Anda di halaman 1dari 24

Demam Tifoid

Santa Lin Margaretta


102010241

Skenario
Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang
ke Rs dengan keluhan demam sejak 7 hari
yang lalu, pasien mengaku demam disertai
nyeri pada kepala, nyeri pada ulu hati,
mual, muntah. Demam sepanjang hari dan
lebih panas pada malam hari. Belum BAB
sejak 4 hari lalu.
Pf: compos mentis, T: 38,60C, RR;20x/mnt,
N;80x/mnt, TD;110/80 mmHg, abdomen;
nyeri tekan pada region epigastrium.

Anamnesis

Demam, onset , tipe demam , menggigil, keringat


dingin, kejang
Gejala gastrointestinal, Diare , konstipasi , mual
atau muntah, anoreksia, malaise, perut kembung.
Gejala SSP, tidak sadar? ngelindur atau mengigau
RPD
RPO
RPS ; lingkungan yang padat dan sanitasi buruk
Riwayat makanan , minum
Riwayat Imunisasi.

Pemeriksaan Fisik
KU: compos mentis. (komplikasi :delirium,
koma)
Kepala-leher:tanda2 dehidrasi. Tyfoid
tongue.
Thoraks: Abdomen: meteorismus, bising usus>,
hepato-spenomegali ringan.

Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap
leukositosis, sift to the left
Widal
menentukan adanya agglutinin/antibodi
dalam serum penderita
Kultur. Darah, urin, feses.
Serologi. IgM, igG
Radiologi. thoraks, abdomen

Diagnosis Kerja
Demam Tifoid.
Salmonella typhii. bakteri gram negatif
hampir sama dengan Demam Tifus yang
disebabkan oleh bakteri Rickettsia

Diagnosis Banding

Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, terusmenerus selama 2 7 hari;

Manifestasi perdarahan

Trombositopeni (jumlah trombosit 100.000/l);

Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit 20%)

Hepatomegali

Syok n>, TD <

4 serotipe. Serotipe 3 dbd berat


Arbovirus
Penularan Aedes aegypti, Aedes albopictus

Tourniquet (+), 10 /> petekie pada seluas 1 inci


persegi (2,52,5 cm) di lengan bawah bagian
depan (volar) dekat lipat siku (fossa cubiti)

Malaria
Penyebab :plasmodium (ovale, vivax,
falciparum, malariae)
vektor: anopheles
Gejala : menggigil, panas, berkeringat
Rekrudesensi (8mgu), rekurens (24 mg)
Splenomegali
Anemia ; hemolitik normokrom

Leptospirosis
Zoonosis
Flu ringan- ikterik
Masa inkubasi 2 sampai 26 hari (rata-rata 10 hari)
Demam tiba-tiba, menggigil, nyeri otot dan nyeri
kepala merupakan gejala awal.
Mual, muntah dan diare dialami oleh 50% kasus
Batuk kering dialami oleh 25-35 % kasus
Nyeri sendi, nyeri tulang, sakit tenggorokan dan
sakit perut dapat juga dijumpai tetapi agak jarang

Pendarahan conjuctiva merupakan tanda


khas penyakit ini pada fase leptospira
beredar di dalam darah penderita
Pada fase ke dua atau fase imunitas, menjadi
asimtomatis; demam tidak terlalu tinggi,
nyeri otot dan gejala gangguan saluran
pencernaan menjadi ringan
Gejala meningitis. Kasus berat,demam tinggi
disertai perdarahan, kuning (jaundice) dan
gagal ginjal dikenal dengan Weils disease

Faktor Resiko
1. Pekerjaan yang kontak dengan air seperti:
petani yang bekerja di sawah, peternakan,
pekerja rumah potong hewan, dan tentara yang
berlatih di daerah rawa-rawa.
2. Orang yang sedang berekreasi seperti
berenang di sungai, rekreasi kano dan olah
raga lintas alam di daerah berawa.
3. Di rumah tangga pada orang yang merawat
binatang peliharaan, pemelihara hewan ternak,
dan tikus di rumah-rumah.

Etiologi
gram negative , bacil / batang, spora (-),
Kapsul (-), flagella peritrik.
2-4m x 0,5 -0,8 m.
aerob dan fakultatif anaerob
mati dalam suhu 56oC dan pada keadaan
kering.
dapat tumbuh di semua media pH 7,2. 37 0C
(v)dan 54,40C(x)
subur dalam media yang mengandung
garam empedu.

serotipenya 4:
Salmonella typhi,
Salmonella paratyphi A,
Salmonella paratyphi B,
Serotipe group D.

Epidemiologi
endemic di Asia, Afrika, Amerika Latin, kep.
Karibia, dan Oceania, termasuk Indonesia.
Penyakit menular yang dapat menyerang
banyak orang melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi.
Salmonella typhi yang berada di luar tubuh
manusia dapat hidup untuk beberapa minggu
apabila berada di dalam air, es, debu, atau
kotoran yang kering maupun pada pakaian.
Mudah mati pada klorisasi dan pasteurinisasi
(temp 63oC).

Patofisiologi

Gejala Kelinis
Demam
3 minggu. Bersifat febris remiten dan suhu tidak tinggi. Selama minggu
pertama, suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari, biasanya
menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore dan malam hari. Pada
minggu kedua penderita terus berada dalam keadaan demam. Dalam minggu
ketiga suhu badan berangsur-angsur turun dan normal kembali pada akhir
minggu ketiga.

Gangguan saluran pencernaan


bibir kering, dan pecah-pecah (ragaden). Lidah ditutupi selaput putih kotor
(coated tounge) dengan pinggir yang hiperemis, jarang disertai tremor.
kembung (meteorismus). Hati dan limpa membesar disertai nyeri pada
perabaan. konstipasi, diare.

Gangguan kesadaran
apatis sampai somnolen. Jarang terjadi sopor, koma atau gelisah.

roseola , bradikardia
Bradikardi Relatif,
>1oC nadi >10x tiap menitnya. Namun pada demam tifoid > suhu tubuh tidak
diikuti oleh >denyut nadi sehngga dikatakan Bradikardi yang relatif pada
demam.

Penatalaksanaan
Antibiotik
- Kloramfenikol (drug of choice) 50-100 mg/kgBB/hari, oral atau iv,
dibagi dalam 4 dosis selama 10-14 hari.
- Amoksisilin 100 mg/kgBB/hari, oral selama 10 hari.
- Kotrimoksazol 6 mg/kgBB/hari, oral. Dibagi dalam 2 dosis selama 10
hari.
- Seftriakson 80 mg/kgBB/hari, iv atau im, sekali sehari selama 5 hari.
- Sefiksim 10 mg/kgBB/hari, oral, dibagi dalam 2 dosis selama 10 hari.

Kortikosteroid diberikan pada kasus berat dengan gangguan


kesadaran.
Deksametason 1-3 mg/kgBB/hari iv, dibagi 3 dosis hingga kesadaran
membaik.

Antipiretik

Suportif
- Tirah baring
- Isolasi yang memadai
- Kebutuhan cairan dan kalori yang cukup
- Diet rendah serat dan mudah dicerna

Komplikasi
Intestinal : perdarahan intestinal, perforasi
usus, ileus paralitik, pankreatitis.
Ekstra-intestinal : kardiovaskular (kegagalan
sirkulasi perifer, miokarditis, trombosis,
tromboflebitis), hematologik (anemia
hemolitik, trombositopenia, KID), paru
(pneumonia, empiema, pleuritis), hepatobilier
(hepatitis, kolesistitis), ginjal
(glomerulonefritis, pielonefritis, perinefritis),
tulang (osteomielitis, periostitis, spondilitis,
artritis), neuropsikiatrik (toksik tifoid)

Pencegahan

Pencegahan primer. Vaksin


Indikasi vaksinasi adalah bila hendak mengunjungi daerah endemik,
orang yang terpapar dengan penderita karier tifoid dan petugas
laboratorium / mikrobiologi kesehatan.
Pencegahan sekunder. Dianosa (klinik, mikrobiologi / pembiakan
kuman,serologi)
Penemuan penderita maupun carier secara dini melalui peningkatan
usaha surveilans demam tifoid
Perawatan umu mdan nutrisi yang cukup
Pemberian anti mikroba (antibiotik)
Pencegahan Tersier
pola hidup sehat, pemeriksaan laboratorium pasca penyembuhan
untuk mengetahui kuman masih ada atau tidak

Prognosis

Dubia et bonam

Kesimpulan

Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi usus


halus yang disebabkan oleh salmonella tipe A, B
dan C yang dapat menular melalui oral, fecal,
makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Demam typhoid timbul akibat dari infeksi oleh
bakteri golongan Salmonella yang memasuki
tubuh penderita melalui saluran
pencernaan.Masa 7-14 hari. Demam lebih dari
seminggu, Lidah kotor, Mual Berat sampai
muntah, Diare atau Mencret, Lemas, pusing, dan
sakit perut, Pingsan, Tak sadarkan diri.

Anda mungkin juga menyukai