1 Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan hal yang sangat penting bagi suatu organisasi,
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang
kepada mereka (Ikatan Akuntan Indonesia, 2011 : 1.5-1.6) Oleh karena itu,
informasi secara relevan, akurat, dan terbebas dari kesalahan atau kecurangan
agar tidak salah dalam pengambilan keputusan. Namun, sampai saat ini masih
yang bersih dan terbebas dari kecurangan. Untuk mendeteksi apakah laporan
keuangan bersih dan terbebas dari kecurangan, maka dari itu pihak organisasi
laporan keuangan tidak mengandung salah saji yang material baik disebabkan
secara profesional, memiliki pengalaman yang baik, sikap yang independen dan
keuangan bebas dari salah saji material yang disebabkan oleh kesalahan (error)
tindakan yang disengaja atau tindakan yang tidak disengaja. Peran auditor
keuangan akan percaya bahwa laporan keuangan tersebut tidak akan menyesatkan
atau kasus korupsi yang semakin marak. Untuk dapat mendeteksi dan
laporan keuangan yang disajikan apakah sudah sesuai dengan peraturan yang
berlaku dan terbebas dari tindakan kecurangan atau salah saji yang material. Akan
tetapi banyak kasus mengenai kegagalan auditor dalam proses audit dan
dituntut untuk dapat menjalankan setiap standar yang ditetapkan oleh SPAP
standar jasa akuntan dan review, standar jasa konsultasi, dan standar pengendalian
mutu. Dalam salah satu SPAP diatas terdapat standar umum yang mengatur
tentang keahlian auditor yang independen (Asih : 2006) dalam (Yuni : 2015)
mengungkap penggelembungan laba senilai US$ 1.22 miliar sejak tahun 2008
sebagai salah satu penyebab terjadinya defisiensi dan kegagalan audit, yang
kemudian dapat berdampak pada memburuknya reputasi jasa audit dan timbulnya
(www.suaramerdeka.com)
Dari kasus diatas dapat dilihat bahwa masih banyak kantor akuntan publik
yang telah terjadi dan melakukan pekerjaannya sebagai auditor yang profesional.
dapat terjadi dalam auditnya, auditor perlu untuk mengerti dan memahami definisi
kecurangan antara lain dengan melihat tanda, sinyal, atau red flags suatu tindakan
merupakan suatu kondisi yang janggal atau berbeda dari keadaan normal. Dengan
kata lain, red flags merupakan petunjuk atau indikasi akan adanya sesuatu yang
tidak biasa dan memerlukan penyidikan lebih lanjut (Sitinjak, 2008) dalam
setiap kasus kecurangan yang terjadi sehingga dapat menjadi tanda peringatan
Pemahaman dan analisis lebih lanjut mengenai red flags, dapat membantu
langkah selanjutnya bagi auditor untuk dapat memperoleh bukti awal atau
kepentingan umum, dalam hal ini dibedakan dengan auditor yang berpraktik
miliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak yang justru sangat penting untuk
berbagai hal yang ada disekitarnya. Salah satu terjadinya kegagalan audit (Audit
failure) adalah rendahnya sikap skeptisme professional dari seorang auditor itu
seorang auditor terhadap kecurangan baik yang nyata maupun yang berupa
auditor profesional itu sendiri adalah sikap yang mencakup pikiran yang selalu
kompetensi dan kecukupan bukti tersebut. Oleh karena itu bukti dikumpulkan dan
dinilai selama proses audit, skeptisme profesional harus digunakan selama proses
mempersempit ruang gerak para pelaku kecurangan. Menurut ISA seksi 240
Salah satu definisi manipulasi (fraud) adalah (1) perbuatan melawan hukum,
(illegal advantage) yang bisa berupa uang, barang/harta atau tidak membayar
kecurangan
penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai, Bagaimana dan
dengan yang ada di dunia kerja dan sebagai bahan referensi bagi
kecurangan
Bagi KAP diharapkan dapat memberi masukan dan saran yang membangun
kecurangan.
Data yang diperoleh sehubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam
penyusunan skripsi ini adalah dengan melakukan penelitian pada beberapa kantor
akuntan publik (KAP) yang ada di wilayah Kota Bandung dengan menyebarkan
kuesioner yang telah disusun untuk mengukur variabel yang diteliti. Kuesioner
Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
dan partner yang bekerja pada beberapa Kantor Akuntan Publik di Kota
Bandung.
1.7.2.1 Populasi
1.7.2.2 Sampel
berikut :
(KAP).
kecurangan.
Tabel 3.2
Skala Likert
Jawaban Responden Nilai
Sangat tidak setuju
(STS) 1
Tidak Setuju (TS) 2
Ragu-ragu (R) 3
Setuju (S) 4
Sangat setuju (SS) 5
Jenis data yang diguanakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif
merupakan:
Sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli
dari pengisian kuesioner yang telah dikirim kepada auditor yang bekerja
atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai
ditarik kesimpulannya.
independen adalah:
(2013) adalah
1.8 Hipotesis