Anda di halaman 1dari 12

Differences Blood Sugar Levels Before and After Cupping Therapy

in Pondok Sehat Al Wahida Banjarmasin


Perbedaan Kadar Gula Darah Sebelum dan Sesudah Bekam di
Klinik Pondok Sehat Al Wahida Banjarmasin
Muhammad Shadiq Aulia Rahman
Fakultas keperawatan dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin, Jl. S. Parman Komplek Rumah Sakit Islam Banjarmasin, Telp/Fax:
(0511)3363002, Email: Info@umbjm.ac.id, website: www.umbjm.ac.id

Introduction: Cupping (cupping) is a method of treatment of a classic that has


been used in the care and treatment of a variety of health problems including:
blood diseases such as hemophilia and hypertension, diseases rheumatic ranging
from arthritis, sciatica / pelvic pain, back pain, migraine, anxiety and physical
problems common as well as mentally. Method: This research uses quasi
experimental with design pre and post test without control in 50 respondents who
meet the inclusion and exclusion criteria were acquired by accidental sampling.
Result: Result showed sig. Paired sample test = 0.002 where the average blood
pressure at the time before the intervention was 115.40 mg / dl and after cupping
133.54 mg / dl, several unsuccessful cupping also influenced many processes in
the body such as stress, fear and others.

Keyword: Blood Sugar Level, and Cupping therapy


Abstrak: Cupping (bekam) merupakan metode pengobatan klasik yang telah
digunakan dalam perawatan dan pengobatan berbagai masalah kesehatan
diantaranya: Penyakit darah seperti hemofili dan hipertensi, Penyakit reumatik
mulai dari artritis, sciatica/nyeri panggul, sakit punggung, migren,
gelisah/anxietas dan masalah fisik umum maupun mental. Metode: Penelitian ini
menggunakan desain quasi experiment dengan desain penelitian pre and post test
without control pada 50 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
yang diperoleh secara accidental sampling. Data yang diperoleh dianalisis
menggunakan paired T-test dengan tingkat dengan tingkat kemaknaan = 0,05.
Hasil: Hasil penelitian didapatkan sig. Paired sampel test = 0,002 dimana rata-rata
tekanan darah pada saat sebelum bekam adalah 115,40 mg/dl dan sesudah bekam
133,54 mg/dl, ketidak berhasilan bekam juga banyak di pengaruhi proses dalam
tubuh seperti stress, ketakutan dan lain-lain.
Kata kunci: kadar gula darah, dan terapi bekam

Page |1
Pendahuluan berdampak pada peningkatan angka
Kadar glukosa darah adalah kematian dan kecacatan pada
istilah yang mengacu kepada tingkat penderitanya.
glukosa di dalam darah. Konsentrasi Apriyanti (2012)
gula darah, atau tingkat glukosa mengemukakan bahwa
serum, diatur dengan ketat di dalam mengendalikan kadar gula yang
tubuh. Umumnya tingkat gula darah tinggi merupakan cara terbaik yang
bertahan pada batas-batas yang dapat dilakukan untuk menghindari
sempit sepanjang hari (70-150 mg/dl). komplikasi diabetes mellitus. Ada
Tingkat ini meningkat setelah makan berbagai macam cara untuk
dan biasanya berada pada level mengendalikan kadar gula dalam
terendah pada pagi hari, sebelum darah, diantaranya dengan terapi
orang makan (Henrikson et all., farmakologi dan terapi non
2009). farmakologi. Terapi farmakologi
WHO memprediksi kenaikan memiliki efek yang merugikan
jumlah penyandang diabetes melitus seperti kerusakan ginjal dan hati
di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun apabila digunakan dalam jangka
2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada waktu yang lama. Sedangkan terapi
tahun 2030, sedangkan Badan non farmakologi dinilai memiliki
Federasi Diabetes Internasional efek samping yang lebih sedikit dan
(IDF) pada tahun 2009 lebih ekonomis (Kamaluddin, 2010).
memperkirakan kenaikan jumlah Bekam merupakan metode
penyandang diabetes melitus dari 7,0 pengobatan dengan cara
juta tahun 2009 menjadi 12,0 juta mengeluarkan darah dari dalam
pada tahun 2030 (Persi, 2011). tubuh melalui permukaan kulit.
Kemenkes RI (2010) Bekam sudah dikenal sejak ribuan
Penyakit tidak menular (PTM) tahun sebelum Masehi. Nama lain
seperti kardiovaskular, stroke, kanker, bekam adalah hijamah, canduk,
diabetes mellitus, dan penyakit canthuk, kop, mambakan, cupping
kronik obstruktif mengalami Therapeutik Method, Pa Hou Kuan
peningkatan jumlah kasus yang (Sutomo, 2007). Bekam sudah

Page |2
dikenal sejak zaman kerajaan sakit. Beliau pernah berbekam pada
Sumeria, kemudian terus beberapa bagian ditubuhnya. Beliau
berkembang sampai Babilonia, Mesir, pernah berbekam di tengkuk dan
Saba, dan Persia. Pada zaman Nabi dibagian lain, sesuai dengan kondisi.
Muhammad SAW, beliau Beberapa bagian tubuh yang pernah
mengunakan kaca berupa cawan. dibekam adalah pertengahan kepala,
Pada zaman China kuno mereka tengkuk (kahil), dua otot disamping
menyebut bekam sebagai perawatan leher (akhdaain), kedua pinggul
tanduk karena tanduk mengantikan (warikain), punggung telapak kaki,
kaca. Pada abad ke-18 orang-orang dan beberapa bagian lainnya. Nabi
di Eropa mengunakan lintah sebagai Muhammad SAW kekasih Allah
alat untuk bekam (Umur, 2008). SWT ketika mengalami sakit, Allah
Bekam, atau dalam bahasa membimbing beliau untuk menjalani
Arab dikenal dengan istilah hijamah, pengobatan paling baik dan paling
berarti membuang darah. Tapi dilihat ideal. Rasulullah bersabda : sebaik-
dari praktiknya, bekam merupakan baiknya pengobatan yang kalian
metode pengobatan dengan cara gunakan adalah bekam (Musnad
mengeluarkan darah kotor dari dalam Imam Ahmad, disahihkan oleh
tubuh melalui permukaan kulit. Yang Albani dalam Ash-Shahihah (1053).
dimaksud dengan darah kotor adalah Beberpa penelitian
darah yang mengandung racun atau sebelumnya, menurut dr. Erna Mirani
darah statis yang menyumbat (2007) mengatakan bahwa bekam
peredaran darah, mengakibatkan sangat bermanfaat sekali untuk
sistem peredaran darah dalam tubuh membuang toksin atau racun yang
tidak berjalan sebagaimana adanya, ada dibawah kulit, terapi ini dapat
sehingga menyebabkan terganggunya mebantu mempercepat penyembuhan
kesehatan seseorang, baik secara segala macam penyakit (Mirani
fisik maupun mental (Kasmui, 2007) 2007:22).
Diriwayatkan dalam beberapa Berdasarkan studi
hadits shahih bahwa Nabi pendahuluan yang dilakukan pada
Muhammad SAW berbekam ketika hari Senin, 25 Juli 2016 dan pada

Page |3
hari Jumat, 29 Juli 2016 terhadap 5 ataupun kapiler dengan
orang responden yang melakukan memperhatikan angka-angka kriteria
terapi bekam, setelah dilakukan diagnostik yang berbeda sesuai
wawancara, observasi dan tindakan pembakuan oleh WHO.
terhadap pasien tersebut banyak Menurut Kasmui (2010)
mengalami perubahan-perubahan. Bekam adalah suatu pengobatan
Seperti gula darahnya menurun yang di syariatkan Allah SWT
setelah dilakukan bekam, dan juga melalui Rasulullah SAW. Sebagai
pasien merasa lebih ringan badannya umatnya maka wajib mempelajari,
dalam beraktivitas. mengamalkan dan mendakwahkan
Penelitian ini bertujuan untuk metode pengobatan bekam. Hijamah
menganalisis perbedaan kadar gula adalah pengobatan yang sudah
darah sebelum dan sesudah terapi dikenal sejak ribuan tahun sebelum
bekam pada laki-laki dan perempuan masehi. Nama lainnya adalah bekam,
usia 18-40 tahun di klinik Pondok canduk, canthuk, kop, mambakan, di
Sehat Al Wahida Banjarmasin. eropa dikenal dengan istilah Cuping
Landasan Teori Theraupeutic Method. Beberapa
Menurut Dorland (2010) hadist mengemukakan tentang
Kadar gula darah adalah jumlah keutamaan dan manfaat berbekam:
kandungan glukosa dalam plasma jika dalam sebagian obat kalian
darah. Sherwood (2011) Glukosa terdapat kebaikan maka itu terdapat
darah puasa merupakan salah satu dalam sayatan alat bekam, minum
cara untuk mengidentifikasi diabetes madu atau sundutan besi panas yang
melitus pada seseorang. sesuai dengan penyakit. Tetapi aku
Pemeriksaan gula darah tidak suka berobat dengan sundutan
dengan cara enzimatik dengan bahan besi panas. (H.R. Bukhari, Muslim,
darah plasma vena, seyogyanya dan Ahmad). beliau berbekam
dilaku kan di laboratorium klinik ketika sedang ihram di kepalanya
terpercaya. Walaupun demikian karena migraine. (H.R. Bukhari).
sesuai dengan kondisi setempat dapat jika pada sesuatu yang kalian
juga dipakai bahan darah utuh, vena, pergunakan untuk berobat itu

Page |4
terdapat kebaikan, maka hal itu Menurut Santoso (2012) di
adalah bekam. (H.R. Shahih) bawah ini adalah gambaran titik-titik
Kasmui (2010) pengobatan bekam berdasarkan jenis
alternatif bekam memiliki beberapa penyakitnya: Puncak kepala (Ummu
jenis cara melakukan tindakan Mughits), Dua urat leher (Al-
bekamnya. Ada beberapa jenis Akhdaain), Punduk (Al-Khaalil),
bekam: Bekam kering atau bekam Bahu Kiri dan Kanan (Al-Khatifain),
angin, Bekam luncur, Bekam tarik, Dua Jari dibawah Pundak, Belikat
Bekam basah (Hijamah Rhotbah). kiri dan kanan, Pinggang (Ala-
Salamah (2009) Ibnu sina di Warik), Betis (Ala Dzohril Qadami).
dalam kitabnya Al-Qanun fii Thiib Metodologi Penelitian
membahas mengenai waktu yang Rancangan penelitian yang
paling baik untuk bekam yaitu pada digunakan adalah eksperimen semu
waktu tengah hari (jam 2-3 sore) (quasi experiment) dengan desain
karena pada saat itu saluran darah penelitian pre and post test without
sedang mengembang dan darah- control yaitu peneliti hanya
darah mengandung toxin sangat melakukan intervensi pada satu
sesuai untuk dikeluarkan. kelompok tanpa pembanding. Jumlah
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, sampel yang diambil dalam
Nabi SAW bersabda: Barangsiapa penelitian ini sebanyak 50 responden
berbekam pada tanggal tujuh belas, laki-laki dan perempuan usia 18-40
sembilan belas, dan dua puluh satu, tahun yang berbekam di Pondok
maka ia akan menyembuhkan semua Sehat Al Wahida Banjarmasin.
penyakit. Teknik sampling yang digunakan
Dari Anas bin Malik, dia dalam penelitian ini adalah
bercerita :Rasulullah SAW biasa accidental sampling, setelah di
berbekam dibagian urat meriih dan dapatkan hasil kemudian dianalisis
punggung. Beliau biasa berbekam menggunakan Paiered T Test.
pada hari ketujuh belas, kesembilan Karakteristik Responden
belas dan kedua puluh satu. (HR. Berdasarkan hasil analisis deskriptif
Tarmidzi) dari karakteristik responden menurut

Page |5
jenis kelamin, pekerjaan, dan kadar Banjarmasin pekerjaannya
gula darah dapat dilihat dari adalah Swasta sebanyak 44%
gambaran distribusi yang disajikan (22 orang).
dalam tabel berikut ini: c. Jenis kelamin
a. Umur Jenis kelamin F %
Usia F % laki-laki 40 80
18-25 5 10 Perempuan 10 20
26-33 10 20 Total 50 100
Berdasarkan tabel tersebut
34-40 35 70
Total 50 100 dapat diketahui bahwa
Berdasarkan tabel tersebut sebagian besar dari 50 orang
dapat diketahui bahwa responden di Klinik Pondok
sebagian besar dari 50 orang Sehat Al-Wahida
responden di Klinik Pondok Banjarmasin berjenis kelamin
Sehat Al-Wahida laki-laki sebanyak 80% (40
Banjarmasin berusia 34-40 orang).
tahun sebanyak 70% (35 Hasil
orang). Hasil analisis perbedaan
b. Pekerjaan kadar gula darah sebelum dan
Pekerjaan F % sesudah bekam dengan uji Paired T
IRT 6 12 Test, hasil analisis seperti table
PNS 9 18
dibawah ini :
Wiraswasta 9 18
Swasta 22 44 Kad Sta
Me
ar nda
Sales 1 2 an d Maxi Mini Sig.2-
gula r t
Ra f mum mum tailed)
Buruh 1 2 dara dev
nk
h iasi
Dosen 1 2 Seb 11 - 296 45
Mahasiswa 1 2 elu 5,4 3
m 0 40, , 4
Total 50 100 0,002
Ses 13 003 2 9 314 81
Berdasarkan tabel tersebut uda 3,5 0
h 4 7
dapat diketahui bahwa = 0,05

sebagian besar dari 50 orang Berdasarkan hasil uji pairet t-test di

responden di Klinik Pondok dapatkan nilai = 0,002 ( < ) yang

Sehat Al-Wahida artinya Ho ditolak sehingga dapat

Page |6
disimpulkan bahwa Ada Perbedaan darah hal ini disebabkan karena
Kadar Gula Darah Sebelum dan bertambahnya usia Peningkatan
sesudah terapi bekam di Pondok risiko diabetes seiring dengan umur,
Sehat Al Wahida Banjarmasin Tahun khususnya pada usia lebih dari 40
2016. tahun, disebabkan karena pada usia
Pembahasan tersebut mulai terjadi peningkatan
Dari hasil pengukuran yang intolenransi glukosa. Adanya proses
diambil dari pre-test didapatkan penuaan menyebabkan berkurangnya
kadar gula darah sebelum yaitu pada kemampuan sel pancreas dalam
rentang antara 45-296 mg/dl, rentang memproduksi insulin (Sunjaya,
tersebut termasuk pada kategori 2009).
normal, dan tidak normal. Kadar gula Dari hasil pengukuran yang
darah normal sebanyak 45 responden diambil dari post-test didapatkan
(90%), kadar gula darah tidak normal kadar gula sesudah yaitu pada
sebanyak 5 responden (10%). rentang antara 81-314 mg/dl, rentang
Ada banyak hal yang tersebut termasuk pada kategori
mungkin dapat menjadi penyebab normal, dan tidak normal. Kadar gula
terjadinya peningkatan kadar gula darah normal sebanyak 46 responden
darah, misalnya faktor genetik dan (92%), dan kadar gula darah tidak
faktor perilaku. Yang terdiri atas: normal sebanyak 4 responden (8%).
usia (Sunjaya, 2009), jenis kelamin sesudah bekam dengan rata-
(Irawan 2010), obesitas (Teixeria- rata penurunan sebelum 130,29
Lemos dkk,2011), riwayat keturunan mg/dl dan rata-rata sesudah bekam
(Septian, 2010), dan aktivitas fisik 135,80 mg/dl. Dari hasil penelitian
(Ahmad, 2010). ini juga didapatkan bahwa nilai kadar
Berdasarkan karakteristik gula darah normal sebanyak 46
responden yang mengalami responden (92%), dan kadar gula
peningkatan kadar gula darah darah tinggi sebanyak 4 responden
didapatkan sebanyak 3 responden (8%) setelah dilakukan pemberian
(6%) yang berusia 34-40 tahun yang terapi bekam. Berdasarkan
mengalami peningkatan kadar gula karakteristik responden yang

Page |7
mengalami peningkatan kadar gula serta meningkatkan kepekaan
darah didapatkan sebanyak 4 reseptor insulin.
responden (8%) yang berusia 34-40 Berdasarkan hasil uji Paired
tahun yang mengalami peningkatan T-test membandingkan kadar gula
kadar gula darah hal ini disebabkan darah sebelum (pre-test) dengan
karena bertambahnya usia kadar gula darah sesudah (post-test)
Peningkatan risiko diabetes seiring menghasilkan angka signifikan
dengan umur, khususnya pada usia sebesar 0,002 yang lebih kecil dari
lebih dari 40 tahun, disebabkan angka = 0,05. hal ini menunjukkan
karena pada usia tersebut mulai bahwa terdapat perbedaan antara
terjadi peningkatan intolenransi kadar gula darah yang bermakna
glukosa. (signifikan) antara sebelum dan
Berdasarkan hasil uji Paired sesudah intervensi bekam berupa
T-test membandingkan kadar gula peningkatan kadar gula darah di
darah sebelum (pre-test) dengan karenakan Kekuatan isapan dalam
kadar gula darah sesudah (post-test) proses pembekaman mengeluarkan
menghasilkan angka signifikan berbagai macam zat asam
sebesar 0,002 yang lebih kecil dari (heksosamin) dari otot dan jaringan
angka = 0,05. hal ini menunjukkan lemak di bawah kulit sehingga
bahwa terdapat perbedaan antara membuka jalan bagi insulin untuk
kadar gula darah yang bermakna melekat pada reseptor-reseptornya
(signifikan) antara sebelum dan serta meningkatkan kepekaan
sesudah intervensi bekam berupa reseptor insulin. Kuatnya isapan
peningkatan kadar gula darah di dalam proses pembekaman berperan
karenakan Kekuatan isapan dalam mengeluarkan zat-zat sisa
proses pembekaman mengeluarkan metabolisme usus dari sirkulasi
berbagai macam zat asam portal di hati sehingga akan
(heksosamin) dari otot dan jaringan meningkatkan proses metabolisme di
lemak di bawah kulit sehingga hati dan mengurangi kadar gula
membuka jalan bagi insulin untuk darah. Kekuatan isapan dalam proses
melekat pada reseptor-reseptornya pembekaman mengeluarkan berbagai

Page |8
macam zat asam (heksosamin) dari kadar gula darah, karena bekam
otot dan jaringan lemak di bawah merangsang titik-titik syaraf yang
kulit sehingga membuka jalan bagi ada di tubuh, terapi bekam ini juga
insulin untuk melekat pada reseptor- menyebabkan pergerakan aliran
reseptornya serta meningkatkan darah. Kekuatan isapan dalam proses
kepekaan reseptor insulin sehingga pembekaman mengeluarkan berbagai
dapat mengurangi kadar gula dalam macam zat asam dari otot dan
darah. jaringan lemak dibawah kulit
Berdasarkan hasil penelitian sehingga terbuka jalan bagi insulin
dari Rizki andari (2013) dengan untuk melekat kepada reseptornya
menggunakan uji Paired Sampel T- juga meningkatkan kepekaan insulin
test sehingga ada perbedaan pada sehingga dapat mengurangi kadar
kadar gula darah sewaktu sebelum gula dalam darah.
dan setelah dilakukan terapi bekam Kesimpulan
terhadap 35 responden berusia 46-75 Berdasarkan hasil penelitian
tahun, didapatkan rerata kadar gula yang telah dilaksanakan pada tanggal
darah sebelum diterapi bekam basah 22 November 20 Desember 2016
adalah 183,74 mg/dl47,83SB Di Klinik Pondok Sehat Al-Wahida
sedangkan rerata setelah dibekam Banjarmasin dapat disimpulkan
176,54 mg/dl39,37SB, sehingga sebagai berikut:
diperoleh penurunan kadar gula 1. Kadar gula darah responden
darah puasa sebesar 3,91% dengan sebelum dilakukan pemberian
perbedaan yang bermakna yakni terapi bekam dengan nilai kadar
sebesar 0,04 (p<0,05) pada penderita kadar gula darah normal
diabetes melitus pengguna terapi sebanyak 45 responden (90%),
bekam basah. Hasil ini juga sesuai dan tidak normal sebanyak 5
dengan penelitian Misbahul Subhi responden (10%).
pada tahun 2009 lalu. 2. Kadar gula darah responden
Berdasarkan hasil penelitian sebelum dilakukan pemberian
diatas maka peneliti menyimpulkan terapi bekam dengan nilai kadar
bahwa bekam dapat menurunkan kadar gula darah normal

Page |9
sebanyak 46 responden (92%), Hasil penelitian menemukan
dan tidak normal sebanyak 4 bahwa terdapat perbedaan kadar gula
responden (8%). darah secara signifikan antara
3. Terdapat perbedaan kadar gula sebelum dan sesudah tindakan terapi
darah secara signifikan antara bekam. Dengan adanya hasil tersebut
sebelum dan sesudah dilakukan responden dapat melakukan terapi
pemberian tindakan terapi bekam secara teratur dan rutin, yang
bekam di Pondok Sehat Al- diharapkan dengan perilaku terapi
Wahida Banjarmasin. bekam secara teratur dapat segera
Saran mendapatkan kesembuhan dari
Bagi Klinik Bekam penyakitnya atau dapat menjaga
Diharapkan tehnik bekam kesehatannya.
terutama bekam basah yang Bagi peneliti lain
diberikan harus tetap memperhatikan Untuk peneliti-peneliti lebih
kondisi psikologis pasien sebelum, lanjut diharapkan bisa menggunakan
selama dan setelah terapi bekam. sampel lebih banyak, melakukan
pengecekan kadar gula darah setelah
Tetap memperhatikan teknik
terapi bekam seharusnya dilakukan
septik dan antiseptik untuk mencegah
pengecekan setelah 2 jam PP.
terjadinya infeksi pada luka bekam
DAFTAR PUSTAKA
basah.
Apriyanti, M. (2012). Meracik
sendiri obat & menu sehat
Mempekerjakan terapi-terapis
bagi penderita diabetes
bekam yang mempunyai dasar mellitus. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.
pendidikan kesehatan, sehingga
Damayanti, S. 2015. Diabetes
apabila diperlukan bisa menangani Mellitus dan
Penatalaksanaan
keadaan-keadaan darurat yang bisa
Keperawatan: Nuha Medika:
saja terjadi akibat terapi bekam Yogyakarta.
Darma, K.K. 2011. Metodologi
seperti syok, hipotensi, perdarahan
Penelitian Keperawatan
dan keadaan darurat lainnya. (Pedoman Melaksanakan dan
Menerapkan Hasil Penelitian.
Bagi pasien
Jakarta: Trans Info Media.

P a g e | 10
Dharma, K.K. 2011. Metodelogi penelitian Keperawatan :
penelitian Keperawatan Edisi Kedua. Selemba
(Pedoman melaksanakan dan Medika;Jakarta
menerapkan hasil penelitian. Padila. 2012. Buku Ajar:
CV. Trans Info Media. Keperawatan Medikal Bedah:
Jakarta Timur. Nuha Medika: Yogyakarta.
Dorland, W. A. N. 2010. Dorlands
Illustrated Medical Ridho, A, A. Bekam Sinergi:
Dictionary (29th ed.). Rahasia Sinergi Pengobatan
Hartanto, H. et al. (ahli Nabi, Medis Modern, dan
bahasa), Jakarta: EGC Traditional Chinese Medicine.
Fatahillah, A. Keampuhan Bekam, Aqwamedika: Solo, 2012.
Pencegahan dan Rizki Andari .2013. Pengaruh
Penyembuhan Penyakit Bekam Basah Terhadap
Warisan Rasulullah. Qultum Kadar Gula Darah Puasa
Media: Jakarta, 2006.
Pada Pasien Diabetes
Hartono, A. 2013. Buku Saku
Harrison Endokrinologi dan Melitus Di Semarang, Jurnal
Metabolisme: Karisma Media Medika Muda.
Publishing Group: Tangerang Salamah, U. Imunisasi Dampak,
Selatan. Konspirasi dan Solusi Sehat
Hidayat. A A, 2014. Metode Ala Rasulullah SAW.
Penelitian Keperawatan dan Nabawiyah Press: Tangerang.
Teknik Analisis Data. 2009.
Salemba Medika; Jakarta Santoso, O. Pelatihan Bekam atau
Kasmui. Bekam Pengobatan Hijamah. Yayasan Amal
Menurut Sunah Nabi. ISYFI: Media Suara Islam: Jakarta,
Semarang. 2006. 2012.
Kementerian Kesehatan Republik Sharaf, A. R. (2012). Penyakit dan
Indonesia (Kemenkes RI). terapi bekamnya : dasar-
(2010). Rencana dasar ilmiah terapi bekam.
Operasional Promosi Surakarta: Thibia.
Kesehatan dalam Sherwood, L. 2011. Organ Endokrin
Pengendalian Penyakit Tidak Perifer dalam Fisiologi
Menular. Jakarta. Manusia dari Sel ke Sistem.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Jakarta: EGC.
Penelitian Kesehatan. Soegondo, S. 2011. Diagnosis dan
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Klasifikasi Diabetes Melitus
Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Terkini dalam buku
Kesehatan Dasar. Rineka Penatalaksanaan Diabetes
Cipta: Jakarta Terpadu sebagai Panduan
Nursalam, (2008). Konsep dan Penatalaksanaan Diabetes
Penerapan Metodologi Mellitus bagi dokter maupun
Penelitian Ilmu educator diabetes. Jakarta:
Keperawatan: Pedoman FKUI.
Skripsi, Tesis dan Instrumen

P a g e | 11
Sutanto. 2010. Cekal (Cegah dan Tahanan. Bali. Juraal Skala
Tangkal) Penyakit Modern: Husada Vol. 6 No.l hal:75-81
C.V Andi Offset: Yogyakarta. (http://ejournal.undip.ac.id/in
Tandra, H. 2015. Diabetes Bisa
dex.php/medianers/article/vie
Sembuh: Petunjuk Praktis
Mengalahkan dan w/717). Diakses tanggal 25
Menyembuhakan Diabetes: Desember 2016)
PT Gramedia Pustaka Utama: Teixeria-Lemos, Dorland, W. A. N,
Jakarta. Sherwood, L (2011), Regular
Https://thibbalummah.wordpress.co physical exercise training
m/2012/12/18/hasil- assists in preventing type 2
penelitian-medis-khasiat- diabetes development: focus
bekam-bagi-penderita- on its antioxidant and anti-
diabetes-tulisan-seorang- inflammantory properties
dokter/ diakses pada tanggal Biomed Central
2 Agustus 2016 Cardiovascular Diabetology.
PERKENI, 2011. Konsensus Jakarta. Diakses tanggal 20
Pengelolaan dan Pencegahan Desember 2016.
Diabetes Melitus Tipe 2 di Trisnawati dan Soedijono (2012),
Indonesia. www.perkeni.org,
Faktor Risiko Kejadian
18 April 2016.
Persi. 2011. RI Rangking Keempat Diabetes Melitus Tipe 11 Di
Jumlah Penderita Diabetes Puskesmas Kecamatan
Terbanyak Dunia.
Cengkareng Jakarta Barat
www.pdpersi.co.id, 15 Juni
2016 Tahun 2012. Diakses tanggal
Subhi M. Perbedaan Kadar Gula 25 Desember 2016.
Darah Pasien Diabetes
Melitus pada Pengobatan
Bekam (Studi kasus di Klinik
Basthotan Holistic Center
Masjid Agung Jawa Tengah).
Semarang: Universitas
Diponegoro; 2009 [cited 2016
Dec 27]. Available from:
eprints.undip.ac.id/37883/1/3
730.pdf
Sujaya (2009). Pola Konsumsi
Makanan Traditional Bali
Sebagai Faktor Risiko
Diabetes Melitus Tipe 2 di

P a g e | 12

Anda mungkin juga menyukai