Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT dan junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita diberikan
kesehatan dan dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Industri dengan lancar, yang
dilaksanakan di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Cimanggung, Sumedang.
Tujuan utama dari Praktek Kerja Industri adalah untuk meningkatkan keterampilan dan
pengalaman kerja, sehingga kita memiliki etos kerja dalam hal kreatifitas, rajin bekerja,
disiplin dalam segala bidang yang mencakup tentang dunia kerja, yang diharapkan dapat
menghasilkan tamatan dengan skill sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja di dunia usaha/
industri.
Dalam pelaksanaan program Praktek Kerja Industri ini kami mencoba untuk membahas lebih
dalam lagi tentang Mesin CASE PACKER (Sigma MX). Mesin ini berfungsi sebagai
mengepak botol-botol yang siap diproduksi ke dalam kardus.
Dalam penyusunan laporan ini kami tidak lepas dari rintangan dan hambatan dan perjuangan
hidup, yang telah dialami selama melakukan Praktek Kerja Industri. Dalam kesempatan ini
kamipun tidak lupa untuk menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya demi kelancaran Praktek
Kerja Industri,
2. Nabi besar kita Muhammad SAW,
3. Bpk. Chandra Pardede Manager Technical Operation PT Coca-Cola Bottling,
4. Ibu E.Sri Retno kuntjorowati, S.Pd selaku kepala SMK Muhammadiyah Cirebon,
5. Bpk. Deden Irawan selaku Manager Hot Fill Line 3,
6. Bpk. Maman Suherman Kordinator Praktik Kerja Industri,
7. Bpk. Yogi Prayitno selaku Kordinator Praktik Kerja Industri,
8. Bpk. Bonifatius Yogi A,
9. Bpk. Sutrisno selaku Pembimbing Prakerin,
10. Bpk. Mohammad Ridwan selaku pembimbing dan ketua kompetensi keahlian SMK
Muhammadiyah Cirebon,
11. Kedua orang tua kami dan keluarga yang telah memberikan izinnya untuk
melaksanakan Praktek Kerja Industri di PT.Coca-Cola Bottling Indonesia, dan
12. Teman-teman seperjuangan yang selalu berbagi memberikan motivasi serta dukungan
sehingga laporan Praktek Kerja Lapangan ini tersusun dengan baik.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik serta saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan dan semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya, dan bagi pembaca semua pada umunya.
Atas bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini,
kami sampaikan terimakasih dan semoga mendapatkan balasan yang lebih baik.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN 1
1. Latar Belakang- 1
2. Tujuan Prakerin- 2
3. Alasan Memilih judul 2
4. Sejarah Perkembangan Coca-Cola 2
5. Latar Belakang dan Perkembangan Coca-Cola di Indonesia 4
6. Sejarah CCAI-Bandung Plant 5
1. Lokasi dan tata letak pabrik- 6
2. Tata Tertib Dan Peraturan Perusahaan 8
3. Struktur Organisasi Perusahaan 9
1. Komponen mesin 11
2. Motor listrik- 13
3. Motor servo- 13
4. Kompresor 14
5. Selenoid 14
6. Sensor- 15
1. Proximity Switch 15
1. Inductive Switch- 15
2. Capacitive Switch 17
3. Ultrasonik Switch 18
4. Fotocell 18
c) Diffuse Reflection- 19
d) Fibre Optic 20
e) Fotocell Garpu (Fork Fotocell) 20
f) Fotocell garpu-sensordisk 20
BAB IV PENUTUP 36
1. Kesimpulan 36
2. Saran 36
1. Saran Untuk pihak Sekolah 36
2. Saran Untuk perusahaan 37
3. Saran Untuk Pembaca 37
DAFTAR PUSTAKA 38
LAMPIRAN 39
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.0- 27
Gambar 1.1- 28
Gambar 1.2- 28
Gambar 1.3- 28
Gambar 1.4- 28
Gambar 1.5- 29
Gambar 1.6- 29
Gambar 1.7- 29
Gambar 1.8- 29
Gambar 1.9- 30
Gambar 2.0- 30
Gambar 2.1- 30
Gambar 2.2- 30
Gambar 2.3- 31
Gambar 2.4- 31
Gambar 2.5- 31
Gambar 2.6- 32
Gambar 2.7- 32
Gambar 2.8- 32
Gambar 2.9- 32
Gambar 3.0- 33
Gambar 3.1- 33
Gambar 3.2- 33
Gambar 3.3- 33
BAB I
PENDAHULUAN
1. A. Latar Belakang
Sejalan dengan perubahan era globalisasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi, di
satu sisi globalisiai juga membawa iklim yang semakin terbuka (bekerja sama, saling
mengisi, saling melengakapi demi kepentingan bersama). Di sisi lain,era globalisasi juga
sekaligus melahirkan suatu persaingan yang semakin ketat. Oleh karena itu sudah saatnya
Bangsa Indonesia memerlukan tenaga kerja yang memiliki keahlian (skill) dan professional
untuk menghadapi untuk menghadapi persaingan di pasar era bebas. Dengan kata lain bahwa
Bangsa Indonesia harus menyiapkan sumber daya manusia yang unggul baik dari sisi
kuantitas maupun kualitas.
1. B. Tujuan Prakerin
Tujuan utama dari program (PRAKERIN) Praktek Kerja Industri adalah untuk
meningkatkan keterampilan dan pengalaman kerja sehingga saya memiliki etos kerja dalam
hal kreatifitas, rajin bekerja, disiplin dalam segala bidang yang mencangkup tentang dunia
kerja, sehingga menghasilkan tamatan dengan skill yang sesuai dengan kebutuhan tenaga
kerja di dunia usaha/ industri.
Minuman ringan Coca-Cola diciptakan oleh Dr. John S. Pemberton, seorang ahli farmasi dan
minuman dari atlanta, Georgia, Amerika serikat pada bulan Mei 1889. Ia mencampurkan
sesuatu ramuan khusus dengan gula murni menjadi sirup yang beraroma segar dan berwarna
caramel, kemudian diaduk dengan air murni. Frank M. Robinson, sahbat sekaligus akuntan
john, menyarankan nama coca-cola karena berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak
menonjol untuk periklanan. Kemudian ia menciptakan nama dengan huruf-huruf miring
mengalir dan spencer. Minuman ini kemudian dikenal dengan nama Coca-Cola. Pada
awalnya penjualan minuman ini dilakukan dengan menempatkan minuman ringan tersebut di
dalam guci besar yang diletakkan di tempat-tempat strategis. Namun dengan adanya
peningkatan jumlah pembelian menyebabkan penggunaan guci tersebut diganti dengan
kemasan botol yang lebih praktis.
Dr. Pemberton menjual ciptaannya dengan harga 5 sen per gelas dan mempromosikan
produknya dengan membagi ribuan kupon yang dapat ditukarkan untuk mencicipi satu
minuman gratis. Pada tahun tersebut ia menghabiskan US$ 46 untuk biaya periklanan.
Chandler piawai dalam menciptakan perhatian konsumen dengan cara membuat berbagai
macam cinderamata berlogo Coca-Cola. Cinderamata tersebut kemudian dibagi-bagi di
lokasi-lokasi penjualan penting yang berkesinambungan. Gaya periklanan yang inovatif,
seperti desain warna-warni untuk buk, lampu gantung hias dari kaca, serta serangkaian
cinderamata seperti kipas, kalender dan jam dipakai untuk memasyarakatkan nama Coca-
Cola mandorong penjualan.
Ide cemerlang untuk menyediakan minuman Coca-Cola dalam botol datang dari Joseph
Biedenharn, pemilik toko di Missisippi. Pada tahun 1889 bekerja sama dengan pengusaha
dari Tennessee, Biedenharn mendirikan pabrik.
Pada tahun 1892, Pemberton menjual hak cipta Coca-Cola ke Asa G. Chandler yang
kemudian mendirikan perusahaan Coca-Cola pada tahun 1892. The Coca-Cola Company
didirikan oleh Asa G. Chandler di Atlanta, yang juga mematenkan merek dagang Coca-Cola
di seluruh dunia dengan menyediakan bahan baku concentratenya. Mulai tahun 1893, The
Coca-Cola Company membangun pabrik sirupnya di luar Atlanta.
Pada tahun 1971, dengan pertambahan usaha dan modal, The Indonesia Bottle Ltd. N.
M. Berubah nama menjadi PT. Djaya Beverages Bottling Company (PT. DDBC) yang
merupakan pabrik pembotolan modern pertama di Indonesia. Adanya penambahan modal
tersebut meningkatkan kapasitas pabrik yang diikuti pula dengan penambahan macam produk
yang dihasilkan dalam berbagai ukuran dan kemasan.
Pada tahun 1993 seluruh saham PT. Djaya Beverages Bottling Company diambil oleh Coca-
Cola Amatil Ltd, suatu grup pembotolan Coca-Cola dikawasan Asia Pasifik dan Eropa Timur
yang bermarkas di Sydney, Australia. Adanya perpindahan saham tersebut mengakibatkan
nama PT. Djaya Beverages Bottling Company berubah menjadi PT. Coca-Cola Amatil
Indonesia (PT. CCAI). Pada tahun 2000, seluruh pabrik pembotolan minuman merek dagang
Coca-Cola yang ada di Indonesia resmi bergabung menjadi satu dibawah PT. Coca-Cola
Amatil Indonesia.
PT. Coca-Cola Amatil Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu PT. Coca-Cola Amatil
Indonesia Bottling (PT. CCAIB) dan PT. Coca-Cola Amatil Indonesia Distribution
(PT.CCAID). PT. Coca-Cola Amatil Indonesia Bottling bertugas untuk memproduksi
minuman ringan, sedangkan PT. Coca-Cola Amatil Indonesia Distribution bertugas untuk
memasarkan dan mempromosikan minuman ringan yang dihasilkan PT. Coca-Cola amatil
Indonesia Bottling. Untuk meningkatkan volume penjualan ke seluruh wilayah Indonesia,
maka Coca-Cola Amatil Indonesia mengoperasikan pabrik pembotolan di 10 kota besar di
Indonesia yaitu Medan, Padang, Bandar lampung, Jakarta, Bandung, semarang, Bali,
Makasar dan banjar baru.
Hingga saat ini tercatat ada sebelas pabrik penghasil minuman merek dagang Coca-
Cola yang beroperasi di indonesia, salah satunya adalah PT. Coca-Cola Amatil Indonesia
Bandung Plant. Kehadiran pabrik pembotolan minuman Coca-Cola di Jawa Barat sejak 7
Agustus 1979, yaitu dengan resmi berdirinya PT. Tirta Mukti Indah Bottling Company
dengan status penanam modal dalam negeri (PMDN). Sejak itu, PT. Tirta Mukti Indah
Bottling Company mendapat kepercayaan dari PT. Coca Cola Indonesia untuk
memproduksi dan memasarkan minuman Coca-Cola, Sprite dan Fanta untuk wilayah Jawa
Barat.
Pada tanggal 8 november 1991, PT. Tirta Mukti Indah Bottling Company resmi berubah
menjadi PT. Coca Cola Tirtalina Bottling Company dengan status perusahaan modal asing
(PMA) yang kemudian pada tahun 1995 bergabung dengan Coca-Cola Amatil Ltd.
Berdasarkan SK. Menteri Tanggal 22 April 1999 dan AKTA No.76 Tanggal 26 Mei 1999,
PT. Coca Cola Tirtalina Bottling berubah menjadi PT. Coca Cola Amatil Indonesia
Bottling.
Pada tahun 2002, PT. Coca Cola Amatil Bottling berubah nama menjadi PT. Coca
Cola Bottling Indonesia (PT. CCBI) dan PT. Coca-Cola Amatil Indonesia Distribution
berubah nama menjadi PT. Coca-Cola Distribution Indonesia (PT. CCDI). Seluruh pabrik
pembotolan di indonesia berada di bawah manajemen PT. Coca Cola Indonesia. PT. Coca-
Cola Indonesia ini merupakan perwakilan dari The Coca-Cola Company yang menyalurkan
bahan baku concentrate ke seluruh pabrik pembotolan Coca-Cola di indonesia dan
menetapkan seluruh standar bahan baku yang di gunakan oleh pabrik.
Pada tahun 2010, PT. Coca-Cola Bottling Indonesia West Java telah berganti nama menjadi
PT. Coca Cola Amatil Indonesia Bandung Plant karena selain memproduksi minuman
ringan, juga memasarkan dan mempromosikan minuman ringan tersebut baik dari PT. Coca
Cola Amatil Indonesia Bandung Plant ataupun dari PT. Coca Cola Amatil Indonesia
Bottling (PT. CCAIB) lainnya.
PT. Coca Cola Amatil Indonesia Bandung Plant memiliki luas pabrik sebesar 50.629 m2
yang telah mengalami perluasan dari sebelumnya yaitu 31.272 m2 . pembangunan fisik
pabrik dan perluasan areal pabrik dimulai sejak bulan November dan selesai pada bulan
Agustus 1995. Areal seluas 50.629 m2 ini terdiri dari bangunan utama pabrik, bangunan
kantor, ruang pengolahan air, bengkel pemeliharaan peralatan, ruang utility ,ruang
compressor, ruang tangki CO2, Evaporator and condensor (evacon), pengolahan limbah,
taman, kolam ikan,kantin,koperasi,masjid,ruang untuk manyimpan botol dan krat,dan tempat
parkir.
Bangunan utama pabrik ter diri atas ruangan proses ( Line 1, Line 2, Line 3 ), gudang
penyimpanan produk, ruangan pembuatan sirup, gudang penyimpanan gula, ruangan
penyimpanan concentrate, ruangan penghancur pulp (crusher), ruangan penyimpanan teh,
ruangan retain sample, ruangan penyimpanan closure dan preform, ruangan penyimpanan
crown, laboratory Quality Assurance, ruangan Shipper, ruangan dan kantor pabrik yang
berhubungan dengan proses produksi.
Tata letak industri PT. Coca-Cola Amatil Indonesia-Bandung plant telah diatur sedemikian
rupa sehingga efektif dan efisien, serta dapat memperlancar proses produksi dan
meningkatkan produktivitas dan kar yawannya.
LANDASAN TEORI
CONVEYOR
MAIN DIVIDER
CONVEYOR DIVIDER
SENSOR FAULT BOTTLE STOPPER
SENSOR CARTON STOPPER 2
SENSOR CARTON STOPPER 1
GRIPPER CARRIAGE
SENSOR READY
CENTERING
CARTON
1. A. Komponen mesin:
1. 1. Conveyor
Conveyor adalah suatu alat tranportasi untuk membawa suatu produk/barang (botol) yang
biasa ada di industri baik produk setengah jadi maupun hasil dari produksi dari satu bagian ke
bagian lain yang ada pada suatu packaging area. Ada beberapa main conveyor diantaranya
adalah :
a) Infeed conveyor
b) Outfeed conveyor
1. 2. Main divider
1. 3. Conveyor divider
Conveyor divider adalah suatu alat untuk mempertahankan jarak botol yang
terjadi akibat botol diatur dengan Main divider .
Sensor bottle stopper dan sensor ready adalah suatu sensor prinsip kerjanya
ialah apabila kedua sensor ini aktif (on), maka conveyor akan berhenti dan gripper carriage
akan bergerak untuk mengambil botol.
1. 5. Gripper carriage
Gripper carriage adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengambil botol
dengan system pneumatic yang ada pada conveyor divider yang nantinya akan dimasukkan
ke dalam carton.
Aktuator adalah suatu alat yang bertugas melakukan sesuatu setelah mendapat perintah dari
PLC atau melakukan suatu pergerakan . jadi sensor sebagai pengirim data, kemudian diproses
oleh PLC yang outputannya ialah aktuator.
1. 7. Centering
Centering adalah suatu alat untuk memposisikan carton agar penempatan botol
sesuai dengan carton.
1. B. Motor Listrik
Motor listrik adalah sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energy listrik
menjadi energy mekanik. Pada motor listrik tenaga listrik diubah menjadi energy mekanik.
Perubahan ini dilakukan dengan melakukan perubaham energy litrik menjadi magnet yang
disebut sebagai elektromagnetik. Sebagai mana kita ketahui kutu-kutub magnet yang
senama akan tolak menolak dan kutub tidak senama akan tarik menarik. Maka kita kita akan
memperoleh gerakan jika kita menempatakn sebuah magnet pada sebuah poros yang dapat
berputar dan magnet yang lain pada suatu kedudukan yang tepat. Pada mesin case packer ini
motor listrik ini digunakan untuk menjalankan conveyor divider.
1. C. Motor servo
Motor servo adalah sebuah motor dengan sistem closed feedback di mana posisi dari
motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo.
Motor ini terdiri dari sebuah motor, serangkaian gear, potensiometer dan rangkaian kontrol.
Potensiometer berfungsi untuk menentukan batas sudut dari putaran servo. Sedangkan sudut
dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui kaki sinyal dari
kabel motor. Tampak pada gambar dengan pulsa 1.5 mS pada periode selebar 2 mS maka
sudut dari sumbu motor akan berada pada posisi tengah. Semakin lebar pulsa OFF maka akan
semakin besar gerakan sumbu ke arah jarum jam dan semakin kecil pulsa OFF maka akan
semakin besar gerakan sumbu ke arah yang berlawanan dengan jarum jam.
Motor servo biasanya hanya bergerak mencapai sudut tertentu saja dan tidak kontinyu
seperti motor DC maupun motor stepper. Walau demikian, untuk beberapa keperluan
tertentu, motor servo dapat dimodifikasi agar bergerak kontinyu.
1. D. Kompresor
Kompresor adalah mesin yang digunakan untuk meningkatkan tekanan udara yang ditekan
(kompresi) dengan cara dimampatkan menggunakan piston atau torak yang digerakan dengan
poros engkol yang terhubung ke sumber tenaga. udara yang diserap oleh piston masuk ke
mani fold lalu masuk ke cylinder melalui suction valve lalu dikompresi menjadi udara
bertekanan oleh piston dan dikeluarkan melalui discharge valve yang kemudian disalurkan ke
system pneumatic.
1. E. Solenoid
Soleoid adalah alat yang digunakan untuk mengubah sinyal listrik atau arus listrik
menjadi gerakan mekanis. Solenoid disusun dengan kumparan dengan inti besi yang dapat
bergerak. Apabila kumparan di beri tenaga, inti kan ditarik ke dalam kumparan. Besarnya
Gaya tarikan atau dorongan yang dihasilkan dari solenoid ditentukan dengan jumlah lilitan
kawat tembaga dan besar arus yang mengalir melalui kumparan.
1. F. Sensor
Sensor adalah suatu alat yang bertugas untuk melakukan pendeteksian terhadap sesuatu yang
ada diluar pengendali system yang nantinya akan memberi data,sinyal atau informasi segala
sesuatu yang pernah dideteksinya , kepada pusat Pengendalinya.
AKTUATOR
Pusat kendali
PLC
SENSOR
Data/input Data/output
Macam-macam sensor :
1. 1. Proximity Switch
1. a. Inductive Switch
Inductive Switch merupkan salah satu sensor yang luas pemakaianya. Inductive switch dapat
mendeteksi keberadaan metal apabila metal tersebut berada di dalam area sensornya tanpa
memerlukan terjadinya kontak antara sensor dengan metal tersebut. Contoh aplikasi: Deteksi
posisi camshaft gear, Deteksi arah rotasi motor, Deteksi perpindahan, deteksi posisi piston,
Penghitungan parts, dll.
Prinsip Kerja :
1) Active face
Permukaan sensor yang yang terletak dengan kumparan dan sanagat peka
terhadapkehasiran metal di sekitarnya. Pada sensor induksi, permukaan ini dapat di tandai
dengan garis-garis lingkaran.
2) Switching distance
3) Switching fequency
Frekuensi maksimum perubahan keadaan switch dari off ke onatau sebaliknya yang dapat
dilakukan dalam satu detik.
1. b. Capacitive Switch
Prinsip Kerja
a) Active face
Permukaan sensor yang yang terletak dekat kedua keeping electrode sangat peka terhadap
kehadiran benda asing didekitarnya. Pada sensor capacitve, permukaan ini dapat di tandai
dengan garis-garis lingkaran.
b) Switching distance
c) Switching fequency
Frekuensi maksimum perubahan keadaan switch dari off ke on atau sebaliknya yang dapat
dilakukan dalam satu detik.
d) Konstanta Dielektrikum
Nilai tetapan yang dimiliki suatu bahan yang juga memperlihatkan kemepuan bahan tersebut
menghantar listrik.
1. c. Ultrasonik Switch
Switch inductive dan capacitive hanya dapat di terapkan untuk pendeteksian benda pada jarak
dekat (beberapa millimeter sampai centimeter). Untuk jarak yang lebih jauh digunakan
ultrasonic switch. Prinsip kerjanya memanfaatkan sinyal suara ultrasonic. Switch ultrasonic
memiliki seapasang sensor yang bertugas sebagai pemancar dan penerima dalam satu unit.
Seperti halnya inductive switch, dsini juga terdapat saklar elektronik.
1. d. PhotoCell
Jika proximity switch (inductive, capacitive)memanfaatkan sinyal
elektromagnetik, ultrasonic switch memanfaatkan sinyal suara ultrasonic. Maka photocell
memanfaatkan sinyal cahaya seperti halnya ultrasonic switch terdapat sensor photocell yang
bertugas sebagai pemancar dan bertugas sebagai penerima.
Prinsip Kerja:
Pada jenis ini, pemancar dan penerima terdapat pada satu unit. Agar sinyal cahaya dapat
kembali ke sensor penerima, digunakan pemantul. Pemantul dapat berupa kaca dengan
permukaan rata atau kaca prisma (permukaan tidak rata). Retro reflrctive sensor biasanya
digunakan pada jarak yang lebih pendek dari pada through beam.
Terkadang obyek target sensor atau benda yang memotong berkas cahaya retro reflective
sensor terbuat dari bahan yang memantulkan cahaya. Hal ini dapat mengacaukan data karena
sensor akan menganggap seolah-olah tak ada benda antara sensor dengan reflector/pemantul.
Untuk mencegah hal ini basanya digunakan ditambahkan filter polarisasi pada bagian
penerima.
b) Diffuse Reflection
photocell jenis ini memiliki sensor pemancar dan penerima pada satu unit. Berbeda dengan
jenis retro reflective, jenis diffuse reflection tidak memerlukan kaca pemantul khusus. Obyek
yang menjadi target deteksi dimanfaatkan sebagai pemantul cahaya. Jarak jangkauan
penyensoran diffuse reflection lebih pendek dibandingkan retro reflective.
c) Fiber Optic
Pada beberapa aplikasi penyensoran, ketiga type sensor di atas sulit dipakai, misalnya pada
area yang terlalu sempit (jarak antara obyek terlalu dekat, misalnya pendeteksian kaki IC),
atau lingkungan bersuhu tinggi. Untuk digunakan photocell dengan fiber optic sebagai media
pemancar dan penerima sinyal cahaya. Secara elektris type ini sama dengan yang lainya,
hanya kontruksi mekaniknya dilengkapi dengan alat pemutusan cahaya yang dihubungkan
dengan fiber optic. System dengan fiber optic ini tidak memerlukan pemantul. Susuna sensor
dapat dibuat seperti through beam atau diffuse reflector.
Photocell Garpu adalah through beam sensor yang di pasang secara berdekatan (beberapa
millimeter). Celah yang terdapat antara pemancar dan penerima digunakan untuk menyensor
pelat-pelat tipis yang dilewatkan ke celah tersebut. Cara kerja photocell ini sama persis
dengan through beam sensor.
e) Photocell garpu-sensordisk
dalam banyak aplikasi, pasangan Photocell garpu dengan sensordisk digunakan sebagai
penghitung (counter). Sensordisk dibuat sedemikian sehingga jika dilewatkan ke celah yang
terdapat antara pemancar dan penerima Photocell garpu akan menghasilkan sinyal on dan
off secara bergantian pada keluaran Photocell.
1. Exstrak
Untuk membuat extract teh, kemudian daun teh yang sudah dihancurkan dimasukkan
kedalam tangki ekstrak yang sudah berisi air panas. Daun teh di ekstrak dengan perendaman
selama 10 menit suhu yang diperlukan untuk ekstraksi adalah 85 0C untuk teh jasmine dan 78
0
C untuk teh hijau.
1. Finish Beverage
1. Filler
1. Capper
1. Blow Moulding
Untuk pencetakan botol yang di transfer dari preeform dengan system peniupan atau dengan
udara bertekanan 40 bar..
Untuk mendeteksi pelevelan volume air pada botol yang telah diisi, dan apabila botol tidak
sesuai dengan pelevelan volume air maka botol akan di reject secara otomatis.
1. Tiping
1. Cooling Tunnel
Untuk menurunkan temperature suhu pada botol 80C menjadi 40C secara bertahap
dengan melewati 5 tahap pendinginan, serta membunuh microba yang menempel di body
bottle.
1. Air Dryer
1. Sleeve matic
1. Srhink Tunnel
Untuk melekatkan label pada bottl dengan system uap panas (steam).
1. Carton Erector
Untuk membentuk karton yang tadinya dalam bentuk lembaran menjadi kotak dengan
keadaan posisi bagian bawah karton tertutup.
1. Carton Sealer
Untuk menutup bagian atas karton yang tadinya terbuka manjadi tertutup dengan
menggunakan lem.
1. ABB Paletizzer
Untuk menata karton ke dalam palet yang sudah di isi botol, sesuai dengan tumpukan yang di
inginkan (posisi).
BAB III
PEMBAHASAN
1. B. Safety First
1. Pengangkatan dan pemindahan mesin ke tempat instalasi harus di lakukan oleh orang
yang berpengalaman.
2. Pengoperasian mesin harus dilakukan oleh operator yang telah terlatih yang
mempunyai kemampuan fisik dan pengetahuan yang memadai.
3. Pengoperasian mesin hanya di lakukan oleh operator. Orang yang tidak
berkepentingan sebaiknya tidak berada di dekat mesin.
4. Sebelum mengoperasikan mesin seorang operator harus memeriksa semua peralatan
keselamatan kerja dan fungsinya serta memeriksa mesin dari kerusakan.
5. Operator mesin harus tahu fungsi dari tombol EMERGENCY STOP dan memeriksa
saecara teratur.
6. Jika terdapat kerusakan pada mesin seorang operator harus segera melaporkan untuk
di lakukan perbaikan.
7. Setelah melakukan perbaikan atau pekerjaan lain pada mesin, semua orang di sekitar
mesin harus di beri peringatan se belum mesin di operasikan.
8. Jangan menyentuh tombola tau peralatan lain pada mesin jika tidak mengetahui
fungsinya.
9. Jangan mengabaikan petunjuk keselamatan kerja selama mesin beroperasi.
10. Gunakan pakaian pelindung selama pengoperasian, perbaikan, pembersihan dan
pemeliharaan mesin.
11. Mesin harus di operasikan sesuai dengan buku petunjuk.
12. Untuk menghindari kecelakaan kerja selama pergantian part, pembersihan, perbaikan
dan pemliharaan.
13. Jangan memakai perhiasaan (cincin,kalung,dll) yang dapat tersangkut di komponen
mesin.
14. C. Pengertian Case Packer (SIGMA MX)
Mesin sigma Ziegler model sigma mx adalah mesin dua akses robotic pick dan place system
yang berfungsi untuk menempatkan botol yang telah siap dipasarkan ke dalam karton yang
telah terbentuk kotak dengan bagian atas masih terbuka.
Mesin SIGMA MX memiliki operation cycle time 6-8 second/cycle. Mesin SIGMA MX
dapat ditunjang dengan mesin Ziegler model ZIGMA CE yang berfungsi sebagai menyegel
karton, adapun data mesinnya ialah sebagai berikut :
Sigma MX
Spesifikasi Mesin
2 Axes Robotic And Place
A Max pyload (kg) 80
23
34
Possible continer formation for
B
gripper block unit
46
66
C Container size D.50-150 x T.100-330
D Carton box size (mm) P.250-500 x L.200-400 x T.100-350
E Operation cycle time 6-10 sec/cycle
Successes rate on machine
F 99,8 %
performance
G Supply udara(bar) 6-8 (udara bersih)
H Supply listrik 5Kw/380V/50Hz/3Phase
I Dimensi mesin(mm) P.5785 x L.1400 x T.2475
J Berat mesin(kg) 1800
Botol yang telah siap dipasarkan dibawa infeed conveyor menuju gripper carriage,
botol menumpuk pada ujung infeed conveyor secara teratur, setelah teratur sesuai dengan
ketentuan, maka gripper carriage akan turun untuk mengambil botol, setelah botol diambil
dengan gripper carriage, botol akan dibawa ke atas.
Gripper carriage akan berada di atas sampai karton telah berada dalam keadaan siap pada
tempatnya. Dengan karton yang telah berada dalam keadaan siap, maka botol dibawa untuk
dimasukkan ke dalam karton tersebut. Setelah botol berada dalam karton, kemudian gripper
carriage kembali untuk mengambil botol dan karton yang telah terisi botol dibawa keluar
dengan outfeed conveyor untuk proses penyegelan.
Lakukan pengukuran dengan water pass body mesin untuk mendapatkan posisi mesin yang
datar. Caranya dengan mengatur articulated feel :
Longgarkan mur.
Gambar 1.0
1. Gipper Carriage
Atur posisi gripper carriage agar dapat mengambil botol dengan baik.
Gambar 1.1
1. Carton Stopper
Gambar 1.2
Gambar 2.2
Atur posisi carton stopper sesuai dengan posisi gripper carriage dan dimensi karton yang di
gunakan agar dapat berada pada posisi yang benar pada saat di isi botol menggunakan gripper
carriage.
1. Main divider
Atur jarak penyekat pada main divider sesuai dengan botol yang di gunakan agar botol dapat
berada pada posisi yang benar.
Gambar 1.3
1. Conveyor divider
Gambar 1.4
Atur jarak penyekat pada conveyor divider sesuai dengan botol yang di gunakan agar botol
dapat berada pada posisi yang benar hingga sampai pada posisi gripper carriage.
1. Carton Stopper Sensor
Gambar 1.5
Atur karton stopper sensor sesuai dengan posisi karton stopper, agar karton stopper sensor
dapat mendeteksi karton dengan baik dan karton stopper juga dapat berfungsi dengan baik.
posisi proximity tetap dan yang diatur adalah pergerakan motornya saja.
Gambar 1.6
Atur posisi proximity safety sensor sesuai dengan posisi carton pada outfeed conveyor.
Gambar 1.7
Gambar 1.8
proximity pada main frame agar dapat mendeteksi pada posisi 0 sehingga gripper bergerak
vertical. Kemudian atur pergerakan motor arah vertikal dengan baik.
Saklar MCB dan NFB yang berada di panel elektrik pada posisi on.
Memastikan panel elektrik terhubung dengan supply listrik 5Kw / 380V / 50Hz / 3
phase.
Memastikan kabel ground (arde) mesin yang di tanahkan telah terpasang dengan baik.
( Gambar 1.9 panel sigma mx )
1. Main switch
Main switch pada posisi on, dengan cara memutar main switch ke arah clock wise(cw). (
Gambar 2.0 main switch )
1. selenoid
Memastikan semua selang terpasang dengan baik dan benar pada system pneumatic.
Memastikan valve supply udara bersih dengan tekanan 8 bar pada posisi on (terbuka)
dan terhubung dengan pneumatic.( Gambar 2.1 selenoid)
1. Botting
Seperti layaknya monitor computer yang selalu mengalami proses booting setiap kali CPU
dinyalakan,demikian juga halnya dengan IPC, IPC akan melelui proses booting setiap kali
power panel dinyalakan. ( Gambar 2.2 botting )
1. menu
Tekan tombol masing masing menu untuk memasuki menu yang bersangkutan. Menu
Automatic hanya bisa di gunakan setelah system tombol restart ditekan demikian juga
halnya dengan submenu Teach pada menu maintenance. Tombol restart merupakan proses
kembali pada posisi awal. Dimana posisi awal adalah posisi dimana lengan (arm) sumbu Z
mencapai sensor homing sumbu Z dan lengan (arm) sumbu X mencapai sensor sumbu X nya.
( Gambar 2.3 menu )
1. Restart
Pada saat pertama kali power on atau setelah robot stop atau setelah ganti menu (missal dari
automode ke teach) atau setelah ganti sub menu (misal dari dryrun ke run) robot tidak
mengetahui dimana keberadaan arm-nya. Untuk bisa melakukan proses selanjutnya, maka
arm robot harus kembali ke posisi awal.
Restart merupakan proses untuk ke posisi awal. Posisi awal adalah posisi dimana lengan
(arm) sumbu Z mencapai sensor homing sumbu Z dengan lengan (arm) sumbu X mencapai
sensor homingnya. ( Gambar 2.45 Restart )
1. Setting
1. View recipe
Adalah data menu untuk melihat data setting tiap model yang telah tersimpan. Menu ini
hanya tampilan, untuk mengubah data yang telah disimpan harus harus melalui submenu
setting atau sub menu teach robot sesuai parameter yang akan di ganti. ( Gambar 2.6 view
recipe )
1. Set time
Menu ini digunakan untuk mengganti tampilan tanggal, waktu, tahun pada layar.
Dry run adalah pergerakan robot dengan mengbaikan semua kondisi sensor yang ada.
Kegunaan dry run adalah untuk melihat pergerakan robot hasil teach robot. Run adalah
pergerakan robot untuk mengambil dan memindahkan botol ke karton (Autorun yang
sesungguhnya untuk produksi). ( Gambar 2.8 automode )
1. Manual mode
1. Monitor
Menu ini menampilkan kondisi mesin. Pada menu ini terdapat 3 buah submenu yaitu :
product, diagnose, dan drives. ( Gambar 3.0 monitor)
1. ProductOutput (Carton) :
Cycle time : menunjukan lama waktu yang di perlukan untuk melakukan 1 cycle /
pergerakan. ( Gambar 3.1 product)
1. Diagnose
1. Drives
Submenu ini menunjukan kondisi servo driver (ACOPOS). ( Gambar 3.3 drives )
1. Conveyor Divider.
Berfungsi untuk: mempertahankann jarak botol yang terjadi akibat botol di atur dengan main
divider.
1. Gripper Carriage.
Berfungsi untuk: mengambil botolyang telah siap untuk di masukan ke dalam karton.
1. Centering Bottle.
1. Carton Stopper 1.
Berfungsi untuk: untuk menahan karton agar botol dapat di tempatkan pada karton secara
benar.
1. Carton Stopper 2.
Berfungsi untuk: menahan karton berikutnya agar tidak bersentuhan dengan karton yang telah
siap di tempati botol.
1. Bottle Stopper.
Berfungsi untuk : menahan botol yang di bawa infeed conveyor menuju gripper carriage.
1. H. Start Up Mesin
1. Pastikan saklar NFB dan MCBON dan Putar switch ke ON
2. Buka valve dari supply udara atur tekananya 8 bar dan pastikan udaranya
bersih atur tekananya pada air regulator pneumatic.
3. Bebaskan tmbol emergency stop.
2. I. Peraturan mesin selesai digunakan
1. Mengosongkan Mesin :
1. Mematikan Mesin :
Pastikan gripper sudah berada pada posisi homing.
Tekan PB stop.
BAB IV
PENUTUP
1. A. Kesimpulan
1. Bahwa sistem otomasi industri pasti selalu mengikuti perubahan jaman.
2. Setelah kami melakukan praktek kerja industri ternyata banyak komponen
yang masih asing di lingkungan perusahaan, yang tidak ada di lingkungan
sekolah.
3. Sensor-sensor yang terdapat di tiap-tiap mesin memiliki tugas dan fungsi
masing tergantung dari kebutuhanya.
4. Semua pekerja harus mengetahui diagram alur kerja agar disaat trable mesin
bisa mengetahui letak kesalahanya.
5. Di dalam bekerja harus memperhatikan keselamatan kerja dan APD
1. B. Saran
1. Saran Untuk pihak Sekolah
2. Selalu menjaga hubungan baik dengan pihak industry.
3. Kami mohon Panitia memberikan pengarahan prakerin yang jelas.
4. Kepada Panitia penyelenggara prakerin agar memperhatikan siswa prakerin
yang di luar kota.
5. Kami mengharapkan adanya peningkatan sarana dan prasarana yang sesuai
dengan dunia kerja dan menjaganya dengan seksama.
6. Kami mohon diadakan kembali pelajaran tentang safety untuk semua jurusan.
7. Kami harap diadakaannya praktek diluar pelajaran yang khususnya praktek
dalam system otomasi.
1. Saran untuk perusahaan
1. tetap menjaga hubungan baik dengan sekolah serta
meningkatkan hubungan yang telah terjalin.
2. Para pembimbing agar selalu memberikan motivasi kepada
anak-anak PRAKERIN.
3. Agar selalu menjaga kebersihan di area produksi
4. Meningkatkan efisiensi mesin, sehingga dapat mengurangi
kegagalan dalam proses produksi.
5. Saran untuk pembaca
1. Jangan terlalu menitik beratkan pada jurusannya
2. Pada saat melaksanakan prakerin sebaiknya menaati tata
tertib yang erlaku di industry
3. Persiapkan topic masalah yang nantinya akan dibahas.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. A. Gambar mesin packaging area
Tipping
Date Coding Bottle
Air Dryer
Cooling Tunnel
Srink tunnel
Sleeve matic
Carton erector
Carton sealer
Jalur Preform
Blowing & Moulding
PLC B & R
Panel Pneumatic