Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KELOMPOK

BABS (BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN)

Oleh

KELOMPOK: VI

NAMA-NAMA KELOMPOK

Ucu Kelian Endang Kilkoda

Nirmayanti Hitamala Lenianti Tuhuteru

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MALUKU HUSADA
KAIRATU
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN BABS

I. Pokok Bahasan : BABS

II. Sub Pokok Bahasan :

1. Pengertian BABS

2. Mengapa harus STOP BABS

3. Kemana tinja harus dibuang

4. Siapa yang harus menggunakan jamban

5. Apa peran kader masyarakat.

6. Community Led Total Sanitation (CLTS)

7. Langkah yang dipertimbangkan dalam merencanakan Stop Buang Air Besar

Sembarang (BABs) melalui proses pemicuan.

8. Dampak BABS

III. Sasaran : Murit SMP N 1 Kairatu Keseluruhan

IV. Waktu : Sabtu, 30 April 2016

V. Tempat : Murit SMP N 1 Kairatu

VI. Tujuan :

a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang BABS terhadap

Siswa, peserta penyuluhan mampu mengerti mengenai BABS bagi sekolah

dan masyarakat
b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu

1. Menjelaskan Pengertian BABS

2. Menjelaskan Mengapa harus STOP BABS

3. Menjelaskan Kemana tinja harus dibuang

4. Menyebutkan Siapa yang harus menggunakan jamban

5. Menjelaskan Apa peran kader masyarakat.

6. Menjelaskan Community Led Total Sanitation (CLTS)

7. Menyebutkan Langkah yang dipertimbangkan dalam merencanakan Stop

Buang Air Besar Sembarang (BABs) melalui proses pemicuan.

8. Menyebutkan Dampak BABS

VII. Kegiatan Belajar Mengajar

No Kegiatan Respon Murit Waktu

1 Pendahuluan penyampaian Membalas salam 5 menit

salamPerkenalan
Memperhatikan

Menjelaskan topic penyuluhan


Memperhatikan

Menjelaskan tujuan
Memperhatikan

Menjelaskan waktu pelaksanaan

2 Penyampaian materi Memperhatikan 30 menit


Materi penjelasan dan

1. Pengertian BABS

2. Mengapa harus STOP BABS


mencermati materi
3. Kemana tinja harus dibuang

4. Siapa yang harus menggunakan

jamban Bertanya

5. Apa peran kader masyarakat.

6. Community Led Total Sanitation

(CLTS)

7. Langkah yang dipertimbangkan

dalam merencanakan Stop Buang


Memperhatikan
Air Besar Sembarang (BABs)

melalui proses pemicuan.

8. Dampak BABS
Jawaban
Menjawab pertanyaan peserta

3 Penutup 5 menit

Menyimpulkan hasil penyuluhan Memperhatikan

Mengakhiri dengan salam Menjawab salam

VIII.Metode :Ceramah dan tanya jawab


IX. Media : Leaflet dan PowerPoin

X. Evaluasi :

Audience mampu :

1. Menjelaskan Pengertian BABS

2. Menjelaskan 2 dari 3 Mengapa harus STOP BABS

3. Menjelaskan 3 dari 5 Kemana tinja harus dibuang

4. Menyebutkan Siapa yang harus menggunakan jamban

5. Menjelaskan 3 dari 5 Apa peran kader masyarakat.

6. Menjelaskan 2 Community Led Total Sanitation (CLTS)

7. Menyebutkan 2 dari 3 Langkah yang dipertimbangkan dalam merencanakan

Stop Buang Air Besar Sembarang (BABs) melalui proses pemicuan.

8. Menyebutkan Dampak BABS

XI. Referensi :

Departemen Kesehatan. 2008. Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan di

Sekolah. Jakarta: Departemen Kesehatan.

Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan,

Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri. Nomor 26 Tahun 2003 tentang

BABS.

Sumantri, M. 2007. Pendidikan Wanita. Dalam Ali, M., Ibrahim, R.,

Sukmadinata, N.S., dan Rasjidin, W. (Penyunting). Ilmu dan Aplikasi

Pendidikan: Handbook.. Bandung: Pedagogiana Press (Halaman 1175 1186)


Tohar, Billy Anthony. Evaluasi Program BABS. Tersedia online dalam :

http://www.scribd.com/doc/24368822/UKS-Billy diakses pada tanggal 29

Februari 2011.

XII. Materi

Terlampir
LAMPIRAN MATERI

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil

menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan tentang

BABS. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis

harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan ini dari awal sampai akhir. Khususnya buat dosen

pembimbing. Semoga Tuhan senantiasa memberkati segala usaha kita. Amin.

Kairatu, 19 April 2015

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................

1.1.Latar Belakang ...............................................................................

1.2. Tujuan Sasaran................................................................................

1.3. Manfaat.............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN................................................................................

2.1. Pengertian BABS.............................................................................

2.2. Mengapa harus STOP BABS..........................................................

2.3. Kemana tinja harus dibuang..........................................................

2.4. Siapa yang harus menggunakan jamban......................................

2.5. Apa peran kader masyarakat.........................................................

2.6. Community Led Total Sanitation (CLTS).....................................

2.7. Langkah yang dipertimbangkan dalam merencanakan Stop Buang Air

Besar Sembarang (BABs) melalui proses pemicuan........................

2.8. Dampak BABS.................................................................................

BAB III PENUTUP.......................................................................................

3.1.Kesimpulan.......................................................................................

3.2. Saran.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Diperkirakan sekitar 47% masyarakat Indonesia masih Buang Air Besar

Sembarangan (BABs). Dari data SIM (1 Juli 2011), Dusun yang SBS : 31,42%,

(target 80%), Persentasi KK yang akses jamban sebesar, 52,30% (taget100%),

dan penambahan jumlah orang akses 1. 951.086 jiwa,(target 6-10 juta). Dengan

tempat berperilaku buang air besar ke sungai, kebon, sawah, kolam dan tempat-

tempat terbuka lainnya. Perilaku seperti tersebut jelas sangat merugikan kondisi

kesehatan masyarakat, karena tinja dikenal sebagai media tempat hidupnya

bakteri E-coli yang berpotensi menyebabkan terjadinya penyakit diare. Tahun

2006 angka kejadian diare sebesar 423 per 1000 penduduk dan Case Fatality Rate

(CFR) diare sebesar 2,52 %. Hasil Study WHO tahun 2007, menyatakan bahwa

melalui pendekatan sanitasi Total, dapat menurunkan kejadian diare sebesar 94%,

Berbagai alasan digunakan oleh masyarakat untuk buang air besar

sembarangan, antara lain anggapan bahwa membangun jamban itu mahal, lebih

enak BAB di sungai, tinja dapat untuk pakan ikan, dan lain-lain yang akhirnya

dibungkus sebagai alasan karena kebiasaan sejak dulu, sejak anak-anak, sejak

nenek moyang, dan sampai saat ini tidak mengalami gangguan kesehatan.

Alasan dan kebiasaan tersebut harus diluruskan dan dirubah karena akibat

kebiasaan yang tidak mendukung pola hidup bersih dan sehat jelas-jelas akan
memperbesar masalah kesehatan. Dipihak lain bilamana masyarakat berperilaku

higienis, dengan membuang air besar pada tempat yang benar, sesuai dengan

kaidah kesehatan, hal tersebut akan dapat mencegah dan menurunkan kasus-kasus

penyakit menular. Dalam kejadian diare misalnya, dengan meningkatkan akses

masyarakat terhadap sanitasi dasar, dalam hal ini meningkatkan jamban keluarga,

akan dapat menurunkan kejadian diare sebesar 32% dan 45% dengan Perilaku

CTPS

1.2.Tujuan Sasaran

Murit SMP N 1 Kairatu Keseluruan

a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang BABS terhadap

Siswa, peserta penyuluhan mampu mengerti mengenai BABS bagi sekolah

dan masyarakat

c. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu

1. Menjelaskan Pengertian BABS

2. Menjelaskan Mengapa harus STOP BABS

3. Menjelaskan Kemana tinja harus dibuang

4. Menyebutkan Siapa yang harus menggunakan jamban

5. Menjelaskan Apa peran kader masyarakat.

6. Menjelaskan Community Led Total Sanitation (CLTS)


7. Menyebutkan Langkah yang dipertimbangkan dalam merencanakan Stop

Buang Air Besar Sembarang (BABs) melalui proses pemicuan.

8. Menyebutkan Dampak BABS

1.3. Manfaat

Manfaat dari penyuluhan tentang BABS agar Siswa Siswi dapat mengetahui:

1. Pengertian BABS\

2. Mengapa harus STOP BABS

3. Kemana tinja harus dibuang

4. Siapa yang harus menggunakan jamban

5. Apa peran kader masyarakat.

6. Community Led Total Sanitation (CLTS)

7. Langkah yang dipertimbangkan dalam merencanakan Stop Buang Air Besar

Sembarang (BABs) melalui proses pemicuan.

8. Dampak BABS
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian BABS

2.2. Mengapa harus STOP BABS

Tinja atau kotoran manusia merupakan media sebagai tempat berkembang

dan berinduknya bibit penyakit menular (misal kuman/bakteri, virus dan cacing).

Apabila tinja tersebut dibuang di sembarang tempat, misal kebun, kolam, sungai,

dll maka bibit penyakit tersebut akan menyebar luas ke lingkungan, dan akhirnya

akan masuk dalam tubuh manusia, dan berisiko menimbulkan penyakit pada

seseorang dan bahkan bahkan menjadi wabah penyakit pada masyarakat yang

lebih luas.

Stop buang air besar sembarangan (STOP BABS) akan memberikan

manfaat dalam hal-hal sebagai berikut :

a. Menjaga lingkungan menjadi bersih, sehat, nyaman dan tidak berbau dan

lebih indah

b. Tidak mencemari sumber air /badan air yang dapat dijadikan sebagai air baku

air minum atau air untuk kegiatan sehari-hari lainya seperti mandi, cuci, dll

c. Tidak mengundang vector (serangga dan binatang) yang dapat

menyebarluaskan bibit penyakit, sehingga dapat mencegah penyakit menular


2.3. Kemana tinja harus dibuang

Mengingat tinja merupakan bentuk kotoran yang sangat merugikan dan

membahayakan kesehatan masyarakat, maka tinja harus dikelola, dibuang

dengan baik dan benar. Untuk itu tinja harus dibuang pada suatu wadah atau

sebut saja JAMBAN. Jamban yang digunakan masyarakat bisa dalam bentuk

jamban yang paling sederhana, dan murah, misal jamban CEMPLUNG, atau

jamban yang lebih baik, dan lebih mahal misal jamban leher angsa dari tanah liat,

atau bahkan leher angsa dari bahan keramik.

Prinsip utama tempat pembuangan tinja /jamban sehat

a. Tidak mencemari sumber air /badan air atau Jarak tempat penampungan tinja

terhadap sumber air di atas 10 meter.

b. Tidak mencemari lingkungan (bau)

c. Tidak ada kontak dengan Vektor.

d. Konstruksi yang aman

e. Sebagai tambahan adalah adanya saluran SPAL, pengelolaan tinja dan milik

sendiri.

Untuk mencegah terjadinya terjadinya pencemaran sumber air dan Badan

air, maka pada secara tahap mulai Cara tempat penampungan tinja dibuat

jaraknya diatas 10 meter, lebih lanjut dibuat septictank dan mengurasnya secara

berkala. Dan untuk mencegah bau tidak mencemari lingkungan secara bertahap

yakni dengan menutup tempat penampungan tinja, dan membuat saluran

/plensengan dan pada tahap akhir adalah dengan membuat kloset leher angsa.
2.4. Siapa yang harus menggunakan jamban

Semua anggota keluarga harus menggunakan jamban untuk membuang

tinja, baik anak-anak (termasuk bayi dan anak balita) dan lebih-lebih orang

dewasa. Dengan pemikiran tertentu, seringkali tinja bayi dan anak-anak dibuang

sembarangan oleh orang tuanya, misal kehalaman rumah, kebon, dll. Hal ini

perlu diluruskan, bahwa tinja bayi dan anak-anak juga harus dibuang ke jamban,

karena tinja bayi dan anak-anak tersebut sama bahayanya dengan tinja orang

dewasa.

2.5. Apa peran kader masyarakat.

Kader kesehatan, atau kelompok masyarakat desa yang berkesadaran dan

berkepentingan untuk memajukan dan meningkatkan derajat kesehatan

mempunyai peran yang sangat penting dalam promosi perilaku stop buang air

besar sembarangan, yaitu anttara lain:

a. memanfaatkan setiap kesempatan di dusun/desa untuk memberikan

penyuluhan tentang pentingnya perilaku buang air besar yang benar dan sehat

b. melakukan pendataan rumah tangga yang anggota keluarganya masih BAB

Sembarangan, mendata rumah tangga yang sudah memiliki jamban

sederhana dan mendata keluarga yang sudah memiliki jamban yang sudah

lebih sehat (leher angsa)

c. mengadakan kegiatan yang sifatnya memicu, mendampingi, dan memonitor

perilaku masyarakat dalam menghentikan kebiasaan buang air besar


sembarangan, sehingga dalam tatanan dusun/desa terwujud kondisi terbebas

dari perilaku buang air besar sembarangan

d. menggalang daya (bias tenaga ataupun dana) antar sesama warga untuk

memberi bantuan dalam pembangunan jamban bagi warga yang lain

e. menjadi resource-lingker (penghubung) antar warga masyarakat dengan

berbagai pihak terkait yang berkepentingan dalam mewujudkan jamban yang

sehat (improved jamban).

2.6. Community Led Total Sanitation (CLTS)

Menyadari pentingnya integrasi kegiatan sanitasi total untuk menurunkan

angka diare maka pemerintah telah menetapkan Strategi Penurunann angka diare

melalui salah satu bentuk pendekatan yang dianut oleh Program Pamsimas

adalah dengan pendekatan PEMICUAN, yang lebih dikenal dengan sebutan

Community Led Total Sanitation (CLTS). Pemicuan ini untuk merubah perilaku

masyarakat dalam menuju buangan air besar yang benar dan sehat secara totalitas

dan keseluruhan dalam desa/dusun tersebut. Adapun prinsip dan ciri penting

CLTS adalah sebagai berikut:

a. Prinsip prinsip pemicuan CLTS, adalah :

1. Tanpa subsidi kepada masyarakat

2. Tidak menggurui, tidak memaksa dan tidak mempromosikan jamban

3. Masyarakat sebagai pemimpin


4. Totalitas; seluruh komponen masyarakat terlibat dalam analisa

permasalahan - perencanaan pelaksanaan serta pemanfaatan dan

pemeliharaan

b. Ciri-ciri penting dalam CLTS adalah :

1. Inisiatif masyarakat

2. Total atau keseluruhan, keputusan masyarakat dan pelaksanaan secara

kolektif adalah kunci utama.

3. Solidaritas masyarakat, laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin, semua

akan sangat terlibat dalam pendekatan ini.

2.7. Langkah yang dipertimbangkan dalam merencanakan Stop Buang Air

Besar Sembarang (BABs) melalui proses pemicuan.

Peningkatan kebutuhan sanitasi yang sehat dan perilaku higiene (demand)

(advokasi, promosi higiene, pemahaman sanitasi, pemicuan (baru dilakasnakan)

dan tekanan kolektif, pendampingan, penciptaan penghargaan (reward).

a. Pra Pemicuan / Persiapan Pemicuan

Pengenalan masyarakat yang perlu dipertimbangkan adalah pemicuan

Identifikasi Permasalahan, Analisa Permasalahan, Tetapkan tujuan

kegiatan Indentifikasi Kelompok Sasaran, Tetapkan pesan yang akan

disampaikan sesuai dengan tujuan dan Target Sasaran, Identifikasi sumber

pendanaan.
Persiapan Pelaksanaan pemicuan : Penentuan waktu dan tempat, Persiapan

alat dan bahan dan pembagian peran.

b. Pelaksanaan Proses Pemicuan.

Pasca Pemicuan Belum berjalan Verifikasi berjalan belum menggunakan

format monitoring sesuai dengan Panduan Serifikasi Pemicuan),

Sertifikasi CLTS : adalah sertifikasi terhadap proses pelaksanaan

pemicuan bukan terhadap hasil pemicuan dan dilakukan oleh sanitarien

puskesmas yang telah dilatih TOT CLTS.

c. Monitoring Pemicuan.

2.8. Dampak BABS

Dampak penyakit yang paling sering terjadi akibat buang air besar

sembarangan ke sungai adalah tersebarnya bakteri Escherichia Coli, yang dapat

menyebabkan penyakit diare. Setelah itu bisa menjadi dehidrasi, lalu karena

kondisi tubuh turun maka masuklah penyakit-penyakit lain.

Banyak orang yang BAB sembarangan karena memang sudah menjadi

kebiasaan yang sulit diubah, atau memang karena tidak adanya toilet di tempat

mereka. Di daerah perkotaan, kebiasaan BAB sembarangan ini lebih karena tidak

adanya lahan untuk membangun WC di rumah mereka karena terlalu padat. Jadi

mereka lebih memilih BAB di sungai, karena lebih gampang daripada mencari

toilet umum yang harus bayar.


Di daerah perkotaan sendiri, kontaminasi fases terhadap tanah dan air

merupakan hal yang umum terjadi. Sumber air untuk kebutuhan sehari-hari juga

sangat dekat dengan septik tank atau pembuangan toilet. Kondisi ini berkontribusi

besar terhadap penyebaran penyakit dan peningkatan resiko kematian anak akibat

diare. Selain menyebabkan kematian, diare yang berulang juga menyebabkan gizi

buruk, sehingga menghalangi anak-anak untuk dapat mencapai potensi maksimal

mereka. Pada akhirnya, kondisi ini menimbulkan dampak yang serius terhadap

kualitas sumber daya manusia dan kemampuan produktif suatu bangsa di masa

mendatang.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Tinja atau kotoran manusia merupakan media sebagai tempat berkembang

dan berinduknya bibit penyakit menular (misal kuman/bakteri, virus dan cacing).

Apabila tinja tersebut dibuang di sembarang tempat, misal kebun, kolam, sungai,

dll maka bibit penyakit tersebut akan menyebar luas ke lingkungan, dan akhirnya

akan masuk dalam tubuh manusia, dan berisiko menimbulkan penyakit pada

seseorang dan bahkan bahkan menjadi wabah penyakit pada masyarakat yang

lebih luas.

Dampak penyakit yang paling sering terjadi akibat buang air besar

sembarangan ke sungai adalah tersebarnya bakteri Escherichia Coli, yang dapat

menyebabkan penyakit diare. Setelah itu bisa menjadi dehidrasi, lalu karena

kondisi tubuh turun maka masuklah penyakit-penyakit lain.

3.2. Saran

Semoga dengan hadirnya makalah ini bisa menambah khazanah keilmuan

kita. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini sangat jauh dari

kata sempurna, maka dari itu sangat diperlukan adanya kritik dan saran yang

membangun dari para pembaca.


DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan. 2008. Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan di Sekolah.

Jakarta: Departemen Kesehatan.

Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri

Agama dan Menteri Dalam Negeri. Nomor 26 Tahun 2003 tentang BABS.

Sumantri, M. 2007. Pendidikan Wanita. Dalam Ali, M., Ibrahim, R., Sukmadinata,

N.S., dan Rasjidin, W. (Penyunting). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan:

Handbook.. Bandung: Pedagogiana Press (Halaman 1175 1186)

Tohar, Billy Anthony. Evaluasi Program BABS. Tersedia online dalam :

http://www.scribd.com/doc/24368822/UKS-Billy diakses pada tanggal 29

Februari 2011.

Anda mungkin juga menyukai