Oleh
KELOMPOK: VI
NAMA-NAMA KELOMPOK
1. Pengertian BABS
8. Dampak BABS
VI. Tujuan :
dan masyarakat
b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
salamPerkenalan
Memperhatikan
Menjelaskan tujuan
Memperhatikan
1. Pengertian BABS
jamban Bertanya
(CLTS)
8. Dampak BABS
Jawaban
Menjawab pertanyaan peserta
3 Penutup 5 menit
X. Evaluasi :
Audience mampu :
XI. Referensi :
Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri. Nomor 26 Tahun 2003 tentang
BABS.
Februari 2011.
XII. Materi
Terlampir
LAMPIRAN MATERI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang telah
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan tentang
BABS. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan ini dari awal sampai akhir. Khususnya buat dosen
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................
1.3. Manfaat.............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................................
3.1.Kesimpulan.......................................................................................
3.2. Saran.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Sembarangan (BABs). Dari data SIM (1 Juli 2011), Dusun yang SBS : 31,42%,
dan penambahan jumlah orang akses 1. 951.086 jiwa,(target 6-10 juta). Dengan
tempat berperilaku buang air besar ke sungai, kebon, sawah, kolam dan tempat-
tempat terbuka lainnya. Perilaku seperti tersebut jelas sangat merugikan kondisi
2006 angka kejadian diare sebesar 423 per 1000 penduduk dan Case Fatality Rate
(CFR) diare sebesar 2,52 %. Hasil Study WHO tahun 2007, menyatakan bahwa
melalui pendekatan sanitasi Total, dapat menurunkan kejadian diare sebesar 94%,
sembarangan, antara lain anggapan bahwa membangun jamban itu mahal, lebih
enak BAB di sungai, tinja dapat untuk pakan ikan, dan lain-lain yang akhirnya
dibungkus sebagai alasan karena kebiasaan sejak dulu, sejak anak-anak, sejak
nenek moyang, dan sampai saat ini tidak mengalami gangguan kesehatan.
Alasan dan kebiasaan tersebut harus diluruskan dan dirubah karena akibat
kebiasaan yang tidak mendukung pola hidup bersih dan sehat jelas-jelas akan
memperbesar masalah kesehatan. Dipihak lain bilamana masyarakat berperilaku
higienis, dengan membuang air besar pada tempat yang benar, sesuai dengan
kaidah kesehatan, hal tersebut akan dapat mencegah dan menurunkan kasus-kasus
masyarakat terhadap sanitasi dasar, dalam hal ini meningkatkan jamban keluarga,
akan dapat menurunkan kejadian diare sebesar 32% dan 45% dengan Perilaku
CTPS
1.2.Tujuan Sasaran
dan masyarakat
1.3. Manfaat
Manfaat dari penyuluhan tentang BABS agar Siswa Siswi dapat mengetahui:
1. Pengertian BABS\
8. Dampak BABS
BAB II
PEMBAHASAN
dan berinduknya bibit penyakit menular (misal kuman/bakteri, virus dan cacing).
Apabila tinja tersebut dibuang di sembarang tempat, misal kebun, kolam, sungai,
dll maka bibit penyakit tersebut akan menyebar luas ke lingkungan, dan akhirnya
akan masuk dalam tubuh manusia, dan berisiko menimbulkan penyakit pada
seseorang dan bahkan bahkan menjadi wabah penyakit pada masyarakat yang
lebih luas.
a. Menjaga lingkungan menjadi bersih, sehat, nyaman dan tidak berbau dan
lebih indah
b. Tidak mencemari sumber air /badan air yang dapat dijadikan sebagai air baku
air minum atau air untuk kegiatan sehari-hari lainya seperti mandi, cuci, dll
dengan baik dan benar. Untuk itu tinja harus dibuang pada suatu wadah atau
sebut saja JAMBAN. Jamban yang digunakan masyarakat bisa dalam bentuk
jamban yang paling sederhana, dan murah, misal jamban CEMPLUNG, atau
jamban yang lebih baik, dan lebih mahal misal jamban leher angsa dari tanah liat,
a. Tidak mencemari sumber air /badan air atau Jarak tempat penampungan tinja
e. Sebagai tambahan adalah adanya saluran SPAL, pengelolaan tinja dan milik
sendiri.
air, maka pada secara tahap mulai Cara tempat penampungan tinja dibuat
jaraknya diatas 10 meter, lebih lanjut dibuat septictank dan mengurasnya secara
berkala. Dan untuk mencegah bau tidak mencemari lingkungan secara bertahap
/plensengan dan pada tahap akhir adalah dengan membuat kloset leher angsa.
2.4. Siapa yang harus menggunakan jamban
tinja, baik anak-anak (termasuk bayi dan anak balita) dan lebih-lebih orang
dewasa. Dengan pemikiran tertentu, seringkali tinja bayi dan anak-anak dibuang
sembarangan oleh orang tuanya, misal kehalaman rumah, kebon, dll. Hal ini
perlu diluruskan, bahwa tinja bayi dan anak-anak juga harus dibuang ke jamban,
karena tinja bayi dan anak-anak tersebut sama bahayanya dengan tinja orang
dewasa.
mempunyai peran yang sangat penting dalam promosi perilaku stop buang air
penyuluhan tentang pentingnya perilaku buang air besar yang benar dan sehat
sederhana dan mendata keluarga yang sudah memiliki jamban yang sudah
d. menggalang daya (bias tenaga ataupun dana) antar sesama warga untuk
angka diare maka pemerintah telah menetapkan Strategi Penurunann angka diare
melalui salah satu bentuk pendekatan yang dianut oleh Program Pamsimas
Community Led Total Sanitation (CLTS). Pemicuan ini untuk merubah perilaku
masyarakat dalam menuju buangan air besar yang benar dan sehat secara totalitas
dan keseluruhan dalam desa/dusun tersebut. Adapun prinsip dan ciri penting
pemeliharaan
1. Inisiatif masyarakat
pendanaan.
Persiapan Pelaksanaan pemicuan : Penentuan waktu dan tempat, Persiapan
c. Monitoring Pemicuan.
Dampak penyakit yang paling sering terjadi akibat buang air besar
menyebabkan penyakit diare. Setelah itu bisa menjadi dehidrasi, lalu karena
kebiasaan yang sulit diubah, atau memang karena tidak adanya toilet di tempat
mereka. Di daerah perkotaan, kebiasaan BAB sembarangan ini lebih karena tidak
adanya lahan untuk membangun WC di rumah mereka karena terlalu padat. Jadi
mereka lebih memilih BAB di sungai, karena lebih gampang daripada mencari
merupakan hal yang umum terjadi. Sumber air untuk kebutuhan sehari-hari juga
sangat dekat dengan septik tank atau pembuangan toilet. Kondisi ini berkontribusi
besar terhadap penyebaran penyakit dan peningkatan resiko kematian anak akibat
diare. Selain menyebabkan kematian, diare yang berulang juga menyebabkan gizi
mereka. Pada akhirnya, kondisi ini menimbulkan dampak yang serius terhadap
kualitas sumber daya manusia dan kemampuan produktif suatu bangsa di masa
mendatang.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
dan berinduknya bibit penyakit menular (misal kuman/bakteri, virus dan cacing).
Apabila tinja tersebut dibuang di sembarang tempat, misal kebun, kolam, sungai,
dll maka bibit penyakit tersebut akan menyebar luas ke lingkungan, dan akhirnya
akan masuk dalam tubuh manusia, dan berisiko menimbulkan penyakit pada
seseorang dan bahkan bahkan menjadi wabah penyakit pada masyarakat yang
lebih luas.
Dampak penyakit yang paling sering terjadi akibat buang air besar
menyebabkan penyakit diare. Setelah itu bisa menjadi dehidrasi, lalu karena
3.2. Saran
kita. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini sangat jauh dari
kata sempurna, maka dari itu sangat diperlukan adanya kritik dan saran yang
Agama dan Menteri Dalam Negeri. Nomor 26 Tahun 2003 tentang BABS.
Sumantri, M. 2007. Pendidikan Wanita. Dalam Ali, M., Ibrahim, R., Sukmadinata,
Februari 2011.