Anda di halaman 1dari 2

MITOS VS FAKTA

Remaja merupakan jenjang usia yang memiliki banyak problematika unik. Salah satunya adalah
permasalahan seputar pacaran. Saat ini, pacaran sudah menjadi fenomena umum yang dilakukan oleh
remaja. Banyak sekali mitos seputar pacaran yang beredar di kalangan remaja. Sayangnya, jika mitos-
mitos tersebut tidak diluruskan, remaja bisa terjebak dalam banyak resiko seperti pacaran tidak sehat,
kehamilan tidak direncanakan, sampai HIV-AIDS. Berikut beberapa mitos dan fakta seputar hubungan
remaja, penting untuk diketahui apalagi bagi kamu yang masih remaja.

Mitos: berhubungan seksual dengan pacar tanda sayang


Faktanya, banyak cara untuk menunjukkan sayang selain dengan hubungan seksual. Kamu punya hak
atas tubuhmu, dan jangan biarkan orang lain mengontrolnya. Melakukan hubungan seksual di usia
remaja memiliki banyak konsekuensi, diantaranya resiko KTD, HIV-AIDS, dan organ reproduksi yg
belum siap. Remaja harus pahami ini.

Mitos: berhubungan seksual sekali saja tidak akan menyebabkan hamil


Faktanya, kehamilan terjadi jika sel sperma bertemu dengan sel telur. Kehamilan akan sangat mungkin
terjadi bahkan dengan sekali saja berhubungan seksual, selama hubungan seksual dilakukan dimasa
subur dan tanpa kontrasepsi. Jadi, hati-hati dengan resiko Kehamilan Tidak Direncanakan ya.

Mitos: Perawan adalah kunci kehormatan perempuan. Perempuan yang tidak perawan berarti
sudah tidak berharga.
Faktanya, yang menentukan harga diri orang adalah kebaikannya. Selaput dara bisa sobek bahkan
dengan olahraga. Setiap tubuh perempuan tercipta unik dan berbeda. Bentuk selaput dara setiap
perempuan berbeda-beda, ada yang rentan sobek dan tidak. Keperawanan bukanlah hal yg menentukan
harga diri perempuan. Dan, sekali lagi, perempuan punya otoritas atas tubuhnya. Jadi kita tidak berhak
menilai seseorang hanya dari selaput daranya.

Mitos: HIV-AIDS tidak mungkin menyerang remaja, hanya kaum homoseksual saja.
Faktanya, tahukah kamu, porsi tertinggi pengidap HIV saat ini adalah usia muda, tak pandang jenis
kelamin dan orientasi seksual. Bahkan, kelompok pengidap HIV tertinggi saat ini adalah kelompok Ibu
Rumah Tangga, yang kebanyakan diakibatkan kebiasaan suami yang berganti pasangan dan melakukan
seks tanpa kondom. HIV menular melalui darah dan cairan kelamin. Jika kita melakukan kontak cairan
tersebut dengan ODHA (Orang Dengan HIV AIDS), bisa tertular. Berapapun usiamu. Termasuk jika
melakukan hubungan seks atau berganti jarum suntik dengan ODHA. Jadi, jauhi virusnya, jangan
orangnya ya!

Mitos: Hubungan seks pertama kali selalu ditandai dengan keluarnya darah dari vagina
Faktanya : Tidak semua hubungan seks pertama kali ditandai dengan keluarnya darah dari vagina.
Keluarnya darah dari vagina setelah berhubungan seks pertama kali terjadi karena ada peregangan dan
perobekan pada selaput darah. Selaput dara ini merupakan selaput kulit yang memiliki pembuluh darah.
Pendarahan terjadi karena ada robekan pada bagian pembuluh dara pada selaput dara tersebut. Dan
tidak akan terjadi pendarahan jika terjadi robekan namun tidak mengenai pembuluh darah.

Mitos : Mastusbasi bisa bikin dengkul kopong


Faktanya : Hal itu tidak terjadi karena sperma tidak diproduksi oleh dengkul. Sperma diproduksi oleh
testis. Dalam sehari diproduksi lebih dari 50 juta sel sperma pada tubuh remaja laki-laki yang sehat.
Setelah seseorang melakukan masturbasi umumnya timbul rasa lelah karena mengeluarkan energi. Pada
saat itu seluruh otot memang berada pada kondisi amat rileks.
Mitos : Saya tidak bisa hamil jika sedang menstruasi
Faktanya : Jika Anda melakukan hubungan seks vaginal saat Anda menstruasi, Anda tetap bisa hamil.
Sperma bisa hidup mulai dari satu hari hingga satu minggu di dalam rahim. Ini berarti sperma bisa
membuahi sel telur ketika Anda berovulasi. Selain itu, berhubungan seks saat sedang menstruasi
membuat Anda harus menggunakan kondom, karena ini merupakan salah satu cara yang telah terbukti
untuk mencegah penyakit menular seksual dan kehamilan yang tidak diinginkan.

Mitos : Seorang perawan harus berdarah saat pertama kali melakukan hubungan seksual
Faktanya : Seorang perempuan tak harus berdarah setelah melalukan hubungan seksual pertamanya.
Hal ini penting untuk dipahami bahwa perempuan berdarah, ketika mereka memiliki suatu kebiasaan
yang membuat selaput dara mereka robek sebelum melakukan hubungan seks. Selaput dara dapat
dengan mudah robek oleh aktivitas fisik yang berat seperti bersepeda, berlari atau berenang. Jadi, untuk
membuktikan bahwa perempuan itu perawan, tidak bisa dilihat dari berdarah atau tidak saat pertama
kalinya melakukan hubungan seksual.

Mitos : Masturbasi salah satu penyebab utama impotensi


Faktanya : Ini adalah salah satu mitos seks paling umum di kalangan remaja. Perlu diketahui bahwa
impotensi sama sekali tidak terkait dengan masturbasi. Masturbasi adalah proses yang sehat dan tidak
memiliki efek samping apalagi impotensi.

Mitos : Selaput dara yang robek berarti sudah pernah melakukan hubungan seksual atau sudah
tidak perawan lagi.
Faktanya : Pengertian di atas harus diluruskan. Memang selaput dara merupakan selaput elastis tipis
yang dapat meregang dan robek karena beberapa hal. Selain karena melakukan hubungan seks, selaput
dara juga bisa robek karena kecelakaan dalam melakukan olah raga tertentu seperti naik sepeda dan
berkuda atau bisa juga karena terjatuh. Karena itu, robeknya selaput dara belum tentu karena hubungan
seks. Jadi bisa saja tidak ada kaitan antara robeknya selaput dara dengan hubungan seksual

Mitos : Keperawanan dapat ditebak dari cara berjalan dan bentuk pinggul.
Faktanya : Keperawanan tidak bisa dilihat dari bentuk pinggul atau cara jalan. Hanya bisa diketahui
melalui hasil pemeriksaan dokter. Jadi hanya dari pemeriksaan khususlah yang memungkinkan
diketahuinya selaput dara robek atau tidak, serta kemungkinan penyebabnya.

Anda mungkin juga menyukai