAKAAN LALU LINTAS

JUMLAH
TAHUN MENINGGAL LUKA BERAT LUKA RINGAN
KECELAKAAN

2008 59.164 20.188 23.440 55.722

2009 62.960 19.979 23.469 62.936

2010*) 36.345 10.843 13.825 35.096

Ket : *) data Januari s/d Agustus

Sumber data : Dit. Lantas Mabes POLRI


KORBAN LUKA 10
TERJADI
KEJADIAN PENINGKATAN YANKES GADAR
BENCANA KUANTITAS, EFEKTIF, EFISIEN &
SEMAKIN MARAK INTENSITAS TERSTRUKTUR
KUALITAS
Tujuan Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi se1ap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
se3nggi-3ngginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumberdaya manusia yang
produk1f secara sosial dan ekonomis.

UU No 36 Tahun 2009, Bab II Pasal 3
UU Nomor 36 Tahun 2009
tentang kesehatan
Pasal 83
(1)
SeRap orang yang memberikan pelayanan kesehatan pada bencana harus
ditujukan untuk penyelamatan nyawa, pencegahan kecacatan lebih lanjut, dan
kepenRngan terbaik bagi pasien
(2)
Pemerintah menjamin perlindungan hukum bagi seRap orang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan kemempuan yang dimiliki

Pasal 84
Ketentuan lebih lanjut tentang penyelenggaraan kesehatan pada bencana diatur
dengan peraturan Menteri

Pasal 85
(1)
Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun
swasta wajib memberikan pelayanan kesehatan pada bencana bagi masyarakat
UJUNG TOMBAK
SAFE COMMUNITY

PUBLIC
PRA RS SAFETY
CENTER
Public Safety Centre sebagai ujung tombak safe
community adalah sarana publik/masyarkat yang
merupakan perpaduan dari unsur pelayanan
ambulans gawat darurat, unsur pengamanan
(kepolisian) dan unsur penyelamatan (misal:
pemadam kebakaran).

PSC merupakan penanganan pertama kegawadaruratan
yang membantu memperbaiki pelayanan pra RS
untuk menjamin respons cepat dan tepat untuk
menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan
(3me saving is life and limb saving), sebelum dirujuk
ke rumah sakit yang dituju.
PENANGGULANGAN BENCANA DI
INDONESIA

Tingkat Nasional :
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(UU No. 24 Tahun 2007 dg Penanggulangan Bencana)
Kementerian Kesehatan :
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK)

PEMERINTAH, PROFESI
DAN MASYARAKAT
HARI HKN KE
36 THN 2000
DEKLARASI
MAKASSAR
Deklarasi makassar 2000
1. Meningkatkan rasa cinta bernegara, demi terjalinnya kesatuan dan persatuan
bangsa, dimana rasa sehat dan aman merupakan perekat keutuhan bangsa.
3. Mengusahakan peningkatan serta pendaya gunaan sumber daya manusia,
sarana dan prasarana yang ada, guna menjamin rasa sehat dan aman, yang
merupakan Hak asasi menusia
5. Memasyarakatkan Sistem penanggulangan Gawat Darurat Terpadu Sehari hari
dan Bencana (SPGDTS/B) secara efektif dan efisien.
7. Meningkatkan peran serta masyarakat, dalam pelaksanaan SPGDT melalui
pendidikan dan pelatihan.
9. Membentuk brigade GADAR yang terdiri dari komponen lintas sektor baik medik
maupun non medik, berperan dalam pelaksanaan SPGDT dengan melibatkan
peran serta masyarakat.
11. Dengan terlaksananya butir-butir diatas, diharapkan tercapai keterpaduan
antara pemerintah dan masyarakat dalam menciptakan keadaan sehat dan
aman bagi bangsa dan negara (safe community) menghadapi GADAR sehari-
sehari maupun bencana.
13. Terlaksananya SPGDT menjadi dasar menuju Indonesia Sehat 2010 dan Safe
Community
MAKASSAR, 15 November 2000
Deklarasi makassar
SEHAT & AMAN ~ HAK AZASI MANUSIA
PEREKAT KEUTUHAN BANGSA
PERAN SERTA MASYARAKAT ~ DIK - LAT
KERJASAMA LINTAS SEKTOR ~ MASYARAKAT- PEMERINTAH

TERSISTEM

SPGDT
Safe community

ADALAH KEADAAN SEHAT DAN AMAN


YANG TERCIPTA DARI , OLEH DAN UNTUK
MASYARAKAT, PEMERINTAH
MERUPAKAN FASILITATOR DAN PEMBINA
Nilai Hakiki Kemanusiaan
Keadaan Aman
Sehat
Sejahtera
Keadilan
SAFE COMMUNITY

Preparedness Quick Response


Prevention SPGDT
Mitigation MENJAGA DAN (Life Saving & Limb Saving)
MEMPERTAHANKAN Rehabilitation
EKSISTENSI BANGSA

Komponen Esensial Kehidupan Manusia


Titik Berat Pada Peran Masyarakat
Pemerintah Memfasilitasi
SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU
( SPGDT )

SEHARI HARI ~ GADAR ADALAH BENCANA ~ MASSAL


SISTEM YANG TERDIRI DARI KOMPONEN :
PRA RS RS INTER RS
KOMUNIKASI DAN TRANSPORTASI
SDM KESEHATAN DAN FASILITAS KESEHATAN
LINTAS SEKTOR TERKAIT



MERUPAKAN RESPONS CEPAT DAN TEPAT
TIME SAVING IS LIFE AND LIMB SAVING

JADI..
HUBUNGAN SC-SPGDT-PSC
SAFE COMMUNITY (SC) ATAU MASYARAKAT
SEHAT DAN AMAN ADALAH TUJUAN

SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT
TERPADU (SPGDT) SEBAGAI JALAN

PUBLIC SAFETY CENTER (PSC) SEBAGAI UJUNG
TOMBAK
STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL

Mengacu pada paradigma sehat


Profesionalisme
Desentralisasi
Menata sistem pembiayaan yang efekRf
PENANGANAN PRA RUMAH SAKIT
Unsur
Pengamanan

Unsur Unsur
Kesehatan Penyelamatan

PSC
DATA PUBLIC SAFETY CENTRE (PSC) /
POS GAWAT DARURAT TERPADU
1. Yogyakarta (Yogyakarta Emergency Service YES 118)
2. Medan (PSC)
3. Palembang (PSC)
4. Bandar Lampung (Pusat Panggilan Gawat Darurat -
PPGD)
5. DKI Jakarta (PSC)
6. Makassar (PSC)
7. Denpasar (PSC)
8. Badung (Emergency Service Centre ESC)
9. Banjarmasin (PSC)
10.Bangka (PSC)
Sumber data : Hasil Monev Dit. BUK Dasar
KESIMPULAN
Untuk terwujudnya masyarakat yang sehat dan aman (safe
community) diperlukan keterpaduan penanganan mulai dari
Rngkat masyarakat, pra rumah sakit, di rumah sakit maupun
antar rumah sakit yang melibatkan masyarakat dan
Pemerintah
Bencana atau musibah baik karena alam atau ulah manusia
bisa diprediksi dari ilmu dan teknologi yang ada sekarang,
memang kejadiannya Rdak bisa dipasRkan, namun kesiapan
kita semua adalah mutlak
Implementasi SPGDT membutuhkan komitmen, sistem
monitoring, evaluasi, pelaRhan yang berkesinambungan,
serta disukung keterlibatan dari sektor terkait agar dapat
berjalan secara opRmal.
TERIMA KASIH

29
29

Anda mungkin juga menyukai