Anda di halaman 1dari 3

TUGAS

APLIKOM
Membuat Daftar Pustaka dengan Endnote

Oleh:

Riya Mawadatuz Zakiyah


14030194082
PKA 14

PENDIDIKAN KIMIA A 2014

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

TAHUN 2016
i
i
Susu merupakan bahan pangan yang mengandung unsur gizi lengkap, tetapi produksi
susu di Indonesia relatif masih kecil, sehingga harganya menjadi relatif tinggi. Kalau harga
susu sapi melambung tinggi, mungkin susu kedelai bisa menjadi pengganti. Sebab mutu
proteinnya nyaris sama dengan susu sapi (Koswara, 1991).
Susu kedelai mengandung banyak gizi, akan tetapi masyarakat luas tidak mengetahui
hal tersebut, sehingga tingkat konsumsi susu kedelai di indonesia masih rendah, terutama bila
dibandingkan dengan Cina, Filipina atau Thailand. Salah satu penyebab kurang
berkembangnya susu kedelai adalah karena adanya cita rasa langu atau (beani flavore) yang
kurang disukai. Cita rasa langu tersebut timbul akibat aktifitas enzim Lipoksiganase yang
secara alami terdapat pada biji kedelai. Enzim ini aktif saat biji kedelai pecah pada proses
pengupasan kulit dan penggilingan karena kontak dengan udara atau oksigen (Ginting, Sri, &
Sri, 2009).
pengembangan susu kedelai menjadi soygurt dimulai karena aroma khas susu kedelai
yang kurang disukai oleh konsumen. Dibandingkan dengan yoghurt susu sapi, soygurt
mempunyai beberapa keuntungan, yakni lebih sedikit memerlukan starter dan pembuatannya
dapat dilakukan pada suhu kamar. Susu kedelai tidak mengandung vitamin C, tetapi
mengandung vitamin A 0,02 %, vitamin B1 0,04 %, dan vitamin B2 0,02 % (Cahyadi, 2009).
menunjukkan bahwa rata-rata kadar protein mengalami peningkatan sejalan dengan
penambahan ekstrak susu kedelai, hal ini disebabkan karena kandungan protein pada ekstrak
susu kedelai juga penambahan protein dari mikroba dalam bibit kefir. (Yusmarini & Efendi,
2004)
Pati yang terkandung dalam kedelai ini diyakini dapat meningkatkan viskositas
(Whistler & Miller, 1997)
Isoflavon dapat berperan sebagai antiestrogen, hal ini akan mengurangi resiko
terjadinya kanker (Esitiasih, 2005)
Rata-rata nilai viskositas kefir pada semua perlakuan semakin meningkat sejalan
dengan meningkatnya persentase penambahan ekstrak susu kedelai, menunjukkan perbedaan
pengaruh yang sangat nyata (P<0,01). Meningkatnya penambahan ekstrak susu kedelai
berarti meningkatkan total padatan dan meningkatkan viskositas. Kenaikan
viskositas dapat dipengaruhi oleh turunnya pH serta jumlah karbohidrat dan protein
yang terkandung dalam kefir. Pengaruh enzim proteolitik dapat memecah ikatan polipeptida
menjadi lebih pendek dan protein terdenaturasi membentuk padatan yang lebih kompak
(Aini, Suranto, & S, 2003)
Aini, Y. K., Suranto, & S, R. (2003). Pembuatan Susu Kedelai Dengan Variasi Kadar Susu
Skim dan Inokulum. Biosmart , (pp. vol 5 no 89-93).

Cahyadi, W. (2009). Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Bumi
Akasara.

Esitiasih, T. (2005). Kimia dan Teknologi Kacang-Kacangan . Malang: Fakultas Teknologi


Hasil Pertanian UB.

Ginting, E., Sri, S. A., & Sri, W. (2009). Varietas Unggul Kedelai Untuk Bahan Baku
Industri Pangan. Litbang Pertanian , 79-87.

Koswara, S. (1991). Teknologi Pengolahan Kedelai. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Whistler, & Miller. (1997). Cabohydrate Chemistry For Food Science . Minessota: Eagen
Press.

Yusmarini, & Efendi. (2004). Evaluasi Mutu Soygurt Yang Dibuat Dengan Penambahan
Bebarapa Jenis Gula. Natur Ind , 6 (2) 104-110.

Anda mungkin juga menyukai