Anda di halaman 1dari 2

1. Pengambilan batang dan akar pisang. 2.

Batang dan akar pisang yang telah diambil lalu dicuci


dengan menggunakan air mengalir 3. Kedua bagian tanaman di timbang masing masing
1,7kg 4. Masing-masing bahan dipotong kira-kira dengan ukuran 0,5x0,5 cm 5. Dikeringkan
dengan menggunakan oven. Setelah kering, dilanjutkan dengan proses ekstraksi. Metode
yang dipakai adalah metode maserasi. 6. Setiap bagian direndam dalam tabung erlenmeyer
dengan methanol hingga 1 cm diatas permukaan sampel. Perendaman dilakukan selama 3 x
24 jam sambil sesekali diaduk setiap hari. 7. Hasil rendaman dilakukan penyaringan dan
dievaporasikan dengan rotary evaporator dan dilakukan penguapan dengan pemanasan
dibawah 60 C agar pelarut hilang dan sampai diperoleh ekstrak yang kental. 8. Hasil
ekstraksi disimpan di dalam lemari pendingin dengan suhu 4o C

Batang pisang yang telah diambil lalu dicuci dengan menggunakan air mengalir serta dipotong kecil-
kecil, kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari dibawah jam 10.00 wita dengan dilapisi kain
hitam. Setelah kering, dilanjutkan dengan proses ekstraksi.

Metode ekstraksi yang dipakai adalah metode maserasi yaitu merendam batang pisang yang sudah
dikeringkan dengan metanol 70% hingga 1 cm diatas permukaan sampel. Perendaman dilakukan
selama 3 x 24 jam sambil sesekali diaduk setiap hari, dilakukan penyaringan dan hasilnya diuapkan
dengan vaccum rotary evaporator dengan suhu pemanasan 40-500 C sampai diperoleh ekstrak yang
kental kemudian diuapkan lagi dengan menggunakan waterbath sehingga didapatkan bobot tetap.
Campuran minyak kedelai dan benzil benzoat (1: 1 v / v) digunakan sebagai fase minyak dalam. LR300
ditambahkan ke dalam fase minyak dalam untuk persiapan mikrokapsul kalsium alginat inti-shell.
Fasa berair tengah mengandung 1 wt% F127, 1,5 g / L CaCO3 nanopartikel, 2% berat natrium alginat,
dan 30 mmol / L PAG. Fase minyak luar adalah minyak kedelai dengan PGPR 8% (b / v)

Untuk menyiapkan larutan inti cair, 1 g CaCl2 dan 90 g gliserol dilarutkan dengan air sampai
mencapai 100 mL (= 0,22 Pa s, 20 C). Peran gliserol adalah memodulasi kerapatan larutan inti cair
dan untuk memastikan bentuk bulat kapsul (Blandino et al., 1999). Untuk mengetahui pengaruh pH,
larutan cairan-inti dengan nilai pH yang berbeda (2, 3, 5) dibuat dari larutan stok dengan
menambahkan beberapa tetes HCl. Untuk mempelajari pelepasan pasif dari sistem yang diperoleh,
riboflavin dilarutkan dalam larutan inti cair.

Larutan alifatik 1% berat disiapkan dengan cara dispersi serbuk polimer dalam air suling yang diaduk
sampai disolusi habis. Untuk membuat larutan kerang, polimer dilarutkan selama 1 jam dalam
larutan amonium bicarbonat 1,5% berat pada 50 C sampai konsentrasi akhir 12% berat. Kelebihan
garam amonium kemudian dihilangkan dengan memanaskan larutan pada 65 C sampai pH konstan
tercapai (pH 7.4) dan air yang diuapkan diganti (Farag & Leopold, 2011).

Anda mungkin juga menyukai