Anda di halaman 1dari 20

Tinjauan Pustaka

Sistem Pencernaan Lemak dan Karbohidrat

Henok Nugrahawanto

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Alamat Korespondensi Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

Email: henoq_holy@yahoo.com

Pendahuluan

Saluran pencernaan makanan menerima makanan dari luar dan mempersiapkan


bahan makanan untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (mengunyah,
menelan, dan penyerapan) dengan bantuan zat cair yang terdapat mulai dari mulut sampai
ke anus. Setiap set dalam tubuh memerlukan suplai makanan yang terus-menerus untuk
bertahan hidup. Makanan tersebut memberikan energi, menambah jaringan baru, mengganti
jaringan yang rusak, dan untuk pertumbuhan.

Fungsi utama sistem pencernaan adalah menyediakan zat nutrisi yang sudah
dicerna secara berkesinambungan untuk didistribusikan ke dalam sel melalui sirkulasi
dengan unsur-unsur air, elektrolit, dan zat gizi. Sebelum zat ini diserap oleh tubuh,
makanan harus bergerak sepanjang saluran pencernaan.

Makanan yang kita makan harus diubah terlebih dahulu menjadi benda cair agar
dapat diserap (diabsorpsi). Zat makanan tersebut mengalami perubahan kimiawi dan fisik
sepanjang saluran pencernaan. Zat makanan merupakan sumber energi dari sel yang
membentuk adenosin trifosfat (ATP) untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tubuh,
untuk mempertahankan suhu tubuh, dan energi untuk bekerja dan bergerak.

Manusia mengkonsumsi tiga kategori biokimiawi makanan kaya energi: karbohidrat, protein
dan lemak. Molekul-molekul besar tersebut tidak mampu menembus membrane plasma utuh
untuk diserap dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe. Proses pencernaan
menguraikan molekul-molekulmakan besar ini menjadi molekul nutrient yang lebih kecil
yang dapat diserap.

1
Bentuk karbohidrat yang paling sederhana adalah gula sederhana misalnya glukosa,
fruktosa dan galaktosa, yang dalam keadaan normal jumlahnya sangat sedikit dalam
makanan. Sebagian besar karbohidrat yang dimakan adalah dalam bentuk polisakarida, yang
terdiri dari rantai-rantai molekul glukosa yang saling berhubungan. Polisakarida yang paling
banyak dikonsumsi adalah tepung kanji yang berasal dari makanan nabati. Selain itu daging
yang mengandung glikogen, bentuk simpanan glukosa di dalam otot. Selain polisakarida,
sumber karbohidrat makanan lainya dalam jumlah yang sedikit adalah adalah karbohidrat
dalam bentuk disakarida, termasuk sukrosa (gula pasir, yang terdiri dari satu molekul glukosa
dan satu molekul fruktosa) dan laktosa (gula susu yang terdiri dari satu molekul glukosa dan
satu molekul galaktosa.
Kategori kedua makanan adalah protein, yang terdiri dari berbagai kombinasi asam
amino yang disatukan oleh ikatan peptide. Melalui proses pencernaan, protein diuraikan
terutama menjadi konstituen mereka, yaitu asam amino serta beberapa polipeptida kecil,
keduanya merupakan satuan protein yang dapat diserap.
Lemak merupakan kategori ketiga makanan. Sebagian besar lemak dalam makanan
berada dalam bentuk trigliserida, yaitu lemak netral, yang masing-masing terdiri dari
kombinasi gliserol dengan tiga molekul asam lemak melekat padanya. Selama pencernaan,
dua molekul asam lemak dipisahkan, meninggalkan sebuah minogliserol, satu molekul
gliserol dengan satu molekul asam lemak melekat padanya. Dengan demikian, produk akhir
pencernaan lemak adalah monogliserida dan asam lemak, yang merupakan satuan lemak yang
dapat diserap. Pada berbagai proses pencernaan bahan makanan, lemak yang paling susah
dicerna dan proses pencernaannya sering menimbulkan gangguan. Oleh karena itu, penulis
akan membahas tentang sistem pencernaan lemak.

Struktur makroskopis

Struktur anatomis sistem pencernaan yang berkaitan dengan pencernaan lemak adalah
sebagai berikut.

Hepar

Hepar adalah organ visceral terbesar dan terletak di bawah kerangka iga.
Beratnya 1500 gram dan pada kondisi hidup berwarna merah tua karena kaya akan
persediaan darah. Hati menerima darah teroksigenasi dari arteri hepatica dan darah

2
yang tidak teroksigenasi tetapi kaya akan nutrient dari vena portal hepatica. Hati
terbagi menjadi lobus kanan dan kiri:

1) Lobus kanan hati lebih besar dari lobus kirinya dan memiliki tiga bagian utama:
lobus kanan atas, lobus kaudatus dan lobus kuadratus.
2) Ligamen falsiforme memisahkan lobus kanan dari kiri . Di antara kedua lobus
terdapat porta hepatic , jalur masuk dan keluar pembuluh darah , saraf dan duktus.
3) Dalam lobus lempengan sel-sel hati bercabang dan beranastomosis untuk
membentuk jaringan tiga dimensi. Ruang-ruang darah sinusoid terletak di antara
lempeng-lempeng. Saluran portal masing-masing berisi sebuah cabang vena portal
, arteri hepatica, dan duktus empedu membentuk lobulus portal.

Hepar mendapat darah ganda, 30% dari arteriae hepatica dan 70% dari vena porta
hepatic. Arteriae hepatica kanan dan kiri membawa darah yang kaya akan oksigen
tetatpi kaya akan hasil absorbsi makanan dari saluran pencernaan makanan . Darah
vena cava inferior.1,2

Gambar 1. Hepar Tampak Anterior.3

Pankreas

Pankreas adalah kelenjar terelongasi berukuran besar dibalik kurvutura besar


lambung. Sel-sel endokrin (pulau-pulau langerhans) pancreas mensekresikan hormone
insulin dan glukagon. Sel-sel eksokrin (asinar) mensekresikan enzim-enzim
pencernaan dan larutan berair yang mengandung non bikarbonat dalam konsentrasi

3
tinggi. Produk gabungan sel-sel asinus mengalir melalui duktus pancreas, yang
menyatu dengan duktus empedu komunis dan masuk ke duodenum dititik ampula
hepatopankreas walaupun duktus pancreas dan duktus empedu komunis membuka
secara terpisah pada duodenum. Sfingter Oddi secara normal mempertahankan
keadaan duktus agar tetap tertutup.2

Pankreas dapat dibagi ke dalam:2


- Caput Pancreatis
Berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam bagian cekung duodenum. Sebagian
caput meluas di kiri di belakang arteri dan vena mesenterica superior serta dinamakan
Processus Uncinatus.
- Collum Pancreatis
Merupakan bagian pancreas yang mengecil dan menghubungkan caput dan corpus
pancreatis. Collum pancreatis terletak di depan pangkal vena portae hepatis dan
tempat dipercabangkannya arteria mesenterica superior dari aorta.
- Corpus Pancreatis
Berjalan ke atas dan kiri, menyilang garis tengah. Pada potongan melintang sedikit
berbentuk segitiga.
- Cauda Pancreatis
Berjalan ke depan menuju ligamentum lienorenalis dan mengadakan hubungan
dengan hilum lienale.
Pankeras mempunyai saluran yaitu ductus pancreaticus major yang bentuk saluran
bercabang-cabang menjadi Herring Bone. Pendarahan pankeras oleh a.
pancreaticoduodenale superior dan a. pancreaticoduodenale inferior. Venanya sesudai
dengan nadinya dan darah dialirkan ke dalam v. lienales dan v. mesenterica superior.
Persarafan pankeras oleh plexus celiacus.1

4
Gambar 2. Penampang Pankreas.3

Usus halus

Usus halus dibedakan menjadi tiga bagian,yaitu:5

a. Deudenum (usus dua belas jari). Deudenum panjangnya sekiar 25 30 cm, berbentuk
sepatu kuda melengkung ke kiri. Pada lengkungan ini terdapat pancreas yang
menghasilkan amylase yang berfungsi mencerna hidrat arang menjadi disakarida. Di sini
terjadi pencernaan secara kimiawi. Deudenum merupakan muara saluran yang berasal
dari hepar, yakni duktus keleodokus dan yang berasal dari pancreas, yakni pankreatikus.
Pada bagian kanan duodenum ini terdapat selaput lendir yang membukit disebut papila
vateri. Pada papila vateri ini bermuara saluran empedu (duktus koledokus) dan saluran
pankreas (duktus pankreatikus). Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang
banyak mengandung kelenjar. Kelenjar-kelenjar ini Brunner yang berfungsi untuk
memproduksi getah intestinum.
b. Jejunum (usus kosong). Panjangnya sekitar 7 meter. Di dalam jejunum, makanan masih
mengalami pencernaan secara kimiawi oleh enzim-enzim yang dihasilkan oleh dinding
usus, sehingga menjadi bubur yang sangat lembut dn encer. Merupakan tempat
berlangsungnya pencernaan makanan terakhir sebelum sari makanan diserap di ileum.
c. Ileum (usus belit/ usus penyerapan). Ileum merupakan tempat terjaina penyerapan sari-
sari makanan dengan panjang sekitar 1 meter. Di sinilah sari-sari makanan hasil proses
pencernaan diserap oleh jonjot-jonjot usus (vili). Dinding jonjot usus halus tertutup oleh
sel tiang.kira-kira terdpat 500 sel tiang pada setiap jonjot. Setiap sel memuat sekitar 1.000
mikrovili. Villi tersebut juga memperluas permukaan dinding usus sehinga absorpsi sari

5
makanan menjadi leih efektif. Enzim pada mikrovili akan menghancurkan makanan
menjadi parikel yang cukup kecil untuk diserap.

Di dalam setiap jonjot terdapat pembuluh darah halus dan saluran limfa (pembuluh kil)
yang menyerap zat makanan dari permukaan jonjot. Vena mengambil glukosa, asam amino
dan mineral, sementara asam lemak dan gliserol masuk ke pembuluh kil.5

Di dalam usus halus terdapat kelenjar yang menghasilkan getah usus yang
menyempurnakan makanan :5

Enterokinase, mengaktifkan enzim proteolitik,


Eripsin, menyempurnakan pencernaan protein menjadi asam amino,
Laktase mengubah laktosa menjadi monosakarida,
Maltose mengubahmaltosa menjadi monosakarida,
Sukrose mengubah sukrosa menjadi monosakarida.

Gambar 3. Duodenum, Jejunum dan Ileum Tampak Anterior.5

6
Struktur Mikroskopik

a. Hepar
Hepar terletak di bagian strategis yang penting. Produk yang diserap harus
melalui kapiler-kapiler hepar yang disebut sinusoid, setelah diantar melalui vena
porta hepatica sebelum produk pencernaan itu dapat memasuki sirkulasi umum.
Karena vena porta miskin oksigen, hepar juga mendapat darah dari arteri hepatica
yang merupakan cabang dari aorta, sehingga hepat mendapat darah.6
Hepar terdiri atas satuan heksogonal disebut lobus hepar. Di pusat setiap lobus
terdapat sebuah vena sentral yang dikelilingi lempeng-lempeng sel hepar, yaitu
hepatosit dan sinusoid secara radial. Jaringan ikat disini membentuk triad porta ,
cabang arteri hepatica, cabang vena porta, dan cabang duktus biliaris, darah arteri
dan darah vena mula-mula bercampur di sinusoid hepar saat mengalir ke arah vena
ventral.6
Sinusioid hepar adalah saluran darah yang berliku-liku dan melebar, dengan
diameter tidak teratur, dilapisi sel endotel bertingkap tidak utuh, yang dipisahkan
dari hepatosit dibawahnya oleh ruang perisinusioidal. Akibatnya, zat makan yang
mengalir didalam sinusoid yang berliku-liku, menembus dinding endotel tidak utuh
dan berkontak langsung dengan hepatosit. Hepatosit menyekresi empedu ke dalam
saluran-saluran halus disebut kanalikuli biliaris yang terletak di antara hepatosit.
Kanalikuli ini berkumpul ditepi setiap lobus di daerah porta sebagai duktus biliaris.
Duktus biliaris kemudian menjadi duktus hepatikus yang lebih besar dan membawa
empedu keluar dari hepar didalam lobus hati, empedu mengalir di dalam kanalikuli
biliaris ke duktus biliaris pada daerah porta, dan daerah dalam sinusoid mengalir ke
vena sentral.6
b. Pankreas
Pankreas adalah organ memanjang, lunak, yang letaknya posterior terhadap
lambung. Caput pankreas terletak di lengkung duodenum dan kaudalnya menjurus
ke limpa. Pancreas memiliki sel-sel eksokrin maupun endokrin yang mempunyai
sebagian besar kelenjar. Pankreas eksokrin yang merupakan bagian terbesar dari
kelenjar, terdiri atas asini serosa yang berhimpitan, tersusun dalam banyak lobulus
kecil. Lobuli dikelilingi septa intralobular dan interlobular dengan pembuluh darah,
duktus, saraf, dan kadang-kadang badan paccini. Didalam masa asini serosa terdapat

7
pulau langerhans yang terisolasi. Pulau ini adalah bagian endokrin pankreas dan
merupakan ciri khas pancreas.7
Sebuah asinus pancreas terdiri atas sel-sel zimogen penghasil protein
pembentuk piramid mengelilingi sebuah lumen sentral yang kecil. Duktus
ekskretorius meluas ke dalam setiap asinus dan tampak sebagai sel interkalaris yang
terpulas pucat di dalam lumennya. Produk sekresi asini dikeluarkan melalui duktus
interkalaris yang sempit. Duktus ini memiliki lumen kecil dengan epitel kuboid
rendah. Sel sentoasinar berlanjut sebagai epitel duktus interkalaris. Duktus
interkalaris lemudian berlanjut sebagai duktus interlobular yang terdapat didalam
septa jaringan ikat yang terdapat di antara labouli. Duktus interlobular dilapisi epitel
selapis kuboid yang makin tinggi dan menjadi belapis pada duktus yang lebih besar.7
Pada pulau langerhans adalah massa sel endokrin berbentuk bulat dengan
berbagai ukuran, yang dipisahkan dari jaringan asini eksokrin di sekelilingnya oleh
selapis sarat retikular halus. Pulau langerhans biasanya lebih besar dari asini dan
tampak sebagai kelompok padat sel-sel epitelial yang ditembus oleh banyak kapiler,
komposisi sel setiap pulau diperlihatkan dengan pembesaran lebih kuat.7
c. Usus halus (intestinum tenue)
Merupakan saluran panjang berkelok-kelok. Usus ini membentang dari batas
lambung sampai ke batas usus besar (colon). Usus halus ini dibagi menjadi 3, yaitu :
Duodenum, jejenun, ileum. Dalam usus halus terdapat plika sirkularis, lipatan atau
peninggian mukosa (dengan inti submukosa) permanen, berjalan berpilin dan
menjulur kedalam lumen usus, plika yang paling besar terdapat di bagian proximal
usus halus yang merupakan tempat sebagian absorpsi berlangsung dan semakin
mengecil ke arah ileum. Tedapat vili intestinalis, tonjolan permanen mirip jari pada
lamina propia mukosa yang juga terjulur ke arah lumen. Vili ditutupi epitel selapis
silindris dan lebih banyak terdapat di bagian proximal usus, dalam vili intestinalis
sendiri terdapat mikrovili, juluran sitoplasma yang menutupi apex sel-sel absorptif
usus. Di dalam usus makin ke distal terdapat sel-sel goblet.6
Kelenjar usus halus juga mengandung kelenjar intestinal (kelenjar
Leiberkuhn). Kelenjar-kelenjar ini terletak dimukosa usus dan bermuara kedalam
lumen usus pada dasar vili. Epitel permukaan vili juga ikut melapisi kelenjar
intestinal. Pada kelenjar intestinal terdapat sel paneth yang ditandai dengan granula
eosinofili di sitoplasmanya. Pada dinding terminal ujung usus halus, yaitu ileum
terdapat banyak agregat limfonoduli yang berhimpitan disebut Plaque Payeri.6,7

8
Dinding duodenum terdiri atas empat lapisan : (1) mukosa dengan epitel
pelapisnya, lamina propia dan mukosa muskularis, submukosa terdapat kelenjar
duodenale (brunner). Lapisan mukosa dari duodenum sendiri terdapat tonjolan yang
disebut vili, epitel berupa selapis sel silindris dengan mikrovili. Dalam lamina propia
mengandung kelenjar intestinal, kelenjar ini bemuar kedalam ruang antarvili.
Lamina propia juga mengandung serat-serat jaringan ikat halus, dan jaringan
limfonodus. Muskularis eksterna, terdiri atas lapisan sirkular dalam dan lapisan
longitudinal luar. Di antara kedua lapisan tersebut terdapat sel-sel ganglion
parasimpatis pleksus saraf mienterikus (auerbach).6
Pada jejunum memiliki vili yang banyak dan panjang-panjang dibanding
dengan duodenum, terpotong menurut aneka bidang bidang irisan dan sebuah lipatan
permanen besar usus halus, yaitu plika sirkularis. Baik mukosa dan submukosa ikut
membenhuk plika sirkularis. Terdapat kelenjar intestinal meluas ke dalam lamina
propia, kelenjar ini berhimpitan dan bermuara di ruang antarvili. Tampak sebuah
limfonodulus meluas dari lamina propia mukosa ke dalam submukosa.6
Muskularis eksterna dan serosa adalah khas untuk usus halus. Sel-sel ganglion
parasimpatis pleksus mienterikus terlihat didalam jaringan ikat antara lapisan otot
polos sirkular dan longitudinal muskularis eksterna. Di dekat otot polos mukosa
muskularis, terlihar beberapa kelenjar intestinal. Tampak sel goblet yang khas dan
sel dengan mikrovili dalam kelenjar, pada dasar kelenjar ini, terlihat sel-sel
berbentuk piramid dengan granul asidofilik besar mengisi sebagian besar sitoplasma
dan mendesak inti ke dasar sel, yaitu sel paneth dan terdapat di sepanjang usus halus.
Potongan melintang ileum terlihat keempat lapisan usus. Kelenjar intestinal terdapat
di dalam lamina propia, dua diantaranya terlihat bermuara ke dalam ruang antar vili.
Ciri khas ileum adalah kumpulan limfonoduli yang disebut plaque payeri. Setiap
plaque payeri adalah gabungan 10 atau lebih limfonoduli, yang terdapat pada
dinding ileum berhadapan dengan pelekatan, sebagian besar mempunyai pusat
germinal.6
Linfonoduli menyatu dan batas diantaranya biasa tidak jelas. Noduli ini
berasal dari jaringan limfoid lamina propia. Vili tidak terdapat pada daerah lumen
usus tempat tempat noduli mencapai pemukaan mukosa. Biasanya limfonoduli ini
meluas ke dalam submukosa menembus muskularis mukosa, dan menyebar di
jaringan ikat longgar dan submukosa.6

9
Fungsi Organ

Hepar

Hepar adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh. Organ ini dapat
dipandang sebagai pabrik biokimia utama tubuh. Perannya dalam sistem pencernaan adalah
sekresi garam empedu yang membantu pencernaan dan penyerapan lemak. Hati juga
melakukan berbagai fungsi yang tidak berkaitan dengan pencernaan termasuk yang berikut:8,9

1. Memproses secara metabolis ketiga kategori utama nutrien


(karbohidrat,protein,lemak) setelah zat-zat ini diserap dari saluran cerna.
2. Mendetoksifikasi atau menguraikan zat sisa tubuh dan hormon serta obat dan senyawa
asing lain.
3. Membentuk protein plasma termasuk protein yang dibutuhkan untuk pembekuan
darah dan yang untuk mengangkut hormon steroid dan tiroid serta kolesterol dalam
darah.
4. Menyimpan glikogen ,lemak,besi, tembaga dan banyak vitamin.
5. Mengaktifkan vitamin D yang dilakukan hati bersama dengan ginjal.
6. Mengeluarkan bakteri dan sel darah merah tua,berkat adanya makrofag residennya
7. Mengekskresikan kolesterol dan bilirubin ,bilirubin adalah produk penguraian yang
berasal dari destruksi sel darah merah tua.

Meskipun memiliki beragam fungsi kompleks ini namun tidak banyak spesialisasi
ditemukan di antara sel-sel hati . Setiap sel hati atau hepatosit melakukan beragam tugas
metabolik dan sekretorik yang sama . Spesialisasi ditimbulkan oleh organel-organel yang
berkembang maju di dalam setiap hepatosit . Satu-satunya fungsi hati yang tidak dilakukan
oleh hepatosit adalah aktivitas fagosit yang dilaksanakan oleh makrofag residen yang dikenal
sebagai sel kupffer.9

Pankreas

Pankreas adalah kelenjar yang memanjang yang terletak dibelakan dan dibawah
lambung, Pankreas merupakan kelenjar campuran yang mengandung eksokrim dan endokrin.
Bagian eksokrin yang predominan adalah kel sekretorik yang membentuk asinus yang

10
berhubungan dengan duktus , bermuara diduodenum. Bagian endokrin terdiri atas pulau-
pulau langerhans yang mensekresikan insulin dan glukagon. Pankreas ekskrin mengeluarkan
enzim pencernaan dan cairan basa encer. Pankreas eksokrin mengeluarkan getah pankreas
terdiri atas dua komponen: Produksi natrium bikarbonat yang disekresikan oleh sel duktus,
sedangkan enzim-enzim pankreas disekresikan oleh sel asinus. Enzim-enzim pankreas
tersebut penting karena mereka mampu mencernakan hamper semua makanan secara
sempurna tanpa bantuan sekresi pencernaan lain. Ketiga jenis enzim pankreas tersebut:8,9

a. Enzim proteolitik pankreas


Tiga enzim proteolitik utama yang disekresikan oleh pankreas adalah
- Tripsinogen
Diaktifkan menjadi bentuk aktifnya tripsin oleh enterokinase suatu enzim yang
terbenam di batasi luminal sel-sel melapisi mukosa duodenum. Sebagai
perlindungan tambahan , jaringan pankreas juga mengasilaka inhibitor tripsi
adalah suatu jaringan yang berfungsi untuk menghambat apabila tripsi ini
diaktifkan secara tidak sengaja.
- Krimotipsin dan Prokarboksipeptidase
Enzim pankreas yang diubah oleh tripsin menjadi kimotripsin dan
karboksipeptidase.
b. Amilase pankreas

Amilase pankreas berperanan penting dalam pencernaan karbohidrat mengubah


karbohidrat dari polisakarida menjadi disakarida. Amilase disekresikan melalui
getah pankreas dalam bentuk aktif karena tidak membahayakan sel-sel sekretorik.

c. Lipase Pankreas

Lipase pankreas sangat penting karena merupaka satu-satunya enzim yang


disekresikan di seluruh system pencernaan yang dapat menuntaskan pencernaan
lemak. Lipase pankreas menghidrolisis trigeserida makanan menjadi monogliserida
dan asam lemak bebas yaitu satuan lemak yang dapat diserap, Seperti amylase,
lipase juga diaktifkan dalam bentuk aktif karena tidak ada resiko pencernaan sendiri
pankreas oleh lipase. Apabila terjadi defisiensi enzim-enzim pankreas, pencernaan
makanan menjadi tidak sempurna. Karena pankreas merupakan satu-satunya sumber
lipase yang bermaknam defisiensi pankreas menyebabkan maldigesti lemak yang
serius. Steatorea ini terjadi kelebihan lemak yang tidak dicerna difeses. Sekitar 60-

11
70% lemak yang masuk akan disekresikan ,melalui fese. Pencernaan protein dan
karbohidrat blm begitu terganggu karena enzim-enzim liur, lambung dan usus
berperan dalam pencernaan kedua jenis makanan tersebut.

Enzim-enzim pankreas berfungsi optimal dalam lingkungan yang netral atau


sedikit basa, namun isi lambung yang masuk ke duodenum disekitar tempat enzim-enzim
pankreas masuk keduodenum dalam keadaan asam. Cairan alkalis yang disekresikan oleh
duodenum yaitu natrium bikarbonat yang disekresikan oleh pankreas yang masuk ke
duodenum melakukan fungsi penting yaitu menetralkan kimus asam yang akan
dikosongkan oleh duodenum dari lambung.8
Sekresi pankreas diatur terutama oleh mekanisme hormone. Selama fase sefalik
pencernaan , terjadi sekresi pankreas dalam jumlah yang kecil yang diinduksi oleh
parasimpatis yang disertai peningkatan lebih lanjut selama fase lambung sebagai respon
terhadap gastrin.8
Enzim Substrat Produk
Tripsin Protein Poplipeptida
Proteosa
Pepton
Kimotripsin Protein Polipeptida
Proteosa Dipeptida
Pepton
Karboksipeptidase Polipeptida Peptida rendah, asam amino
bebas
Amilase Pati, glikogen Maltosa, 1,6 glikosida,
Maltotriosa
Lipase Triasilgliserol Ikatan ester primer dipecah
(asam lemak
monoasilgliserol dan
gliserol)
RN-ase RNA Nukleotida
DNA
Ester kolestril hidrolase Esterkolesteril Kolesterol, Asam lemak
Fosfolipase Fosfolipid Asam lemak, lisofosfolipid
Tabel 1. Enzim pada Getah Pankreas.8

12
Usus Halus

Segmentasi, metode motilitas utama usus halus sewaktu pencernaan makanan,


mencampur dan mendorong kimus secara perlahan. Segmentasi terdiri dari kontraksi otot
polos sirkular yang berulang dan berbentuk cincin di sepanjang usus halus; di antara segmen-
segmen yang berkontraksi terdapat daerah-daerah rileks yang mengandung sedikit bolus
kimus. Cincin kontraktil terbentuk setiap beberapa sentimeter, membagi usus halus menjadi
segmen-segmen seperti rangkaian sosis. Cincin kontraktil ini tidak menyapu di sepanjang
usus seperti halnya gelombang peristaltik. Setelah suatu periode singkat, segmen-segmen
yang berkontraksi melemas, dan kontraksi berbentuk cincin ini muncul di bagian-bagian yang
sebelumnya melemas. Kontraksi baru mendorong kimus di bagian yang semula rileks untuk
bergerak ke kedua arah ke bagian-bagian yang kini melemas di sampingnya. Karena itu,
segmen yang baru melemas menerima kimus dari kedua segmen yang berkontraksi tepat di
belakang dan depannya. Segera setelah itu, bagian-bagian yang berkontraksi dan melemas
kembali berganti. Dengan cara ini, kimus dipotong, digiling, dan dicampur secara merata.9
Pencampuran yang dilakukan oleh segmentasi memiliki fungsi rangkap yaitu
mencampur kimus dengan getah pencernaan yang disekresikan ke dalam lumen usus halus
dan memajankan semua kimus ke permukaan absorptif mukosa usus halus.9
Segmentasi tidak saja melakukan pencampuran tetapi juga secara perlahan
menggerakkan kimus menelusuri usus halus. Bagaimana hal ini dapat terjadi, ketika setiap
kontraksi segmental mendorong kimus ke kedua arah. Kimus secara perlahan bergerak maju
karena frekuensi segmentasi menurun di sepanjang usus halus. Sel-sel pemacu di duodenum
secara spontan mengalami depolarisasi lebih cepat daripada sel-sel serupa yang ada di bagian
hilir usus, dengan kontraksi segmentasi terjadi di duodenum pada kecepatan 12 kali per menit
dibandingkan dengan hanya 9 kali per menit di ileum terminal. Karena segmentasi terjadi
lebih sering di bagian atas usus halus daripada di bagian bawah, maka secara rerata, lebih
banyak kimus yang terdorong maju daripada yang terdorong mundur. Karenanya, kimus
secara perlahan bergerak dari bagian atas ke bagian bawah usus halus, dengan terdorong
maju-mundur selama perjalanannya agar terjadi pencampuran yang merata dan penyerapan
Mekanisme propulsif yang lambat ini menguntungkan karenag menyediakan cukup waktu
bagi berlangsungnya proses pencernaan dan penyerapan. Isi usus halus biasanya memerlukan
3 sampai 5 jam untuk melintasi usus halus.9
Di pertemuan antara usus halus dan usus besar, bagian terakhir ileum mengalirkan
isinya ke dalam sekum. Dua faktor berperan dalam kemampuan bagian ini berfungsi sebagai

13
sawar antara usus halus dan usus besar. Pertama, susunan anatomiknya sedemikian sehingga
terbentuk lipatan jaringan berbentuk katup menonjol dari ileum ke dalam lumen sekum.
Ketika isi ileum terdorong maju, katup ileosekum ini dengan mudah terbuka, tetapi lipatan
jaringan ini akan tertutup erat ketika isi sekum berupaya mengalir balik. Kedua, otot polos di
beberapa sentimeter terakhir dinding ileum menebal, membentuk sfingter yang berada di
bawah kontrol saraf dan hormon. Sfingter ileosekum ini hampir selalu berkonstriksi, paling
tidak dengan kekuatan ringan. Tekanan di sisi sekum sfingter menyebabkan otot ini
berkontraksi lebih kuat peregangan di sisi ileum menyebabkan sfingter melemas, suatu reaksi
yang diperantarai oleh pleksus intrinsik di daerah ini. Dengan cara ini, pertemuan ileosekum
mencegah isi usus besar yang penuh bakteri mencemari usus halus dan pada saat yang sama
memungkinkan isi ileum masuk ke dalam kolon. Jika bakteri kolon memperoleh akses ke
usus halus kaya nutrien maka mereka akan cepat berkembang biak. Relaksasi sfingter
ditingkatkan oleh pelepasan gastrin pada permulaan makan, saat terjadi peningkatan aktivitas
lambung. Relaksasi ini memungkinkan serat yang tidak tercerna dan zat terlarut yang tidak
diabsorbsi dari makanan sebelumnya terdorong maju waktu makanan baru masuk ke saluran
cerna.9
Tidak ada enzim pencernaan yang disekresikan ke dalam getah usus ini. Usus halus
memang mensintesis enzim pencernaan, tetapi enzim-enzim ini berfungsi di dalam membran
brush border sel epitel yang melapisi bagian dalam lumen dan tidak disekresikan langsung ke
dalam lumen.9
Pencernaan di lumen usus halus dilakukan oleh enzim-enzim pankreas, dengan
pencernaan lemak ditingkatkan oleh sekresi empedu. Akibat aktivitas enzim-enzim pankreas,
lemak direduksi secara sempurna menjadi unit-unit monogliserida dan asam lemak bebas
yang dapat diserap, protein diuraikan menjadi fragmen-fragmen peptida kecil dan beberapa
asam amino, dan karbohidrat diubah menjadi disakarida dan beberapa monosakarida. Karena
itu, pencernaan lemak telah selesai di dalam lumen usus halus, tetapi pencernaan karbohidrat
dan protein belum tuntas.9
Di permukaan luminal sel-sel epitel usus halus terdapat tonjolan-tonjolan khusus
seperti rambut, mikrovilus, yang membentuk brush border. Membran plasma brush border
mengandung tiga kategori enzim yang melekat ke membran:9
1. Enterokinase, yang mengaktifkan enzim pankreas tripsinogen.

14
2. Disakaridase (maltase, sukrase, dan laktase), yang menuntaskan pencernaan
karbohidrat dengan menghidrolisis disakarida yang tersisa (masing-masing maltosa,
sukrosa, dan laktosa) menjadi monosakarida konstituennya.
3. Aminopeptidase, yang menghidrolisis fragmen-fragmen peptida kecil menjadi
komponen-komponen asam aminonya sehingga pencernaan protein selesai.
Karena itu, pencernaan karbohidrat dan protein dituntaskan di brush border.
Semua produk pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein, serta sebagian besar
elektrolit, vitamin, dan air, normalnya diserap oleh usus halus. Hanya penyerapan kalsium
dan besi yang biasanya disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Karena itu, semakin banyak
makanan yang dikonsumsi, semakin banyak yang akan dicerna dan diserap, seperti yang telah
dirasakan oleh orang-orang yang berupaya keras mengontrol berat badan mereka.9
Sebagian besar penyerapan terjadi di duodenum dan jejunum, hanya sedikit yang
terjadi di ileum, bukan karena ileum tidak memiliki kemampuan menyerap tetapi karena
sebagian besar penyerapan telah diselesaikan sebelum isi usus mencapai ileum. Usus halus
memiliki kapasitas absorptif cadangan yang besar. Jika ileum terminal diangkat maka
penyerapan vitamin B12 dan garam empedu akan terganggu, karena mekanisme transpor
khusus.9

Mekanisme Pencernaan Lemak dan Karbohidrat

Mekanisme pencernaan lemak meliputi berbagai enzim yang disekresikan oleh hati
dan pankreas. Adapun tempat berlangsungnya pengolahan lemak tersebut adalah di usus
halus. Enzim utama untuk mencerna lemak adalah (1)lipase pancreas yang mampu
menghidrolisis lemak netral menjadi asam lemak dan monogliserida;(2) kolestrol esterase
yang menyebabkan hidrolisis ester kolestrol;dan (3) fosfolipase,yang memecah asam lemak
dan fosfolipid.10
Bila sekresi usus halus dikumpulkan tanpa serpihan sel,sekresi ini hampir tidak
mengandung enzim.Enterosit mukosa,terutama menutupi vili,mengandung enzim pencernaan
yang mencerna zat-zat makanan khusus ketika makanan diabsorbsi melalui epitel.Enzim-
enzim ini adalah sebagai berikut : (1) beberapa peptidase untuk memecah peptida kecil
menjadi asam amino,(2) empat enzim suk rase,maltase,isomaltase,dan lactase untuk
memecah disakarida menjadi monosakarida,dan (3) sejumlah kecil lipase intestinum untuk
memecah lemak netral menjadi gliserol dan asam lemak. Setelah lemak dicerna, maka akan
dilakukan penyerapan ke dalam lakteal, yakni pembuluh getah bening.10

15
Penyerapan lemak cukup berbeda dari penyerapan karbohidart dan protein karena
adanya masalah lemak yang tidak larut dalam air. Lemak harus dipindahkan dari kimus yang
cair melalui cairan tubuh yang mengandung banyak air walaupun lemak tidak larut dalam air.
Dengan demikian, lemak harus menjalani serangkaian transformasi untuk mengatasi masalah
ini selama pencernaan dan penyerapan.10
Sewaktu isi lambung mengalir ke dalam duodenum, lemak yang ada menggumpal
membentuk butir-butir trigliserida berukuran besar yang mengambang dalam kimus. Produk
pencernaan lipase (monogliserida dan asam lemak bebas) juga tidak terlalu larut air, sehingga
hanya sedikit produk-produk akhir pencernaan lemak ini dapat berdifusi menembus kimus
untuk mencapai permukaan absorptof. Namun, komponen-komponen empedu mempermudah
penyerapan produk-produk akhir pencernaan lemak ini melaui pembentukan misel. Setelah
misel mencapai membran luminal sel-sel epitel, monogliserida dan asam lemak bebas secara
pasif berdifusi dari misel menembus komponen lemak membrane sel epitel untuk memasuki
interior sel-sel tersebut. Sewaktu produk-produk lemk tersebut meninggalkan misel dan
diserap melalui mebran sel epitel, misel mampu menyerap monogliserida dan asam lemak
lain yang dihasilkan dari pencernaan molekul trigliserida di dalam emulsi lemak.10
Garam-garam empedu secara terus menerus mengulangi fungsi mereka melarutkan
lemak di sepanjang usus halus sampai semua lemak diserap. Kemudian garam-garam empedu
itu sendiri diserap ulang di ileum terminal oleh mekanisme transportasi aktif khusus.
Mekanisme tersebut merupakan proses yang efisien, karena garam empedu dalam jumlah
terbatas yang mempermudah pencernaan dan penyerapan sejumlah besar lemak, dan setiap
garam empedu berulang-ulang melakukan fungsi sebagai pengangkut sebelum direabsorpsi.10
Setelah berada di dalam sel epitel, monogliserida dan asam lemak bebas disintesis
ulang menjadi trigliserida yang bergabung membentuk butir-butir dan dibungkus oleh satu
lapisan lipoprotein sehingga butir lemak tersebut dapat larut dalam air. Butir lemak berukuran
besar dan larut dalam air ini yang dikenal sebagai kilomikron, dikeluarkan melalui proses
eksositosis dari sel epitel ke dalam cairan interstisium di dalam vilus. Kilomikron kemudian
masuk ke lacteal pusat, bukan ke kapiler, karena perbedaan structural diantara kedua
pem,buluh tersebut. Kapiler memiliki membrane basah yang mencegah masuknya
kilomikron, tetapi pembuluh limfe tidak memiliki sawar ini. Dengan demikian lemak dapat
diserap ke dalam limfe tetapi tidak dapat langsung masuk ke darah.10
Pemindahan monogliserida dan asam lemak bebas dari kimus menembus membrane sel
epitel sebenarnya merupakan proses pasif, karena produk-produk akhir pencernaan lemak
yang larut dan menembus bagian lemak dari membrane. Dengan demikian, penyerapan lemak

16
dikatakan merupakan proses pasif. Namun, keseluruhan rangkaian proses yang diperlukan
untuk menyerap lemak tetap memerlukan energi.10
Karbohidrat makanan dicerna di usus halus untuk diserap terutama dalam bentuk
disakarida maltosa, sukrosa, dan laktosa. Disakaridase yang terletak di membran brush border
sel epitel usus meneruskan penguraian disakarida ini menjadi unit-unit monosakarida yang
dapat diserap yaitu glukosa, galaktosa, dan fruktosa.10,11
Glukosa dan galaktosa diserap oleh transpor aktif sekunder, di mana pembawa
kotranspor di membran luminal memindahkan monosakarida dan Na+ dari lumen ke dalam
interior sel usus. Bekerjanya pembawa kotranspor ini, yang tidak secara langsung
menggunakan energi, bergantung pada gradien konsentrasi Na+ yang tercipta oleh pompa
Na+-K+ basolateral yang menggunakan energi. Glukosa setelah dipekatkan di sel oleh
pembawa kotranspor, meninggalkan sel menuruni gradien konsentrasi melalui pembawa pasif
di membran basolateral untuk masuk ke darah di dalam vilus. Selain terjadi penyerapan
glukosa melalui sel oleh pembawa kotranspor, terdapat bukti bahwa cukup banyak glukosa
melintasi sawar epitel melalui taut erat yang bocor di antara sel-sel epitel. Fruktosa diserap ke
dalam darah hanya dengan difusi terfasilitasi.11

Absorbsi
Telah ditekankan bahwa ketika lemak dicerna untuk membentuk monogliserida dan
asam lemak bebas, kedua produk akhir pencernaan ini larut dalam gugus pusat ipid dari
miselus asam empedu. Karena dimensi molecular miselus, hanya berdiameter 3 sampai 6
nanometer, dan juva karena muatan luarnya sangat tinggi, zat-zat ini dapat larut dalam kimus.
Dalam bentuk ini, monogliserida dan asam lemak ditranspor ke permukaan mikrovili di
dalam brush border, bahkan menembus ke dalam ceruk diantara mikrovili yang bergolak dan
bergerak. Di sini, keduanya baik monogliserida dan asam lemak segera berdifusi melalui
mebran sel enterosit ke bagian dalam enterosit; keadaan ini dimungkikan karena lipid-lipid
ini larut dalam membrane enterosit seperti dalam miselus. Proses ini masih meninggalkan
miselum asam empedu di dalam kimus. Selanjutnya miselus berdifusi kembali melalui kimus
dan masih mengabsorbsi lebih banyak monogliserida dan asam lemak lagi, dan dengan cara
yang sama membawa zat-zat ini ke sel-sel epitel. Jadi, miselus, melakukan funsi
pengangkutan, yang sangat penting untuk absorbs lemak. Adanya miselus asam empedu
dalam jumlah yang sangat banyak, menyebabkan lebih kurang 97 persen lemak diabsrobsi;
bila tidak ada asam empedu, normalnya hanya 40 sampai 50 persen lemak yang diabsorbsi.12

17
Trigliserida juga digliserida yang tidak dicerna bersifat sangat larut dalam membrane
lipid enterosit usus. Walaupun demikian, hanya sejumlah kecil dari keduanya yang diabsorbsi
secara normal karena miselus asam empedu idak akan melarukan trigliserida atau digliserida
dan ole karena itu tidak mengangkut keduanya ke membrane enterosit.11,12

Setelah memasuki enterosit, asam lemak dan monogliserida diambil oleh retikulum
endoplasma halus, dan di sini merka terutama direkombinasi untuk membentuk trigliserida
yang baru. Beberapa monogliserida dicernakan lebih lanjuy menjadi gliserol dan asam lemak
oleh lipase intraseluler. Kemudia asam lemak bebas ini, juga, dibentuk kembali oleh
retikulum endoplasma halus menjadi trigliserida dengan menggunakan gliserol baru yang
disintesis de novo dari alfa-gliserofosfat, sintesis ini membutuhkan energi dari adenosine
trifosfat dan suatu kompleks enzim untuk mengkatalisis reaksi.11

Pembentukan kilomikron. Sekali terbentuk, trigliserida yang telah dibentuk kembali


mula-mula akan berkumpul di dalam retikulum endoplasma dan kemudian di dalam
apparatus golgi enjadi gelembung yang mengandung kolesterol yang sudah diabsorbsi, dan
sejumlah kecil koleserol dan fosfolipid yang baru disintesis. Fosfolipid menyusun dirinya
sendiri di dalam gelembung ini dengan gugus lemak dari fosfolipid menuju ke arah pusat dan
gugus polar terletak pada permukaan. Keadaan ini menciptakan suatu permukaan bermuatan
listrik yang me,buat gelembung-gelemung ini dapat bercampur dengan cairan sel. Dan lagi,
beberapa tipe apoprotein, juga disintesis oleh retikulum endoplasma, menutupi sebagian
permukaan masing-masing gelembung. Dalam bentuk ini, gelembung dilepaskan dari
apparatus golgi dan diekskresikan melalui eksositosis selular ke dala ruang basolateral di
sekitar sel; dari sana, gelembung-gelembung masuk ke dalam limfe pada lacteal sentral dari
vili. Gelembung-gelembung ini kemudian disebut kilomikron.11

Apoprotein penting untuk terjadinya eksositosis selular kilomikron, terutama


apoprotein B, karen protein ini merupakan suatu alat untuk melekatkan gelembung asam
lemak ke membrane luar sel sebelum gelembung dionjolkan keluar.12

Transpor kilomikron di dalam limfe. Dari permukaan basolateral enterosit, kilomikron


meneruskan perjalanannya ke dalam lakteal sentral vili dan dari sini didorong, bersama
dengan limfe, oleh pmpa limfatik naik ke atas melalui duktus toraksikus untuk dikosongkan
ke dalam vena besar leher. Antara 80 sampai 90mpersen dari seluruh lemak yang diabsorbsi
dari usu diabsorbsi dengan cara ini dan ditranspor ke darah melalui aliran limfe torasikus
dalam bentuk kilomikron.12

18
Absorbsi langsung asam lemak ke dalam darah portal. Sejumlah kecil asam lemak
rantai pendek dan asam lemak rantai sedang, seperti asam-asam lemak dari lemak susu,
diabsorbsi langsung ke dalam darah portal dan tidak dikonversi menjadi trigliserida dan
diabsorbsi ke dalam limfatik. Penyebab perbedaan antara absorbs asam lemak rantai pendek
dan rantai panjag ini adalah bahwa asam lemak rantai pendek lebih larut dalam air dan
kebanyakan tidak direkonversi kembali menjadi trigliserida oleh retikulum endoplasma.
Keadaan ini memungkinkan difusi langsung asam-asam lemak ini dari sel epitel ke dalam
darah kapiler vili.12

Karbohidrat makanan dicerna di usus halus untuk diserap terutama dalam bentuk
disakarida maltosa, sukrosa, dan laktosa. Disakaridase yang terletak di membran brush border
sel epitel usus meneruskan penguraian disakarida ini menjadi unit-unit monosakarida yang
dapat diserap yaitu glukosa, galaktosa, dan fruktosa.11
Glukosa dan galaktosa diserap oleh transpor aktif sekunder, di mana pembawa
kotranspor di membran luminal memindahkan monosakarida dan Na+ dari lumen ke dalam
interior sel usus. Bekerjanya pembawa kotranspor ini, yang tidak secara langsung
menggunakan energi, bergantung pada gradien konsentrasi Na+ yang tercipta oleh pompa
Na+-K+ basolateral yang menggunakan energi. Glukosa setelah dipekatkan di sel oleh
pembawa kotranspor, meninggalkan sel menuruni gradien konsentrasi melalui pembawa pasif
di membran basolateral untuk masuk ke darah di dalam vilus. Selain terjadi penyerapan
glukosa melalui sel oleh pembawa kotranspor, terdapat bukti bahwa cukup banyak glukosa
melintasi sawar epitel melalui taut erat yang bocor di antara sel-sel epitel. Fruktosa diserap ke
dalam darah hanya dengan difusi terfasilitasi.11

Kesimpulan
Proses pencernaan yang terjadi di dalam tubuh manusia melibatkan beberapa faktor
seperti enzim-enzim yang bekerja spesifik untuk mencerna molekul organik tertentu misalnya
lemak dicerna oleh enzim lipase dengan bantuan garam empedu untuk menguraikan dan
memperluas daerah pencernaan oleh lipase. Dengan bantuan dari enzim lain, suatu enzim
dapat bekerja dengan optimal dan menyerapa sebanyak mungkin yang bisa diserap dan
berguna bagi tubuh manusia. Contohnya dalam kasus pbl kali ini ada seorang yang menderita
gangguan metabolisme empedu. Hal itu dapat mengakibatkan gangguan pada pencernaan dan
penyerapan lemak, yang seharusnya berlangsung dengan baik. Sehingga jika gangguan
tersebut dibiarkan dan tidak diobati maka akan mengganggu sistem fisiologis tubuh orang

19
tersebut. Hal tersebut dapat dilihat yaitu feses nya berwarna putih seperti dempul kayu yang
dapat diketahui mengandung lemak yang belum tercerna dengan baik.

Daftar Pustaka

1. Widjaja H. Anatomi abdomen. Edisi 1. Jakarta: EGC; 2009.


2. Wibowo DS. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Grasindo; 2000. h. 84-5.
3. Evelyn C. Anatomi dan fisiologis untuk paramedis. Jakarta: PT.Gramedia; 2009.Faiz
O, Moffat D. Anatomy at a glance. Jakarta: Erlangga; 2004.
4. Netter F. Atlas of Human Anatomy. USA: Saunders Elsevier. 2011.
5. Intestinum . Gambar diunduh dari http://medpedia.framar.bg/ . 12 Juli 2013.
6. Eroschenko VP. Atlas histology di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi 11. Jakarta;
EGC; 2010. h. 149-217.
7. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar teks & atlas. 10th ed. Jakarta: EGC; 2007.
p. 335-54.
8. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Ed 6. Jakarta: EGC, 2012.
9. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC; 2002.
10. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004.
11. Tortora GJ, Derrickson B. Essentials of anatomy and physiology. Ed 8th. New Jersey:
John Wile and Sons (Asia) Pte Ltd; 2010.
12. Dawn BM, Allan DM, Colleen MS. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: EGC; 2010.
h. 478.

20

Anda mungkin juga menyukai