Anda di halaman 1dari 19

KELOMPOK KERJA

KELOMPOK IV:

HARMAIZA DEWI (1610212041)


KHAIRUN NISAK (1610212045)
TRI MAYLIZA (1610212052)
RAKA FAJAR KURNIA (1610212054)
M. RIDHO OMBRI (1610212060)
MIFTAHUR RAHMAWATI (1610212061)
KONSEP DASAR MENGENAI
KELOMPOK KERJA
PENGERTIAN KELOMPOK DAN KELOMPOK KERJA
Stomer, freeman dan gilbert (1995) mendefinisikan
kelompok sebagai kumpulan dua orang atau lebih yang
saling berinteraksi dan saling mempengaruhi untuk suatu
tujuan tertentu yang dipahami bersama (two or more people
who intecat and influence each other toward a common
purpose).
kelompok memiliki karakteristik :
merupakan kumpulan yang beranggotakan lebih dari satu
orang yang berarti adanya karakteristik yang berbeda dari
setiap orang
Adanya interaksi di antara kumpulan orang tersebut
Adanya tujuan bersama yang ingin dicapai

PEKERJAAN adalah sesuatu yang telah direncanakan oleh


organisasi untuk dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan.

KELOMPOK KERJA dapat didefinisikan sebagai kelompok yang


disusun oleh organisasi dengan tujuan untuk menjalankan
berbagai pekerjaan yang terkait dengan pencapaian tujuan
organisasi
Kelompok Kerja Formal dan Informal

Kelompok Kerja Formal


Adalah kelompok kerja yang dibentuk atau disusun secara resmi oleh
manajer dimana kelompok kerja tersebut diberikan yugas dan
pekerjaan yang terkait dengan pencapaian tujuan organisasi.

Kelompok kerja formal dapat berupa:


Kelompok kerja langsung (command team)
Kepanitiaan (committee)
Kelompok kerja temporal atau khusus (task force team/specific
team)
kelompok kerja langsung merupakan kelompok kerja yang
disusun oleh manajer dan beranggotakan beberapa orang
bawahan yang berada dibagian dimana manajer tersebut
ditugaskan.

kepanitiaan adalah kelompok kerja yang disusun oleh manajer


dan beranggotakan beberapa orang yang bisa berasal dari bagian
yang sama, atau juga dari bagian lain dari suatu organisasi.

kelompok kerja temporal atau khusus adalah kelompok kerja


yang disusun untuk kepentingan-kepentingan khusus yang
bersifat sementara.
Kelompok Kerja Informal
Adalah kelompok yang disusun atau tersusun dengan sendirinya ketika
beberapa anggotadari organisasi yang kegiatannya biasanya tidak
terkait langsung dengan rencana-rencana rutin dari organisasi. Namun,
secara tidak langsung mempengaruhi kinerja dari orang-orang dalam
organisasi.

4 tujuan kelompok kerja informal


o Untuk memelihara dan memperkuat perilaku positif dari para anggota
o Untuk menciptakan dan memelihara interaksi sesame anggota,
sehingga anggota merasa nyaman, puas, dan aman
o Untuk membantu para anggota agar dapat saling berkomunikasi dan
berinteraksi dalam bentuk yang informal dna fleksibel
o Untuk membantu manajr dalam menyelesaikan persoalan-persoalan
yang mungkin dalam kondisi formal tidak dapat diselesaikan.
Karakteristik Kelompok Kerja

TAHAPAN DALAM PEMBENTUKAN DAN INTERAKSI TIM KERJA


5 tahapan bagaimana sebuah tim kerja terbentuk dan berinteraksi:
Pembentukan (forming)
dimana kelompok kerja dibentuk oleh manajer. Kelompok kerja
ini terdiri dari pemimpin kelompok dan anggota-anggotanya dan
ditentukan tugas-tugas yang harus dilakukan.

Penguatan (storming)
pada tahapan ini anggota telah menerima tugas masing-masing
dan mulai berinteraksi satu sama lain.
Penyesuaian (norming)
tahapan ini dimana keseluruhan anggota secara alamiah
maupun dipaksa harus menyesuaikan diri dengan berbagai
perbedaan yang ada dan terjadi

Perwujudan (performing)
dimana setiap anggota kelompok akan memperlihatkan hasil
dari setiap pekerjaannya terhadap tujuan dari kelompok kerja.

Pencairan atau Penilaian (adjourning)


tahapan ini merupakan tahapan akhir dari proses
terbentuknya kelompok kerja, tahapn ini dapat dikatakan tahapan
antiklimaks dari seluruh rangkaian kerja dari kelompok kerja.
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA
pemimpin formal adalah seseorang yang ditunjuk atau
ditugaskan secara formal oleh organisasi untuk memimpin orang-
orang dalam melakukan suatu pekerjaan.
pemimpin informal adalah seseorang yang secara alamiah
dianggap mampu memainkan perannya sebagai pemimpin ketika
kelompok kerja telah bekerja dan saling berinteraksi.

pemimpin formal dapat berperan sebagai pemimpin informal


sekiranya dirinya mampu diterima oleh kelompok kerja dan
kelompok kerja mau mengikuti apa yang diaahkan olehnya. Namun
pemimpin informal belum tentu merupakan pemimpin formal.
NORMA DALAM KELOMPOK KERJA
norma adalah sesuatu yang diterims dan disepakati oleh
kelompok sebagai aturan yang mengontrol perilaku dan tindakan
mereka.
norma penting didalam kelompok kerja karena keragaman dari
karakteristik dalam kelompok kerja. Keragaman ini dapat menjadi
potensi positif jika setiap anggota dapat memahami bahwa
keragaman diantara mereka merupakan sesuatu yang alamiah dan
perlu dipertemukan. Keragaman dapat pula menjadi potensi
negatif atau konflik apabila para anggota kelompok tidak mencoba
memahami keragaman dari masing-masing individu tersebut
sebagai sesuatu yang alamiah dan perlu dipertemukan
SOLIDARITAS DAN INTEGRITAS DALAM KELOMPOK KERJA
(COHESIVENESS)
solidaritas dan integritas dalam kelompok kerja adalah tingkat
kekompakan dan rasa memiliki, serta pandangan positif para
anggota kelompok terhadap kelompok mereka sendiri.
3 cara agar kelompok kerja dapat mewujudkan tingkat solidaritas
dan integritas yang tinggi:
1. Memperkenalkan kompetisi atau persaingan antarkelompok kerja
dlam pengertian positif.
2. Meningkatkan tingkat interaksi antar anggota dalam kelompok
kerja.
3. Mengankat isu bersama berupa tujuan atau target-target yang
harus dicapai bersama.
Mewujudkan kelompok kerja yang efektif

PANDUAN AGAR KELOMPOK KERJA BERJALAN EFEKTIF.


1. Tujuan dari pembentukan kelompok kerja hendaknya benar-benar jelas
sehingga para anggota dapat mengenali secara jelas apa yang
menjadi tujuan dari kelompok kerja yang dibentuk serta menjelaskan
arah yang akan dituju oleh kelompok kerja.
2. Peran serta pembagian kerja dari setiap anggota kelompok kerja perlu
juga diperjelas.
3. Jumlah anggota yang optimal dari sebuah kelompok kerja perlu
ditentukan
4. Pemimpin dari kelompok kerja perlu ditentukan atas dasar
kapabilitasnya dikelompok kerja tersebut.
5. Seluruh sumber daya yang diperlukan hendaknya tersedia
terdistribusi secara merata sesuai dengan struktur tugas yang telah
ditentukan.
6. norma-norma perlu disepakati sebelum pekerjaan dilakukan,
yaitu sesaat setelah kelompok kerja baru terbentu atau tersusun,
7. Jadwal kerja perlu disusun secara spesifik dan disusun bersama
seluruh anggota kelompok kerja agar rasa memiliki dan tanggung
jawab dari seluruh anggota kerja dapat diandalkan
8. Perlu diadakan momentum-omentum formal maupun informal
untuk lebih memperkuat solidaritas dan integritas sesame anggota
9. Fokuskan setiap kegiatan pada kinerja kelompok kerja kerja,
bukan kepada personality dari anggota kelompok.
Model Kelompok Kerja yang Efektif

Kinerja

KEAHLIAN PERTANGGUNGJAWABAN

Pekerjaan Kelompok Pertumbuhan Individu


KOMITMEN
Pertumbuahan individu
pertumbuhan individu merupakan pilar pertama dari kelompok
kerja dimana dalam kelompok kerja setiap individu memiliki
tujuannya masing-masing ketika mereka bekerja dalam satu
kelompok selain juga bertujuan untuk meraih tujuan kelompok.
Pekerjaan kelompok
pekerjaan kelompok merupakan pilar kedua adalah sesuatu yang
dihasilkan dari komitmen para anggota ketika bekerja dalam sebuah
kelompok kerja. Pekerjaan kelompok terkait dengan kinerja
kelompok secara keseluruhan jika pekerjaan kelompok tersebut
didukung oleh keahlian atau kemampuan yang memadai bagi
tercapainya kinerja yang diharapkan.
Keefektifan
keefektifan merupakan pilar ketiga dimana dapat dilihat dari
kinerjanya.
kinerja keseluruhan dari sebuah kelompok kerja dapat
dilihat dari dua hal, yaitu : bagaimana kelompok kerja
memberikan hasil pekerjaan mereka dan bagaimana peran
individu dalam kelompok kerja dapat dipertanggungjawabkan
dalam mendukung upaya pencapaian kinerja kelompok.
Konflik dlm Kelompok
Kerja
Konflik antar bawahan di bagian yg sama dlm sebuah
organisasi
Konflik antara bawahan & pimpinan di bagian yg sama
dlm sebuah organisasi
Konflik antar bawahan di bagian yg berbeda dlm
sebuah organisasi
Konflik antara pimpinan & bawahan di bagian yg
berbeda dlm sebuah organisasi
Konflik antar pimpinan bagian yg berbeda dlm sebuah
organisasi. Dsb.
Sumber Konflik

Faktor komunikasi (communication factors)


Faktor struktur tugas maupun struktur
organisasi (job structure or organization
structure)
Faktor yg bersifat personal. (personal factors)
Faktor lingkungan (environmental factors)
Pendekatan dalam Manajemen Konflik

Pendekatan dalam Program Yang dijalankan


Manajemen Konflik

Stimulasi Konflik Peningkatan persaingan antar individu dan kelompok


Pelibatan pihak eksternal ke dalam bagian dimana konflik terjadi
Perubahan aturan main atau prosedur yang ada

Pengendalian Konflik Perluasan penggunaan sumber daya organisasi


Peningkatan Kordinasi dalam organisasi
Penentuan tujuan bersama yang dapat mempertemukan berbagai pihak yang terlibat
dalam konflik
Mempertemukan perilaku dan kebiasaan kerja dari para pegawai

Penyelesaian Penghindaran Konflik dengan jalan penghindaran sumber-sumber konflik


Dan Intervensi terhadap pihak-pihak yang terlibat konflik untuk melakukan kompromi
Penghilangan Konflik Mengakomodasi keinginan pihak-pihak yang terlibat konflik dalam suatu forum
penyelesaian konflik.

Anda mungkin juga menyukai