DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur sterilisasi ruang kerja?
2. Bagaimana prosedur sterilisasi medium dan alat-alat?
3. Bagaimana prosedur sterilisasi eksplan?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan agar pembaca mengetahui bagaimana
prosedur sterilisasi yang baik dan benar, agar medium kultur tidan terkontaminasi
baik itu jamur atau bakteri.
BAB II PEMBAHASAN
Contohnya pada sterilisasi biji jeruk, autoklaf pada suhu 121, tekanan
15 psi selama 15-20 menit. Eksplan diperoleh dari biji jeruk keprok/siam. Biji
jeruk yang akan ditanam dalam media dikupas dan disterilkan. Sterilisasi eksplan
dilakukan tiga tahap, yakni: 1) disterilkan dengan alkohol 70% selama 2-3 menit;
2) disterilkan 2 kali dengan 50 : 50 bayclin (sodium hipoklorit 5.25%) + Tween
selama minimal 5 menit; 3) dibilas dengan aquadest steril sebanyak tiga kali.
Setelah sterilisasi, biji jeruk tersebut dikeringanginkan dan ditanam dalam media
(MS atau WPM, sesuai percobaan), yang diberi pemadat bubuk agar 8 g.L-1,
keasaman media sekitar pH 5,7. Dalam penelitian juga dicobakan penambahan
malt extract, BA, maupun amoxycillin untuk menekan kontaminasi. Media
dituang ke dalam botol kultur sebanyak 20 mL dan selanjutnya disterilkan dalam
autoklaf pada suhu 1210C, tekanan 15 psi selama 15-20 menit. Media dibiarkan
selama 3 hari di rak kultur untuk memastikan ada tidaknya kontaminasi.
Penanaman eksplan dilakukan dalam laminair air flow cabinet yang sudah
disterilkan. Botol yang telah diisi eksplan diletakkan pada rak kultur. Ruang
penanaman dan ruang kultur diupayakan bersuhu sekitar 250C. Lampu fluorescent
biasa digunakan sebagai sumber cahaya dalam ruang kultur. Parameter yang
diamati meliputi : persentase tumbuh (%), tinggi tanaman, jumlah daun, dan
panjang akar (Teguh Wijayanto, 2011).
Ada tiga kategori strelisasi, yaitu sterilisasi ringan, sedang, dan berat. Pada
sterilisasi ringan, eksplan direndam dalam cairan pemutih pakaian 20% selama 10
menit, lalu dibilas dengan air steril. Selanjutnya, eksplan direndam dalam cairan
pemutih pakaian 15% selama 10 menit dan dibilas dengan air steril. Terakhir,
eksplan direndam dalam cairan pemutih pakaian 10% selama 10 menit, lalu
dibilas dengan air steril tiga kali. Untuk sterilisasi sedang, eksplan direndam
dalam HgCl2 0,1-0,5 mg/l selama 7 menit, lalu dibilas dengan air steril. Setelah
itu, eksplan direndam dalam cairan pemutih pakaian 15% selama 10 menit, lalu
dibilas dengan air steril. Terakhir, eksplan direndam dalam cairan pemutih
pakaian 10% selama 10 menit, kemudian dibilas dengan air steril tiga kali. Pada
sterilisasi keras, eksplan direndam dalam larutan HgCl2 0,1-0,5 mg/l selama 10
menit, lalu dibilas dengan air steril. Selanjutnya, eksplan direndam dalam alkohol
90% selama 15 menit, lalu bilas dengan air steril. Terakhir, eksplan direndam
dalam cairan pemutih pakaian 20% selama 10 menit kemudian dibilas dengan air
steril tiga kali (Siti Aisyah dkk, 2011).
Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan
bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi
berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten
dari kehidupan mikrobia akan diluluhkan sterilisasi dapat dilakukan dengan
berbagai cara yaitu panas, penyaringan, radiasi, dan penambahan bahan kimia.
Sedangkan sterilisasi dengan cara panas dapat dilakukan dengan panas basah,
panas kering, pemanasan bertahap dan perebusan.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebelum melakukan kegiatan kultur jaringan ruangan yang digunakan
harus disterilkan, pensterilannya dengan cara menyinari ruangan dengan sinar UV
saat kita tidak bekerja dalam ruangan, atau kita dapat bekerja dalam laminar air
flow. Setiap alat-alat yang akan digunakan dalam mengkultur perlu disterilisasi,
salah satunya dengan autoklaf, dengan temperatur 121oC, tekanan 15-17 psi
dengan waktu 15-40 menit tergantung banyak alat yang di autoklaf. Untuk
mensterilkan eksplan dapat digunakan bahan pensteril, bahan pensteril yang
umum digunakan adalah calcium hypochlorite , sodium hypochlorite,
sublimat/mercuric chloride (HgCl2), alkohol dsb.
B. Saran
Saran penulis, supaya pembaca dapat lebih teliti lagi dalam melakukan
kultur jaringan, buat semua alat yang digunakan dalam kultur jaringan dalam
kondisi aseptic degan cara mensterilisasinya.
Daftar Pustaka
Aisyah, Siti dan Surachman, Dedi. 2011. Teknik Sterilisasi Rimpang Jahe sebagai
Bahan Perbanyakan Tanaman Jahe Sehat secara In Vitro. Bulletin Teknik
Pertanian Vol. 16, No.1 Hal: 34-36
Inforedia 2009.www.cara-cara-pembuatan-medium-kultur.html.Diakses pada
tanggal 20 Agustus 2017.
Pali, Elma dkk. 2015. Perkenalan Alat dan Sterilisasi. Jurnal Pratikum
Mikrobiologi Dasar.
Sukmadjaja, Deden dan Mariska, Ika. 2003. Perbanyakan Bibit Jati Melalui
Kultur Jaringan. Bogor: Balai Penelitian Bioteknologi Dan Sumberdaya
Genetik.
Wijayanto, Teguh. 2011. Produksi Bibit Jeruk Keprok (Citrus reticulate) dan
Jeruk Siam (Citrus sinensis) secara In Vitro yang Bebas Penyakit CVPD di
Sulawesi Tenggara. AGRIPLUS, Vol. 21 No. 02