Oleh :
Oleh :
(11.2014.158)
Lembar Persetujuan
Disetujui, Oktober 2016
Pembimbing :
(dr.Diana L. Tumilisar)
Penguji I Penguji II
1
Evaluasi Program Pengawasan Sarana Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga di
Puskesmas Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang Periode September 2015
sampai dengan Agustus 2016
novellaionat@yahoo.com
Kata kunci : Evaluasi program, kesehatan lingkungan, SPAL rumah tangga, Puskesmas
Batujaya.
2
Daftar Isi
Lembar Pengesahan . 1
Abstrak.. 2
Daftar Isi....3
Bab I. Pendahuluan.......5
1.1. Latar Belakang...5
1.2. Permasalahan.7
1.3. Tujuan....8
1.3.1 Tujuan Umum....8
1.3.2 Tujuan Khusus...8
1.4. Manfaat Penelitian.9
1.4.1 Manfaat Bagi Evaluator9
1.4.2 Manfaat Bagi Perguruan Tinggi9
1.4.3 Manfaat Bagi Puskesmas..10
1.4.4 Manfaat Bagi Masyarakat.10
1.5 Sasaran..10
Bab II. Materi dan Metode...11
2.1 Materi..11
2.2 Metode....11
Bab III. Kerangka Teori...12
3.1 Kerangka Teoritis...12
3.2 Tolak Ukur.....13
Bab IV. Penyajian Data...14
4.1 Sumber Data..14
4.2 Data Umum...14
4.2.1 Data Geografi...14
4.2.2 Demografi.15
4.2.3 Fasilitas Kesehatan..15
4.3 Data Khusus..16
4.3.1 Masukan...16
4.3.2 Proses...18
3
4.3.2.1 Perencanaan18
4.3.2.2 Pengorganisasian....18
4.3.2.3 Pelaksanaan....19
4.3.2.4 Pengawasan....19
4.3.3 Keluaran.....20
4.3.4 Umpan Balik..22
4.3.5 Dampak..23
BabV. Pembahasan...24
Bab VI. Perumusan Masalah....29
6.1 Masalah yang sebenarnya (Keluaran)....29
6.2 Masalah dari unsur lain (Penyebab)...29
Bab VII. Penyelesaian Masalah....32
7.1 Masalah 1.32
7.2 Masalah 2.....34
BabVIII. Kesimpulan dan Saran...37
8.1 Kesimpulan..37
8.2 Saran37
Daftar Pustaka...39
Lampiran.......................................................................................................41
4
Bab I
Pendahuluan
5
yang berakar pada buruknya kualitas air dan sanitasi dimana diare merupakan
penyebab kematian terbesar yaitu 1.400.000 jiwa/tahun.7
Diare merupakan penyakit berbasis lingkungan dansangat berhubungan
dengan sanitasi lingkungan yang yang buruk terutama dalam hal pengelolaan
air limbah. Diare juga termasuk dalam daftar 10 besar penyakit hampir
diseluruh Puskesmas di Indonesia.4,5 Jumlah kasus diare yang didapatkan dari
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2014 sebesar 48969 kasus.8
Sarana Pengolahan Air Limbah (SPAL) Rumah Tangga merupakan sarana
untuk pembuangan air limbah rumah tangga.3 Setiap perumahan hendaknya
mempunyai sarana pengolahan air limbah (SPAL) Rumah Tangga yang
memenuhi persyaratan kesehatan sehingga penghuninya dapat hidup dengan
nyaman bebas dari tempat perindukan vektor.9
Berdasarkan data dari WHO/ UNICEF dalam Joint Monitoring Programme
for Water Supply and Sanitation (JMP) tahun 2015 selama periode MDGs
diperkirakan terjadi peningkatan perbaikan sanitasi dari 54% menjadi 68%
secara global. Target global MDGs adalah 77% yang berarti pencapaian masih
kurang 9% (700 juta orang). Pada tahun 2015 diperkirakan sekitar 2,4 milyar
orang di dunia masih menggunakan sarana sanitasi yang buruk. Sebesar 40%
terdapat di Asia Selatan. Saat ini dihadapi orang-orang yang menggunakan
fasilitas sanitasi yang buruk di Sahara Afrika dua kali lebih banyak di banding
dengan Asia Timur. Sedangkan Asia Tenggara sendiri menempati urutan ke
empat sebagai Negara yang mengunakan sanitasi yang buruk di dunia. 10
Pada tahun 2006 Indonesia menduduki peringkat ketiga terburuk di Asia
Tenggara dalam penanganan SPAL rumah tangga.WHO/UNICEF mengatakan
bahwa 60% penduduk pedesaan di Indonesia kekurangan akses sanitasi
termasuk SPAL Rumah Tangga sehingga limbah cair rumah tangga langsung
dibuang ke tanah dan sungai.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 oleh
Kementrian Kesehatan RI menunjukan bahwa 46,7% penduduk Indonesia
langsung membuang air limbah rumah tangga (limbah cair dari kamar mandi,
tempat cuci, maupun dapur) langsung ke got, 17,2% tanpa penampungan,
15,5% menggunakan penampungan tertutup di pekarangan dilengkapi dengan
6
SPAL Rumah Tangga, 13,2% menggunakan penampungan terbuka di
pekarangan, dan 7,4% menggunakan penampungan di luar pekarangan.11
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada Kabupaten Karawang
didapatkan rincian bahwa sebanyak 6,38% rumah tangga membuang langsung
limbah cairnya di tanah atau tanpa penampungan, sebanyak 10,7% rumah
tangga membuang limbah cairnya pada penampungan di luar pekarangan, dan
hanya 14,8% rumah tangga yang memiliki SPAL, sisanya sebanyak 20,7%
rumah tangga membuang limbah cairnya pada penampungan terbuka di
lapangan dan yang terbanyak membuang langsung limbah cair rumah tangga
ke got/sungai yaitu sebanyak 47,5%.12
Berdasarkan hal target pengawasan program SPAL, maka dilakukan
evaluasi program yang sudah dijalankan, mengetahui tingkat pencapaian
program pengawasan SPAL Rumah Tangga, dan menindak lanjuti upaya
perbaikan lingkungan berkaitan SPAL Rumah Tangga di Puskesmas Batujaya
periode September 2015 sampai dengan Agustus 2016.13
7
sekitar 15,5% yang menggunakan penampungan tertutup di
pekarangan dengan dilengkapi sarana pengelolaan air limbah (SPAL),
13,2% menggunakan penampungan terbuka di pekarangan, dan 7,4%
penampungannya di luar pekarangan.
1.2.6. Di Kabupaten Karawang 6,38% rumah tangga membuang langsung
limbah cairnya di tanah atau tanpa penampungan, hanya 14,8% rumah
tangga yang memiliki SPAL dan yang terbanyak membuang langsung
limbah cair rumah tangga ke got/sungai yaitu sebanyak 47,5%.
1.2.7. Belum diketahui tingkat keberhasilan cakupan program pengawasan
SPAL Rumah Tangga di Puskesmas Batujaya, periode September
2015 sampai dengan Agustus 2016.
1.3 Tujuan
8
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Evaluator:
9
1.4.4 Bagi Masyarakat:
1.5 Sasaran
10
Bab II
2.1 Materi
Materi yang dievaluasi dalam program Pengawasan SPAL Rumah Tangga
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Batujaya, Kabupaten Karawang, Jawa
Barat, periode September 2015 sampai dengan Agustus 2016, diambil dari
catatan hasil kegiatan bulanan penyehatan lingkungan yang terdiri dari :
2.2 Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara melakukan pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data, dan intepretasi data program Pengawasan
SPAL Rumah Tangga di Puskesmas Kecamatan Batujaya periode
September 2015 hingga Agustus 2016. Data dibandingkan dengan tolok
ukur yang telah ditentukan dengan menggunakan pendekatan sistem
sehingga ditemukan masalah pada program Pengawasan SPAL Rumah
Tangga. Usulan dan saran diberikan berdasarkan penyebab dari masing-
masing unsur keluaran sebagai pemecahan masalah dengan menggunakan
pendekatan sistem.
11
Bab III
Kerangka Teoritis
1. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam
sistem dan dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri
dari tenaga (man), dana (money), sarana (material), metode (method).
2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang ada di dalam
sistem dan berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang
direncanakan. Terdiri dari unsur perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pelaksanaan (actuating), dan pemantauan (controlling).
3. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan
dari berlangsungnya proses dalam sistem dari kegiatan SPAL Rumah
Tangga.
12
4. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola
oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari
lingkungan fisik dan non fisik.
5. Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang
merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan dari sistem
tersebut, berupa rapat bulanan.
6. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu
sistem dari kegiatan SPAL Rumah Tangga.
13
Bab IV
Penyajian Data
14
4.2.2. Data Demografi
Jumlah penduduk secara keseluruhan di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Kecamatan Batujaya sampai Desember tahun 2015 sebesar 89.582 dimana
laki-laki sebanyak 44.349 jiwa dan perempuan sebanyak 45.233 jiwa.
Jumlah rumah 29.856 dan jumlah kepala keluarga 34.535 sampai
Desember tahun 2015. Data umum selengkapnya terdapat pada lampiran
(Lampiran III).
4.2.2.4.Kepercayaan Agama
Mayoritas penduduk di Kecamatan Batujaya menganut agama Islam
99,9% sedangkan pemeluk agama lain sebesar 0,1%.
15
3. Polindes :7
4. BP pratama :4
5. BP madya/klinik 24 jam :8
6. Posyandu : 52
7. Praktek Bidan : 17
8. Dokter Umum : 3 orang
9. Dokter Gigi : 1 orang
10. Petugas Gizi : 1 Orang
11. Petugas Laboratorium : 1 Orang
12. Petugas Farmasi : 1 Orang
16
4.3.1.4.Metode (method)
17
Pelaporan.
Puskesmas yang melaksanakan kegiatan ini melaporkan secara
rutin kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai format yang
telah ada dan diberikan secara periodik (bulanan dan tahunan).
4.3.2. Proses
4.3.2.1. Perencanaan
Perencanaan kegiatan program pengawasan SPAL Rumah Tangga
dibuat satu bulan sebelumnya pada rapat bulanan Puskesmas, dimulai
dengan pendataan rumah yang akan diinspeksi setiap awal bulan
Januari.
Dilakukan pemetaan SPAL Rumah Tangga yang dilakukan satu kali
dalam setahun. Data yang dipetakan berupa jumlah SPAL Rumah
Tangga yang ada, jumlah SPAL yang diperiksa, dan jumlah SPAL
yang memenuhi syarat.
Melakukan analisa Gap SPAL Rumah Tangga.
Perencanaan penyuluhan dilakukan 2 kali dalam sebulan yang
dilaksanakan oleh petugas kesehatan lingkungan bekerjasama dengan
lintas program dan lintas sektor.
Pelaksanaan kegiatan inspeksi SPAL Rumah Tangga 2 kali dalam 1
mingguoleh petugas kesehatan lingkungan terlatih pada hari kerja dari
pukul 09.00 12.00 WIB.
Perencanaan pengambilan dan pelatihan kader kesehatan lingkungan
3 bulan sekali pada bulan Januari, April, Oktober sehingga dapat
menggerakkan atau memberdayakan masyarakat.
Pencatatan dilakukan setiap kegiatan dilaksanakan sedangkan
pelaporan dilakukan di setiap awal bulan.
4.3.2.2.Pengorganisasian
Pengorganisasian dalam program pengawasan SPAL dibagi
berdasarkan jabatan:
1. Kepala Puskesmas (H. Eko Susanto, M. M.Kes)
18
Sebagai penanggung jawab program.
Monitoring pelaksanaan kesehatan lingkungan.
Melakukan evaluasi data hasil pelaksanaan kegiatan
Kesehatan Lingkungan di wilayah kerja.
2. Koordinator Pengawasan SPAL (Ahmand Taufik, AMK)
Koordinator program
Pelaksana program
Melakukan pencatatan hasil keberhasilan program dan
melaporkan hasil pencatatan kepada Kepala Puskesmas
Batujaya dalam waktu tiap bulan.
4.3.2.3.Pelaksanaan
Sesuai dengan rencana dan metode yang telah ditetapkan,
dilaksanakan secara berkala:
Dilakukan pendataan 1 kali setahun setiap awal tahun
tentang sarana SPAL Rumah Tangga yang ada.
Tidak dilakukan pemetaan SPAL Rumah Tangga.
Tidak dilakukan analisa gap SPAL Rumah Tangga.
Dilakukan kegiatan penyuluhan, namun tidak ada data
tertulis mengenai kegiatan ini.
Dilakukan pengawasan/inspeksi sarana SPAL Rumah
Tangga namun masih kurang dimana belum sesuai jadwal.
Belum dilakukan pembinaan SPAL Rumah Tangga
terhadap kader kesehatan lingkungan.
Pencatatan dilakukan setiap kegiatan selesai dilaksanakan
sedangkan pelaporan dilakukan di setiap awal bulan.
4.3.2.4.Pengawasan
Adanya pencatatan setiap akhir kegiatan dan pelaporan secara
berkala tentang kegiatan pengawasan SPAL Rumah Tangga ke
tingkat Kabupaten minimal satu bulan sekali.
19
Adanya rapat bulanan dengan kepala Puskesmas beserta
koordinator program di Puskesmas Kecamatan Batujaya
tentang hasil pencapaian program pengawasan SPAL Rumah
Tangga.
4.3.3 Keluaran
Data Jumlah Sarana Pengolahan Air Limbah yang ada di Kecamatan Batujaya Periode
September 2015 Agustus 2016 dari Puskesmas Batujaya
1 Kutaampel 587
2 Karyamakmur 622
3 Karyamulya 645
4 Telukbango 648
5 Telukambulu 372
6 Karyabakti 542
7 Batujaya 687
8 Baturaden 351
9 Segaran 551
10 Segarjaya 369
TOTAL 5374
20
Catatan bulanan Pemeriksaan Penyehatan Lingkungan UPTD Puskesmas Batujaya periode
September 2015 Agustus 2016
*3.151
Cakupan :-------------------X 100% = 58,63%
**5.374
Target dari bulan September 2015 hingga Agustus 2016= 80%
Kesimpulan : Cakupan belum mencapai target sebesar 80% jadi besarnya masalah
adalah
80% -58,63% =21,37 /80= 0,267 x 100% = 26,7%
21
CakupanSPAL Rumah Tangga Memenuhi Syarat
*2.572
Cakupan :-------------------X 100% = 47,8%
**5.374
Target dari bulan September 2015 hingga Agustus 2016= 80%
Kesimpulan : Cakupan belum mencapai target sebesar 80% jadi besarnya masalah
adalah:
80% - 47,8% = 32,2%/80 = 0,40 x 100% = 40 %
Keterangan:
(*)diambil dari hasil catatan bulanan pemeriksaan penyehatan lingkungan di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Batujaya periode September 2015
hingga Agustus 2016
(**)diambil dari hasil catatan data dasar penyehatan lingkungan di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Batujaya periode September 2015-Agustus
2016
22
Adanya pencatatan dan pelaporan sesuai dengan waktu yang
ditentukan akan dapat digunakan sebagai masukan dalam
perencanaan program SPAL Rumah Tangga selanjutnya.
4.3.5 Dampak
4.3.5.1. Dampak Langsung
Diharapkan dapat menurunkan angka mortalitas dan morbiditas akibat
penyakit berbasis lingkungandi wilayah kerja Puskesmas Batujaya.
4.3.5.2. Dampak Tidak Langsung
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Batujaya.
23
Bab V
Pembahasan Masalah
Keterangan :
* : Tolok ukur untuk satu tahun (bulan September 2015 sampai dengan Agustus
2016), dimana target pertahun sebesar 80%.
24
Tabel 5.2. Masalah menurut Variabel Masukan
No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
25
Tabel 5.3. Masalah menurut Variabel Proses
26
2. Pengorganisasian Dibentuk struktur Belum ada koordinasi ( + )
organisasi, kepala jelas antar lintas
puskesmas sebagai sektor dan lintas
penanggungjawab program serta
program, melimpahkan pembagian tugas antar
kekuasaan kepada pelaksana.
koordinator kesehatan
lingkungan, kemudian
melakukan koordinasi
dengan pelaksana
program.
Penyuluhan dilakukan
24 kali per tahun (2 Tidak ada data
(+)
kali/bulan) yang tertulis dilakukannya
dilaksanakan oleh kegiatan ini.
petugas kesehatan
lingkungan melalui
lintas program dan
lintas sektor.
27
4. Pengawasan Adanya pengawasan Kurang adanya ( + )
dalam pencatatan dan pengawasan dalam
pelaporan yang dapat pencatatan dan
dipercaya dan sesuai pelaporan yang dapat
dengan waktu yang dipercaya sehingga
ditentukan akan dapat sulit digunakan
digunakan sebagai sebagai masukan
masukan dalam dalam perencanaan
perencanaan program program SPAL
SPAL Rumah Tangga Rumah Tangga
selanjutnya. selanjutnya.
28
Bab VI
Perumusan Masalah
6.1 Masalah sebenarnya (menurut keluaran)
Dari hasil laporan program penyehatan lingkungan di Puskesmas Batujaya periode
September 2015 sampai dengan Agustus 2016 ternyata terdapat beberapa masalah,
yaitu:
a. Cakupan pengawasan SPAL Rumah Tangga dengan besar masalah 58,63%.
b. Cakupan SPAL Rumah Tangga Memenuhi Syarat dengan besar masalah 47,8%.
6.2.2. Proses
Perencanaan
o Tidak ada data tertulis mengenai perencanaan kegiatan program SPAL
Rumah Tangga.
o Tidak dilakukan pemetaan SPAL Rumah Tangga
o Tidak adanya analisa gap SPAL Rumah Tangga.
o Tidak adanya data mengenai kegiatan penyuluhan yang dikerjakan.
o Belum adanya pembentukan dan pembinaan kader.
Pengorganisasian
o Belum ada koordinasi jelas antar lintas sector dan lintas program serta
pembagian tugas antar pelaksana.
29
Pelaksanaan
o Tidak ada pemetaan sarana SPAL Rumah Tangga.
o Inspeksi yang dilakukan kurang dimana belum sesuai jadwal
o Tidak ada data tertulis tentang kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan
oleh petugas kesehatan lingkungan melalui lintas program dan lintas
sektor.
o Belum dilakukan pembinaan SPAL Rumah Tangga terhadap kader
kesehatan lingkungan secara berkala.
Pengawasan
o Kurang adanya pengawasan dalam pencatatan dan pelaporan yang dapat
dipercaya sehingga sulit digunakan sebagai masukan dalam perencanaan
program SPAL Rumah Tangga selanjutnya.
30
Bab VII
Prioritas Masalah
Pada keluaran hanya didapatkan 2 masalah, sehingga tidak dilakukan prioritas masalah.
31
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
7.1 Masalah I
Cakupan pengawasan SPAL Rumah Tangga dengan besar masalah 58,67%.
7.1.1. Penyebab
Masukan
Man :
o Belum ada kader kesehatan lingkungan terlatih untuk membantu kegiatan
pengawasan SPAL Rumah Tangga.
Proses
Perencanaan
o Tidak ada data tertulis mengenai perencanaan kegiatan program.
o Tidak dilakukan pemetaan SPAL Rumah Tangga
o Tidak adanya analisa gap SPAL Rumah Tangga.
o Tidak adanya data mengenai kegiatan penyuluhan yang dikerjakan.
o Belum adanya pembentukan dan pembinaan kader.
Pengorganisasian
o Belum ada koordinasi dan pembagian tugas secara jelas antar lintas program
dan lintas sectoral.
Pelaksanaan
o Tidak ada pemetaan SPAL Rumah Tangga.
o Pelaksanaan inspeksi masih kurang dimana belum sesuai jadwal
o Tidak ada data tertulis tentang kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan oleh
petugas kesehatan lingkungan melalui lintas program dan lintas sektor.
o Belum dilakukan pembinaan SPAL Rumah Tangga terhadap kader kesehatan
lingkungan secara berkala.
Pengawasan
32
o Kurang adanya pengawasan dalam pencatatan dan pelaporan yang dapat
dipercaya sehingga sulit digunakan sebagai masukan dalam perencanaan
program SPAL Rumah Tangga selanjutnya.
Masukan
Tenaga
o Membentuk kader kesehatan lingkungan terlatih untuk membantu kegiatan
pengawasan SPAL Rumah Tangga
Proses
Perencanaan
o Melakukan pembuatan data tertulis mengenai perencanaan kegiatan dalam
program SPAL Rumah Tangga.
o Melakukan pemetaan SPAL Rumah Tangga.
o Melakukan analisa gap SPAL Rumah Tangga.
o Membuat pencatatan setelah melakukan penyuluhan.
Pengorganisasian
o Meningkatkan koordinasi lintas program dan sektoral dengan meminta
bantuan Kepala Puskesmas untuk mendorong kerjasama dengan program lain
seperti Program Promosi Kesehatan atau lainnya dan sektor lainnya seperti
Pemerintah Daerah, Badan Lingkungan Hidup, Lembaga Swadaya Masyarakat
yang bergerak di bidang lingkungan, dan lain- lainnya.
Pelaksanaan
o Melakukan pemetaan tentang kegiatan SPAL
o Meningkatkan inspeksi pengawasan SPAL menjadi 2 kali seminggu
o Membina/mengadakan pelatihan tehadap kader-kader sanitarian dari tiap desa
sehingga dapat melakukan inspeksi, dan pencatatan tentang SPAL Rumah
Tangga.
33
o Melakukan kegiatan penyuluhan SPAL Rumah Tangga dan membuat data
tertulis.
Pengawasan
Perlu adanya pengawasan dalam pencatatan dan pelaporan yang lebih teliti sehingga
hasil dapat digunakan sebagai masukan dalam perencanaan program SPAL Rumah
Tangga selanjutnya
7.2 Masalah II
Cakupan SPAL Rumah Tangga Memenuhi Syarat dengan besar masalah 47,8%
7.2.1 Penyebab:
Masukan
Man :
o Kurangnya tenaga untuk melakukan pengawasan SPAL Rumah Tangga.
Material:
o Tidak tersedia leaflet,lembar balik, poster sebagai sarana penyuluhan
SPAL Rumah Tangga kepada masyarakat.
Proses
Perencanaan
o Tidak ada data tertulis mengenai perencanaan kegiatan program.
o Tidak ada pemetaan SPAL Rumah Tangga.
o Tidak ada analisa gap SPAL Rumah Tangga.
o Tidak ada pencatatan setelah melakukan penyuluhan.
Pengorganisasian
o Belum adanya koordinasi dan pembagian tugas yang jelas yang jelas di
lintas program dan lintas sektoral.
Pelaksanaan
o Belum dilakukannya penyuluhan secara rutin dengan melibatkan lintas
program ataupun lintas sektor.
34
o Belum dilakukan pembinaan SPAL Rumah Tangga terhadap kader
setempat secara berkala.
Proses
Perencanaan
Pengorganisasian
o Meningkatkan koordinasi lintas program dan sektoral dengan meminta
bantuan Kepala Puskesmas untuk mendorong kerjasama dengan
program lain seperti Program Promosi Kesehatan atau lainnya dan
sektor lainnya seperti Pemerintah Daerah, Badan Lingkungan Hidup,
Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan,
dan lain- lainnya.
35
Pelaksanaan
o Melakukan penyuluhan secara berkala yang melibatkan lintas program
dan lintas sektoral.
o Membina/mengadakan pelatihan tehadap kader-kader sanitarian dari
tiap desa sehingga dapat melakukan penyuluhan tentang SPAL Rumah
Tangga.
36
Bab IX
Penutup
8.1 Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program pengawasan SPAL Rumah Tangga yang dilakukan dengan
cara pendekatan sistem di wilayah kerja UPTD Puskesmas Batujaya pada periode
September 2015 sampaidengan Agustus 2016 dikatakan belum berjalan dengan baik
melihat kepada pencapaian program sebagai berikut:
Jumlah SPAL Rumah Tangga yang ada yaitu 5.374.
Cakupan pengawasan/inspeksi SPAL Rumah Tangga dengan pencapaian 58,63%
dari target 80%.
Cakupan SPAL Rumah Tangga yang memenuhi syarat dengan pencapaian 47,8
% dari target 80%.
8.2 Saran
Saran bagi kepala Puskesmas Batujaya :
8.2.1. Melakukan perencanaan secara tertulis mengenai program SPAL Rumah Tangga
yang akan dilaksanakan.
8.2.2. Melakukan pemetaan SPAL Rumah Tangga pada jumlah SPAL Rumah Tangga yang
ada, jumlah SPAL Rumah Tangga yang diperiksa, dan jumlah SPAL Rumah Tangga
yang memenuhi syarat.
8.2.3. Melakukan analisa gap SPAL Rumah Tangga.
8.2.4. Dalam 1 bulan meningkatkan frekuensi inpeksi menjadi 2x dalam 1 minggu.
8.2.5. Dalam 3 bulan menyiapkan leaflet, lembar balik, poster untuk sarana penyuluhan
baik perorangan maupun penyuluhan kelompok. Penyuluhan harus bersifat lintas
sektoral dan program yang diharapkan akan menambah pengetahuan masyarakat
tentang SPAL Rumah Tangga sehingga mengubah sikap dan perilaku.
8.2.6. Meningkatkan koordinasi lintas sektoral dan lintas program. Lintas program yang
dimaksud dengan program Promosi Kesehatan. Lintas sektor dengan Pemerintah
37
Daerah, Dinas Pekerjaan Umum, Badan Lingkungan Hidup dan Lembaga Swadaya
Masyarakat yang bergerak dalam bidang kesehatan lingkungan
8.2.7. Melakukan pemberdayaan masyarakat dengan membentuk dan mengadakan
pelatihan terhadap kader-kader sanitarian dari tiap desa sehingga dapat melakukan
penyuluhan dan membantu pencatatan serta inspeksi SPAL Rumah Tangga di
masing-masing desa.
38
Daftar Pustaka
39
http://terbitan.litbang.depkes.go.id/penerbitan/index.php/blp/catalog/book/64pada tanggal
16 Oktober 2016.
12. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI. Buku 2 Riskesdas dalam angka
Provinsi Jawa Barat 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2013. Diunduh dari
http://terbitan.litbang.depkes.go.id/penerbitan/index.php/blp/catalog/book/153pada
tanggal 15 Oktober 2016.
13. UPTD Puskesmas Batujaya. Catatan Bulanan Pemeriksaan Penyehatan Lingkungan
Puskesmas Batujaya. 2015.
40
Lampiran
41
42