Anda di halaman 1dari 2

Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs), atau dikenal sebagai poly-aromatic

hydrocarbons atau polynuclear aromatic hydrocarbons merupakan senyawa organik yang


berpotensi menjadi pencemar di lingkungan baik di udara, air, sedimen maupun tanah.
Senyawa ini dihasilkan dari proses pembakaran tidak sempurna dan atau proses tekanan
tinggi. PAH diakui sebagai zat yang bersifat karsinogen atau mutagen yang potensial dan
terdaftar sebagai sumber polutan oleh United States Environmental Protection Agency and
European commission. Sumber PAH bisa bersifat alami atau antropogenik. Sumber alami
PAH adalah kebakaran hutan, letusan gunung berapi, tumpahan minyak, sedangkan sumber
antropogenik dapat bersifat petrogenik atau pirogenik. Sumber petrogenik adalah produk
minyak bumi, bahan bakar fosil, bensin, aspal, dan lain-lain. Sedangkan sumber pirogenik
dihasilkan industri, asap rokok, pembakaran rumah tangga dan pembakaran bahan bakar yang
tidak sempurna.

Salah satu sumber utama dari PAH adalah produksi kokas. Kokas adalah sisa padat
yang merupakan hasil akhir proses kondensasi dalam perengkahan dan terdiri atas
hidrokarbon polisiklis tinggi dengan kadar hidrogen yang sangat rendah. Air limbah industri
yang diolah menjadi kokas mengandung PAH dan dilepaskan ke dalam sistem air atau
digunakan untuk pendinginan kokas. pendinginan kokas menyebabkan pelepasan PAH ke
udara atmosfer. Oleh karena itu diperlukan pengembangan metode yang sesuai untuk
menghilangkan PAH dari air sungai serta limbah industri. Kelarutan PAH dalam air sangat
rendah dan menurun dengan meningkatnya berat molekul PAH. Menurut undang-undang
tersebut, batas PAH yang diizinkan dalam limbah industri yang dilepaskan ke selokan adalah
0,2 mg L-1, sedangkan batas PAH yang digunakan dalam air minum menurut WHO adalah
0,002 mg L-1.
Berbagai metode seperti degradasi biodegradasi, katalitik, dan fotokatalitik telah
digunakan untuk pengangkatannya dari sistem air limbah dan industri. Metode ini memiliki
beberapa keterbatasan seperti biodegradabilitas PAH yang rendah, metabolit yang terbentuk
selama degradasi mungkin lebih berbahaya dibandingkan senyawa induk.

Adsorpsi adalah teknik sederhana, serbaguna, dan ampuh untuk menghilangkan


polutan dari sistem cair. Karbon aktif adalah adsorben yang paling banyak digunakan untuk
menghilangkan polutan. Beberapa bahan baku seperti sekam padi, sabut kelapa, limbah ban,
kulit tanaman, limbah sayuran, dan limbah ayam telah digunakan untuk sintesis karbon
aktif . Memon dkk. dan Owabor et al. telah menggunakan kulit pisang dan kulit jeruk untuk
menghilangkan Cr (III) dan naftalena. Dalam penelitian ini, mengguunakan kulit pisang
untuk mensintesis karbon aktif dengan kapasitas adsorpsi tinggi.

Anda mungkin juga menyukai