Anda di halaman 1dari 49

KURIKULUM SMP NEGERI 88 JAKARTA

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


NEGERI 88 JAKARTA

1
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, sedangkan yang

kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

Landasan untuk penyusunan kurikulum 2013 SMP Negeri 88 adalah

Permendiknas No. 64 tahun 2013 tentang Standar Isi, Permendiknas No. 54 tahun

2013 tentang Standar Kelulusan, Permendiknas No. 65 tahun 2013 tentang Standar

Proses, Permendiknas No. 66 tahun 2013 Standar Penilaian, Permendiknas No. 68

tahun 2013 tentang Struktur Kurikulum SMP dan Permendiknas No. 71 tahun 2013

tentang Buku Teks Pelajaran Layak, PP No. 32 tahun 2013 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar nasional Pendidikan.

Berdasarkan landasan-landasan yang telah ada, maka kurikulum SMP Negeri

88 mulai tahun pelajaran 2013-2014 untuk kelas VII dan VIII menggunakan

kurikulum 2013 yang disusun dan dikembangkan sesuai dengan situasi, kondisi dan

2
potensi SMPN 88 Jakarta. Sedangkan untuk kelas IX masih menggunakan KTSP

2006. Dengan sendirinya kurikulum yang dikembangkan merupakan persepakatan

warga satuan pendidikan di SMP N 88 dan merupakan pedoman kegiatan

pembelajaran di SMP N 88 Jakarta.

Dengan tersusunnya kurikulum SMP N 88 diharapkan kepala sekolah, guru,

peserta didik dan orang tua peserta didik memahami arah dan target yang akan dicapai

oleh SMP N 88. Dan guru secara langsung mempunyai pedoman operasional dalam

pembelajaran.

B. Landasan
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta

didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses

pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik

dengan masyarakat dan lingkungan alam disekitarnya.


Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar

bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia

yang berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.


Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara

spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang

berkualitas. Berrdasarkan hal tersebut, kurikulum 2013 dikembangkan dengan

menggunakan filosofi sebagai berikut :


a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan

bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum

2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam,

diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun

dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan

peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian

3
kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan

pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan

demikian, tugas mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta

didik, kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan

kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang

diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu

bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris

budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat

bangsa masa kini.


b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut

pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan dimasa

lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk

dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya

menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecermelangan akademik dengan

memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari

warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan

sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta

didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang

dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut

dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan

dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial dimasyarakat sekitarnya, dan

dalam kehidupan berbangsa masa kini.


c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual

dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini

menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran

4
adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan

kurikulum memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin

ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan

kecemerlangan akademik.
d. Pendidikan untuk membangun masa kini dan masa depan yang lebih

baik dari masa lalu dengan berbagai macam kemampuan intelektual,

kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian dan berpartisipasi untuk

membangun kehidupan bermasyarakat dan bangsa yang lebih baik.

Dengan demikian Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas

dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni,

kreatifitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan

diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat manusia.

2. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori Pendidikan Berdasarkan Standar

(Standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi

(Competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan

adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci

menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik

dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,

standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis

kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi

peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap,

berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.


Kurikulum 2013 menganut : (1) pembelajaran yang dilakukan guru (taught

curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan

pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar

5
langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang,

karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung

individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar

seluruh peserta didik menjasi hasil kurikulum.


3. Landasan Yuridis
Landasan Yuridis Kurikulum 2013 adalah :
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional.
3) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.


4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Bomor 32

Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.


5) Permendiknas Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi. Standar isi

adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk

mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.


6) Permendiknas Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi

Lulusan (SKL). Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai

kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan.
7) Permendiknas Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses. Standar

Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan

pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan.


8) Permendiknas Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian

Pendidikan. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai

mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.


9) Permendiknas Nomor 68 Tahun 2013 tentang Struktur Kurikulum

SMP.
6
Sedangkan untuk landasan untuk KTSP 2006 adalah :

1) Undang Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem


Pendidikan Nasional
Ketentuan UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 Ayat ( 19 ), Pasal 18
Ayat (1), (2),(3),(4) Pasal 37 Ayat (1), (2),(3) Pasal 38 Ayat (1), (2)
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
Aketentuan dalam PP 19 /2005 yang mengatur KTSP adalah pasal 1 ayat (5), (13),
(14),(15) Pasal 5 ayat (1), (2) Pasal 6 ayat (6) Pasal 7 ayat (1), (2),(3),(4),(5),(6),
(7),(8) Pasal 8 ayat (1), (2),(3) Pasal 10 ayat (1), (2),(3) Pasal 11 ayat (1), (2),(3)
Pasal 13 ayat (1), (2),(3) Pasal 14 ayat (1), (2),(3) Pasal 16 ayat (1), (2),(3),(4),(5)
Pasal 17 ayat (1), (2) Pasal 18 ayat (1), (2),(3) Pasal 20.
3) Permendiknas No 22/2006 tentang Standar Isi
Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam
standar isi adalah : kerangka Dasar ( KD ) setiap mata pelajaran pada setiap
semester dari setiap jenis pendidikan dasar dan menengah. Standar isi ditetapkan
dengan Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006
4) Permendiknas No. 23/2006 Tentang Stanar Kompetensi Lulusan ( SKL )
SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan Kepmendiknas No.
23 Tahun 2006
5) Permendiknas No. 24/2006 Tentang pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan
23/2006 ( standar isi dan SKL )
6) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2006 Tentang kurikulum tingkat satuan
pendidikan ( KTSP ).
7) Permendiknas No. 8 Tahun 2006 Tentang sistem Pendidikan di Daerah
Provinsi DKI Jakarta.
8) Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses.
9) Permendiknas No. 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian.

C. Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013 dan KTSP 2006


Tujuan pengembangan kurikulum 2013 adalah sebagai acuan untuk

mengembangkan pembelajaran dalam mencapai pendidikan yang bermutu dengan

standar yang jelas, target yang terukur, dan budaya yang akan dicapai, memberi

kesempatan peserta didik belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

7
Maha Esa, memahami dan menghayati, mampu melaksanakan dan berbuat secara

efektif, hidup bersama dan berguna bagi orang lain, membangun dan menemukan jati

diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Selain itu peserta didik harus memiliki Kompetensi Masa Depan, yaitu

kemampuan berkomunikasi, kemampuan berfikir jernih dan kritis, kemampuan

mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga

negara yang bertanggung jawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran

terhadap pandangan yang berbeda, kemampuan hidup dalam masyarakat yang

mengglobal, memiliki minat luas dalam kehidupan, memiliki kesiapan untuk bekerja,

memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat / minatnya dan memiliki rasa tanggung

jawab terhadap lingkungan.


D. Acuan Konseptual
1. Peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia
2. Kebutuhan Kompetensi masa depan

E. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 dan KTSP 2006


Kurikulum SMP N 88 Tahun 2013 dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai

berikut :
1. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan

daftar mata pelajaran. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana

adalah rancangan untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh

peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya si satu satuan atau jenjang

pendidikan tertentu.
2. Kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di

satu satuan atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang

dirancang dalam rencana.


3. Hasil belajar adalah prilaku peserta didik secara keseluruhan dalam

menerapkan perolehannya di masyarakat.


4. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendikan, jenjang

pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah


8
mengenai wajib belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang

menjadi dasar pengembangan Kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki

peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 Tahun. Selain itu

sesuai dengan fungsi dan tujuan jeenjang pendidikan dasar dan pendidikan

menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada

setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas

Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta

Standar Kompetensi satuan Pendidikan.


5. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan

kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berfikir, dan keterampilan

psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang

termasuk pengetahuan dikemas secara khusus dalam satu mata pelajaran.

Kompetensli yang termasuk sikap dan keterampilan dikemas dalam setiap mata

pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran dan diorganisasikan dengan

memberikan prinsip penguatan ( Organisasi Horizontal ) dan bertkelanjutan

( Organisasi Vertikal ) sehingga memenuhi prinsip akumulasi dalam pembelajaran.


6. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan

pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum yang berbentuk kemampuan

dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik ( Mastery Learning ) sesuai

dengan kaedah kurikulum berbasis kompetensi.


7. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan pada peserta didik

untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. Atas dasar

prinsip perbedaan kemampuan individual peserta didik, kurikulum memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk memiliki tingkat penguasaan diatas

standary ang telah ditentukan ( dalam sikap, keterampilan dan pengetahuan ).

Oleh karena itu berbagai program dan ppengalaman belajar disediakan sesuai

dengan miat dan kemampuan awal peserta didik.


9
8. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik serta lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip

bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.
9. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya,

teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu

pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh

karena itu konten kurikulum harus selalu mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni, membangun rasa ingin tahudan

kemampuan bagi peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat

hasil-hasil ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.


10. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan tidak

boleh memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan

kurikulum didasarkan kepada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan

lingkungan hidup. Artinya, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk mempelajari permasalahan di lingkungan masyarakatnya sebagai

konten kurikulum dan kesempatan untuk mengaplikasikan yang dipelajari di kelas

dalam kehidupan di masyarakat.


11. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat dirumuskan dalam

sikap, keterampilan, dan pengetahuan dasar yang dapat digunakan untuk

mengembangkan budaya belajar.


12. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan

kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara. Kepentingan nasional dikembangkan melaui penentuan struktur

kurikulum, SKL, KI, dan KD serta Silabus. Kepentringan daerah dikembangkan

untuk membangun manusia yang tidak tercabut dari akar budayanya dan mampu

berkontribusi langsung kepada masyarakat di sekitarnya. Kedua kepentingan ini

10
saling mengisi dan memberdayakan keragaman dan kebersatuan yang dinyatakan

dalam Bhineka Tunggal Ika untuk membangun Negara Kesatuan Republik

Indonesia.
13. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki

pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk

mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik. Kekurangan tersebut

harus segera diikuti dengan proses perbaikan terhadap kekurangan dalam aspek

hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok peserta didik.

BAB II
Tujuan

A. Visi SMPN 88 :
Berprestasi dan Terampil dalam Iptek berdasarkan Imtaq
11
B. Misi SMPN 88
1. Meningkatkan disiplin diri dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa
2. Menghantarkan warga sekolah menuju prestasi tertinggi
3. Menumbuhkan sikap tangggung jawab dan percaya diri
4. Meningkatkan pelayanan serta mengoptimalkan sarana dan prasarana
5. Memberikan keterampilan untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut

C. Tujuan Pendidikan SMPN 88

Tujuan Pendidikan Nasional sesuai yang tercantum dalam Undang-


Undang Nomor 20 tahun 2003 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul dalam diri seseorang


untuk berlomba-lomba dan memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala
aspek kehidupan. Pendidikan merupakan salah satu syarat untuk lebih
memajukan pemrintah ini, maka usahakan pendidikan mulai dari tingkat
SD sampai pendidikan di tingkat Universitas.

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakan dasar kecerdasan,


pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Tujuan pendidikan SMP Negeri 88 dirumuskan mengacu kepada tujuan umum


pendidikan sebagai berikut :
1. Membentuk siswa sampai akhir pendidikan SMP mampu dan terbiasa
melaksanakan sholat wajib lima waktu, mampu membaca Al- Quran,
Hafal Juz Ama bagi siswa yang beragama Islam serta mampu
menerapkan materi pelajaran agama dann akhlak mulia dalam kehidupan
sehari-hari sesuyai dengan agama yang dianutnya.
2. Membentuk siswa yang mampu :

12
Berfikir dan memecahkan permasalahan diri sendiri dan sosial secara
ilmiah, kritis, rasional dan kreatif dalam hidup bermasyarakat sesuai
dengan norma agama dan norma sosial.
3. Menghasilkan siswa yang mampu :
a. Berkomunikasi lisan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik
dan benar serta berkomunikasi lisan dalam Bahasa Ingris secara
singkat dan sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
b. Menerapkan konsep Ilmu Pengetahuan Alam sehingga dapat
membuat alat sederhana yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.
c. Menggunakan IT sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia.
4. Memiliki team : Pencak Silat, Futsal, Bola Volli, Tenis Meja, Tari
Saman, Rohis, Pramuka, PMR, KIR, Marawis, Morotal, MYQ yang
mampu dan handal.
5. Menciptakan Lingkungan Sekolah yang kondusif 7 K. ( Kebersihan,
Keamanan, Ketertiban, Keindahan, Kenyamanan, Ketentraman, dan
Kerindangan )

BAB III
MUATAN KURIKULER

A. Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum 2013 meliputi :
1. Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik
pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai
kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut :
1. Kompetensi Inti-1 ( KI-1 ) untuk kompetensi sikap spiritual,
13
2. Kompetensi Inti-2 ( KI-2 ) untuk kompetensi sikap sosial,
3. Kompetensi Inti-3 ( KI-3 ) untuk kompetensi inti pengetahuan, dan
4. Kompetensi Inti-4 ( KI-4 ) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Negeri 88 Jakarta dapat dilihat pada tabel berikut :

KOMPETENSI INTI KELAS VII KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI


KELAS VIII KELAS IX
1. Menghargai dan menghayati 1. Menghargai dan 1. Menghargai dan
ajaran agama yang dianutnya menghayati ajaran menghayati ajaran
agama yang dianutnya agama yang dianutnya
2. Menghargai dan 2. Menghargai dan 2. Menghargai dan
menghayati perilaku jujur, menghayati perilaku menghayati perilaku
disiplin, tanggungjawab, jujur, disiplin, jujur, disiplin,
peduli (toleransi, gotong tanggungjawab, peduli tanggungjawab,
royong), santun, percaya diri, (toleransi, gotong peduli (toleransi,
dalam berinteraksi secara royong), santun, gotong royong),
efektif dengan lingkungan percaya diri, dalam santun, percaya diri,
sosial dan alam dalam berinteraksi secara dalam berinteraksi
jangkauan pergaulan dan efektif dengan secara efektif dengan
keberadaannya lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan alam dalam jangkauan
pergaulan dan pergaulan dan
keberadaannya keberadaannya
3. Memahami pengetahuan 3. Memahami dan 3.. Memahami dan
(faktual, konseptual, dan menerapkan menerapkan pengetahuan
prosedural) berdasarkan rasa pengetahuan (faktual, (faktual, konseptual, dan
ingin tahunya tentang ilmu konseptual, dan prosedural) berdasarkan
pengetahuan, teknologi, seni, prosedural) rasa ingin tahunya tentang
budaya terkait fenomena dan berdasarkan rasa ingin ilmu pengetahuan,
kejadian tampak mata tahunya tentang ilmu teknologi, seni, budaya
pengetahuan, terkait fenomena dan
teknologi, seni, budaya kejadian tampak mata
terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan 4. Mengolah, 4..Mengolah, menyaji,

14
menyaji dalam ranah konkret menyaji, dan menalar dan menalar dalam ranah
(menggunakan, mengurai, dalam ranah konkret konkret (menggunakan,
merangkai, memodifikasi, dan (menggunakan, mengurai, merangkai,
membuat) dan ranah abstrak mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
(menulis, membaca, memodifikasi, dan membuat) dan ranah
menghitung, menggambar, membuat) dan ranah abstrak (menulis,
dan mengarang) sesuai dengan abstrak (menulis, membaca, menghitung,
yang dipelajari di sekolah dan membaca, menghitung, menggambar, dan
sumber lain yang sama dalam menggambar, dan mengarang) sesuai
sudut pandang/teori mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
dengan yang dipelajari sekolah dan sumber lain
di sekolah dan sumber yang sama dalam sudut
lain yang sama dalam pandang/teori
sudut pandang/teori

2. Mata pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun mata apelajaran dan alokasi waktu yang
sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan mata pelajaran dan alokasi
waktu untuk Sekolah Menengah Pertama Negeri 88 Jakarta sebagaimana tabel
berikut :

Alokasi Waktu Perminggu


Kompunen
VII VIII IX
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2 Pendidikan Kewarganegaraan 3 3 3
3 Bahasa Indonesia 6 6 6
4 Matematika 5 5 5
5 Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7 Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
1 Seni Budaya 3 3 3
2 Pendidikan Jasmani Olahraga dan 3 3 3
Kesehatan
3 Prakarya 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Perminggu 38 38 38

Keterangan :
Mata pelajaran seni budaya dapat memuat Bahasa Daerah

15
Selain kegiatan intrakulikuler seperti yang tercantum di dalam struktur
kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakulikuler Sekolah Menengah
Pertama Negeri 88 Jakarta antara lain Pramuka ( Wajib ), Usaha Kesehatan
Sekolah, dan Palang Merah Remaja
Kegiatan ekstrakulikuler seperti Pramuka ( terutama ), unit Kesehatan
Sekolah, Palang Merah Remaja, dan yang lainnya adalah dalam rangka
mendukung pembentukan kompetensi sikap sosial peserta didik, terutamanya
adalah sikap peduli. Disamping itu juga dipergunakan sebagai wadah dalam
penguatan pembelajaran berbasis pengamatan maupun dalam usaha
memperkuat kompetensi keterampilannya dalam ranah konkrit. Dengan
demikian kegiatan ekstrakulikuler ini dapat dirancang sebagai pendukung
kegiatan kulikuler.
Mata pelajaran kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang
kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran kelompok B yang
terdiriatas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang
dikembangkan oleh pemerintah daerah.
Bahasa daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi
dengan mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara
terpisah apabila daerah merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan
pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan
kebutuhan satuan pendidikan tersebut.
Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran per
minggu untuk tiap mata pembelajaran adalah relatif. Guru dapat
menyesuaikannya sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam pencapaian
kompetensi yang diharapkan.
Jumlah alokasi waktu jam pelajaran setiap kelas merupakan jumlah
minimal yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Strukur KTSP 2006 adalah :

1. Struktur Kurikulum
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
pasal 6 ayat 1 menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum,
kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas :
a. Kelompok mata pelajaran dan akhlak mulia
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
16
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Kelompok mata pelajaran estetika
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

Cakupan setiap kelompok mata pelajaran sebagai berikut :

No. Kelompok Mata Pelajaran Cakupan


1. Agama dan Akhlak Mulia Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia dimaksudkan untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
serta berakhlak mulia. Akhlak mulia
mencakup etika, budi pekerti atau moral
sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
2. Kewarganegaraan dan Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan
Kepribadian dan Kepribadian dimaksudkan untuk
peningkatan kesadaran dan wawasan peserta
didik akan status, hak dan kewajibannya
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara serta peningkatan kualitas
dirinya sebagai manusia. Kesadaran dan
wawasan termasuk wawasan kebangsaan,
jiwa dan patriotisme bela negara,
penghargaan terhadap hak-hak asasi
manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian
lingkungan hidup, kesetaraan gender,
demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan
pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan
sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi dan
nepotisme.
3. Ilmu Pengetahuan dan Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Teknologi dan Teknologi pada SMP dimaksudkan untuk
memperoleh kompetensi dasar Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi serta
membudayakan cara berpikir ilmiah secara
kritis, kreatif dan mandiri.

17
4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika
dimaksudkan untuk meningkatkan
sensitivitas, kemampuan mengekspresikan
dan kemampuan mengapresiasi keindahan
dan harmoni. Kemampuan mengapresiasikan
dan mengekspresikan keindahan serta
harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi,
baik dalam kehidupan individual sehingga
mampu menikmati dan mensyukuri hidup,
maupun dalam kehidupan kemasyarakatan
sehingga mampu menciptakan kebersamaan
yang harmonis.
5. Jasmani, Olahraga dan Kelompok mata pelajaran Jasman,i Olahraga
Kesehatan dan Kesehatan pada SMP dimaksudkan
untuk meningkatkan potensi fisik serta
membudayakan sportifitas dan kesadaran
hidup sehat.

Struktur Kurikulum SMP N 88

Struktur kurikulum kelas IX disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan


standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Kurikulum SMP N 88 memuat 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan


pengembangan diri seperti tertera pada tabel dibawah ini :

Kompunen Kelas dan Alokasi Waktu


A Mata Pelajaran VII VIII IX
1 Pendidikan Agama - - 2
2 Pendidikan Kewarganegaraan - - 2
3 Bahasa Indonesia - - 4
4 Bahasa Inggris - - 4
5 Matematika - - 5
6 Ilmu Pengetahuan Alam - - 5
7 Ilmu Pengetahuan Sosial - - 4
8 Seni Budaya - - 2
9 Pendidikan Jasmani, Olahraga - - 2

18
dan Kesehatan
10 Teknologi Informasi dan - - 2
Komunikasi (TIK)
B Muatan Lokal
1 Pendidikan Lingkungan - - 2
Kehidupan Jakarta
2 English Conversation - - 2
Jumlah - - 36
C Pengembangan Diri
1 Layanan Bimbingan Konseling
2 Ekstrakurikuler
3 Pembiasaan

Muatan lokal di SMP N 88 adalah english conversation yang merupakan


kegiatan kulikuler untuk mengembangkan kompetensi siswa SMPN 88 sesuai
dengan ciri khas dan potensi wilayah SMPN 88 yang strategis, berada di pusat
kota dan pusat kegiatan-kegiatan internasional yang memerlukan Bahasa
Inggris sebagai bahasa pengantar dalam percakapan sehari-hari.
Untuk mengatasi kesulitan belajar dan kesulitan lain yang berpengaruh
terhadap prestasi belajar peserta didik, SMP N 88 melaksanakan Layanan
Bimbingan Konseling yang bertujuan membantu peserta didik memecahkan
masalah yang berkenaan dengan masalah diri pribadi, kehidupan sosial,
belajar dan pengembangan karir peserta didik serta bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan menekspresikan
diri sesuai kebutuhan, bakat, minat setiap peserta didik.
2. Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik
dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
a. Beban belajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri 88 Jakarta
dinyatakan dalam jam pembelajaran perminggu.
b. Beban belajar satu minggu Kelas VII, VIII adalah 38 jam
pembelajaran, sedangkan kelas IX yang masih menggunakan KTSP 2016
adalah 36 jam pembelajaran.
c. Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
d. Beban belajar di kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester paling
sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu.
e. Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18
minggu dan paling banyak 20 minggu.
f. Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14
minggu dan paling banyak 16 minggu.
19
g. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan
paling banyak 40 minggu.
h. Selain tatap muka, beban belajar yang harus diikuti peserta didik
adalah penugasan berstruktur, dan kegiatan mandiri tidak berstruktur yang
waktunya maksimal 50 % dari jumlah jam tatap muka. Penugasan terstruktur
diantaranya Pekerjaan Rumah (PR).

3. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS merupakan IPA Terpada dan IPS
Terpadu

B. MUATAN KURIKULUM
Kurikulum 2013 :
Muatan Kurikulum SMP N 88 tahun 2013 meliputi sejumlah mata pelajaran yang
keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik SMP Negeri
88 Jakarta.
1. Mata Pelajaran Kelompok A :
1) Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2) Pendidikan Kewarganegaraan
3) Bahasa Indonesia
4) Matematika
5) Ilmu Pengetahuan Alam
6) Ilmu Pengetahuan Sosial
2. Mata Pelajaran Kelompok B :
1) Seni Budaya
2) Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
3) Prakarya
3. Kegiatan Pengembangan Diri
1) Bimbingan dan Konseling, terlampir.
2) Kegiatan Ekstrakurikuler, terlampir.
3) Pembiasaan, terlampir.

Kurikulum (KTSP) 2006 :


Muatan Kurikulum SMP N 88 Jakarta untuk kelas IX meliputi sejumlah mata
pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta
didik SMP N 88 Jakarta. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk
kedalam isi kurikulum.
1. Mata Pelajaran Wajib :
1) Pendidikan Agama
2) Pendidikan Kewarganegaraan
3) Bahasa Indonesia
4) Bahasa Inggris
5) Matematika
6) Ilmu Pengetahuan Alam
7) Ilmu Pengetahuan Sosial
20
8) Seni Budaya
9) Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
10) Teknologi Informasi dan Komunikasi
2. Muatan Lokal
1) Pendidikan Lingkungan Kehidupan Jakarta (PLKJ)
2) English Conversation
3. Kegiatan Pengembangan Diri
1) Layanan Bimbingan dan Konseling
2) Kegiatan Ekstrakurikuler
3) Pembiasaan
Kegiatan pengembangan diri dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan Ekstrakurikuler SMP N 88 terdiri dari :
a. Bidang Olahraga, seperti : Pencak Silat, Karate, Bulutangkis, Tenis
Meja, Volly, Basket, Futsal dan Sepakbola.
b. Bidang Seni, seperti : Paduan Suara, Teater, dan Seni Tari.
c. Bidang Wawasan Kebangsaan, seperti : Paskibra, Pramuka (wajib), dan
PMR.
d. Bidang Ketaqwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, seperti : Rohis,
Keputrian, dan Rokris.

Kegiatan pengembangan diri dibimbing oleh Guru, Konselor dan pelatih yang
menguasai keahlian dalam bidangnya masing-masing.

Kegiatan Pembiasaan yang dilakukan di SMP N 88 Jakarta antara lain :


a. Melaksanakan Tilawah Al-Quran sebelum jam pelajaran dimulai bagi
peserta didik yang beragama Islam, bagi peserta didik non muslim dilakukan
kegiatan lain sesuai kepercayaan dan keyakinan yang dianutnya.
b. Menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya sebelum belajar dimulai dan
menyanyikan lagu wajib nasional lainnya setelah pembelajaran jam terakhir
selesai.
c. Berdoa sebelum dan sesudah belajar.
d. Upacara bendera setiap hari senin dan hari besar nasional.
e. Peringatan hari besar nasional keagamaan
f. Shalat Dhuhur berjamaah dan Shalat Jumat berjamaah.
g. Bersalaman dan mengucapkan salam kepada bapak/ibu guru.
h. Membiasakan mengucapkan kata : terima kasih, permisi, minta tolong.

4. Pendidikan Kecakapan Hidup


Pendidikan kecakapan hidup mencakup kecakapan pribadi : meliputi kesadaran
diri dan kecakapan berfikir, kecakapan sosial : meliputi kecakapan komunikasi
dan kecakapan kerja sama, kecakapan akademik dan kecakapan vokasional.
Pendidikan kecakapan hidup merupakan bagian integral semua mata pelajaran.

21
5. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
SMP Negeri 88 merupakan sekolah yang terletak di wilayah yang strategis di
tengah tengah lingkungan perkantoran, pusat bisnis dan pusat kegiatan olahraga
serta lingkungan agamis. Oleh sebab itu siswa dituntut untuk dapat menghafal Al-
Quran ( Juz Amma, pandai berbahasa inggris dan menguasai cabang-cabang
olahraga tertentu. Keunggulan lokal tersebut merupakan inspirasi untuk belajar
dalam mata pelajaran Pendidikan Agam Islam, Bahasa Inggris sederhana yang
dapat digunakan dalam percakapan sehari-hari dan cabang cabang olah raga
seperti pencak silat, bulu tangkis dan lain-lain.

Tabel keunggulan lokal dan global di sekitar SMP Negeri 88 Jakarta :

No. Keunggulan Sumber belajar Cara mencapai keunggulan /


dalam kaitan dengan implementasi
mata pelajaran
1 Lokal : TIK Menguasai pelajaran
Dekat dengan pusat
komputer dan Internet.
IPS
perkantoran, pusat Menguasai dasar-dasar dan
bisnis dan pusat Bahasa Inggris prinsip ilmu sosial.
Menguasai Bahasa Inggris
kegiatan olahraga.
untuk percakapan dalam
Pendidikan Agama
kehidupan sehari-hari.
Melaksanakan kewajiban
sebagai umat beragama.
Penjasorkes Khusus yang beragama
Islam sanggup untuk
menghapal juz Amma
Membentuk klub olahraga
(Pencak Silat, Bulutangkis,
Futsal, Sepakbola dll)
2 Global : Penjasorkes Melakukan pembinaan
Team pencak silat
mental berdasarkan iman dan
yang tangguh
takwa.
Meningkatkan SDM yang
berkualitas.
22
Melengkapi sarana dan
prasarana

6. Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa


Pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui kegitan intrakurikuler
mata pelajaran wajib maupun muatan lokal, kegiatan ekstrakurikuler seperti
Paskibra, Pramuka, PMR, Pencak Silat, dan kegiatan pembisaan.

Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (PBKB) adalah
sebagai berikut :

Nilai Deskripsi

1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan


ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan


agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan
orang lain yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan


patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-
sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar
dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-
baiknya.
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan
cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung
pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai
samahak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu
yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

10. Semangat Kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang


menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
23
atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/ Komuniktif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang
lain.
14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan
orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran
dirinya.
15. Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi
dirinya.
16. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.
18. Tanggung-jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.

Selain melakukan kegiatan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, nilai-nilai


karakter luhur juga ditanamkan dan dinilai pada kegitan intrakurikuler tiap bidang
studi. Deskripsi karakter nilai-nilai luhur yang dilakukan melalui kegiatan
intrakurikuler adalah sebagai berikut :

No Mata Pelajaran Nilai Utama

1. Pendidikan Agama Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli,


demokratis, santun, disiplin, bertanggung jawab,
24
cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri, menghargai
keberagaman, patuh pada aturan sosial, bergaya
hidup sehat, sadar akan hak dan kewajiban, kerja
keras.

2. PKn Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli,


demokratis, nasionalis, patuh pada aturan sosial,
menghargai keberagaman, sadar akan hak dan
kewajiban diri dan orang lain.

3. Bahasa Indonesia Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli,


demokratis, berfikir logis, kritis, kreatif dan
inovatif, percaya diri, bertanggung jawab, ingin
tahu, santun, nasionalis.

4 Matematika Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli,


demokratis, berfikir logis, kritis, kerja keras, ingin
tahu, mandiri, percaya diri.

5 IPS Religius, jujur, cerdas, tangguh, demokratis,


nasionalis, menghargai keberagaman, berpikir
logis, kritis, kreatif dan inovatis, peduli sosial dan
lingkungan, berjiwa wirausaha, kerja keras dan
santun.

6 IPA Religius, jujur, cerdas, tangguh, demokratis, ingin


tahu, menghargai keberagaman, berpikir logis,
kritis, kreatif dan inovatis, jujur, bergaya hidup
sehat, percaya diri, disiplin, mandiri, bertanggung
jawab, cinta ilmu.

7 Bahasa Inggris Religius, jujur, cerdas, tangguh, demokratis,

25
menghargai keberagaman, santun, percaya diri,
mandiri, bekerjasama, patuh pada aturan sosial.

8 Seni Budaya Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli,


demokratis, menghargai keberagaman, nasionalis,
dan menghargai karya orang lain, ingin tahu dan
disiplin.

9 Penjasorkes Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli,


demokratis, bergaya hidup sehat, kerja keras,
disiplin, percaya diri, mandiri, menghargai karya
dan prestasi orang lain.

10 TIK Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli,


demokratis, berpikir logis, kritis, kreatif dan
inovatif, mandiri, bertanggung jawab dan
menghargai karya orang lain.

11 Muatan Lokal Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli,


demokratis, menghargai keberagaman,
menghargai karya dan nasionalis.

Pengembangan nilai karakter luhur dapat diintegrasikan ke dalam setiap mata


pelajaran.

C. BIMBINGAN DAN KONSELING

26
LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH

A. PENDAHULUAN

Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan


manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya
menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Manusia tidak sama satu dengan
yang lain, baik dalam sifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang sanggup
mengatasi persoalan tanpa bantuan pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak
mampu mengatasi persoalan bila tidak dibantu orang lain. Untuk itu, bimbingan dan
konseling sangat dibutuhkan teruatana bagi individu yang membutuhkan pihak lain
untuk membantu permasalahan yang dihadapi.

Layanan bimbingan dan konseling memang semakin dibutuhkan bahkan di bidang


pendidikan sekalipun. Layanan bimbingan konseling merupakan salah satu bentuk
layanan khusus yang ada di sekolah. Layanan bimbingan konseling di skeolah mutlak
dibutuhkan karena setiap siswa sebagai individu pasti memiliki persoalan atau
permasalahan yang dihadapi. Terdapat siswa yang bisa menyelesaikan masalahnya
sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Namun, terdapat juga siswa yang membutuhkan
pihak lain untuk membantu memecahlan masalah yang dihadapi. Untuk layanan
bimbingan konseling merupakan layanan yang sangat tepat untuk diadakan di sekolah
karena ketika siswa mendapatkan masalah dan dibantu untuk memecahkan masalah
tersebut, maka tidak akan mengganggu proses perkembangan yang dialluinya baik itu
proses pembelajaran maupun proses berinteraksi dengan lingkungan di sekitarmya.

Pada pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah, guru memiliki perananan yang
sangat penting karena guru merupakan sumber yang sangat menguasai informasi
tentang keadaan siswa. Di dalam melakukan bimbingan dan konseling, kerja sama
konselor dengan personel lain di sekolah merupakan suatu syarat yang tidak boleh
ditinggalkan. Kerja sama ini akan menjamin tersusunnya program bimbingan dan
konseling yang komprehensif, memenuhi sasaran, serta realistik.

Kerja sama antar seluruh personel sekolah memang sangat dibutuhkan dalam
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Dengan tercipta kerja sama yang baik
antar seluruh personel sekolah maka program-program bimbingan konseling akan

27
berjalan dengan lancar dan seluruh fungsi dari bimbingan konseling di sekolah dapat
berjalan dengan baik.

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Menurut Chiskolm dalam McDaniel (Prayitno, 2009:94) bimbingan membantu setiap


individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri. Sedangkan
menurut Walgito (2004:5-6) bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang
diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau
mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan
individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.

Menurut Year Book of Education (Kusmintardjo, 1993:7) menyatakan bahwa


bimbingan merupakan suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri
untuk menemukan dan mengembangkan kemampuan agar memperoleh kebahagiaan
pribadi dan kemanfaatan sosial. Menurut Miller (Kusmintardjo, 1993:7) menyatakan
bahwa bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu untuk mencapai
pemahaman diri dan pengarahan diri secara maksimum kepada kepala sekolah,
keluarga, serta masyarakat.

Menurut Smith dalam Sertzer & Stone (Prayitno, 2009:100) konseling merupakan
suatu proses di mana konselor membantu konseli membuat intrepretasi-intrepretasi
tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana, dan penyesuaian-
penyesuaian yang perlu dibuatnya. Sedangkan menurut Walgito (2004:7), konseling
adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah
kehidupannya dengan wawancara dan dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang
dihadapi oleh individu untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling memliki


pengertian yang sedikit berbeda namun arah dan tujuannya sama yaitu untuk
membantu individu mengembangkan dirinya berdasarkan potensi yang dimiliknya,
membantu indvidu untuk menyesuaikan diri dengan lingungan serta membantu
memecahkan masalah-masalah yang dihadapai oleh individu tersebut.

28
2. Fungsi Bimbingan Konseling

Suherman dalam menyatakan bahwa secara umum, fungsi bimbingan dan konseling
dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Fungsi pemahaman

Fungsi pemahaman merupakan fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli


(klien) agar memiliki pemahaman terhadap potensi dirinya dan lingkungan
(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Konseli diharapkan mampu
mengembangkan potensi dirinya secara optimal dan menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan.

b. Fungsi preventif

Fungsi preventif yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk
mencegahnya supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor
memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari
perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat
digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok.

c. Fungsi pengembangan

Fungsi pengembangan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih
proaktif. konselor berupaya untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan
kondusif. Konselor dan guru atau staf sekolah bekerja sama membentuk tim kerja
merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara berkesinambungan
membantu konseli mencapai tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat
digunakan di sini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah
pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.

d. Fungsi penyembuhan

Fungsi penyembuhan merupakan fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat


kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli

29
yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar
maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling dan remedial teaching.

e. Fungsi penyaluran

Fungsi penyaluran yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli
memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan, atau program studi, dan memantapkan
penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian, dan ciri-ciri
kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor bekerja sama dengan
pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.

f. Fungsi adaptasi

Fungsi adaptasi yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala sekolah/
madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan
terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan konseli. Dengan
menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor
dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam
memilih dan menyusun materi sekolah/madrasah, memilih metode dan proses
pembelajaran maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan
kecepatan konseli.

g. Fungsi penyesuaian

Fungsi penyesuaian meruapakan fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu


konseli untuk menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan
konstruktif.

h. Fungsi perbaikan

Fungsi perbaikan merupakan fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu


konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berpikir, berperasaan dan
bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan)
terhadap konsli supaya memiliki pola berpikir yang sehat, rasional dan memiliki
perasaan yang tepat sehingga dapat menghantarkan mereka pada tindakan atau
kehendak yang produktif dan normatif.

30
i. Fungsi fasilitas

Fungsi fasilitas yaitu memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai


pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras, dan seimbang dalam
seluruh aspek dalam diri konseli.

j. Fungsi pemeliharaan

Fungsi pemeliharaan yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu supaya
dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam
dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan
menyebabkan penurunan produktifitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan
melalui program-program yang menarik, rekreatif, dan fakultatif (pilihan) sesuai
dengan minat konseli.

3. Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling

Menurut Haditono dalam (Walgito, 2004:29) prinsip-prinsip bimbingan yaitu:

1) Bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk anak-anak, orang-orang dewasa,


dan orang-orang yang sudah tua.

2) Tiap aspek daripada kepribadian seseorang menentukan tingkah laku orang


itu. Dengan demikian bimbingan bertujuan untuk memajukan penyesuaian
individu harus berusaha pula memajukan individu itu dalam semua aspek-aspek
tadi.

3) Usaha-usaha bimbingan dalam prinsipnya harus menyeluruh ke semua orang


karena semua orang mempunyai berbagai masalah yang butuh pertolongan.

4) Berhubungan dengan prinsip kedua, maka semua guru di sekolah seharusnya


menjadi pembimbing karena semua murid juga membutuhkan bimbingan.

5) Sebaiknya semua usaha pendidikan adalah bimbingan sehingga alat-alat dan


teknik mengajar juga sebaiknya mengandung suatu dasar pandangan bimbingan.

31
6) Dala memberikan suatu bimbingan harus diingat bahwa semua orang
meskipun sama dalam kebanyakan sifat-sifatnya namun tetap mempunyai
perbedaan-perbedaan individual dan perbedaan-perbedaan individual inilah yang
harus kita perhatikan.

7) Supaya bimbingan dapat berhasil dengan baik dibutuhkan pengertian yang


mendalam mengenai orang yang dibimbing.

8) Dibutuhkan kerjasama yang baik antara pembimbing dengan badan atau


yayasan yang ada di masyarakat yang mempunyai hubungan dengan usaha
bimbingan tadi.

9) Membutuhkan kerjasama dengan orang tua.

10) Fungsi dari bimbingan adalah menolong orang supaya berani dan dapat
memikul tanggung jawab sendirin dalam mengatasi kesuakaran yang dialaminya.

11) Usaha bimbingan harus bersifat lincah sesuai dengan kebutuhan dan keadaan
masyarakat serta kebutuhan individual.

12) Kesuksesan pada bimbingan itu tergantung pada kesediaan dan kesanggupan
serta proses-proses yang terjai dalam diri orang itu sendiri.

4. Arah dan Tujuan Bimbingan dan Konseling Di Sekolah

Arah bimbingan dan konseling di sekolah adalah memungkinkan siswa mengenal dan
menerima diri sendiri serta mengenal dan menerima lingkungannya secara positif dan
dinamis serta mampu mengambil keputusan, mengamalkan dan mewujudkan diri
sendiri secara efektif dan produktif sesuai dengan peranan yang diinginkannya dimasa
depan.

Adapun tujuan bimbingan dan konseling di sekolah adalah agar tercapai


perkembangan yang optimal pada individu yang dibimbing, dengan perkataan lain
agar individu (siswa) dapat mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan
potensi atau kapasitasnya dan agar individu dapat berkembang sesuai lingkungannya.

Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolahsebagai berikut:


32
1) Tujuan bimbingan bagi siswa:

a. Membantu siswa-siswa untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai


dengan kecakapan, minat, pribadi, hasil belajar, serta kesempatan yang ada.

b. Membantu siswa-siswa untuk mengembangkan motif-motif dalam


belajar, sehingga tercapai kemajuan pengajaran yang berarti.

c. Memberikan dorongan di dalam pengarahan diri, pemecahan masalah,


pengambilan keputusan, dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan.

d. Membantu siswa-siswa untuk memperoleh kepuasan pribadi dalam


penyesuaian diri secara maksimum terhadap masyarakat.

e. Membantu siswa untuk hidup di dalam kehidupan yang seimbang


dalam berbagai aspek fisik, mental dan sosial.

2) Tujuan bimbingan bagi guru adalah sebagai berikut:

a. Membantu guru dalam berhubungan dengan siswa-siswa.

b. Membantu guru dalam menyesuaikan keunikan individual dengan


tuntutan umum sekolah dan masyarakat.

c. Membantu guru dalam mengenal pentingnya keterlibatan diri dalam


keseluruhan program pendidikan.

d. Membantu keseluruhan program pendidikan untuk menemukan


kebutuhan-kebutuhan seluruh siswa.

3) Adapun tujuan bimbingan bagi sekolah:

a. Menyusun dan menyesuaikan data tentang siswa yang bermacam-


macam

b. Mengadakan penelitian tentang siswa dari latar belakangnya

33
c. Membantu menyelenggarakan kegiatan penataran bagi para guru dan
personil lainnya, yang berhubungan dengan kegiatan bimbingan

d. Mengadakan peneltian lanjutan terhadap siswa-siswa yang telah


meninggalkan sekolah.

5. Bidang Pelayanan Konseling


a. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan
potensi dan kecakapan, bakat dan minat, sesuai dengan karakteristik
kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.
b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan
kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya,
anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
c. Pengembangan kegiatan belajar, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka
mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.
d. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil
keputusan karir.

6. FUNGSI KONSELING
a. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami
diri dan lingkungannya.
b. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mencegah
atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat
menghambat perkembangan dirinya.
c. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi
masalah yang dialaminya.
d. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu
peserta didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi
dan kondisi positif yang dimilikinya.
e. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh
pembelaan atas hak dan atau kepentingannya kurang mendapat perhatian.

7. PRINSIP DAN ASAS KONSELING

34
a. Prinsip-prinsip konseling berkenaan dengan sasaran layanan,
permasalahan yang dialami peserta didik, program pelayanan, serta tujuan
dan pelaksanaan pelayanan.
b. Asas-asas konseling meliputi asas kerahasiaan, kesukarelaan,
keterbukaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan,
kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus, dan tut wuri handayani.

8. JENIS LAYANAN KONSELING


a. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami
lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek
yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan
memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru.
b. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta
didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas,
kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan
kegiatan ekstra kurikuler.
c. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan yang
berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
d. Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam mengentaskan masalah pribadinya.
e. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan
belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan
kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.
f. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika
kelompok.
g. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak
lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
h. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan antarpeserta didik.

C. PENUTUP

1. SIMPULAN

35
a. Layanan BK sangat penting di sekolah karena layanan BK dapat
membantu siswa-siswa membantu memecahkan masalah0masalah yang
dihadapi oleh siswa.

b. Layanan BK memiliki berbagai fungsi yang di antaranya adalah Fungsi


pemahaman, Fungsi preventif, Fungsi pengembangan, Fungsi
penyembuhan, Fungsi penyaluran, Fungsi adaptasi, Fungsi penyesuaian,
Fungsi perbaikan, Fungsi fasilitas, dan Fungsi pemeliharaan.

c. Dalam memberikan layanan BK, juga harus memperhatikan berbagia


prinsip yang pada intinya harus menyeluruh ke semua siswa karena semua
siswa mempunyai berbagai masalah yang butuh pertolongan tetapi tetap
memperhatikan perbedaan-perbedaan termasuk perbedaan karakteristik
yang dimiliki oleh setiap siswa.

d. Tujuan umum dari layanan BK di sekolah adalah agar tercapai


perkembangan yang optimal pada individu yang dibimbing, dengan
perkataan lain agar individu (siswa) dapat mengembangkan dirinya secara
optimal sesuai dengan potensi atau kapasitasnya dan agar individu dapat
berkembang sesuai lingkungannya.

2. SARAN

a. Layanan BK harus berjalan sesuai dengan prinsipnya agar fungsi dari


BK dapat berjalan.

b. Layanan BK di sekolah harus terus ditungkatkan agar tujuan dari BK


dapat tercapai.

D. EKSTRAKURIKULER
1. Ekstrakurikuler Wajib : Pramuka
2. Ekstrakurikuler Pilihan :
a. Seni : Seni Tari dan Teater
b. Keagamaan : Rohani Islam
c. Olahraga : Bulutangkis, Pencak Silat, Karate, Basket, Volley,
Sepakbola, Futsal.
d. PMR, Paskibra.

36
E. Beban Belajar Peserta Didik
1. Kurikulum 2013 (permendikbud no 81 A)
Beban belajar yang digunakan adalah beban belajar sistem paket, yaitu sistem
penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya wajib mengikuti
seluruh program pembelajaran yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai
dengan struktur kurikulum yang berlaku. Beban belajar setiap mata pelajaran
dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran. Beban belajar dalam bentuk satuan
jam pembelajaran yang diikuti oleh peserta didik untuk mengikuti program
pembelajaran melalui sistem tatap muka selama 40 menit per jam pelajaran.
Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu adalah 38 jam pembelajaran
untuk kelas VII dan VIII dengan menggunakan Kurikulum 2013 dan 36 jam
pembelajaran untuk kelas IX .
Banyaknya beban belajar tatap muka sebagai berikut :

Kelas Satu jam Jumlah Jam Minggu Waktu Pembelajaran Jumlah


pembelajaran Pembelajaran Efektif Per tahun jam per
tatap muka Per minggu tahun
(menit) (menit)
VII 40 38 40 1520JP/60800 menit 1013
VIII 40 38 40 1520JP/60800 menit 1013
IX 40 36 40 1440JP/57600 menit 960

Selain tatap muka, beban belajar yang harus diikuti peserta didik adalah
penugasan berstruktur, dan kegiatan mandiri tidak berstruktur yang waktunya
maksimal 50% dari jumlah jam tatap muka. Penugasan terstruktur diantaranya
Pekerjaan Rumah (PR).

2. Kurikulum 2006
F. Beban Kerja Pendidik (Pembagian tugas)
G. Ketuntasan Belajar
1. Kurikulum 2013
Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar adalah target minimal atau Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang harus dicapai peserta didik dalam setiap mata pelajaran. KKM
ditentukan atas analisis kompleksitas kompetensi dasar, daya dukung dan rata-rata
kemampuan peserta didik

37
Berdasarkan analisis tersebut, pada tahun pelajaran 2014-2015 untuk kelas VII
dan VIII KKM SMP N 88 Jakarta sebagai berikut :

Kriteria Ketuntasan Minimal


Pengetahu Keteram Sikap Spiritual
Kompunen
an (KI-3) pilan dan Sosial (KI-1
(KI-4) & KI-4)
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi B B B
Pekerti
2 Pendidikan Kewarganegaraan B B B
3 Bahasa Indonesia B B B
4 Matematika B B B
5 Ilmu Pengetahuan Alam B B B
6 Ilmu Pengetahuan Sosial B B B
7 Bahasa Inggris B B B
Kelompok B B B B
1 Seni Budaya B B B
2 Pendidikan Jasmani Olahraga B B B
dan Kesehatan
3 Prakarya B B B

2. Kurikulum 2006
Ketuntasan belajar untuk kelas IX tahun pelajaran 2014-2015 yang menggunakan
KTSP 2006 adalah sebagai berikut :

Mata Pelajaran KKM


A Mata Pelajaran VII VIII IX
1 Pendidikan Agama - - 78
2 Pendidikan Kewarganegaraan - - 76
3 Bahasa Indonesia - - 77
4 Bahasa Inggris - - 76
5 Matematika - - 76
6 Ilmu Pengetahuan Alam - - 76
7 Ilmu Pengetahuan Sosial - - 76
8 Seni Budaya - - 77
9 Pendidikan Jasmani, Olahraga - - 80
dan Kesehatan
10 Teknologi Informasi dan - - 80
Komunikasi (TIK)
B Muatan Lokal
1 Pendidikan Lingkungan - - 78

38
Kehidupan Jakarta
2 English Conversation - - 79

Penerapan prinsip ketuntasan belajar (mastery learning) adalah adanya perlakuan


khusus untuk peserta didik yang belum maupun yang sudah mencapai ketuntasan.
Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti kegiatan remidial,
sedangkan peserta didik yang sudah mencapai KKM dapat mengikuti kegiatan
pengayaan.
Program Remidial
a. Remidial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KKM
dalam setiap kompetensi dasar atau indikator.
b. Kegiatan remidial dapat dilaksanakan didalam atau diluar jam
pelajaran.
c. Kegiatan remidial meliputi remidial pembelajaran dan remidial
penilaian.
d. Penilaian dalam program remidial dapat berupa tes maupun non tes.
e. Kesempatan mengikuti kegiatan remidial sebanyak 2 kali.
f. Nilai remidial tidak dapat melampaui KKM.

Program Pengayaan

a. Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM
dalam setiap kompetensi dasar.
b. Kegiatan pengayaan dilaksanakan didalam / atau diluar jam pelajaran.
c. Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes atau non tes.
d. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya bisa
diperhitungkan.

H. Syarat Kenaikan Kelas dan Kelulusan


Kenaikan Kelas dan Kelulusan

Kriteria kenaikan kelas ditentukan oleh Satuan Pendidikan, dengan ketentuan


sebagai berikut:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester
pada tahun pelajaran yang diikuti.
b. Mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan, minimal sama
dengan KKM (2,88/B).
c. Rata-rata nilai sikap untuk semua mata pelajaran sekurang-
kurangnyabaik (B).
d. Tidak memiliki lebih dari dua mata pelajaran yang masing-masing nilai
kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilannya di bawah KKM.

39
e. Ketidakhadiran siswa tanpa keterangan maksimal 10% dari jumlah hari
efektif.
f. Berdasarkan hasil rapat Pleno dewan guru.

Kriteria Kelulusan :
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran yang terdiri atas kelompok mata pelajaran :
a. Agama dan Akhlak Mulia
b. Kewarganegaraan dan Kepribadian
c. Estetika
d. Jasmani, Olharaga dan Kesehatan
3. Lulus Ujian Sekolah
4. Lulus Ujian Nasional
Lulus Ujian Sekolah (US) :
a. Peserta didik dinyatakan lulus US apabila peserta didik telah
memenuhi kriteria kelulusan yang ditetapkan oleh satuan pendidikan
berdasarkan perolehan nilai S (Sekolah).
b. Penetapan nilai standar kelulusan US ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Sekolah Penyelenggara setelah mendapat pertimbangan Komite
Sekolah dan dilaporkan ke Kepala Dinas Pendidikan selambat-lambatnya 1
bulan sebelum US dilaksanakan.
c. Nilai Standar Kelulusan serendah-rendahnya 6,0 untuk kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dengan rata-rata 6,0 untuk
seluruh mata pelajaran.
d. Nilai Sekolah diperoleh dari gabungan antara nilai US dan nilai rata-
rata rapor semester 1, 2, 3, 4 dan 5 dengan pembobotan 60% untuk nilai
US dan 40% untuk nilai rata-rata rapor.

Lulus Ujian Nasional (UN) :

a. Kelulusan peserta didik dari UN ditentukan berdasarkan NA.


b. NA (Nilai Akhir) diperoleh dari gabungan Nilai Sekolah (NS) dari
mata pelajaran yang ujinasionalkan denga nilai UN, dengan pembobotan
40% untuk NS dari mata pelajaran yang di UN-kan dan 60% untuk nilai
UN.
c. Peserta didik dinyatakan lulus UN apabila nilai rata-rata dari semua
NA mencapai paling rendah 5,5 dan nilai setiap mata pelajaran paling
rendah 4,0.
d. Kelulusan peserta didik ditetapkan oleh SMP N 88 Jakarta melalui
rapat dewan guru berdasarkan kriteria kelulusan.
40
e. Ketidakhadiran tanpa alasan (Alpa) tidak boleh lebih dari 10 %.
f. Nilai kepribadian sekurang-kurangnya B (Baik).

BAB IV. KALENDER PENDIDIKAN

A. Aspek Pertimbangan (analisis kalender pendidikan)


(Terlampir)
B. Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2014-2015
(Terlampir)

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA


DINAS PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 88
SEKOLAH STANDAR NASIONAL (SSN)
Jalan Anggrek Garuda, Slipi Telp 5480779 Jakarta Barat 11480

JUMLAH MINGGU EFEKTIF SEMESTER I

TAHUN PELAJARAN 2014/2015


JUMLAH
JUMLAH MINGGU
NO BULAN MINGGU KETERANGAN
MINGGU KE
EFEKTIF
1 Juli 5 1 3 Minggu ke-3:
2014 Tanggal 14 Juli 2014 Hari pertama masuk
sekolah
Tanggal 14-18 Juli 2014 Pesantren
Ramadhan

Minggu ke-4 :
Tanggal 21-27 Juli 2014 menjelang Idul
Fitri

41
Minggu ke-5:
Tanggal 28-29 Juli 2014 Hari Raya Idul Fitri
Tanggal 30-31 Juli 2- 5 Agustus 2014
Libur setelah Idul Fitri

Minggu ke-1:
Tanggal 6 8 Agustus 2014 Kegiatan
Belajar Mengajar

Minggu ke-2:
Tanggal 11 15 Agustus 2014 Kegiatan
Belajar Mengajar

Agustu
2 4 4 1, 2, 3,4 Minggu k-3:
s 2014
Tanggal 18 22 Agustus 2014 Kegiatan
Belajar Mengajar

Minggu ke-4:
Tanggal 25 29 Agustus 2014 Pekan
Ulangan Harian I

Minggu ke-1:
Tanggal 1 5 September 2014, Kegiatan
Belajar Mengajar

Minggu ke-2:
Tanggal 8 12 September 2014, Kegiatan
Belajar Mengajar
Septem
3 ber 4 4 1,2,3,4
Minggu ke-3:
2014
Tanggal 15 19 September 2014 Kegiatan
Belajar Mengajar

Minggu ke-4:
Tanggal 22- 26 September 2014 Pekan
Ulangan Harian II

4 Oktobe 5 5 1,2,3,4,5, Minggu ke-1:


r 2014 Tanggal 29, 30 September 3 Oktober
2014, Kegiatan Belajar Mengajar

Minggu ke-2:
Tanggal 5 Oktober 2014 Hari Raya Idul
Adha,
42
Tanggal 6 10 Oktober 2014 Kegiatan
Belajar Mengajar.

Minggu ke-3:
Tanggal 13 17 Oktober 2014, Ulangan
Tengah Semester (UTS).

Minggu ke-4:
Tanggal 20 24 Oktober 2014, Kegiatan
Belajar Mengajar.

Minggu ke-5:
Tanggal 27 Oktober 31 Oktober 2014,
Kegiatan Belajar Mengajar.

Minggu ke-1:
Tanggal 3 7 Nopember 2014, Kegiatan
Belajar Mengajar

Minggu ke-2:
Tanggal 10 14 Nopember 2014, Kegiatan
Nopem Belajar Mengajar.
5 ber 4 4 1,2,3,4,
2014 Minggu ke-3:
Tanggal 17 21 Nopember 2014,
Pekan Ulangan Harian III

Minggu ke-4:
Tanggal 24 28 Nopember 2014,
Kegiatan Belajar Mengajar.
6 Desem 5 3 1,2,3 Minggu ke-1:
ber Tanggal 1 5 Desember 2014, Kegiatan
2014 Belajar Mengajar

Minggu ke-2:
Tanggal 8 12 Desember 2014, Perkiraan
Ulangan Akhir Semester Ganjil.

Minggu ke-3:
Tanggal 15 - 18 Desember 2014
Pengolahan nilai raport/Program
perbaikan nilai/Class meeting.

Tanggal 19 Desember 2014 Pembagian


raport Semester Ganjil.
43
Minggu ke-4:
Tanggal 22 Desember 2014 2 Januari
2015, libur semester ganjil
Jumlah 21 Minggu

Jakarta, .... Juli 2014


Kepala SMP N 88 Jakarta

Drs. Yurianto, MM
NIP. 195904011979031003

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA


DINAS PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 88
SEKOLAH STANDAR NASIONAL (SSN)
Jalan Anggrek Garuda, Slipi Telp 5480779 Jakarta Barat 11480

JUMLAH MINGGU EFEKTIF SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2014/2015


NO BULAN JUMLAH JUMLAH MINGGU KETERANGAN

44
MINGGU
MINGGU KE
EFEKTIF
Minggu ke-1:
Tanggal 5 Januari 2015 hari pertama
masuk sekolah.
Tanggal 6 9 Januari 2015, kegiatan
belajar mengajar.

Minggu ke-2:
Tanggal 12 16 Januari 2015 Kegiatan
Belajar Mengajar.
1 Januari 2015 4 4 1,2,3,4
Minggu ke-3:
Tanggal 19 23 Januari 2015, kegiatan
Belajar Mengajar

Minggu ke-4:
Tanggal 26 30 Januari 2015, Pekan
Ulangan Harian I

Minggu ke-1:
Tanggal 2 6 Februari 2015, kegiatan
belajar mengajar.

Minggu ke-2:
Tanggal 9 13 Februari 2015, kegiatan
belajar mengajar
Februari
2 4 4 1,2,3,4
2015 Minggu ke-3:
Tanggal 16 20 Februari, kegiatan belajar
mengajar

Minggu ke-4:
Tanggal 23 27 Februari 2015, Pekan
Ulangan Harian II

3 Maret 2015 4 4 1,2,3,4 Minggu ke-1:


Tanggal 2 6 Maret 2015, kegiatan
belajar mengajar.

Minggu ke-2:
Tanggal 9 13 Maret 2015, kegiatan
belajar mengajar

45
Minggu ke-3:
Tanggal 16 20 Maret, kegiatan belajar
mengajar

Minggu ke-4:
Tanggal 23 27 Maret 2015 Ulangan
Tengah Semester (UTS)

Minggu ke-1:
Tanggal 30,31 Maret 2April 2015,
kegiatan belajar mengajar.

Minggu ke-2:
Tanggal 6 10 April 2015, kegiatan belajar
mengajar

Minggu ke-3:
Tanggal 13 17 April 2015, kegiatan
belajar mengajar
4 April 2015 5 5 1,2,3,4,5

Minggu ke-4:
Tanggal 20 24 April 2015, Perkiraan
Ujian Nasional, Ujian Sekolah, Ujian
Praktik

Minggu Ke-5:
Tanggal 27 30 April 2015, Perkiraan
Ujian Nasional, Ujian Sekolah, Ujian
Praktik

6 Juni 2015 4 4 1,2,3,4 Minggu Ke-1:


Tanggal 2 libur Umum
Tanggal 3 5 Juni 2015, Kegiatan Belajar
Mengajar

Minggu Ke-2:
Tanggal 8 12 Juni 2015, Kegiatan Belajar
Mengajar

Minggu Ke-3:
Tanggal 15 19 Juni 2015, Ulangan Akhir
Semester (UAS)

46
Minggu Ke-4:
Tanggal 22 25 Juni 2015, Pengolahan
nilai raport semester genap / Class
Meeting

Tanggal 26 Juni 2015 Pembagian raport


semester genap

Tanggal 29 Juni 2015 11 Juli 2015, Libur


semester genap

Minggu ke-1:
Tanggal 4- 8 Mei 2015, Perkiraan Ujian
Nasional, Ujian Sekolah, Ujian Praktik

Minggu ke-2:
Tanggal 11 15 Mei 2015, pekan Ulangan
Harian III (untuk Kelas 7 dan 8)

5 Mei 2015 4 4 1,2,3,4 Minggu ke-3:


Tanggal 18 22 Mei, Perkiraan Ujian
Nasional, Ujian Sekolah, Ujian Praktik

Minggu ke-4:
Tanggal 25 29 Mei 2015, Kegiatan
Belajar Mengajar.

Jumlah 21 Minggu

Jakarta, .... Juli 2014


Kepala SMP N 88 Jakarta

Drs. Yurianto, MM
NIP. 195904011979031003

47
BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum SMP Negeri 88 Jakarta ini disusun sebagai panduan penyelenggaraan
pendidikan di SMP Negeri 88 selama tahun pelajaran 2014-2015. Kegiatan penyusunan
kurikulum SMP Negeri 88 merupakan kegiatan Team Work yang melibatkan seluruh
kompunen di SMP Negeri 88.

B. Saran
Dengan selesainya pembuatan kurikulum SMP Negeri 88 Jakarta, diharapkan dapat
digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pendidikan di SMP Negeri 88 Jakarta. Kami
sadar bahwa pembuatan kurikulum ini masih terdapat kesalahan atau kekurangan,
sehingga kami mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun, untuk
kesempurnaan dimasa yang akan datang.

Jakarta, Juli 2014

Tim Pengembang Kurikulum


SMP Negeri 88 Jakarta

48
I.

Lampiran-lampiran :

49

Anda mungkin juga menyukai